Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

Analisis Kualitatif Senyawa Turunan Alkaloid dan Anastesi lokal


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Farmasi Analisis I
Dosen :
Ade Yeni Aprilia M.Si
Dra.Hj. Lilis Tusnilah, M.Si., Apt

Oleh :
Gina Najmah Yuhana 31117067
3 – B Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2019/2020
No. Praktikum : 3
Hari / Tanggal : Senin ,1 Oktober 2019
No. Sampel : 1. 37
2. 241

A. Tujuan Praktikum
1. Menganalisis dan mengidentifikasi golongan alkaloid dan anastesi
lokal pada sediaan farmasi.
2. Menganalisis sampel zat organik pada sedian farmasi.
B. Tinjauan Pustaka
Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyaka N
heterosiklik dan terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini
tidakmengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino,
peptida, protein, nukleotid, asam nukleik gula amino dan antibiotik
biasanya tidak digolongk N sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama,
senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid
termasuk dalam golongan ini. Sifat umum alkaloid :
1. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid yang
berada dalam bentuk garam biasanya mudah larut dalam air.
2. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3
atau pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan
ini digunakaan sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid.
3. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk
amorf. Alkaloid yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam
molekulnya. Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan bentuk
kristal ini berguna untuk identifikasi secara mikroskopik.
4. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,se
kunder, tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N
ini bersifat basa. Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi
yang dapat mengikat proton secara kovalen sehingga membentuk
garamnya yang umumnya larut dalam air.
(Rogers MF, Wink M. 1998)
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara
kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air
dan alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin
aromatik tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid),
bagian badan sebagai Penghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan
bagian ekor yang terdiri dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik. (
Saprol, 2010).
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak
stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk
garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik
lokal sering dikombinasikan dengan vasokonstriktor dengan maksud
memperpanjang dan memperkuat kerja anestetik lokal dan juga
mengurangi kecepatan absorpsi anestetik lokal sehingga akan mengurangi
toksisitas sistemiknya.Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam
200.000 bagian) dan norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian) ( Saprol,
2010).
Penggolongan Anasthesi Lokal Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat
di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester).
Contohnya : Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain.
2. Senyawa amida (terdapatnyaikatan amida).
Contohnya : Lidokain, procain HCl.
C. Prosedur kerja

Sampel

+ air , kocok

No : 37 No : 241
Mengambang tidak mengambang (-)
(+) talk talk

Mortir + gliserin + etanol Sampel + etanol →


→ sentrifius vortex

Residu Filtrat

ALKALOID
+HCl+reagen mayer ↓putih
+HCl+reagen bourchardat ↓
+HCl+reagen dragendorf ↓
Sampel

Gol anilin
Gol
+HNO3 Gol
Gol pirazolon Gol Gol
pekat Gas Opium
xantin +FeCl3 kuininin lain
merah +FeCl3
+FeCl3 biru hijau +talleoku +FeCl3
coklat biru
(ungu) coklat in (hijau) kuning
(paraceta kehijauan
(antalgin)
mol)

Sampel Sampel
( uji fenilbutazon ) ( uji efedrin hcl )

+ + mandelin’s + Fecl3 → + CuSO4 +


lieberman’s test → kuning NaOH →
test → violet ungu /
brown violrt tua
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan
SAMPEL 37
CARA KERJA HASIL DUGAAN
Bentuk Serbuk Kaffein, Teofillin,
Warna Hijau Toska Kodein Hcl, Antalgin,
Bau Tidak Berbau Fenilbutazon.
Uji Golongan Endapan putih Alkaloid Xantin,
Sampel + HCL + Pirazolin, Kinin,
Reagen Mayer Opium, Analin.
Uji Sub Golongan Endapan Hitam Alkaloid Xantin
Zat + NaOH +
AgNO3
Uji Penegasan Endapan Larut Coffein
Zat + Lar Iodium +
HCL Encer → ↓
Coklat + NaOH
SAMPEL 241
CARA KERJA HASIL DUGAAN
Bentuk Serbuk Parasetamol , efedrin
Warna Putih hcl, antalgin, kaffein.
Bau Tidak Berbau
Uji Golongan Endapan putih Alkaloid Xantin,
Sampel + HCL + Pirazolin, Kinin,
Reagen Mayer Opium, Analin.
Uji Sub Golongan Berwarna kuning Antalgin, piramidon,
Zat + FeCL3 + air antypirin.
Uji Penegasan Warna kuning Antalgin
Zat + FeCL3
2. Pembahasan
 Sampel nomor 37
Pada praktikum kali ini pada sampel 37 dugaan oleh praktikan
adalah coffein. Namun ketika di analisis kembali tenyata
Fenilbutazon. Pada uji organoleptik hasil yang didapatkan
bentuknya serbuk Serbuk hijau toska tidak berbau. Kemudian di
uji golongan dengan menggunakan HCL encer dan reagen
dragendrof fungsi dari pada ditambah kan HCL adalah untuk
membuat Alkaloid yang berbentuk basa menjadi garam. Alkaloid
sendiri memiliki elektron bebas sehingga akan membentu reaksi
komplek ketika adanya logam pada penambahan reagen mayer
dan HCL.
Kemudian direaksikan dengan menggunakan reagen
lieberman. Regaen lieberman harus dipanaskan terlebih dahulu
dengan suhu 100˚C, kemudian direaksikan dengan sampel
fenilbutazon berupa serbuk agar hasil rekasi warna yang
dihasilakan sesuai dengan referensi. Hasil penelitian reaksi reagen
lieberman dengan fenilbutazon berwarna coklat karena adanya 2
cincin benzena yang berdekatan. Ketika direaksikan dengan
reagen mandelin yang terbuat dari amonium metevanadat yang
dilarutkan didalam asam sulfat. Hasil reaksi yang diperoleh
terbentuk warna violet karena disebabkan oleh adanya bilangan
oksidasi dari vanadium yaitu +5. Berdasarkan hasil uji kualitatif
disimpulkan bahwa sampel 37 adalah fenilbutazon.

Struktur Kimia Fenilbutazon


 Sampel nomor 241
Pada praktikum kali ini pada sampel 241 dugaan oleh
praktikan adalah coffein namun ketika di analisis kembali tenyata
Effedrin HCL. Pada uji organoleptik hasil yang didapatkan
bentuknya serbuk putih tidak berbau. Kemudian di uji golongan
dengan menggunakan HCL encer dan reagen dragendrof fungsi
dari pada ditambah kan HCL adalah untuk membuat senyawa
alkaloid yang berbentuk basa menjadi garam. Alkaloid sendiri
memiliki elektron bebas sehingga akan membentu reaksi komplek
ketika adanya logam pada penambahan reagen mayer dan HCL.
Kemudian, sampel direaksikan dengan FeCl3 hasilnya warna
kuning.
Menurut literatur hasil tersebut positif untuk efedrin HCl.
Sampel + FeCl3 → kuning. Timbulnya warna kuning tersebut
disebabkan tidak terjadi reduksi FeCl3 oleh sampel, sehingga
warna kuning tidak berubah. Kemudian, sampel direaksikan
dengan CuSO4 dan NaOH hasilnya ungu. Menurut literatur hasil
positif untuk efedrin HCl. Sampel + CuSO4 + NaOH → Ungu
timbulnya warna ungu disebabkan karena terjadi reduksi CuSO4
oleh sampel, sehingga warna berubah menjadi ungu. Terakhir
sampel direasksina dengan aqua iod menghasilkan warna coklat
hitam. Menurut literatur hasil positif untuk efedrin HCl. Sampel +
Aqua iod → coklat hitam timbul warna coklat hitam disebabkan
karena terjadi oksidasi iodium oleh sampel. Berdasarkan hasil uji
kualitatif disimpulkan bahwa sampel 241 adalah efedrin HCl.

Struktur Kimia Effedrin HCL


E. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil reaksi yang dihasilkan tersebut adalah
bahwa sampel dengan nomor 241 merupakan effedrin HCL dan sampel
nomor 37 merupakan fenilbutazon.
F. Daftar Pustaka
Rogers, M.F., Wink M. 1998.Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan
aplikasi . Plenum Press. Plenum Press.

Anda mungkin juga menyukai