Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahan Alam Farmasi
Oleh :
Farmasi 3A
2019-2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Uji Stabilitas Obat Jangka Panjang Dan
Dipercepat Dan Produk Fitofarmaka Yang Ada Di Indonesia” yang diajukan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Bahan Alam Farmasi.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tak terkecuali dosen mata kuliah
Bahan Alam Farmasi, Bapak Hendy Suhendy, M. Farm., Apt.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada saya menerima segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu stabilitas obat?
b. Apa saja jenis-jenis uji stabilitas obat?
c. Produk fitofarmaka apa saja yang ada di indonesia?
3. Tujuan
a. Mengetahui pentingnya uji stabilitas terhadap sediaan farmasi.
b. Mengetahui apa saja jenis-jenis uji stabilitas obat.
c. Mengetahui apa saja produk fitofarmaka yang ada di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stabilitas obat
Uji stabilitas ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana mutu zat aktif atau
produk obat berubah seiring waktu, dibawah pengaruh faktor lingkungan seperti
temperatur, kelembaban, dan cahaya.
Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu kamar yang
dikendalikan (300C ± 20C ) dengan kelembaban nisbi ruangan 75% ±5%, kecuali
untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu rendah (50C ± 20C)
dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24,36, 48, dan 60.
Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih
memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
Untuk produk baru biasanya pengujian dilakukan pada suhu ekstrim yang
dikendalikan (400C ± 20C ) dengan kelembaban nisbi ruangan 75% ± 5%, kecuali
untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu ruangan (250C ± 20C)
dengan kelembaban nisbi ruangan 60% ± 5%. Rentang waktu pengujian untuk uji
stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya pengujian
pada bulan ke-6 hanya untuk senyawa obat baru. Pengujian stabilitas dipercepat
menggunakan alat ”Climatic Chamber” untuk menjaga agar suhu ekstrim dan
kelembaban nisbi terkendali.
Orde II
Metode waktu paruh: Waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk
terurai setengahnya dari konsentrasi mula-mula
Y= Bx + A
Y Log Ct
A Log Co
B K/2,303
Xt
Kondisi Penyimpanan:
a. Pengaruh suhu: persamaan Arrhenius
b. Pengaruh kelembaban:hidrolisis obat
c. Pengaruh cahaya:oksidasi obat
Persamaan Arrhenius:
Dari persamaan Arrhenius terlihat bahwa laju reaksi (dalam hal ini
diwakili konstanta laju reaksi) semakin besar saat reaksi terjadi pada
temperatur tinggi yang disertai dengan energi aktivasi rendah.
B. Produk fitofarmaka yang ada di indonesia
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa
didorong menggunakan herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian
secara ilimiah. Jenis sediaan obat ini masih belum begitu populer di kalangan
masyarakat, dibandingkan jamu-jamuan dan herbal terstandar. Akan tetapi pada
dasarnya sediaan fitofarmaka mirip dengan sediaan jamu-jamuan karena juga
berasal dari bahan-bahan alami. Dalam ilmu pengobatan, fitofarmaka dapat
diartikan sebagai sediaan jamu-jamuan yang telah tersentuh oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian, khasiat dan penggunaan
fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan efektif daripada sediaan jamu-jamuan biasa,
karena telah memiliki dasar ilmiah yang jelas.
6. Produk Fitofarmaka
Daftar Nama Obat Fitofarmaka
a. Diabmeneer Nyonya Meneer – Fitofarmaka Diabetes (Kencing Manis)
mengandung ekstrak momordica fructis yang membantu mengurangi
konsentrasi gula darah.
Kesimpulan
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting
untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan sampai dengan hilangnya khasiat obat, obat
dapat berubah menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan sediaan
(warna, bau, rasa, konsistensi dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si
pemakai.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis
bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir (Badan POM. RI., 2004 ).
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2004). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang Ketentuan
Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
: Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Badan POM RI (2005). Pedoman Cara
Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik Jakarta Pengawasan Obat
dan Makanan RI : Jakarta.