Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH

KIMIA FISIKA

STABILITAS OBAT

DI SUSUN OLEH :

1. Afni putri anggraeni (15040003)


2. Ahmad saiepul bahri (15040006)
3. Ahmad surya ramadhan (15040007)
4. Aldigilang nurfajrin (15040008)
5. Firhand aziz setiawan (15040025)
6. Karlina fitriani (15040031)
7. Komarudin (15040033)
8. Maharani afina yolanda (15040036)
9. Mia maulida agustini (15040037)

KELOMPOK : 4

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

TANGERANG

2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3
2.1 Stabilitas obat..................................................................................3
2.2 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas oabat antara
lain : 3
2.3 Lima jenis stabilitas yang umum dikenal :.......................................3
1) Stabilitas fisika.................................................................................3
2) Stabilitas kimia................................................................................4
3) Stabilitas mikrobiologi.....................................................................7
4) Stabilitas farmakologi......................................................................9
5) Stabilitasi toksikologi.....................................................................10
2.4 Efek potensial yang tidak di inginkan dari ketidak stabilan produk
farmasi...................................................................................................13
2.5 Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi menjadi dua, yakni:. .14
2.6 Ruang Lingkup dan Alasan Uji Stabilitas.......................................17
2.7 Reaksi penguraian obat :...............................................................17
2.8 Usaha penstabilan.........................................................................18
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA FISIKA tentang
STABILITAS

Adapun makalah KIMIA FISIKA tentang " STABILITAS " ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak
pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah KIMIA FISIKA ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah KIMIA FISIKA
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah KIMIA FISIKA tentang


STABILITAS ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

HORMAT KAMI,

Penulis

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stabilitasi obat adalah kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang
dimilikinya pada saat dibuat (indentitas, kekuatan, kualitas, kemurnian)
dalam batasan yang di tetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan (shelf-life)

Sedian obat atau kosmetik yang stabil adalah suatu sediaan yang
masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode
penyimpanan dan penggunaan dimana sifat dan karakteristiknya sama
dengan yang dimilikinya pada saat di buat

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat yaitu Faktor


lingkungan seperti suhu (temperatur), radiasi, cahaya, udara (terutama
oksigaen, karbondioksida dan uap air) dan kelembaban dapat
mempengaruhi stabilitas. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
stabilitas, yaitu : ukuran partikel, pH, sifat air dan pelarut yang di
gunakan, sifat kemasan dan keberadaan bahan kimia lain yang
merupakan kontaminan atau dari pencampuran produk berbeda yang
secara sadar ditambahkan, dapat mempengaruhi satabilitas sediaan.

Ada lima jenis stabilitas yang umum dikenal, yaitu :Stabilitas Kimia,
Stabilitas Fisika, Stabilitas Mikrobiologi, Stabilitas Farmakologi, Stabilitas
Toksikologi

Potensial yang tidak di inginkan dari ketidakstabilan produk farmasi,


Hilangnya zat aktif, Naiknya konsentrasi zat aktif, BA berubah, Hilangnya
keseragaman kandungan,Menurunnya status mikrobiologi, Hilangnya
elegansi produk dan patien aceptability, Pembentukan hasil urai yang
toksik , Hilangnya kekedapan kemasan , Menurunnya kualitas label,
Modifikasi faktor hubungan fungsional

Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi menjadi dua, yakni: Uji


stabilitas jangka pendek (dipercepat)dilakukan selama 6 bulan dengan
kondisi ekstrim (suhu 4020C dan Rh 75% 5%). Interval pengujian
dilakukan pada bulan ke 3 dan ke-6, Uji stabilitas jangka panjang (real
time study),dilakukan sampai dengan waktu kadaluwarsa produk seperti
yang tertera pada kemasan. Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali
pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua.

Ruangan untuk uji stabilitas dibagi menjadi empat bagian, yaitu:


a) Ruangan dengan suhu 4020C dan Rh 75% 5%

Kimia Fisika Page 1


b) Ruangan dengan suhu 3020C dan Rh 75 %5%
c) Ruangan dengan suhu 2520C dan Rh 40% 5 %
d) Ruangan dengan suhu 4020C dan Rh 35%

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan stabilitas obat ?
b. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi stabilitas obat ?
c. Efek apa saja yang terjadi dari ketidak stabilan dalam produk
farmasi ?
d. Berdasarkan durasinya, dibagi menjadi berapa macam uji
stabilitas ?
e. Apa saja ruang lingkup dalam stabilitas obat ?

1.3 Tujuan
a. mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari stabilitas
b. mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas obat
c. mahasiswa dapat mengetahui dari efek ketidak stabilan dalam
produk farmasi
d. mahasiswa dapat mengetahui macam-macam uji stabilita
berdasarkan durasi.
e. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dalam stabilitas obat.

Kimia Fisika Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stabilitas obat
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat
atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepajang priode penyimpanan dan penggunaan untuk
menjamin indentitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk
tersebut.
Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang
dari segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya
penurunan kadar selama penyimpanan.
( Connors,et al.,1986).
Terjadinya dekomposisi obat akibat hidrolisis atau solvolisis dari
sediaan farmasi cair adalah adalah hal yang umum terjadi karena
kelembaban atau pelarut yang digunakan. Gugus-gugus fungsional
tertentu memudahkan terjadinya reaksi tersebut (Parrot,1970). Telah
dipelajari berbagai metode untuk meningkatkan stabilitas bahan
farmasi yang mengalami penguraian dengan jalan hidrolisis.

2.2 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas


oabat antara lain :
1) faktor lingkungan :
a. Temperatur
b. Oksigen
c. Karbon dioksida
d. Cahaya
e. Kelembapan
2) obat atau eksipien di dalam sediaan
a. ukuran partikel obat
b. pH

Kimia Fisika Page 3


3) Kontaminas obat
4) Kontaminasi logam tertinggal
5) Pembersian dari wadah

2.3 Lima jenis stabilitas yang umum dikenal :


1) Stabilitas fisika
Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika
dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan).
contoh dari perubahan fisika antara lain : migrasi (perubahan)
warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau
penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi :
pemeriksaan organoleptik, homogenitas, ph, bobot jenis.

Kriteria stabilitas fisika:


a. penampilan fisika meliputi; warna, bau, rasa, tekstur,
bentuk sediaan
b. keseragaman bobot
c. keseragaman kandungan
d. suhu
e. disolusi
f. kekentalan
g. bobot jenis
h. viskositas

Kestabilan Fisika
a. Suhu
b. Warna: Dilihat dari warna, kestabilan fisika pada zat tidak
berubah pada penyimpanan dalam jangka waktu
tertentu.
c. Bau : Tidak terjadi perubahan bau semenjak dari awal
pembuatan, pada saat penyimpanan sampai zat tersebut
digunakan.
d. Rasa: Rasa dari zat tersebut sesuai dengan monografi zat
tersebut, tidak berubah pada saat penyimpanan hingga
saat pemakaian.
e. Kekentalan : Kekentalan dari zat tersebut tidak boleh
berubah dari saat disimpan hingga digunakan.
f. Viskositas : Viskositas dalam zat tersebut tidak berubah
sampai saat digunakan. Seperti suspensi tidak terjadi
pengentalan yang menyebabkan terlalu tinggi
kekentalannya sehingga mudah dituang

Kimia Fisika Page 4


g. Bobot jenis : Bobot jenis zat tersebut harus tetap stabil
dalam penyimpanan,hingga saat dipakai dan digunakan.
Ketidakstabilan Fisika
a. Perubahan struktur kristal
b. Perubahan kondisi distribusi
c. Perubahan konsisitensi atau kondisi agregat
d. Perubahan perbandingan kelarutan
e. Perubahan perbandingan hidratasi

2) Stabilitas kimia
Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat
untuk mempertahanakan integritas kimia dan potensinya seperti
yang tercantum pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan.
Pengumpulan dan pengolahan data merupakan langkah
menentukan baik buruknya sediaan yang dihasilkan, meskipun
tidak menutup kemungkinan adanya parameter lain yang harus
diperhatikan. Data yang harus dikumpulkan r untuk jenis sediaan
yang berbeda tidak sama, begitu juga untuk jenis sediaan sama
tetapi cara pemberiannya lain. Jadi sangat bervariasi tergantung
pada jenis sediaan, cara pemberian, stabilitas zat aktif dan lain-
lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Kimia


a. Hidrolisis
Ikatan amida juga dapat terhidrolisa meskipun kecepatan
hidrolisanya lebih lambat dibanding eter. Sebagai contoh
prokain akan terhidrolisa apabila di autoklaf, tetapi senyawa
prokainamid tidak terhidrolisa.
Gugus laktam dan azometin (imine) dalam benzodiazepine
juga dapat tehidrolisis. Faktor kimia yang dapat menjadi katalis
dalam reaksi hidrolisi adalah pH dan senyawa kimia tertentu
(contohnya dextrose dan tembaga dalam kasus hidrolisa
ampisilin)

b. Epimerisasi
Senyawa tetrasiklin paling umum mengalami epimerisasi.
Reaksi terjadi dengan cepat ketika obat dilarutkan dan
terpapar dengan pH lebih dari 3, mengakibatkan terjadinya
perubahan sterik pada gugus dimetilamin. Bentuk epimer dari
tetrasiklin seperti epitetrasiklin tidak memiliki aktifitas anti
bakteri.

Kimia Fisika Page 5


c. Dekarboksilasi
Beberapa asam senyawa asam karboksilat terlarut seperti
para-amini salisilic acid dapat kehilangan CO2 dari gugus
karboksil ketika dipanaskan. Produk urainya memiliki potensi
farmakologi yang rendah. Beta-keto dekarboksilasi dapat
terjadi pada beberapa antibiotik yang memiliki gugus karbonil
pada beta karbon dari asam karboksilat atau anion karboksilat.
Dekarboksilasi akan terjadi pada beberapa antibiotik :
Carbenicillin sodium, Carbenicillin free acid, Ticarcillin sodium,
Ticarcillin free acid
d. Dehidrasi
Dehidrasi yg dikatalisis oleh asam pada golongan tetrasiklin
menghasilkan senyawa epianhidrotetrasiklin, senyawa yang
tidak memiliki efek anti bakteri dan memiliki efek toksisitas
e. Oksidasi
Struktur molekular yang dapat mudah teroksidasi adalah
gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin aromatik
(contoh pada katekolamin dan morfin), gugus dien terkonjugasi
(vitamin A dan asam lemak tak jenuh), cincin heterosiklik
aromatik, gugus turunan nitroso dan nitrit dan aldehid
(flavoring). Produk hasil oksidasi biasanya memiliki efek
terapetik lebih rendah. Identifikasi secara visual bisa terlihat
pada perubahan warna contohnya pada kasus efineprin.
Oksidasi dapat dikatalisa oleh pH ion logam contohnya
tembaga dan besi, paparan terhadap oksigen, UV.7
f.
Dekomposisi fotokimia
Paparan pada UV dapat menyebabkan oksidasi (foto
oksidasi) dan fotolisis pada ikatan kovalen. Nipedipin,
nitroprusin, ribovlavin, dan fenotiazin sangat tidak stabil
terhadap foto oksidasi.
g.
Kekuatan Ion
Efek dari jumlah elektrolit yang terlarut terhadap kecepatan
hidrolisis dipengaruhi oleh kekuatan ion pada interaksi inter
ionik. Secara umum konstanta kecepatan hidrolisis berbanding
terbalik dengan kekuatan ion dan sebaliknya dengan muatan

Kimia Fisika Page 6


ion, sebagai contoh obat-obat kation yang diformulasikan
dengan bahan tambahan anion.
h.
Perubahan Nilai pH
Degradasi dari banyak senyawa obat dalam larutan dapat
dipercepat atau diperlambat secara ekponensial oleh nilai pH
yg naik atau turun dari rentang pH nya. Nilai pH yang di luar
rentang dan paparan terhadap temperatur yang tinggi adalah
faktor yang mudah mengakibatkan efek klinik dari obat secara
signifikan, akibat dari reaksi hidrolisis dan oksidasi. Larutan
obat atau suspensi obat dapat stabil dalam beberapa hari,
beberapa minggu, atau bertahun-tahun pada formulasi aslinya,
tetapi ketika dicampurkan dengan larutan lain yg dapat
mempengaruhi nilai pH nya, senyawa aktif dapat terdegradasi
dalam hitungan menit.
Sistem pH dapat yang biasanya terdegradasi dari asam
atau basa lemah dan garamnya biasanya ditambahkan ke
dalam sediaan cair ditambahkan untuk mempertahankan
pHnya pada rentang dimana terjadinya degradasi obat
minimum. Pengaruh pH pada kestabilan fisik sistem dua fase
contohnya emulsi juga penting, sebagai contoh kestabilan
emulsi intravena lemak dirusak oleh pH asam.
i. Interionik
Kelarutan dari muatan ion yg berlawanan tergantung pada
jumlah muatan ionnya dan ukuran molekulnya. Secara umum
ion-ion polivalen dengan muatan berlawanan bersifat
inkompatibel. Jadi inkompatibilitasnya lebih mudah terjadi
dengan penambahan sejumlah besar ion dengan muatan yang
berlawanan.
j. Kestabilan bentuk padat
Reaksi pada kondisi padat relatif bersifat lambat, kecepatan
degradasinya dikarakterisasi sesuai dengan kecepatan kinetik
orde 1 atau sesuai dengan kurva signoid. Sehingga obat-obat
berbentuk padat dengan titik leleh yang rendah tidak boleh
dikombinasikan dengan bahan kimia lain yang dapat
membentuk campuran uetectic.

Kimia Fisika Page 7


Pada kondisi kelembaban yang tinggi, kecepatan
dekomposisinya berubah sesuai dengan kecepatan kinetik orde
nol, karena kecepatan dekomposisinya diatur secara relatif
oleh fraksi kecil dari obat yang muncul pada larutan jenuh
yang letaknya pada permukaan atau atau di dalamnya.
k. Temperatur
Secara umum kecepatan reaksi kimia meningkat secara
eksponensial setiap kenaikan 10 derajat suhu. Faktor nyata yg
mengakibatkan kenaikan kecepatan reaksi kimia ini adalah
karena aktifasi energi. Waktu simpan obat pada suhu ruang
biasanya akan berkurang atau 1/25 dari waktu simpan di
dalam refrigrator. Temperatur dingin juga dapat
mengakibatkan ketidakstabilan. Sebagai contoh refrigerator
dapat mengkibatkan kenaikan viskositas pada sediaan cair dan
menyebabkan supersaturasi pada kasus lain, dingin atau beku
dapat merubah ukuran droplet pada emulsi, dapat
mendenaturasi protein atau pada kasus tertentu dapat
menyebabkan kelarutan beberapa polimerik obat dapat
berkurang.

3) Stabilitas mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana
tetap sediaan bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat
batas miroorganisme hingga batas waktu tertentu. Terdapat
berbagai macam zat aktif obat, zat tambahan serta berbagai
bentuk sediaan dan cara pemberian obat. Tiap zat, cara
pemberian dan bentuk sediaan memiliki karakteristik fisika-kimia
tersendiri dan umumnya rentan terhadap kontaminasi
mikroorganisme dan atau memang sudah mengandung
mikroorganisme yang dapat mempengaruhi mutu sediaan karena
berpotensi menyebabkan penyakit, efek yang tidak diharapkan
pada terapi atau penggunaan obat dan kosmetik.
Oleh karena itu farmakope telah mengatur ketentuan
mengenai kandungan mikroorganisme pada sediaan obat maupun

Kimia Fisika Page 8


kosmetik dalam rangka memberikan hasil akhir berupa obat dan
kosmetika yang efektif dan aman untuk digunakan atau
dikonsumsi manusia. Stabilitas mikrobiologi diperlukan oleh suatu
sediaan farmasi untuk menjaga atau mempertahankan jumlah
dan menekan pertumbuhan mikroorgansme yang terdapat dalam
sediaan tersebut hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan.
Jenis Mikroorganisme yang Terdapat Pada Obat dan
Kosmetik
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
pada sediaan antara lain adalah kesesuaian pH, suhu,
kelembapan, keberadaan air, nutrisi, dan factor cahaya.
Mikroorganisme yang dapat mucul pada sediaan kosmetik dan
obat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bakteri Gram Positif
Staphylococcus aureus
Streptococcus pyogenes
nterococcus sp.
Clostridium perfringens
lostridium tetani
2. Bakteri Gram Negatif
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella
Enterobacteriae
3. Fungi
Candida albicans
Candida parapsilosis
Malassezia furfur
Tricophyton spp.
Trichoderma
Aspergillus spp.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan dapat dipengaruhi oleh
beberap factor, antara lain:
1. Faktor Sifat Fisika-Kimia Zat aktif dan Zat tambahan
Sifat fisika kimia zat aktif maupun zat tambahan dapat
mempengaruhi stabilitas mikrobiologi sediaan. Zat yang
bersifat higroskopik atau hidrofilik rentan terhadap kontaminasi
mikroorganisme. Hal ini berhubungan dengan adanya air yang
merupakan media pertumbuhan bagi mikroorganisme.

Kimia Fisika Page 9


Sedangkan untuk zat yang secara alami bersifat sebagai
antimikroba, suatu sediaan yang mengandung bahan tersebut
pada keadaan tertentu tidak memerlukan penambahan zat
pengawet. Contohnya adalah alkohol dalam eliksir. Larutan-
larutan dengan kandungan gula yang tinggi, seperti sirup
sederhana, resisten terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Sebaliknya, larutan sukrosa encer merupakan media makanan
yang efisien untuk pertumbuhan bakteri dan jamur.
2. Faktor Kontaminasi dari Bahan Baku dan Proses
Bahan baku alami dalam bantuk air yang bebas serbuk
atau granula dapat menjadi tempat tumbuhnya
mikroorganisme, virus atau pun toksin mikroba. Analisa
terhadap bahan-bahan ini dapat menunjukkan keberadaan
bakteri, spora Clostridium, Staphylococci, kapang dan
khusunya toksin fungi/jamur.
Kemungkinan keberadaan mereka mungkin sudah ada
semenjak tahap persiapan produksi. Bahan alami yang
diekstrak, diproduksi maupun disediakan dalam bantuk cair
juga rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme. Cara
pengawetan yang tidak tepat ketiga digunakan utuk
menghasilkan produk dalam bentuk larutan, disperse atau
pun emulsi dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme
Gram negative seperti Enterobacter spp., E. coli, Citrobacter
spp., Pseudomonas spp dan lainnya.
Bahan baku kosmetik dan obat memrlukan perlindungan
dri kontaminasi mikroorganisme selama transportasi,
penyimpanan dan produksi. Bahan baku yang terkontaminasi
akan menginduksi mikroorganisme ke dalam proses sehingga
produk dapat memiliki kandungan mikroorganisme yang
berlebihan. Dengan demikian bahan pengawet yang
ditambahkan ke dalam sediaan pun menjadi tidak efektif dan
tidak memadai lagi sebagai antimikroba.

4) Stabilitas farmakologi

Kimia Fisika Page 10


Aktivitas senyawa bioaktif disebabkan oleh interaksi antara
molekul obat dengan bagian molekul dari obyek biologis yaitu
resptor spesifik. Untuk dapat berinteraksi dengan reseptor
spesifik dan menimbulkan aktivitas spesifik, senyawa bioaktif
harus mempunyai stuktur sterik dan distribusi muatan yang
spesifi pula. Dasar dari aktivitas bioogis adalah proses-proses
kimia yang kompleks mulai dari saat obat diberikan sampai
terjadinya respons biologis.
Fasa-fasa yang mempengaruhi aktivitas obat
a. Fasa farmasetik
Fasa ini menentukan ketersediaan farmasetik yaitu
ketersediaan senyawa aktif untuk dapat diabsorpsi oleh
sistem biologis. Untuk dapat diabsorpsi senyawa obat harus
dalam bentuk molekul dan mempunyai lipofilitas yang sesuai.
Bentuk molekul senyawa dipengaruhi oleh nilai pKa dan pH
lingkungan (lambung pH= 1-3 dan usus pH = 5-8).
Pada fasa I selain sifat molekul obat, seperti kestabilan
terhadap asam lambung dan larutan dalam air, formulasi
farmasetis dan bentuk sediaan yang digunakan juga penting
untuk aktivitas obat.
b. Fasa Farmakokinetik
Meliputi proses fasa II dan fasa III. Fasa II adalah proses
absorpsi molekul obat yang mengahasilkan ketersediaan
biologis obat, yaitu senyawa aktif dalam cairan darah (Ph =
7,4) yang akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh.
Fasa III adalah fasa yang melibatkan proses distribusi,
metabolisme dan ekresi obat, yang menentukan kadar
senyawa aktif pada kompartemen tempat reseptor berbeda.
Fasa I, II dan III menentukan kadar obat aktif yang dapat
mencapai jaringan target.
c. Fasa Farmakodinmik
Meliputi proses fasa IV dan fasa V. Fasa IV adalah tahap
interaksi molekul senyawa aktif dengan tempat aksi spesifik
atau reseptor pada jaringan target, yang dipengaruhi oleh
ikatan kimia yang terlibat. Fasa V adalah induksi rangsangan,

Kimia Fisika Page 11


dengan melalui proses biokimia, menyebabkan terjadinya
respons biologis.

5) Stabilitasi toksikologi
Stabilitas toksikologi adalah ukuran yang menujukkan
ketahanan suatu senyawa/bahan akan adanya pengaruh kimia,
fisika, mikrobiologi dan farmakologi yang tidak menyebabkan
peningkatan toksisitas secara signifikan.Efek toksik dapat
dibedakan, menjadi :
1. Efek toksik akut, mempunyai korelasi langsung dengan
absorpsi zat toksik
2. Efek toksik kronis, zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi
sepanjang jangka waktu lama, terakumulasi, mencapai
konsentrasi toksik akhirnya timbul keracunan.

Toksisitas jangka panjang, efek toksik baru muncul setelah


periode waktu laten yang lama sebagai contoh kerja karsinogenik
dan mutagenik. Penggolongan toksikologi dengan cara lain
berdasarkan jenis zat dan keadaan yang mengakibatkan kerja
toksik, yaitu : kerja / efek tidak diinginkan, keracunan akut pada
dosis berlebih, pengujian terhadap toksisitas dan toleransi pada
fase praklinik.
Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Tosikologi
Zat kimia disebut xenobiotik (xeno = asing), dimana setiap
zat kimia baru harus diteliti sifat-sifat toksiknya sebelum
diperbolehkan penggunaannya secara luas. Adapun faktor-faktor
yang menyebabkan toksisitas adalah :
1. Dosis
Dosis menentukan apakah suatu zat kimia adalah racun.
Untuk setiap zat kimia, termasuk air, dapat ditentukan dosis
kecil yang tidak berefek sama sekali atau dosis besar sekali
yang dapat menimbulkan keracunan dan kematian.
2. Faktor bahan penyusun
a. stabilitas bahan aktif
b. bahan pembantu
a) Dapar

Kimia Fisika Page 12


Merupakan suatu campuran asam lemah dengan
garamnya atau basa lemah dengan garamnya. tujuannya
adalah untuk mempetahankan ph, meningkatkan
stabilitas obat, meningkatkan kelarutan obat, efek
terapetik. Kriteria pemilihan dapar, yaitu :
dapar mempunyai kapasitas yang memadai dalam
kisaran pH yang dinginkan (untuk
mempertahankan stabilitas obat maka daparnya
kecil)
dapar harus aman secara biologis
dapar tidak mempunyai efek merusak stabilitas
produk
memperbaiki rasa dan warna yang dapat diterima
b) Pengawet
Kemungkinan kontaminasi selama pembuatan,
penyimpanan dan penggunaan. Sumber kontaminan;
berasal dari manusia, bahan obat, bahan tambahan,
lingkungan, alat-alat dan bahan pengemas. Faktor-
faktor yang mempengaruhi aktivitas pengawet:
Koefisien distribusi liphoid-air yang dipilih
pengawet yang larut
Harga pHkarena pengawet yang dapat
menimbulkan aktivitas adalah pengawet yang
tidak terdisosiasi atau terdapat dalam bentuk
molekul yang dapat menembus membran
Konsentrasi, ada yang menghambat pertumbuhan
dan juga mematikan sel
Suhu, dengan kenaikan suhu berarti terjadi
kenaikan aktivitas pengawet
Syarat memilih bahan pengawet, yaitu perlu
dipilih bahan yang dapat tersatukan secara fisiologis,
tidak toksik, alergi dan sensibilisasi, yang kesemuanya
tergantunng dosis, dapat tercampur dengan bahan
aktif dan bahan tambahan termasuk wadah dan
tutup, tidak berbau dan tidak berasa, efektif sebagai

Kimia Fisika Page 13


bakteriostatik atau bakterisid, fungiostatik atau
fungisid serta cukup larut dalam pembawa hingga
mencapai konsentarsi yang memadai
c) Antioksidan
Terjadinya oksidasi karena dipengaruhi oleh :
Harga pH semakin tinggi harga pH semakin rendah
potensial redoks sehingga oksidasinya semakin
lancar
Cahayasebab cahaya mengandung energi oton
yang dapat meningkatkan atau mempercepat
proses oksidasi, maka molekul-molekul obat
semakin reaktif
O2 atau kandungan O2 akan meningkatkan proses
oksidasi
Ion logam berat berfungsi sebagai katalisator
proses oksidasi
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih
antioksidan antara lain adalah harus efektif pada
konsentrasi yang menurun, tidak toksik, tidak
merangsang, dan tidak menimbulkan OTT, larut dalam
pembawa dan dapat bercampur dengan bahan
lainnya.

3. Faktor luar.
a. cara pembuatan
b. bahan pengemas
Terbagi atas 2, yaitu bahan pengemas primer yaitu bahan
pengemas yang langsung bersentuhan atau kontak dengan
sediaan (wadahnya), dan bahan pengemas sekunder, yaitu
bahan pengemas yang tidak bersentuhan langsung dengan
sediaan. Syarat dalam pemilihan bahan pengemas antara
lain adalah :
melindungi preparat dari keadaan lingkungan
tidak boleh bereaksi dengan produk

Kimia Fisika Page 14


tidak boleh memberikan rasa atau bau paa produk
tidak toksik
disetujui oleh lembaga kesehatan dunia
harus memenuhi tuntunan tahan banting yang sesuai
mudah mengeluarkan isi
menarik

4. kondisi penyimpanan yang meliputi suhu, tekanan,


kelembapan dan cahaya.
Suhu penyimpanan sediaan harus dijelaskan karena
menyangkut aspek stabilitas dan masa kadaluwarsa sediaan.
Suhu penyimpanan menurut farmakope indonesia terdiri dari:
Dingin adalah pada suhu tidak lebih dari 8C.
Sejuk adalah penyimpanan pada suhu antara 8C dan
15C.
Suhu Kamar adalah penyimpanan pada suhu ruang kerja.
Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara
15C dan 30C.
Hangat adalah penyimpanan pada suhu antara 30C dan
40C.
Panas berlebih adalah penyimpanan pada suhu di atas
40C.

2.4 Efek potensial yang tidak di inginkan dari ketidak


stabilan produk farmasi
Hilangnya zat aktif
Naiknya konsentrasi zat aktif
BA berubah
Hilangnya keseragaman kandungan
Menurunnya status mikrobiologi
Hilangnya elegansi produk dan patien aceptability
Pembentukan hasil urai yang toksik
Hilangnya kekedapan kemasan
Menurunnya kualitas label
Modifikasi faktor hubungan fungsional

2.5 Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi


menjadi dua, yakni:
a. Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat)

Kimia Fisika Page 15


Uji stabilitas jangka pendek dilakukan selama 6 bulan dengan
kondisi ekstrim (suhu 4020C dan Rh 75% 5%). Interval
pengujian dilakukan pada bulan ke 3 dan ke-6.
b. Uji stabilitas jangka panjang (real time study)
Uji stabilitas jangka panjang dilakukan sampai dengan waktu
kadaluwarsa produk seperti yang tertera pada kemasan.
Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama
dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga
dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan
untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian
dialkukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Sedangkan
produk yang memiliki ED selama 20 bulan akan diuji pada bulan
ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 20.
Untuk uji stabilitas jangka panjang, sampel disimpan pada kondisi:
Ruangan dengan suhu 30+-20C dan Rh 75+-5% untuk
menyimpan produk-produk dengan klaim penyimpanan
pada suhu kamar.
Ruangan dengan suhu 25+-20C dan Rh 75+-5% untuk
menyimpan produk-produk dengan klaim penyimpanan
pada suhu sejuk.

Ruangan untuk uji stabilitas dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

Ruangan dengan suhu 4020C dan Rh 75% 5%


Ruangan dengan suhu 3020C dan Rh 75 %5%
Ruangan dengan suhu 2520C dan Rh 40% 5 %
Ruangan dengan suhu 4020C dan Rh 35%

Pada umumnya penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan dengan cara
kinetika kimia. Cara ini memerlukan waktu yang ama sehingga praktis digunakan
dalam bidang farmasi. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penentuan kestabilan
suatu zat kinetika kimia adalah:
1. Kecepatan reaksi
Kecepatan atau laju suatu reaksi diberikan sebagai dC/dt. Artinya terjadi
penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang waktu dt.
Menurut hokum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding hasil kali dari
konsentrasi molar reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan angka yang

Kimia Fisika Page 16


menunjukkan jumlah molekul dari zat-zatyang ikut serta dalam reaksi. Dalam
reaksi :
aA + bB + .. = Produk
laju reaksinya adalah :
Laju = - 1/a d(A)/dt

= -1/b d(B)/dt = = k(A)a(B)b


k adalah konsentrasi laju. Laju berkurang masing-masing komponen reaksi
diberikan dalam bentuk jumlah mol ekuivalen masing-masing komponen yang ikut
serta dalam reaksi.

2. Orde reaksi dan persamaan laju reaksi


a. Orde reaksi
Bilangan pangkat dari faktor konsentrasi dalam persamaaan laju reaksi
b. Persamman laju reaksi
Dinyatakaan setelah percobaan/eksperimen
A+B C
m n
V =K [ A] [B]

V = laju reaksi
K =konstantan/tetapan laju rx
M =orde reaksi A
N =orde reaksi B
m+n =orde reaksi total
Contoh raju reaksi
a. Reaksi orde nol
b. Reaksi orde satu
c. Reaksi orde dua

3.Temperatur
Sejumlah faktor lain, selain konsentrasi dapat mempengaruhi kecepatan reaksi.
Diantaranya adalah temperature, pelarut, katalis dan sinar. Kecepatan berbagai
reaksi bertambah kira-kira dua atau tiga kalinya tiap kenaikan 10C. Pengaruh
temperature terhadap laju ini diberikan dengan persamaan yang pertama kali
dikemukakan oleh Arrhineus.
k = Ae-Ea/RT
atau
log k = log A Ea . 1
2,303 RT

Kimia Fisika Page 17


Dimana laju spesifik, A adalah konstanta yang disebut factor frejuensi, Es
asalah energi aktifasi R adalah konstanta gas, 1,987 kalori/derajat mol, dan T adalah
temperature absolute. Konstanta itu dapat dicari dengan menentukan k pada
berbagai temperature dan memplot 1/T terhadap log k.

4.Kekuatan ion
Pengaruh kekuatan ion terhadap kecepatan reaksi dapat dilihat dari persamaan
berikut :
Log K = log ko + 1,02 zAzB
Dimana :
K = Konstanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion tertentu
ko = Konatanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion = 0
z = Muatan ion
= Kekuatan ion

5.Pengaruh pH
Reaksi penguraian beberapa larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan
asam (H+) atau basa (OH-). Katalisator ini disebut katalisator asam basa khusus.
Misalnya pada reaksi hidrolisa ester (S) dalam air (R).
S+R ---------- P
S + H+ ---------- SH+
SH+ + R ====== P
Skema reaksi umum ini menganggap bahwa hasil reaksi P pada reaksi hidrolisis
ini tidak bergantung kembali membentuk ester.
Untuk reaksi ini pada umumnya, laju pembentukan hasil reaksi dinyatakan dengan :
dP = k (SH+)
dt (S)(H+)
konsentrasi asam konjugat SH+merupakan jumlah yang dapat diukur, karena
pra-kesetimbangan membutuhkan :
K = (SH+)
(S)(H+)
Sehingga :
(SH+) = K (S)(H+)
Dan :
dP = kK(S)(H+)

Kimia Fisika Page 18


dt

2.6 Ruang Lingkup dan Alasan Uji Stabilitas


Ruang lingkup:
3 Bahan baku obat dan eksipien
4 sR&D Formulasi
5 Bahan uji klinik
6 Obat untuk dipasarkan
7 Reformulasi,perubahan tempat pembuatan,mengatasi
kesulitan, keluhan pasien
8 Produk dlm distribusi
9 Penyimpanan produk oleh pasien
10 Stabilitas in vivo

Alasan uji stabilitas:


1. Kepentingan pasien
2. Reputasi produsen
3. Mengikuti peraturan
4. Membuat data base yang penting untuk formulasi produk lain

2.7 Reaksi penguraian obat :


a. Reaksi hidrolisis
Pengurain oleh air yang dapat dikatalisis oleh hidrogen (asam)
atau ion hidroksil (basa)
Obat yang mengandung gugus fungsi ester, amida,
laktam,himida,akan rentang mengalami hidrolisis

Solusi :
Formulasi obat pada ph stabilitasi optimul
Penambahan pelarut non air
Mengontrol kadar air
Obat dibuat dalam bentuk sedian solid (padat)

Yang mempengaruhi reaksi hidrolisis :


Ph larutan
H+ & OH- bersifat mengkatalis/mempercepat putus
rantai. pH kestabilan suatu obat adalah pada titik
minimum saat log K minum
Larutan dapar
Suhu
Apabila suhu naik 10Oc maka hidrolisis naik m2x lipat
Pelarut
b. Reaksi Oksidasi

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa


penggabungan suatu zat dengan oksigen. Reaksi oksidasi logam

Kimia Fisika Page 19


dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran juga
termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi,
kertas, kayu bakar,
c. Reaksi Fotolisis
Fotolisis merupakan proses reaksi kimia yaitu berupa pelisisan
senyawa kimia dengan bantuan sinar atau foton. Terdapat
berbagai proses reaksi kimia yang melibatkan fotolisis seperti:
d. Reaksi Isomerisasi
salahsatu usaha dalam menaikan angka oktan produk minyak
bumi, selain kepentingan-kepentingan lain. Sebagai contoh yang
paling umum dalam isomerisasi adalah konversi normal butana
menjasi isobutana yang dapat dialkilasi mejadi hidrokarbon cair
pada titik didih gasolin serta konversi parafin menjadi isoparafin
e. Reaksi polimerisasi
proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi
kimia untuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai
polimer.[1][2][3] Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem:
sistem adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai
bertahap. Bentuk lain dari polimerisasi adalah polimerisasi
membuka cincin yang serupa dengan polimerisasi rantai.polimer
alamiah mencakup protein seperti sutera,enzim dan serat otot.
polimer disebut juga makromolekul. Polimer adisi contohnya:
polietilena,teflon,PVC,PVA,dan PMMA. Polimer kondensasi
contohnya :nilon, kevlar, silicon rubber, dan poliester.

2.8 Usaha penstabilan


1. menekan harga tetapan laju penguraian
2. konsentrasi obat yang akan teruai sampai sekecil apapun

BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
a. Stabilitas adalah kemampuan suatu produk obat atau
kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepajang priode penyimpanan dan penggunaan
untuk menjamin indentitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian
produk tersebut.

Kimia Fisika Page 20


b. Lima jenis stabilitas yang umum diketahui Stabilitas fisika,
Stabilitas kimia, Stabilitas mikrobiologi, Stabilitas farmakologi,
Stabilitasi toksikologi
c. faktor-faktor mempengaruhi stabilitas obat : faktor lingkungan
(Teperatur,Oksigen,Karbon dioksida,Cahaya,Kelembapan),
obat atau eksipien di dalam sediaan(ukuran partikel
obat,pH),Kontaminas obat, Kontaminasi logam tertinggal,
Pembersian dari wadah.
d. Efek potensial dari stabilan produk farmasi yang tidak
dinginkan, Hilangnya zat aktif, Naiknya konsentrasi zat aktif,
BA berubah, Hilangnya keseragaman kandungan, Menurunnya
status mikrobiologi, Hilangnya elegansi produk dan patien
aceptability, Pembentukan hasil urai yang toksik, Hilangnya
kekedapan kemasan, Menurunnya kualitas label, Modifikasi
faktor hubungan fungsional
e. uji stabilitas dibagi menjadi dua berdasarkan durasinya,
Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat), Uji stabilitas jangka
panjang (real time study)
f. Pada umumnya penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan dengan cara
kinetika kimia, Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penentuan kestabilan
suatu zat kinetika kimia : Kecepatan reaksi, Orde reaksi dan persamaan laju
reaksi (orde no, orde satu, orde dua), Temperatur.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. UMI. Makassar
Ansel, H..C, 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi IV. Diterjemahkan oleh Farida
ibrahim, UI-press, Jakarta, 993.

Kimia Fisika Page 21


Martin, A.dkk, 1993. Farmasi Fisika Edisi III Volume II. Diterjemahkan oleh yoshito,
UI press, Jakarta. 1029, 1030,1143,1144.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen kesehatan Indonesia
RI, Jakarta.

Gennaro, A. R., et all., (1990), Remingtos Pharmaceutical Sciensces , Edisi 18th,


Marck Publishing Company, Easton, Pensylvania, 591.
Dra. Susanti dan Dra. Yeanny wenas. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Tim Penyusun, 2006. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Fakultas Farmasi, UMI,
Makassar, 24,25,26.

Contoh soal

1 Apa nama alat untuk uji stabilitas dipercepat


a Incubator

Kimia Fisika Page 22


b Oven
c Climatic chamber
d Dehydrator
2 Dibawah ini jenis-jenis stabilitas yang umum dikenal, yaitu kecuali :
a Stabilitas kimia
b Stabilitas fisika
c Stabilitas biologi
d Stabilitas farmakokinetika
3 Ada beberapa faktor yang memepengaruhi stabilitas kimia, keuali
a Hidrolisis
b Hidrofilik
c Dehidrasi
d Dekarboksilasi
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat, kecuali :
a Radiasi
b Tanah
c Cahaya
d Udara
5 lamanya waktu suatu obat untuk mempertahanakan integritas kimia dan
potensinya seperti yang tercantum pada etiket dalam batas waktu yang
ditentukan, adalah pengertian dari....
a stabilitas kimia
b stabilitas fisika
c stabilitas biologi
d uji kestabilan obat
6 Ruang lingkup stabilitas adalah,kecuali:
1 Bahan baku obat dan eksipien
2 Membuat data base yang penting untuk formulasi produk lain
3 Bahan uji klinik
4 Obat untuk dipasarkan
5 Reformulasi, perubahan tempat pembuatan, mengatasi kesulitan,
keluhan pasien
6 Penambahan pelarut non air
7 Produk dlm distribusi
8 Stabilitas in vivo
a 1&4
b 5&8
c 3&7
d 2&6

7 Apa yang termasuk kriteria stabilitas fisika, adalah :

a keseragaman bobot

b Hidrolisis

c pH

d dosis

8 Konsentrasi awal suatu obat yang terurai menurut kinetika orde I


adalah 94 unit/ml. Laju dekomposisi spesifik k yang diperoleh dari

Kimia Fisika Page 23


plot Arrhenius : 2,09x10-5 jam-1 pada suhu kamar 250 C.
Eksperimen sebelumnya menunjukkan bahwa jika kadar obat
dibawah 45 unit/ml obat tersebut sudah tidak berkhasiat dan harus
ditarik dari pasaran. Hitung kadaluwarsa obat tsb ?

a 10 tahun

b 3 tahun

c 4 tahun

d 20 tahun

9 1) kepentingan pasien

2) reputasi produsen

3) mengikuti peraturan

4) reformulasi

Manakah yang termasuk alasan uji stabilitas ?

a 2,3,4

b 4,2,3

c 1,2,3

d 2,3,4

10 Penentuan kestabilan suatu zat dengan cara kinetik kimia adalah, kecuali :

a Kecepatan reaksi
b Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
c Tingkat cara dan cara penentuan nya
d Perubahan struktur kristal
11 Apatujuandariujistabilitasobatdanmengapapentingmempelajaristabilitasob
atdalambidangfarmasi?

Jawab:

Tujuan uji stabilitas obat adalah untuk memberikan bukti bagaimana


kualitas bahan obat atau produk obat berubah seiring dengan waktu oleh
pengaruh berbagai faktor lingkungan, temperature, kelembaban dan
cahaya serta untuk menetukan peride uji ulang untuk bahan obat atau
massa guna produk obat kondisi penyimpanan yang dianjurkan.

Kimia Fisika Page 24


Seorangfarmasisharusberperandalammenetukanstabilitasobatseratmampu
menafsirkaninformasiiniuntukkepentinganpasienmereka

K0=konatanta kecepatan penguraian pada kekuatan ion = 0

12 Dalam suatu resep yang berisi ampisilina mempunyai kelarutan 550 mg/100 ml pada
suhu 25C dan mempunyai laju reaksi 2 x 10-7g/100 ml det-1. Larutan ampisilina
tersebut stabil pada pH 6,8. Tentukan umur sediaan tersebut tetap baik sampai waktu
tinggal 90% dari konsentrasi semula ?
Jawab :
ko = 2 x 10-7gr/100 ml det-1
Co = 550 mg/100 ml = 0,55 gram/100 ml
0,1 xCo
t 90=
ko

0,1 x ( 0,55 g /100 ml)



2 x 107 g/100 ml det 1
=275000 det

2,75 x 10 5 det

86400

=3, 18 hari

13 Suatu obat yang diberikan secara injeksi intravena kepada seorang dewasa. Jika harga
konstanta laju reaksi dari obat tersebut sebesar4,7 .10 -7sekon-1dan obat tersebut
mengikuti persamaan reaksi orde satu, maka berapa besar konsentrasi obat setelah
lama disimpan selama 60 hari jika konsentrasi obat saat dibuat sebesar 350 mg ?

Diket :
k = 4,7 x 10-7/ sekon
Co = 350 mg, t = 60 hari
Ditanya C ?
Jawab :
2,303 Co
k= xlog
t C
2,303 350
4,7 x 107 xlog
60 C

Kimia Fisika Page 25


350
4,7 x 107 x 60 x 86400=2,303 x log
C
7
4,7 x 10 x 60 x 86400 350
=log
2,303 C
C = 22,38 mg

14 Suatu larutan obat mengandung 500 mg tiap ml pada saat dibuat. Dianalisis setelah 40
hari dan ditemukan terkandung 300 mg/ ml, kapan obat terurai stengah dari
konssentrasi awal ?
Jawab:
k = 2,303/t x log Co/C
= 2,303 / 40 x log 500/300
= 0,0128 hari-1
t = 2,303 / 0,0128 x log 500/250
= 54,3 hari

15 Sebuah resep sediaan cairan aspirin berisi 325mg/ 5 ml atau 6,5 g /100 ml. Kelarutan
aspirin pada 25oC adalah0,33 g /100ml maka sediaan itu pasti akanmenjadi suspensi.
Ramuan lain dalam resep menyebabkan produk yang dibuat mempunyai pH 6,0.
Konstanta laju orde pertama untuk penurunan mutu aspirin dalam larutan ini adalah
4,5 x 10-6dt-1
Hitunglah :
1)konstanta laju pada orde nol,
2)tentukan umur resep cairan tersebut dengan menganggap produk tersebut tetap baik
sampai waktu dimana cairan tersebut telah teruraisampai tinggal 90% dari
konsentrasinya mula-mula (yaitu terurai 10%) pada 25oC?
Diketahu:
Co = 6,5 g /100 ml, k = 4,5 x 10-6dt-1
Kelarutan = A = 0,33 g /100ml
k0= k x A
Ditanya :
ko ?, t 90
Jawab :
k o=k x (kelarutan aspirin dalamlarutan)

ko= (4,5 x 10-6detik 1) x (0,33 g/100ml)


ko= 1,5 x 10-6g/100 ml detik-1
t90= 0,10 (A)o/ko =
1,5 X 106 g /100 ml detik1

(0,10)(6,5 g/100 ml)

4,3 x 10 5 detik
4,3 x 10 5 detik

86400

Kimia Fisika Page 26


5,0 hari

16 Sirup parasetamol mempunyai pH stabilitasnya adalah 6,8 dan mempunyai kelarutan


120 mg/5 ml pada suhu 250C. Jika sirup tersebut mempunyai konstanta laju reaksi
sebesar 2,43. 10-6 g/100 mL dt-1,maka tentukanlah umur dari sirup tersebut tetap baik
sampai waktu dimana sirup tersebut terurai hingga tinggal 90% dari konsentrasi mula-
mula

Diketahui : Co = 120 mg/5 ml


ko = 2,43. 10-6g/100 mL dt-1
Ditanya t90 ?
0,1 Co
t 90=
ko
Co=100/ 5 x 120 mg=2400 mg=2,4 g/100 mL
Jawab :
0,1 x 2,4
t 90= 6
=0,98 x 106 detik
2,43. 10
0,98 x 106
=1,14 hari
86400

Kimia Fisika Page 27

Anda mungkin juga menyukai