Anda di halaman 1dari 51

MIKROMERITIK

Tim Dosen
Mikromeritik dan Dispersi Kasar
 Partikel
 Bentuk partikel
 Ukuran partikel
 Hal-hal yang terkait ukuran partikel dalam
sediaan farmasi
 Metode penentuan ukuran partikel
 Pengukuran volume partikel
 Luas permukaan spefisik dan pengukurannya
 Parameter dan karakteristik serbuk.
Konsep MIKROMERITIK
 Ilmu dan teknologi tentang partikel kecil diberi nama
“mikromeritik” oleh Dalla Valle.
 Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang sangat
kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa
 Partikel emulsi dan suspensi farmasetik serta fine dari
serbuk (serbuk yang sangat halus) berada dalam
kisaran mikroskop optis.
 Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar,
granul tablet, dan garam berbentuk granular berada
dalam kisaran ukuran ayakan.
Ukuran Partikel
Ukuran ayakan kira-
kira
Mikrometer (µm) Milimeter (mm)

0,5 – 10 0,0005 – 0,010 -

10 – 50 0,010 – 0,050 -

50 – 100 0,050 – 0,100 325 - 140

150 – 1000 0,150 – 1,000 100 – 18

1000 - 3360 1,000 – 3,360 18 - 6


Micromeritics (Dalla Valle):
Ilmu dan teknologi tentang partikel kecil.

Dimensi partikel dalam sistem dispersi farmasetik :

Ukuran partikel Ukuran Contoh


(m) ayakan

0,5 – 10 - Suspensi, emulsi halus


10 – 50 - Emulsi kasar, suspensi
50 - 100 325 – 140 Serbuk halus
150 – 1000 100 – 18 Serbuk kasar
1000 - 3360 18 - 6 Ukuran granul rata-rata
Konsep SISTEM TERDISPERSI
 Sistem terdispersi terdiri dari bahan partikulat yang
dikenal sebagai fase terdispersi, yang terdistribusi di
seluruh medium kontinu atau medium pendispersi.

 Bahan-bahan terdispersi dapat berkisar dari partikel-


partikel berdimensi atom dan molekul sampai partikel-
partikel yang memiliki ukuran dalam satuan milimeter.

 Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk


menggolongkan sistem terdispersi adalah berdasarkan
diameter partikel rata-rata bahan terdispersi.
Konsep SISTEM TERDISPERSI
 Berdasarkan ukuran fase terdispersi, sistem
terdispersi umumnya digolongkan dalam tiga tipe,
yaitu:
1. Dispersi molekuler
2. Dispersi koloid
3. Dispersi kasar
 Batasan ukuran agak sembarang, tidak ada peralihan
yang jelas antara dispersi molekuler dan dispersi
koloid atau antara dispersi koloid dan dispersi kasar.
PARTIKEL

Hal yang penting dalam suatu kumpulan


partikel/sampel polidispers:

1. Bentuk dan luas permukaan partikel


2. Kisaran/persentase bentuk dan luas permukaan
partikel
Klasifikasi sistem dispersi berdasarkan ukuran partikel
Kelas Ukuran Partikel Karakteristik Contoh
Dispersi Kurang dari 1 nm - Tidak dapat terlihat Oksigen
Molekular menggunakan mikroskop
elektron
- Dapat melewati ultrafiltrasi
dan membran semipermeable
- Berdifusi dengan cepat

Dispersi 1 nm – 0,5 µm - Terdeteksi dengan ultra Dispersi koloid,


Koloid mikroskop dan mikroskop polimer sintetik, keju,
elektron mentega, jelly, susu, dll
- Lolos kertas saring
- Tidak dapat melewati
membran semipermeable
- Berdifusi lambat
Dispersi Lebih dari 0,5 µm - Terdeteksi dibawah mikroskop Emulsi, suspensi, sel
Kasar - Tidak lolos kertas saring biasa darah merah
- Tidak dapat melewati membran
dialisis
- Tidak dapat berdifusi
UKURAN PARTIKEL
Hal-hal yang dipengaruhi oleh ukuran
partikel

 Mempengaruhi pelepasan obat


 Mempengaruhi stabilitas sediaan cair
 Mempengaruhi proses pembuatan sediaan
padat
METODE PENENTUAN UKURAN
PARTIKEL
 Mikroskopik
 Pengayakan
 Sedimentasi (pengendapan)
 Particle Size Analizer (PSA)
 Pengukuran Volume Partikel
Mikroskopik Optik
 Ukuran partikel : 0,2 – 100 m
 Sediaan emulsi/suspensi
 Prinsip : sediaan diencerkan/tidak, ditempatkan di bawah
mikroskop yang telah dikalibrasi (dengan mikrometer). Dapat
diproyeksikan ke layar / difoto.
 Martin (mikroskop double image)
Bayangan partikel dipisah, sehingga dapat memberikan garis tengah
partikel. Diukur dengan electronic scanner.
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
 Keuntungan :
 adanya gumpalan dapat terdeteksi
 metode langsung
 Kerugian :
 diameter hanya 2 dimensi
 jumlah partikel yang harus dihitung (300-500), memakan waktu
dan tenaga
 variasi antar operator besar, tetapi dapat diatasi dengan :
fotomikrograf, proyeksi, scanner otomatis.
Pengayakan
 Menggunakan 1 seri ayakan standar yang telah dikalibrasi
oleh National Bureau of Standards
 Ukuran partikel > 44 m
 Ayakan mikromesh : 5 m
 Prinsip : penggoyangan sampel secara mekanis melalui
suatu seri urutan ke ayakan yang lebih halus dan
penimbangan bagian sampel yang tertinggal pada masing
masing ayakan.
 Keuntungan :
Murah, sederhana, cepat, variasi antar operator kecil
 Kerugian :
Harus distandarisasi : tipe gerakan, waktu dan beban
 Analisis data :
Dihitung dg’ dan g’
Sedimentasi (pengendapan)
 Ukuran partikel : 1 –200 m
 Prinsip : ketergantungan laju sedimentasi partikel pada
ukurannya.
 Hukum stokes :

18 0 h 18. Re . 2
d st  d  3

(  s  0 ) g t (  s   0 )  0 .g
 Syarat : konsentrasi suspensi < 2%
 Alat : pipet Andreasen
Hukum Stokes
 Untuk menggunakan hukum Stokes, suatu partikel tidak
boleh terjadi turbulensi karena hal ini akan mempengaruhi
sedimentasi dari partikel.
 Aliran turbulensi/laminar dinyatakan dengan angka
Reynold (Re) yang tidak berdimensi, dan didefinisikan
sebagai : vd 0
Re 

 Hk. Stokes tidak bisa digunakan jika Re>0,2 karena terjadi
turbulensi
Hukum Stokes

180 h 18 . Re . 2
d st  d3 
(  s  0 ) g t (  s   0 )  0 .g

h : jarak jatuh dalam waktu t


dst : garis tengah rata-rata dari partikel berdasarkan kecepatan sedimentasi
Ps : kerapatan partikel
P0 : kerapatan medium dispersi
g : percepatan gravitasi
n0 : viskositas medium
Re : angka Reynold
CONTOH SOAL
 Suatu bahan serbuk dengan kerapatan 2,7 disuspensikan
dalam air pada 20°C. Berapakah ukuran partikel terbesar
yang akan mengendap tanpa menyebabkan turbulensi?
Viskositas air pada 20°C adalah 0,01 poise atau g/cm.detik
dan kerapatannya adalah 1,0.
Penyelesaian :

2
18 .( 0, 2). ( 0,01)
d3 
( 2,7  1,0 )1,0(0,981)
d 3  0,000216
d  0,06
Particle Size Analizer (PSA)
Particle Sizing by Dynamic Light Scattering

 Particles in Brownian Motion


Partikel yang tersuspensi dalam cairan
mengikuti gerak Brownian karena benturan
antara partikel dengan molekul pelarut bersifat
acak.
Gerakan ini menyebabkan partikel berdifusi
melalui media. Koefisien difusi (D), berbanding
terbalik dengan ukuran partikel menurut
persamaan Stokes-Einstein.
D : diffusion coefficient
kB : Boltzmann’s constant
T : absolute temperature
∩0 : viscosity
d : hydrodynamic diameter

 Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika ukuran partikel


semakin besar maka koefisien difusi akan relatif kecil. Dengan
demikian partikel akan bergerak perlahan sementara untuk
ukuran partikel yang lebih kecil, koefisien difusi akan lebih
besar dan partikel akan bergerak lebih cepat.
 Oleh karena itu, dengan mengamati gerak dan menentukan
koefisien difusi partikel dalam media cair, maka akan dengan
mudah menentukan ukurannya.
Distribusi Ukuran Partikel
 Distribusi ukuran partikel dinyatakan sebagai indeks
polidispersitas. Rentang indeks polidispersitas yang dapat
diterima adalah 0 sampai 0,5. Nilai indeks polidispersitas
yang rendah menunjukkan bahwa sistem dispersi yang
terbentuk bersifat lebih stabil dalam jangka panjang.
Zeta Potential Determination by
Electrophoretic Light Scattering
 Prinsip Electrical Double Layer

 Zeta Potensial
Stabilitas partikel terdispersi dipengaruhi oleh muatan permukaan.
Zeta potensial digunakan sebagai indeks muatan permukaan dari
partikel.
 Jika zeta potensial tinggi, partikel akan stabil karena adanya
tolakan elektrostatik yang tinggi antar partikel. Sebaliknya,
jika zeta potensial rendah (mendekati nol) akan
meningkatkan kemungkinan tumbukan antar partikel,
sehingga partikel akan membentuk agregat.
 Dengan demikian zeta potensial digunakan sebagai indeks
stabilitas partikel terdispersi.
Contoh Hasil PSA
Pengukuran Volume Partikel
 Alat : Coulter-Counter
 Prinsip : Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu
cairan elektrolit, kemudian dilewatkan melalui suatu
lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda.
Saat partikel melewati lubang akan memindahkan
sejumlah tertentu elektrolit sesuai dengan volumenya,
maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.
 Laju penghitungan : 4000 partikel/detik
 Kegunaan :
 Penentuan disolusi
PARAMETER/KARAKTERISTIK
SERBUK

 1. Porositas
 2. Kerapatan Partikel
 3. Bulkiness
 4. Sifat
alir
 5. Kompresi
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
 1.
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
 2.
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
3. Bulkiness

Diperlukan dalam pemilihan ukuran kemasan sediaan


serbuk
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
4. Sifat Alir

Semakin besar sudut kontak maka sifat alir serbuk semakin


turun
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
(Sifat Alir)
 Ruahan serbuk mirip dengan sifat cairan non-Newton,
yang menunjukkan aliran plastik dan kadang kadang
berupa aliran dilatan, hal tersebut dipengaruhi oleh gaya
tarik menarik.
 Serbuk dapat mengalir bebas atau terjadi gaya kohesif
yang tinggi (sticky).
 Menurut Neumann, faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
aliran serbuk diantaranya : ukuran partikel, bentuk,
porositas, kerapatan, dan tekstur permukaan.
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
(Sifat Alir)
 Metode untuk mengevaluasi sifat alir serbuk dan
granul antara lain:
1. rasio Hausner atau packed bulk density vs loose bulk
density,
2. laju alir dan aliran bebas melalui suatu lubang,
3. sudut diam “drained”
 Ketiga metode tersebut dapat diterapkan pada
tahapan granulasi tablet.
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
(Sifat Alir)

 Untuk meningkatkan sifat alir, dapat digunakan


bahan tambahan berupa glidan.
 Contoh : magnesium stearat, pati, dan talk.
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
PARAMETER/KARAKTERISTIK SERBUK
(Kompresi)
 Sifat alir serbuk akan berpengaruh langsung terhadap
proses pengempaan (kompresi)
 Kekuatan kompresi tablet bergantung pada sejumlah
faktor, yang paling penting adalah gaya kompresi dan
ukuran partikel.
Kesimpulan
 Ukuran partikel berpengaruh terhadap sifat
fisika, kimia, dan farmakologi obat.
 Secara klinis, ukuran partikel obat dapat
mempengaruhi proses pelepasannya dari
sediaan yang diberikan secara oral, parenteral,
rektal, maupun topikal
Kesimpulan
 Ukuran partikel juga berpengaruh terhadap
keberhasilan formulasi seperti pada suspensi,
emulsi, dan tablet. Dimana selanjutnya akan
berpengaruh pada aspek stabilitas fisik dan
respon farmakologi.
 Ukuran partikel penting dalam menentukan
sifat alir yang diinginkan terutama dalam
pembuatan tablet dan kapsul.

Anda mungkin juga menyukai