Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KASUS MASALAH KEWARGANEGARAAN

( dibuat untuk memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan )

DOSEN PEMBIMBING

H. Odang Hermanto, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Syifa Siti Ulfah Ukaidah NPM:24041116156

Kelas C/2

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GARUT

2017
MASALAH KEWARGANEGARAAN

I. CONTOH KASUS
Ketika Si Buah Hati Akhirnya Diakui Negara Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Hamid Awaludin memberikan surat penetapan status kewarganegaraan
Indonesia untuk Jean Edouard Leopold Mutia Albert Bernier yang baru berumur
lima tahun dua bulan didampingi ibunya, Dewi Chyntia, warga
Negara indonesia. Jean merupakan anak dari perkawinan campur antara Bernier
Pascal Louis Raymond Ghislain, warga negara Belgia, dan Dewi Chyntia. Jean
lahir di Belgia tangga l1 Desember 2001. Dengan bekal paspor dari Belgia dan
visa kunjungan sosial budaya, Jean dapat tinggal di Indonesia. Visa itu hanya
berlaku 60 hari. Setelah itu harus diperpanjang di kantor imigrasi untuk periode
tinggal satu bulan.
Setelah lima tahun, masa berlaku paspor pun habis. Untuk memperpanjang
paspor melalui Kedutaan Besar Belgia di Jakarta diperlukan persetujuan atau
surat dari Ghislain, ayah Jean. Persoalannya, Ghislain tidak menyetujui dan tidak
memberikan surat, tanda tangan, atau apa pun namanya. Akibatnya, Jean akhirnya
harus dideportasi.Bersama ibunya itu terjadi karena masih diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 62 Tahun1958 tentang Kewarganegaraan. Dengan
undang-undang itu, anak dengan ayah warga negara asing otomatis menjadi
warga negara asing.
Wacana perubahan UU Kewarganegaraan yang pernah bergulir ibarat
memberikan angin segar bagi Dewi, termasuk ibu-ibu yang menghadapi
persoalan serupa. Dengan diberlakukannya UU No12/2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia. Syarat menjadi warga negara menurut UU
No12/2006 yakni akta lahir anak yang harus dilegalisasi dan fotokopi paspor dari
suami. Ketika sudah merasa tidak ada harapan lagi, dia pun menulis surat kepada
Menteri Hamid Awaludin, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya. Hamid
menanggapi, ia mengeluarkan surat penetapan kewarganegaraan Indonesia untuk
Jean.

II. PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan UU No.12/2006, status kewarganegaraan di Indonesia adalah
masalah yang memang sudah sering terjadi. Dalam kasus di atas
kewarganegaraan indonesia dapat hilang jika adanya perkawinan campuran.
Dalam UU No.12/2006 disebutkan hilangnya suatu kewarganegaraan dapat
disebabkan12 hal salah satunya disebutkan Perempuan warga negara Indonesia
yang kawin dengan laki-laki warga asing kehilangan kewarganegaraan RI jika
menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut. Jika dalam
perkawinan tersebut terdapat kehadiran seorang anak maka anak tersebut akan
berkewarganegaraan asing mengikuti ayahnya. Sebelum diberlakukannya UU
No.12/2006 di Indonesia masih berlaku Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan tapi UU tersebut dianggap kurang efektif sehingga
wacana dalam UU tersebut diganti. Setelah diberlakukannya undang-undang
tersebut banyak pihak yang merasa beruntung karena akhirnya mereka
memperoleh status kewarganegaraan Republik Indonesia salah satu contohnya
adalah dalam kasus di atas.

III. KESIMPULAN
Kewarganegaraan merupakan ikatan hukum antara orang orang dengan
negara. Setiap warga Negara berhak atas status kewarganegaraan mereka masing-
masing di suatu Negara dan setiap orang juga berhak memiliki satu atau lebih
status kewarganegaraan sebagai bukti bahwa orang tersebut merupakan bagian
dari suatu Negara. Hal-hal yang mengatur tentang kewarganegaraan tersebut
tercantum dalam UU No.12/2006.

Anda mungkin juga menyukai