FARMASI FISIKA
STABILITAS
OLEH :
NAMA : WIEDYA ALFITRYA ZAMRI
NIM : 2001088
KELAS : S1-2B
Perhitungan FeCl 4%
4
FeCl 4 %= ×100 ml=4 gram
100
Konsentrasi (mg/ml) Absorban
150 0,244
200 0.367
250 0.493
300 0.645
350 0.793
Kurva
Kurva Kalibrasi
0.9
0.8
0.7 f(x) = 0.002752 x − 0.1796
R² = 0.997588980121731
0.6
Axis Title
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
100 150 200 250 300 350 400
Perhitungan :
Waktu 0 Menit , Absorban 0,141 Waktu 40 Menit , Absorban 0.494
y=bx+ a y=bx+ a
y=0,0028 x−0,1796 y=0,0028 x−0,1796
y +0,1796 y +0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
0,141−0,1796 0,494−0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
x=114,5 µg /ml=0,1145 mg/ml=11,45 mgx=240,57
/100 ml µg/ml=0 , 24057 mg /ml=24,057 mg /100 m
Log Ct = Log 11,45 = 1.058805487 Log Ct = Log 24.057 =
1 1 1.381244047
= =0.08733624
Ct 11,45 1 1
= =0.0415677
Ct 24.057
Waktu 10 Menit , Absorban 0,205 Waktu 50 Menit , Absorban 0,62
y=bx+ a y=bx+ a
y=0,0028 x−0,1796 y=0,0028 x−0,1796
y +0,1796 y +0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
0,205−0,1796 0,62−0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
x=137,35 µg /ml=0,13735 mg/ml=13,735x=285,57
mg/100 mlµg/ml=0 , 28557 mg /ml=28.557 mg/100 m
Log Ct = Log 13,735 =
1.137851249
1 1 Log Ct = Log 28.557 =
= =0.07280291
Ct 13,735 1.455714754
1 1
= =0.03501751
Ct 28.557
Waktu 20 Menit , Absorban 0.28 Waktu 60 Menit , Absorban 0.722
y=bx+ a y=bx+ a
y=0,0028 x−0,1796 y=0,0028 x−0,1796
y +0,1796 y +0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
0,28−0,1796 0,722−0,1796
x= x=
0,0028 0,0028
x=164,14 µg /ml=0,16414 mg/ml=16,414x=322
mg/100
µgml
/ml=0 , 322mg/ml=32.2 mg/100 ml
R² = 0.99065295046741
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Kurva Orde 1
1.6
1.4 f(x) = 0.0076746436593655 x + 1.0686803718607
1.2 R² = 0.987692083712694
Konsentrasi
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Kurva Orde 2
0.1
0.08
f(x) = − 0.000942023870941484 x + 0.0818123906851353
Konsentrasi
0.06 R² = 0.950487126593436
0.04
0.02
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Jadi, orde reaksi Asam Salisilat pada PH 8 berada pada orde nol,
dikarenakan memiliki nilai R yang paling mendekati 1
Penentuan harga K pada PH 8
Nilai Konstanta Laju Reaksi (K) pada orde Nol = b
Sehingga K = 0,3555
1
Co
1 2 0,10 ×Co
t = t 90=
2 Ko Ko
1 Co 0,10 ×11,45
t = t 90=
2 2× Ko 0,3555
1 11,45 t 90=3,22081575
t =
2 2× 0,3555
1
t =16,1040788
2
VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini penentuan stabilitas asetosol
menggunakan metoda grafik berdasarkan nilai konstanta kecepatan
reaksi. Digunakan spektofotometer UV-Visible untuk mengetahui
serapan maksimum pada panjang gelombang.
Pada penentuan panjang gelombang serapan maksimum asam
salisilat dalam larutan dapar, didapatkan dengan melarutkan 50 mg
asam salisilat didalam 50 ml larutan dapar. Pada pembuatan kurva
kalibrasi, selanjutnya menghitung kadar masing-masing dari 150, 200.
250, 300, dan 350 ppm. Dan didapatkan masing-masing yaitu 1,5 ml:
2 ml: 2,5 ml: 3 ml: dan 3,5 ml yang kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml dan ditambah aquadest sampai tanda batas. Lalu
masing-masing larutan diatas dipipet dan ditambahkan dengan 5 ml
larutan FeCl3 4%. Didapat absroban tiap konsentrasi 0,244: 0,367:
0,493: 0,645: 0,793 dengan persamaan regresi y=0,0028x-0,1796=
R2 = 0,9976.
Stabilitas diartikan bahwa obat (bahan obat sediaan obat),
disimpan pada kondisi penyimpanan tertentu didalam kemasan
penyimpanan dan pengangkutan tidak menunjukan perubahan sama
sekali atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan. Stabilitas
produk sediaan farmasi dapat didefinisikan sebagai suatu rancang
bangun formulasi tertentu dalam kemasan spesifik, yang ditunjukkan
untuk mempertahankan spesifikasi fisika kimia, mikrobiologi
terapetik dan toksikologi. Rancang bangun ini diupayakan mampu
menjamin bahwa yang diperoleh pengumpulan data sampel
produkobat terkemas (Connoret al, 1992 : 129).
Stabilitas fisik dan kimia bahan obat baik tersendiri maupun
bersama-sama dengan bahan-bahan formulasi merupakan kriteria yang
paling penting untuk berhasilnya suatu produk obat.Penyelidikan
stabilitas obat dengan macam-macam bahanfarmasetiknya juga
penting untuk menentukan stabilitas kimia dan fisika serta
mempersatukannya sebelum memformulasinya menjadi bentuk-
bentuk sediaan (Ansel, 1989 : 59-60).
Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika
dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan).
Contoh dari perubahan fisika antara lain migrasi (perubahan) warna,
perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan.
Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi: pemeriksaan organoleptis,
homogenitas, pH, bobot jenis (Vadas, 2010). Stabilitas kimia suatu
obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk mempertahankan
integritas kimia dan potensinya seperti yang tercantum pada etiket
dalam batas waktu yang ditentukan (Attwood dan Florence, 2008).
FeCl 4% pada percobaan ini fungsinya adalah agar
mempermudah dalam membaca nilai absorbansi pada spektofotometer
UV-Visible. Berdasarkan hukum lambert-beer, absorbansi akan
berbanding lurus dengan konsentrasi karna harganya 1 cm dapat
diabaikan dengan suatu tetapan. Artinya konsentrasi makin tinggi
maka absrobansi yang dihasilkan samkin tinggi, begitupun sebaliknya.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear
apabila nilai absrobansi larutan antara 0,2-0,8 atau sering disebut
dengan daerah berlaku hukum lambert-beer.
Jika absorbansi diperoleh lebih besar maka hubungan
absorbansinya tidak linear lagi. Dari kurva kalibrasi yang didapatkan
praktikum, dapat dilihat bahwa nilai absroban yang di dapat berkisar
pada rentang 0,244 – 0,793. Hal ini menandakan bahwa nilai absorban
yang didapat sangat sesuai dengan hukum lambert-beer dari segi
rentang nilai absorbansi kurva yang didapat.
Selanjutnya dilakukan percobaan profil stabilitas asetosal,
pada percpbaan ini asetosal dipanaskan dengan suhu 50’C bertujuan
agar asetosal mudah terurai menjadi asam asam salisilat dan asam
asetat. Adapun nilai absorban itu penting karena berkaitan dengan
orde reaksi, waktu paruh, dan waktu kadaluarsa dari suatu obat.
VII. Kesimpulan
1. Asetosal mudah terurai menjadi asam salisilat dan asetat.
2. Dalam percobaan kali ini digunakan asam salisilat karena asam
salisilat adalah adam bifungsional yang mengandung 2 gugus yaitu
–OH dan –COOH sehingga dapat mengalami reaksi bolak balik
dalam keadaan adam atau basa.
3. Digunakan larutan FeCl 4% karena dapat memberi warna pada
spektofotometer UV-Visible.
4. Persamaan regresi kurva kalibrasi yaitu :
y = 0,0028x -0,1796
5. larutan dapar yang dibuat adalah dapar ftalat asam yang berfungsi
untuk menstabilkan zat.
6. Stabilitas suatu zat sangat penting mengingat suatu sediaan dalam
jumlah besar dan butuh waktu yang lama untuk sampai ketangan
pasien dan obat yang disimpan dalam waktu lama dapat mengalami
penguraian sehingga mengakibatkan dosis yang diterima pasien
berkurang.
Daftar Pustaka
Ansel C. Howard. 1989. “Pengantar Bentuk Sedian Farmasi Edisi
Keempat”. UI-Press : Jakarta.
Anonim. 2015. “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”. UMI : Makassar.
Ansel C. Howard. 1989. “Pengantar Bentuk Sedian Farmasi Edisi
Keempat”. UI-Press : Jakarta.
Jenkins. 1957. “Farmasi Fisika”. UGM Press : Yogyakarta.
Voigt, R. 1995. ”Buku Pelajaran Teknologi Farmasi”. UGM Press :
Yogyakarta.
Joshita. 2008. “Obat-Obat untuk Paramedis”. UI Press : Jakarta.
Lachman. 1994. “Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi 3”. UI-
Press, Jakarta.
Voigt, R. 1995. ”Buku Pelajaran Teknologi Farmasi”. UGM Press:
Yogyakarta.