DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
Syukur Astungkara atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan
yang Maha Esa yang mana atas izinya sehingga pada akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sebagai salah satu tugas pada
matakuliah Teknologi Farmasi Sediaan Semisolid dan Steril di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena seperti kira ketahui bahwa kesempurnaan hanyalah milik
sang Pencipta. Maka penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Kelompok 1
Dispersi ..................................................................................... 10
....................................................................................................... 10
III.1Kesimpulan ............................................................................. 14
PENDAHULUAN
ISI
Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase
terdispersi) di dalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Atau dispersi
pangan adalah sistem pangan yang terdiri dari satu atau lebih fase terdispersi
atau fase diskontinyu dalam suatu fase kontinyu. Larutan adalah keadaan
dimana zat terlarut (molekul, atom, ion) terdispersi secara homogen dalam zat
pelarut. Larutan bersifat stabil dan tak dapat disaring. Diameter partikel zat
terlarut lebih kecil dari 10-7 cm. Contoh : larutan gula, larutan garam. Dalam
larutan dikenal juga kelarutan (solubility) yaitu jumlah maksimum zat yang
dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Jadi
jika suatu zat dilarutkan pada suatu pelarut/ larutan dan ternyata telah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting
untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan produk obat dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan sampai dengan hilangnya khasiat obat,
obat dapat berubah menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan
sediaan (warna, bau, rasa, konsistensi dan lain-lain) yang akibatnya
merugikan bagi si pemakai. Setiap formula dispersi padat ketoprofen-urea
masing-masing sebanyak 1,5 gram dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna
coklat ukuran 60 mL, sebanyak 9 botol untuk 3 formula. Botol kemudian
disimpan dalam oven pada suhu (40±2) oC selama 1, 2 dan 3 bulan. Uji
stabilitas dispersi padat ketoprofen-urea dilakukan secara kimia dan fisika.
Uji stabilitas secara kimia dilakukan dengan mengukur kadar senyawa aktif
(ketoprofen) yang masih tersisa pada kurun waktu tertentu dengan
menggunakan spektrofotometer UV, sedangkan uji stabilitas secara fisika
dilakukan dengan uji organoleptis (warna, bentuk dan bau).
Ansel H.C. (1989). Pengantar bentuk sediaan farmasi, (edisi 4). Penerjemah
Farida Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 155-164
Friedrich, H , Nada, A, & Bodmeimer,R. (2005). Solis State and Dissolution Rate
Characterization of CoGround Mixtures of Nifedipine and Hydrophilic
Carries. Drug Development and Industrial Pharmacy, 31, 719-728.
Journal Salman Umar; Monica Selfia2; dan Rieke Azhar. 2014. STUDI
KESTABILAN FISIKA DAN KIMIA DISPERSI PADAT KETOPROFEN –
UREA. Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang.
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. (1994). Teori dan praktek farmasi
industri,(Edisi III), Penerjemah S. Suyatmi., Universitas Indonesia, Jakarta.
Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi Fisik. (edisi 3).
Jakarta: UI Press.
Osol A., Alfonso R.G., Melvin R.G., Stewart C.H. & Robert E.K. (1980). Remington's
pharmaceutical sciences, l6th ed, Mack Publishing Company, Easton-
Pensivania, 104- 135, 244-262