Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN PENENTUAN PARTIKEL UKURAN ZAT, PENENTUAN DAYA

PENYERAPAN AIR SUATU ZAT, PENENTUAN PROFIL STABILITAS ZAT,


FENOMENA ADSORPSI SUATU ZAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmasi Fisika II

Dosen Pengampu apt. Wafa, S. Farm., M. Farm.

Disusun oleh :

Anggito Abimanyu 1948201002

Semester : V
RINGKASAN

PENENTUAN PARTIKEL UKURAN ZAT:


Obat sediaan padat seperti kapsul, tablet dan sirup kering kebanyakan
mempunyai ukuran partikel yang kecil. Ukuran partikel bahan obat padat
mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek
fisiologinya (Moechtar, 1990; Sukandar, et al., 2008)). Secara klinis, ukuran
partikel obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk sediaan oral,
parenteral, rektal, dan topikal. Di bidang pembuatan tablet dan kapsul, kontrol
ukuran partikel sangat penting untuk mencapai sifat aliran yang dibutuhkan dan
pencampuran yang tepat dari granul dan bubuk (Martin et al., 1993). Mengurangi
ukuran partikel dapat meningkatkan laju penyerapan dan dapat mempengaruhi
proses disolusi.

Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi yaitu:

 Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan


antarmuka karena sifat ini sangat memengaruhi sifat fisika, misalnya dari
aspek termodinamika.
 Ukuran partikel memengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan
yang diberikan secara oral, topikal, parenteral, dan rektal.
 Ukuran partikel memengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan
suspensi.
 Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta
pencampuran yang benar dari granul.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengukuran partikel yaitu:

 Pengayakan
Metode pengayakan merupakan metode yang sederhana dengan
menggunakan alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan
dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi. Metode ayakan ini
hanya bisa untuk bahan-bahan yang mempunyai ukuran minimal 44
mikrometer (ayakan nomor 325).
Prinsip Metode Ayakan: Sampel diayak melalui sebuah susunan ayakan
menurut ukuran mesh yang disusun ke atas. Ayakan dengan nomor mesh
kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang
melewatinya juga berukuran besar. Bahan yang akan diayak diletakkan
pada ayakan teratas dengan nomor mesh kecil. Partikel yang ukurannya
lebih kecil dari lebar jala akan berjatuhan melewatinya. Partikel yang tinggal
pada ayakan (over size), membentuk bahan kasar.
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain:
1. Sederhana, praktis, mudah, dan cepat.
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya.
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
4. Lebih mudah diamati.
Kerugian dari metode pengayakan antara lain:
1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada
metode mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi
data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.
 Mikroskopik Optik
Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik bisanya
untuk pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100
µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan
suspensi dan emulsi.
Keuntungan metode mikroskopik yaitu:
1. Adanya gumpalan dapat terdeteksi
2. Metode langsung
Kerugian metode mikroskopik yaitu
1. Diameter hanya 2 dimensi
2. Jumlah partikel yang harus dihitung (300-500) makan waktu dan tenaga
3. Variasi antar operator besar, tetapi dapat diatasi dengan: fotomikrograf,
proyeksi, scanner otomatis.
 Metode sedimentasi (pengendapan)
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur diameter partikel
berdasarkan prinsip ketergantungan laju sedimentasi partikel pada
ukurannya.
 Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)
Prinsip: Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit,
kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya
ada elektroda. Saat partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah
elektrolit sesuai dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan
tahanan listrik. Laju penghitungan yaitu 4000 partikel/detik.

PENENTUAN DAYA PENYERAPAN AIR SUATU ZAT


Daya serap air berhubungan dengan mekanisme hancurnya suatu tablet.
Penyerapan air oleh tablet merupakan tahap awal setiap proses desintegrasi.
Daya serap tablet merupakan tahap awal dari proses hancurnya tablet. Daya
serap tablet dipengaruhi oleh porositas, ukuran pori, dan kontak sudut dengan
pori. Daya serap tablet diukur dengan liquid uptake apparatus.

 Uji daya serap granul

Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Factor yang
mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi
dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur
mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun
secara enzimatis setelah air masuk kedalam tablet.

 Penentuan daya penyerapan air

Penentuan daya penyerapan air menggunakan alat Enslin yang telah dimodifikasi
(Halim, 1990).
Cara menggunakan alat Enslin, sebagai berikut :

1. Masukan cairan penyerap yang berwarna (methylene blue) kedalam


perangkat enslin dengan hati-hati.
2. Tablet atau serbuk diletakkan di atas sebuah filter (tabung Hirsch) dan
pengukuran waktu penyerapan dimulai.
3. Waktu penyerapan cairan diukur sampai cairan telah mencapai puncak
tablet.
4. Volume penyerapan air (ml) tercatat
5. Tingkat penyerapan air (ml/s) kemudian dihitung.

PENENTUAN PROFIL STABILITAS ZAT


Suatu obat dapat dikatakan stabil jika kadarnya tidak berkurang dalam
penyimpanan. Adapun ketika obat berubah warna, bau, dan bentuk serta
terdapat cemaran mikroba maka dapat disimpulkan bahwa obat tersebut tidak
stabil (Fitriani, 2015).

Evaluasi pada formulasi obat khususnya untuk uji stabilitas dapat digunakan 2
metode yaitu uji stabilitas real time dan uji stabilitas dipercepat.

 Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas ObatObat


 Oksigen
Oksigen merupakan senyawa yang memegang peranan penting dalam
reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini dapat mempengaruhi kestabilan obat
karena dapat mendegradasi obat tersebut.
 Suhu
Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi semua reaksi kimia. Kenaikan suhu
akan mempercepat reaksi kimia suatu obat. Suhu yang terlalu tinggi akan
menyebabkan stabilitas obat menjadi berkurang dan akhirnya
menyebabkan penurunan kadar dari obat tersebut.
 pH
pH dapat mempengaruhi tingkat dekomposisi obat,. Obat biasanya stabil
pada pH 4 sampai 8. Dengan adanya penambahan asam ataupun basa
dapat menyebabkan penguraian larutan obat menjadi dipercepat dan
menyebabkan obat menjadi tidak stabil.(Gokani, H. Rina D, N. Kinjal, 2012).
 Kriteria Penerimaan Stabilitas Obat
 Jenis stabilitas
Sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan obat kondisi dari sediaan
harus bertahan.
 Kimia
Setiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi yang
tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan.
 Fisika
Sifat fisik awal, termasuk penampilan, kesesuaian, keseragaman, disolusi
dan kemampuan untuk disuspensikan.
 Mikrobiologi
Zat antimikroba yang ada akan mempertahankan efektifitas dalam batas
yang ditetapkan, perlu adanya sterilisasi terhadap pertumbuhan mikroba.
 Terapi
Efek yang ditimbulkan tidak berubah
 Toksikologi
Ketidakterjadinya peningkatan bermakna dalam toksisitas (Depkes RI,
1995).
 Uji Stabilitas Obat
 Uji stabilitas selama penyimpanan
Penyimpanan sediaan suatu bahan obat selama jangka waktu tertentu
dengan kondisi penyimpanan meliputi suhu, cahaya, udara, dan
kelembaban sediaan bahan obat yang tersimpan dalam ruangan maupun
lemari es dapat dilakukan kontrol terhadap kandungan bahan obat ataupun
keefektifannya, sifat mikrobiologisnya serta sensoriknya dan kondisi galenik
suatu sediaan yang dideteksi (Voigh, 1994).
 Uji stabilitas dipercepat
Reaksi yang digunakan dalam penguraian pada suhu tinggi akan
diekstrapolasikan pada suhu penyimpanan yang ditentukan terhadap
kecepatan penguraian yang dikonsentrasikan, dan kecepatan reaksi
terhadap suhu (Voigh, 1994).
 Proses Perubahan Stabilitas Obat
 Perubahan fisika
Perubahan fisik suatu sediaan pada penyimpanan dapat terlihat parah atau
lebih parah daripada ketidakstabilan kimia bahan yang berkhasiat.
Perubahan yang terjadi dapat terlihat dari perubahanbentuk hablur,
bertambah atau berkurangnya laju alir disolusi, waktu disintegrasi,
pecahnya emulsi, penggumpalan suspensi, perubah warna, dan adanya
endapan dalam sediaan larutan (Lachman, 1994)
 Perubahan kimia
Perubahan secara kimia ini terjadi melalui jalur hidrolisis, oksidasi-reduksi,
rasemisasi, dekarboksilasi, pemecahan cincin, dan fotolisis.

FENOMENA ADSORPSI SUATU ZAT


Adsorpsi adalah suatu fenomena permukaan karena akumulasi suatu spesies pada
batas permukaan padat-cair. Adsorsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik-
menarik.

 Fator yang Mempengaruhi Adsorbsi


 Proses pengadukan Kecepatan
adsorpsi selain dipengaruhi oleh film diffusion dan pore diffusion juga
dipengaruhi oleh pengadukan. Jika proses pengadukan relatif kecil maka
adsorbant sukar menembus lapisan film antara permukaan adsorben dan
film diffusion yang merupakan faktor pembatas yang memperkecil
kecepatan penyerapan.
 Karakteristik Adsorbant
Adsorpsi dipengaruhi oleh dua sifat permukaan yaitu energi permukaan
dan gaya tarik permukaan.
 Kelarutan adsorbant
Proses adsorpsi terjadi pada molekul molekul yang ada dalam larutan harus
dapat berpisah dari cairannya dan dapat berikatan dengan permukaan
adsorben. Sifat unsur yang terlarut mempunyai gaya tarik-menarik
terhadap cairannya yang lebih kuat bila dibandingkan dengan unsur yang
sukar larut.
 Adsorben Polar:
Adsorben polar memunyai daya adsorpsi yang besar terhadap asam
karboksilat, alkohol, alumina, keton dan aldehid.
 Adsorben non Polar:
Adsorben non polar mempunyai daya adsorpsi yang besar terhadap amin
dan senyawa yang bersifat basa.
 Adsorben Basa:
Adsorben basa memunyai daya adsorpsi yang besar
 Proses Adsorbs
Proses adsorpsi dapat berlangsung jika padatan atau molekul gas atau cair
dikontakkan dengan molekul-molekul adsorbat, sehingga didalamnya
terjadi gaya kohesif atau gaya hidrostatik dan gaya ikatan hidrogen yang
bekerja diantara molekul seluruh material.
 Model Adsorbs
 Model Adsorpsi Langmuir Model adsorpsi Langmuir
mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum terjadi akibat adanya
lapisan tunggal (monolayer) adsorbat permukaan adsorben.
 Model Adsorpsi Freundlich Model adsorpsi Freundlich
digunakan jika diasumsikan bahwa terdapat lebih dari satu lapisan
permukaan (multilayer) dan site bersifat heterogen, yaitu adanya
perbedaan energi pengikatan pada tiap-tiap site.
 Jenis Adsorbsi
 Adsorpsi fisika
terjadi bila gaya intermolekular lebih besar dari gaya tarik antar molekul
atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara adsorbat dengan
permukaan adsorben. Gaya ini disebut gaya Van der Waals sehingga
adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permukaan
lain dari adsorben.
 Adsorpsi kimia
terjadi karena adanya pertukaran atau pemakaian bersama elektron antara
molekul adsorbat dengan permukaan adsorben sehingga terjadi reaksi
kimia. Ikatan yang terbentuk antara adsorbat dengan adsorben adalah
ikatan kimia dan ikatan itu lebih kuat daripada adsorpsi fisika.

Anda mungkin juga menyukai