Anda di halaman 1dari 8

STUDY LITERATUR SALEP NEOMYCIN

Disusun oleh :

Kelompok 10

Kiki Hardianti 31117120

Nida Puspa Dewi 31117127

Salwa Silvia S 31117139

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019/2020
A. Formula Sediaan Zat Aktif

Neomycin B,C

Neamine

B. Sifat Fisiko-Kimia Analit


 Noemicyn Sulfate

1. Struktur kimia :

2. Rumus Molekul : C23H46N6O13,3H2SO4

3. Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning atau padatan kering mirip es; tidak berbau
atau praktis tidak berbau; higroskopik; larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan.

4. Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
aseton, dalam kloroform, dan dalam eter

5. pH : Antara 5,0 dan 7,5

6. Berat Molekul : 712,7222

7. Titik didih : 1046.1 ͦC at 760 mmHg

Sumber : ( Farmakope Indonesia V hal. 928 , British Pharmacopoei 2009 )


c. Prinsip dasar

Penetapan kadar Neomicyn Sulfate dengan menggunakan metode titrasi bebas air
berdasarkan reaksi netralisasi antara sampel dengan titran dimana dengan menggunakan pelarut
organik dan titran HClO₄ (asam perklorat) yang sebelum dititrasi terlebih dahulu sulfat
diendapkan dengan benzen dan indikator kristal violet dimana titik akhir titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan dari ungu menjadi hijau zamrud.

d. Penjelasan tentang metode analisis

Penentuan neomisin dengan titrasi bebas air telah dijelaskan oleh Penau et.,al. Asam
perklorat terstandarisasi; kelebihan asam kemudian dititrasi kembali dengan potassium hydrogen
phthalate menggunakan kristal violet sebagai indikator. Kandungan neomisin dari garam sulfat,
penulis yang sama mengandapkan sulfat dengan benzidine sebelum neomisin bereaksi dengan
asam perklorat. Jumlah benzidine yang dibutuhkan untuk mengendapkan sulfat ditentukan
sendiri dengan cara dititrasi dengan natrium hidroksida.
Sumber : ( Analytical profiles of drug subtances vol.8 hal 428 )

C. Reaksi Kimia Yang Terjadi

Teori titrasi bebas air (TBA) sanagt singkat, sebagai berikut : air dapat bersifat
asam lemah dan basa lemah. Oleh karena itu, dalam lingkungan air,air dapat berkopetisi dengan
asam-asam atau basa-basa yang sangat lemah dalam hal menerima atau memberi proton
sebagaimana ditunjukkan pada gambar :

H2O + H H3O +

  akan berkompetisi dengan RNH3 + H+ RNH3+

H2O + B OH + BH-

 akan berkompetisi dengan ROH + B RO- + BH +

  kompetisi air dengan asam lemah dan basa lemah untuk memberi dan menerima proton
(Rohman,2007: 142).
Adanya pengaruh kompetisi ini,berakibat pada kecilnya titik infleksi pada kurva titrasai
asam sangat lemah dan basa sangat lemah sehingga mendekati batas Ph 0-14. Oleh karena itu,
deteksi titik akhir titrasi sangat sulit. Sebagai aturan umum, basa-basa dengan pKa < 7 atau
asam-asam dengan pKa > 7 tidak ditentukan kadarnya secara tepat pada media air.Berbagai
macam pelarut organik dapat digunakan untuk menggantikan air karena pelarut-pelarut ini
kurang bekompetisi secara efektif dengan analit dalam hal menerima atau memberi proton
( Rohman, 20017: 142).

D. Sifat Fisika Kimia Zat Aktif

a. Adeps Lanae ( FI IV)


Nama Bahan : Adeps Lanae
Berat Molekul :-
Jarak lebur : antara 38o dan 44o
Pemerian : massa seperti lemak , lengket , warna kuning ,
bau khas
Kelarutan : tidak larut dalam air , dapat bercampur dengan
Air lebih kurang 2x beratnya , agak sukar larut
dalam etanol , mudah larut dalam eter dan
dalam kloroform
Kegunaan : emolien , penstabil emulsi
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik , dalam ruangan
dengan suhu tertentu

b. Paraffin Liquid (FI IV)


Nama Bahan : Paraffin Liquid
Pemerian : Transparan sedikit tidak berwarna, cian kental, praktis
tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol ( 95% ),
gliserin dan air. Larut dalam aseton, benzene,
kloroform, eter, minyak tanah, tidak bercampur
dengan volatile oil.
Stabilitas : Tempat terlindung dari cahaya, kelembaban
Dan panas dapat menyebabkan pelunturan dan
hilangnya aktivitas.
Kegunaan : pelembut, basis salep
Penyimpanan : Disimpan di wadah tertutup, terlindung dari cahaya.

c. Vaselin Flavum (FI V)


Nama : Vaselin Flavum
Pemerian : Kuning / kuning pucat, massa lembut, tidak berbau atau
sedikit berbau, sedikit berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, panas atau
dingin, gliserin dan air,. Larut dalam benzene,
karbondisulfida, kloroform, eter heksana.
Kegunaan : Pelembut, basis salep
Stabilitas : Tempat yang tidak terlindung dari cahaya akan
menyebabkan oksidasi hilangnya warna vaselin
dan menghasilkan bau yang tidak diinginkan,
oksidasi dapat diinhibisi dengan antioksidan
seperti BHA, BHT, atau alfa tokoferol
E. Pemisahan Analit Dari Matriks

Timbang sampel larutkan dalam asam


Kemudian divortex
0,025 gram asetat anhidrat p

pisahkan residu dan


Filtrate dimasukan ke Setelah itu
filtratnya,
labu diSentrifugasi

ad dengan asam asetat


anhidrat P

F. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Saat Penentuan Kadar Analit


1. Asam dan basa organik yang larut dalam air yang larut dalam pelarut bebas air.

2. Organik asam, yang merupakan kekuatan sebanding dengan air, tidak dapat dititrasi
dengan mudah oleh pelarut bebas air. Basis juga mengikuti aturan yang sama.

3. Sebuah pelarut bebas air dapat membantu dua yang lebih banyak asam dalam campuran.
Asam individu dapat memberikan titik akhir yang terpisah dalam pelarut yang berbeda.

4. Dengan pilihan yang tepat dari pelarut atau indikator, bahan biologis zat apakah asam
atau dasar dapat selektif dititrasi. titrasi berair sederhana dan akurat.

5. Mayoritas titrasi bebas air dilakukan dengan menggunakan berbagai indikator yang
cukup terbatas.

6. Kelembaban dari air harus dijaga setiap waktu, agar kadar air tidak lebih dari yang
ditetapkan.
7. Larutan Baku Standar
Semua perhitungan didasarkan pada konsentrasi titrasi titran sehingga konsentrasi titran
harus dibuat secara teliti.

8. membuat zat dapat larut dan reaktif dalam air.

( Harjadi, W.  1986.  lmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia )

G. Prosedur Kerja

Penetapan kadar neomicyn :

Timbang seksama 25 mg sampel neomycin sulfat, larutkan dalam 40 ml asam asetat anhidrida P.
Panaskan dan dinginkan. Tambahkan 10 ml benzena P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1
menggunakan indikator Kristal violet. Titrasi dilakukan hingga terjadi warna hijau zamrud.
Ulangi perawatan 2 kali lagi. Hitung kadar neomycin dalam sampel.

H. Perhitungan

Dalam sediaan 5 gram

0,025
DAFTAR PUSTAKA

British Pharmacopoiea.2009. British Pharmacopoiea Volume I dan III.

Moh.Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press


Ebook Florey, Analycal Profiles of Drug Substance, Vol 8 Halaman 400-435
Florey, K. 1978. Analytical Profiles of Drugs Substance. New York : Academic Press Inc.

Depkes RI. 1995.Farmakope Indonesia Jilid IV  . Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. 2015.Farmakope Indonesia Jilid V  . Jakarta : Depkes RI

Rohman., Kimia Farmasi Analisis.pustaka pelajar, Yogyakarta. 2007

Anda mungkin juga menyukai