Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan
sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-
senyawa baru hasil sintesis para ahlikimia organik. Dapat dipastikan senyawa
organik merupakan senyawa yang paling banyakdibandingkan dengan
senyawa lain (Riswiyanto,2009).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik
adalah suatusenyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon
dan atom-atom hidrogen,oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
(Riswiyanto,2009).
Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik
adalah melaluiidentitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka
dapat diketahui golongan darisenyawa organik tersebut karena setiap
golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus
fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yangmempunyai
gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama (Anonim,2014).

B. Kompetensi Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi terhadap gugus senyawa organic
seperti alkohol, amina, inti benzena, aldehid, keton, fenol, asam karboksilat,
dan ester.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Alkohol
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus -
OH yang terikat pada atom karbon dan atom hidrogen dan atau atom karbon
lain. Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH (Dewi, 2008).
Alkohol dapat dibagi ke dalam beberapa kelompokvtergantung pada
bagaimana posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Kelompok-
kelompok alkohol antara lain alkohol primer, sekunder, dan tersier (Dewi,
2008).

B. Aldehid
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid
memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi,
dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam,
dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah
berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud cair pada
suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi
dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsur C, H, dan O
dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –CHO adalah Gugus
fungsi aldehida (Acton, 2013).

C. Keton (Aseton (C3H6O))


Aseton dalam suhu kamar berwujud cairan tidak berwarna, memiliki
bau dan rasa. Berat molekul aseton adalah 58,08 g/mol, titik didihnya sebesar
56,2℃ dan titik lelehnya sebesar -96,35℃. Aseton mudah larut dalam air
panas maupun dingin. Penanganan bila terjadi kontak terhadap mata dan kulit,
segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit (Sciencelab, 2013).

2
D. Amina
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih
atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril.
Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan
eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer,
sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda
dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen
yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina
diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada
atom nitrogen (Stoker, 1991).

E. Benzena
Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana. Cincin benzena
dianggap sebagai induk sama seperti alkana rantai lurus. Gugus alkil, halogen
dan gugus nitro dinamai dalam bentuk awalan pada benzena itu. Untuk
pertama kalinya benzena diisolasi pada tahun 1825 oleh Michael Faraday dari
residu minyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini
sumber utama benzena, adalah benzena yang tersubstitusi dan senyawa
aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun 1940, batu bara merupakan
sumber utama. Bermacam-macam senyawa aromatik yang diperoleh dari
sumber ini adalah hidrokarbon, fenol dan senyawa heterosiklik aromatik
(Pudyoko S, 2010: Fesenden et al. 1991).

F. Fenol (C6H5OH)
Fenol merupakan bahan berbentuk padatan mempunyai bau aromatic
berwarna pink transparan dan mempunyai rasa seperti terbakar. Bahan ini
memiliki berat molekul sebesar 94,11 g/mol, titik didihnya sebesar 182 ℃ dan
titik lelehnya sebesar 42℃. Bahan ini mudah larut dalam methanol, dietil eter,
larut dalam air dingin, aseton, benzene dan sangat larut dalam alcohol,

3
kloroform, gliserol, petroleum, karbon sulfide, larutan hidroksida alkali, asam
asetat, cairan sulfur dioksida. Fenol reaktif dengan agen pengoksidasi, logam,
asam, dan alkali. Bahan ini sangat korosif pada tembaga, sedikit korosif pada
baja. Berbahaya jika terjadi kontak mata, segera lepaskan kontak lensa dan
basuh dengan air mengalir selama 15 menit (Sciencelab, 2013).

G. Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).

H. Ester
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat dimana gugus hidroksi
(-OH) dari asam karboksilat digantikan oleh gugus alkoksi (-OR).
Pembentukan ester atau esterifikasi dapat terjadi jika asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol dan ditambah sedikit asam mineral sebagai
katalis dan reaksinya bolak balik (Sreenivasan, 1978).

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah :
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Gelas Erlenmeyer
5. Gelas ukur
6. Beker glass
7. Mortir
8. Tisu
9. Serbet
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah :
1. Senyawa obat (parasetamol)
2. KMnO4
3. H2SO4 pekat
4. Reagen Schiff
5. Reagen Benedict
6. Aqua Bromata
7. Natrium nitroprusida
8. Ammonium klorida
9. Dimetilbenzenaldehida HCl
10. Aseton
11. Serbuk Zn
12. HCl pekat
13. NaNO2
14. Β-Naftol
15. AgNO3

5
C. Posedur Kerja
1. Identifikasi gugus alkohol
a. Alkohol Primer
Sampel ditambah dengan KMnO4 dan H2SO4 pekat, warna ungu
hilang.
b. Alhohol Sekunder
Sampel dittambah dengan Aqua bromata (KBr), Natrium nitroprusida,
Ammonium klorida (NH4Cl), ammonia akan membentuk warna merah
coklat / ungu.
2. Identifikasi gugus aldehid (arabinose dan galaktosa)
Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 ml reagen Benedict, dipanaskan
hingga membentuk endapan merah bata.
3. Identifikasi gugus keton (aseton)
Sampel dalam tabung reaksi ditambah 10 tetes larutan Natrium
nitroprusida, ammonium klorida dan ammonia akan berwarna biru violet
(ungu).
4. Identifikasi gugus amina (trietanolamin dan paracetamol)
a. Sampel (parasetaamol) dalam tabung reaksi, ditambah beberapa tetes
aseton dan Natrium nitroprusida, diamkan 5-7 menit akan berwarna
merah pears (amina alifatik primer).
b. Sampel (parasetamol) dalam tabung reaksi, ditambah 5-10 tetes
NaOH, aseton dan nitroprusida akan berwarna merah pears (amina
alifatik primer).
5. Identifikasi gugus inti benzene
a. Sampel ditambahkan asam nitrat pekat, dinginkan.
b. Tambahkan etanol, serbuk Zn dan asam klorida pekat, dinginkan.
c. Tambahkan larutan NaNO2 dan β-Naftol dalam ammonia, selanjutanya
akan terbentuk cincin warna merah.

6
6. Identifikasi gugus fenol
Sampel ditambah 1-5 tetes larutan FeCl 3 akan berwarna ungu tua, bila
ditambah etanol 3-5 tetes akan menjadi kuning.
7. Identifikasi gugus asam karboksilat (asam benzoat)
Sampel ditambah 1 ml etanol, ditambah asam sulfat pekat, bila perlu
dengan pemanasan akan berbau ester asetat (harum).
8. Identifikasi gugus ester atau turunan asam karboksilat
a. Sampel 1 ml etil asetat ditambah larutan AgNO3, akan terbentuk
endapan perak asetat (putih).
b. Sampel 1 ml asam oksalat ditambah larutan AgNO 3, akan terbentuk
endapan putih perak oksalat.

7
BAB IV
HASIL

1. Identifikasi gugus alkohol


Jenis Reaksi Hasil Gambar
1. Alkohol Sampel + Warna ungu
primer KMnO4

Sampel + Warna ungu


KMnO4 + H2SO4 hilang

2. Alkohol Sampel + KBr + Warna merah


sekunder C5FeN6Na2O + coklat / ungu
NH4Cl

2. Identifikasi gugus aldehid


Reaksi Hasil Gambar
Sampel (Arabinosa) + Endapan merah bata
Benedict (panaskan)

Sampel (Galaktosa) + Endapan merah bata


Benedict (panaskan)

3. Identifikasi gugus keton


Reaksi Hasil Gambar
Sampel + C5FeN6Na2O Warna biru violet /
+ NH4Cl + NH3 ungu

8
4. Identifikasi gugus amina
Reaksi Hasil Gambar
Trietanolamin + Warna merah pears
CH3COCH3 +
C5FeN6Na2O
Parasetamol + NaOH + Warna merah pears
CH3COCH3 +
C5FeN6Na2O

5. Identifikasi gugus inti benzena


Reaksi Hasil Gambar
Sampel + HNO3 Cincin warna merah
(dinginkan) + C2H5OH
+ Serbuk Zn + H2SO4
(p) (dinginkan) +
NaNO2 + β-Naftol
dalam NH3

6. Identifikasi gugus fenol


Reaksi Hasil Gambar
Sampel + FeCl3 (ungu Ungu menjadi kuning
tua) + C2H5OH (kuning)

7. Identifikasi gugus asam karboksilat


Reaksi Hasil Gambar
Sampel + C2H5OH + Berbau ester asetat -
H2SO4 (tutup pakai (harum)
kapas dan panaskan)
8. Identifikasi gugus ester

9
Reaksi Hasil Gambar
Sampel + C4H8O2 + Endapan perak asetat
AgNO3 (putih).

Sampel + C2H2O4 + Endapan perak oksalat


AgNO3 (putih)

10
BAB V
PEMBAHASAN

Percobaan pertama adalah identifikasi gugus alkohol primer dan alkohol


sekunder. Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C
primer.
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder.
Pada percobaan identifikasi alkohol primer, etanol ditambahkan KMnO4
menghasilkan senyawa golongan aldehida yaitu asetaldehida. KMnO4 sebagai
oksidator kuat yang mengoksidasi etanol. Reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu dari
KmnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO 4- disebabkan
oleh adanya reaksi ion MnO- dengan alkena. Penambahan H2SO4 pekat (asam sulfat
pekat) adalah untuk memberikan suasana asam pada reaksi agar reaksi berlangsung
lebih cepat. Hasil percobaan identifikasi alkohol primer menghasilkan warna ungu
dan kemudian menghilang. Pada percobaan identifikasi alkohol sekunder, isobutanol
ditambahkan dengan natrium nitroprussida, ammonium klorida dan ammonia,
kemudian campuran didiamkan dan beberapa saat, warna larutan berubah menjadi
merah coklat/ungu. Kegunaan penambahan reagen adalah untuk mengetahui adanya
senyawa keton pada sampel yang ditunjukkan dengan perubahan warna karena
adanya senyawa kompleks. Warna larutan seharusnya berubah menjadi merah
coklat/ungu. Hasil percobaan menghasilkan warna ungu dan menghilang.
Percobaan kedua adalah identifikasi gugus aldehid. Aldehida merupakan
senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari
atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan
atom oksigen. Pada percobaan ini terbagi menjadi dua tabung, tangung pertama
arabinose dicampurkan dengan reagen benedict dan tabung kedua galaktosa
dicampurkan dengan reagen benedict. Reaksi yang terjadi pada kedua tabung tersebut
adalah oksidasi aldehid oleh pereaksi benedict yang akan membentuk endapan
tembaga oksida Cu2O berwarna merah bata. Hasil percobaan kedua tabung adalah
endapan merah bata.

11
Percobaan ketiga adalah identifikasi gugus keton. Keton merupakan senyawa
organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil yang terikat oleh 2 atom karbon.
Pada percobaan ini aseton ditambahkan dengan natrium nitroprussida, ammonium
klorida dan ammonia, kemudian campuran didiamkan dan beberapa saat kemudian
warna larutan berubah menjadi biru violet (ungu). Kegunaan penambahan reagen
adalah untuk mengetahui adanya senyawa keton pada sampel yang ditunjukkan
dengan perubahan warna karena adanya senyawa kompleks. Hasil percobaan
menghasilkan warna ungu.
Percobaan keempat adalah identifikasi gugus amina. Senyawa amina adalah
turunan amonia yang satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh gugus alkil.
Pada percobaan ini terbagi menjadi dua tabung, tabung pertama trietanolamin
ditambahkan dengan aseton dan nitroprusida menghasilkan warna merah pears,
tabung kedua parasetamol ditambahkan dengan NaOH, aseton, dan nitroprusida
menghasilkan warna merah pears. NaOH pada amina primer yang merupakan asam
lemah yang pada umumnya larut dalam NaOH dan akan melepaskan gas NH 3.
Penambahan NaOH bertujuan untuk melarutkan sampel Paracetamol. Raksi gugus
amina dengan aseton dan Natrium nitroprusida akan terbentuk warna merah pears
(amina alifatik primer) setelah didiamkan selama 5-7 menit. Hasil percobaan kedua
tabung menghasilkan warna merah pears.
Percobaan kelima adalah identifikasi gugus inti benzena. Benzena merupakan
senyawa aromatik tersederhana. Cincin benzena dianggap sebagai induk sama seperti
alkana rantai lurus. Pada percobaan ini nitobenzena ditambahkan asam nitrak pekat
kemudian didinginkan, lalu ditambahkan etanol, sebuk Zn dan asam klorida pekat
maka terjadi substitusi elektrofilik, dan produk nitro dieliminasi oleh Zn dalam HCl
sehingga gugus nitro berubah menjadi gugus amin. kemudian didinginkan lagi, lalu
ditambahkan larutan NaNO2 dan β-Naftol dalam ammonia. Amina aromatis
mengalami diazotasi membentuk diazo compound maka akan terbentuk cincin
berwarna merah. Hasil percobaan menghasilkan cincin berwarna merah.
Percobaan keenam adalah identifikasi gugus fenol. Fenol (C6H6OH)
merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang terikat pada

12
cincin benzena. Pada percobaan ini fenol ditambahkan FeCl 3 akan menghasilkan
warna ungu tua, dan setelah ditambahkan dengan etanol akan bewarna kuning dengan
reaksi sebagai berikut:

Hasil percobaan menghasilkan warna kuning.


Percobaan ketujuh adalah identifikasi gugus asam karboksilat. Asam
karboksilat adalah senyawa organik yang identik dengan gugus karboksil. Gugus
karboksil adalah gugus gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil. Pada percobaan
ini asam benzoat ditambahkan etanol dan asam sulfat pekat kemudian dipanaskan dan
akan menghasilkan bau ester asetat (harum). Pada identifikasi gugus asam
karboksilat, terjadi reaksi esterifikasi sebagai berikut :

Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Ester yang terbentuk inilah
yang menimbulkan bau khas pada larutan setelah direaksikan. Hasil percobaan
menghasilkan bau harum.
Percobaan kedelapan adalah identifikasi gugus ester. Ester adalah
senyawa yang dapat dianggap turunan dari asam karboksilat dengan mengganti ion
hidrogen pada gugus hidroksil oleh radikal hidrokarbon. Pada percobaan ini terbagi
menjadi dua tabung, tabung pertama etil asetat ditambahkan dengan larutan AgNO 3
kemudian akan membentuk endapan putih perak asetat, tabung kedua asam oksalat
ditambahkan dengan larutan AgNO3 kemudian akan membentuk endapan putih perak
oksalat. Reaksi etil asetat direaksikan dengan AgNO3 sebagai berikut.
C4H8O2 + AgNO3 AgC2H3O2
Dan reaksi asam oksalat direaksikan dengan AgNO3 sebagai berikut.
C2H2O4 + AgNO3 Ag2C2O4
Hasil perobaan tabung satu menghasilkan endapan putih perak asetat dan tabung dua

13
menghasilkan endapan putih perak oksalat.

BAB VI
KESIMPULAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Dewi, N. 2008. Perioperatif Pada Pasien Dalam Pengaruh Alkohol. Diakses pada 13
september 2009.

Science Lab, 2013. MSDS Gallium AA Standard. ScienceLab. Com. Inc., Houston
Texas.

Stoker. 1991. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Pudyoko S, 2010 Hubungan Pajanan Benzene Dengan Kadar Fenol Dalam Urine Dan
Gangguan Sistem Hematopoitic Pada Pekerja Instalasi BBM, Thesis
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina
Aksara. Jakarta.

Sreenivisan, B., 1978, Interesterification of Fat, J. Am. Oil Chem. Soc., 55, 796 –
805.

15
JAWABAN PERTANYAAN

Soal :
1. Sebutkan nama gugus fungsional yang berasal dari gugus karbonil!
2. Sebutkan nama gugus fungsional yang mengandung gugus –OH!
Jawaban :
1. Nama gugus fungsional gugus karbonil :
1) –OH (Alkohol/alkanol)
2) –O (Eter/alkosialkana)
3) –CHO (Aldehida/alkanal)
4) –CO (Keton/alkanon)
5) –COOH (Asam karboksilat)
6) –COOR (Ester/alkil alkanol)

2. Nama gugus fungsional yang mengandung gugus –OH :


1) Gugus Alkohol
2) Gugus Karboksilat

16

Anda mungkin juga menyukai