Anda di halaman 1dari 10

Senyawa Asam Karboksilat dan Ester

Luthfi Imam Sulistyo*,


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email :

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan asam karboksilat dan ester yang bertujuan


untuk mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester dengan melakukan
uji kualitatif yaitu uji asam karboksilat, pembentukan ester, membedakan
karboksilat mono dan poli, uji pengendapan dengan FeCl 3, Uji KMnO4, dan Uji
AgNO3 dan basa. Adapun hasil pada percobaan ini yaitu pada uji asam
karboksilat menggunakan sampel asam salisilat dengan menghasilkan
gelembung CO2, selanjutnya pembentukan ester dengan menghasilkan aroma
semangka, lalu pada uji membedakan karboksilat mono dan poli dengan
menggunakan sampel asam asetat dan asam oksalat masing-masing
menghasilkan perubahan yaitu larutan berwarna oranye, dan larutan hijau
dengan endapan hitam, lalu pada uji pengendapan dengan FeCl 3 menghasilkan
endapan berwarna krim, selanjutnya pada uji KMnO 4 menggunakan sampel
asam asetat, asam benzoat dan asam salisilat dengan masing-masing
menghasilkan perubahan yaitu larutan berwarna ungu pekat, larutan ungu muda
dengan endapan putih, dan larutan berwarna hitam, dan pada uji AgNO 3 dan
basa masing-masing uji menggunakan sampel asam asetat dan asam oksalat,
dengan hasil pada uji AgNO3 yaitu larutan bening, dan larutan bening dengan
endapan putih, sedangkan pada uji basa menghasilkan larutan bening pada
kedua sampel tersebut.
Kata Kunci : Asam karboksilat, ester, dan esterfikasi

PENDAHULUAN terdapat gugus hidroksil yang terikat


Latar Belakang pada karbon karbonil. Hal ini
menyebabkan sifatnya yang spesifik
Asam karboksilat adalah
yaitu sebagai asam. Asam
substrat populer dalam kimia
karboksilat merupakan senyawa
supramolekul yang mengikat
organik yang mengandung gugus
senyawa kimia lain melalui ikatan
karboksil (-COOH ) yang mengikat
hidrogen, interaksi elektrostatik, dan
gugus alkil ( R-COOH ) atau gugus
interaksi donor-akseptor (Shome &
aril ( Ar-COOH) dan juga tergolong
Mishra, 2016). Asam karboksilat
asam lemah karena hanya sedikit
secara struktur menyerupai aldehida
terionisasi dalam air. Pada saat
dan keton karena mengandung
kesetimbangan, sebagian besar
gugus karbonil. Perbedaannya
asam berada dalam bentuk molekul
adalah pada asam karboksilat
yang tidak terionisasi (Fessenden
dan Fessenden, 1986).

Gambar 2. Struktur umum ester


Aplikasi dari asam
Gambar 1. Struktur umum asam karboksilat adalah sebagai obat-
karboksilat (Shome & Mishra, 2016) obatan seperti antibiotik (misalnya :
Ester adalah sebuah asam penisilin, siprofloksasin, dll),
karboksilat yang mengandung gugus analgesik, antiinflamasi, dan molekul
-COOH, dan pada sebuah bioaktif lainnya seperti bilirubin,
ester hidrogen pada gugus ini asam empedu, asam folat, asam
digantikan dengan sebuah gugus askobat (vitamin C) dan biotin
hidrokarbon dari berbagai jenis. (vitamin H) (Shome & Mishra, 2016).
Gugus ini bisa berupa gugus alkil Ester yang memiliki aroma yang
sepertimetil atau etil, atau gugus enak seringkali dapat digunakan
yang mengandung sebuah cincin sebagai flavouring agents
benzen seperti fenil (Hambali, 2006). (Hoydonckx, 2004). Selain itu juga
Ester dapat terhidrolisis sebagai essen, aroma buah-buahan
dengan pengaruh asam membentuk dalam proses pembuatan parfum
alkohol dan asam karboksilat. atau sabun.
Reaksi hidrolisis tersebut merupakan
kebalikan daripengesteran. Disini METODOLOGI
senyawa karbon mengikat gugus Alat dan bahan
fungsi –COOR adalah alkilalkanoat Alat - alat yang akan
(Hart, 1990). Ester pada umumnya digunakan pada percobaan ini
bersifat polar. Sifat kimia ini antara lain pemanas, pipet tetes,
menyebabkan ester yang jumlah tabung reaksi dan rak tabung reaksi.
atom karbonnya sedikit mudah larut Bahan – bahan yang akan
dalam air. Kelarutan ester berkurang digunakan pada percobaan ini
dengan bertambahnya atom karbon. antara lain akuades, asam asetat,
Ester merupakan senyawa polar asam oksalat, asam sulfat, , asam
yang mempunyai dipol-dipol yang asetat, asam salisilat, etanol, asam
saling berinteraksi di mana interaksi klorida, asam benzoat, barium
ini menimbulkan gaya antar molekul. hidroksida, besi (III) klorida, besi (II)
Adanya gaya antar molekul sulfat, kalium permanganat, natrium
menyebabkan ester memilki titik hidroksida, natrium bikarbonat dan
didih yang lebih tinggi dari senyawa perak nitrat.
hidrokarbon lain yang memiliki Prosedur kerja
bentuk molekul dan massa atom Asam karboksilat
relatifnya mirip. (Fessenden dan Mula – mula dimasukkan
Fessenden, 1986). senyawa yang mengandung
karboksil kedalam tabung, kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan kemudian ditambahkan 5 tetes
Natrium bikarbonat 5%, lalu larutan AgNO3, diamati perubahan
diperhatikan gas yang keluar dari yang terjadi, kemudian dipanaskan
tabung, kemudian dicatat perubahan dan diamati perubahannya, lalu
yang terjadi. dilakukan prosedur yang sama
Pembentukan ester dengan penambahan Ba(OH)2.
Mula – mula dimasukkan 1
ml senyawa yang mengandung Rangkaian Alat
gugus karboksilat kedalam masing
masing tabung, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan 2 ml etanol dan Data Pengamatan
beberapa tetes asam sulfat padat, Asam Karboksilat
lalu didinginkan dan ditambahkan No Perlakuan Pengamatan
NaHCO3, kemudian diamati bau 1 Asam menghasilkan
yang keluar yang menandakan salisilat + gelembung
tgerbentuknya ester. NaHCO3 CO2
Membedakan karboksilat mono
dan poli Pembentukan Ester
Mula – mula dimasukkan No Perlakuan Pengamatan
asam oksalat dan asetat kedalam 1 Asam
masing masing tabung reaksi, salisilat +
kemudian ditambahkan 3 tetes etanol larutan menjadi
larutan FeSO4 1M dan KOH atau + H2SO4 panas
NaOH sebanyak 5 tetes, lalu diamati menghasilkan
dan dicatat hasil yang didapat. +NaHCO3 aroma
Uji pengandapan dengan FeCl3 semangka
Mula – mula dimasukkan 5
mg asam benzoate kedalam tabung Membedakan Karboksilat Mono
reaksi lalu dilarutkan dengan NaOH, dan Poli
kemudian ditambahkan HCl hingga No Perlakuan Pengamatan
netral, lalu dimasukan FeCl3 5 tetes, 1 Asam
kemudian diamati perubahan yang oksalat +
terjadi FeSO4 larutan hijau
Uji KmNO4 + NaOH endapan hitam
Mula – mula dimasukkan 0,1 2 Asam
gr atau 1 ml asetat, benzoate dan asetat +
salisilat ke dalam tabung yang FeSO4 larutan oranye
berbeda, kemudiian ditambahkan 2 + NaOH
tetes KmNO4, lalu diamati peribahan
yang terjadi Uji Pengendapan dengan FeCl3
Uji AgNO3 dan basa No Perlakuan Pengamatan
Mula – mula dimasukan 1 ml
1 asam
asam formiat asetat dan oksalat
benzoat + larut
kedalam masing – masing tabung,
NaOH
+ HCl bening
+ FeCl3 endapan krim

Pembahasan
Uji KMnO4 Asam karboksilat adalah
No Perlakuan Pengamatan segolongan senyawa yang dicirikan
1 asam asetat larutan ungu oleh gugus karboksil yaitu nama
+ KMnO4 pekat gugus fungsi karbonil dan hidroksil.
2 asam larutan ungu Rumus asam karboksilat ialah R-
benzoat + muda dan COOH. Asam karboksilat tergolong
KMnO4 endapan putih asam karena senyawa ini mengion
3 asam larutan hitam dalam larutan, menghasilkan ion
salisilat + karboksilat dan proton (Wilbraham,
KMnO4 1992).

Ester merupakan senyawa


Uji AgNO3 dan Basa berbau harum, yang dapat diperoleh
No Perlakuan Pengamatan dari reaksi antara alkohol dan asam
1 Uji AgNO3 karboksilat. Senyawa tersebut
a. asam banyak digunakan dalam industri
asetat + larutan parfum, kosmetik, dan makanan
AgNO3 bening (Chasana, Retnowati, & Suratmo,
+ dipanaskan larutan 2014). Ester merupakan molekul
b. asam bening yang bersifat polar dan juga memiliki
oksalat + titik didihnya lebih rendah
AgNO3 dibandingkan dengan asam
+ dipanaskan larutan keruh karboksilat dan juga alkohol dengan
larutan berat molekul serupa dengan ikatan
bening hidrogen antar molekul adalah tidak
dengan mungkin. Ester dapat berikatan
endapan hidrogen melalui atom oksigen
putih dengan atom hidrogen dari molekul
2 Uji Basa airnya. Dengan demikian ester
a. Asam sedikit larut dalam air. Namun
asetat + karena ester tidak memiliki atom
Ba(OH)2 larutan hidrogen untuk membentuk sebuah
+ bening ikatan hidrogen atom oksigen
dipanaskan larutan dengan air, mereka kurang larut
b. Asam bening dalam asam karboksilta (Ouelette,
oksalat + 1995).
Ba(OH)2 Adapun tujuan dari
+ larutan percobaan ini adalah untuk
dipanaskan bening mengidentifikasi senyawa asam
larutan karboksilat dan ester dengan
melakukan uji kualitatif yaitu uji Kemudian ditambahkan dengan
asam karboksilat, pembentukan beberapa tetes natrium bikarbonat
ester, membedakan karboksilat 5%. Natrium bikarbonat merupakan
mono dan poli, uji pengendapan garam asam beruba serbuk putih
dengan FeCl3, Uji KMnO4, dan Uji dan mudah larut dalam air, terurai
AgNO3 dan basa. Prinsip dari pada 20 ⁰C digunakan sebagai
percobaan ini adalah oksidator, pemadam api, dan
mengidentifikasi sifat-sifat asam sebagai antasid (Mulyono, 2005).
karboksilat dan ester dimana
menggunakan metode secara
kualitatif. Saat pembentukan ester
gugus karboksilat direaksikan
dengan etanol dan asam sulfat yang
kemudian menghasilkan aroma yang
khas, serta dapat membedakan Gambar 4. Struktur natrium
karboksilat mono dan poli yang bikarbonat
ditandai dengan perubahan warna, Fungsi penambahan NaHCO3
lalu dilakukan uji seperti uji adalah sebagai larutan basa yang
pengendapan dengan FeCl3, Uji membentuk gelembung gas,
KMnO4, Uji AgNO3 dan basa yang peristiwa ini dengan proses
ditandai dengan perubahan warna, dekarboksilasi. Dekarboksilasi
timbulnya gas dan endapan. adalah peristiwa dimana asam
Asam Karboksilat karboksilat dengan gugus COOH
Identifikasi asam karboksilat akan kehilangan atom H dan
dilakukan dengan cara memasukkan menghasilkan gas CO2 (Hart, 1990).
asam salisilat kedalam tabung Percobaan ini menghasilkan gas
reaksi. Asam salisilat merupaka CO2. Adapun reaksi yang terjadi :
asam organik berupa kristal serbuk HOC6H4COOH(aq) + NaHCO3 →
putih, tak berbau, berasa manis HOC6H4COONa(aq) + CO2(g)↑ + H2O(aq)
terdapat dialam beberapa
ditumbuhan, memiliki titik didih 211 Pembentukan Ester
⁰C dan titik leleh 157 ⁰C (Mulyono, Pembentukan ester dapat
2005). dilakukan dengan reaksi esterifikasi.
Reaksi esterifikasi adalah suatu
reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol membentuk ester. Turunan
asam karboksilat membentuk ester
asam karboksilat. Ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa
yang mengandung gugus –CO2 R
dengan dapat berupa alkil maupun
Gambar 3. Struktur asam salisilat aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan
bersifat dapat balik (Arita, Dara, &
Irawan, 2008). Percobaan ini
dilakukan dengan memasukkan terbagi menjadi dua macam yaitu :
senyawa asam salisilat kedalam asam karboksilat mono adalah asam
tabung reaksi kemudian karboksilat tunggal atau hanya
ditambahkan etanol. Etanol memiliki satu gugus karboksil, dan
merupakan zat cair yang tidak asam karboksilat poli adalah asam
berwarna berbau spesifik, mudah yang memiliki dua atau lebih gugus
terbakar, dan menguap. Etanol karboksil (Sitorum, 2010).
berpera sebagai pelarut, berat Percobaan ini dilakukan dengan
molekul etanol mencapai 46,07 menggunakan sampel asam oksalat
g/mol dengan titik didih dalam 1 atm dan asam asetat. Asam oksalat
yaitu 78,4% dan titik beku -112 ⁰C merupakan padatan kristal yang
(Perry, 1984). Etanol berfungsi memiliki rumus molekul C2H2O4,
sebagai pelarut. sifatnya tak berwarna dan beracun,
Selanjutnya ditambahkan digunakan untuk pembuatan
asam sulfat pekat. Asam sulfat senyawa organik (Mulyono, 2005).
merupakan cairan minyak tak Sedangkan asam asetat adalah
berwarna dengan rumus kimia pelarut protik hidrofilik (polar),
H2SO4, memiliki titik lebur 10,36 ⁰C memiliki bentuk mirip seperti air dan
dan titik didih 33 ⁰C. Senyawa ini etanol. Asam asetat memiliki
merupakan agen oksidator yang konstanta dielektrik sedang sebesar
lumayan kuat sehingga dapat 6,2 sehingga melarutkan baik
melarutkan tembaga (Martin, 2012). senyawa polar dan nonpolar
Fungsi penambahan asam sulfat contohnya seperti garam anorganik
adalah sebagai katalis yang dan minyak serta unsur-unsur
berperan sebagai mempercepat laju seperti sulfur dan iodin. Titik didih
reaksi. Penambahan asam sulfat 116 ⁰C - 118 ⁰C, titik lebur 17 ⁰C,
menghasilkan reaksi eksoterm massa jenis 1,05 g/cm3, memiliki bau
diman reaksi eksoterm adalah reaksi yang menyengat (Hasrianti, dkk,
yang melepaskan kalor dari sistem 2016). Dari kedua sampel tersebut
ke lingkungan (Braddy, 2008). mengandung senyawa asam
Setelah itu didinginkan dan karboksilat.
ditambahkan NaHCO3 yang Percobaan ini dilakukan
berfungsi untuk pemurnian senyawa dengan memasukkan 1 mL senyawa
ester. Percobaan ini menghasilkan asam oksalat dan asam asetat
aroma semangka yang menandakan kedalam masing-masing tabung
telah terbentuknya ester. Adapun reaksi. Selanjutnya ditambahkan 3
reaksi yang terjadi : tetes FeSO4, yang berfungsi sebagai
HOC6H4COOH(aq) + C2H5OH(aq) H2SO4 pereduktor, dan senyawa yang
HOC6H4COOC2H5(aq) + H2O(aq) mudah teroksidasi (Daintith, 1994).
Kemudian ditambahkan dengan
Membedakan Karboksilat Mono NaOH yang berfungsi sebagai
dan Poli pembentukan karboksilat mono dan
Berdasarkan jumlah gugus poli. Dari percobaan tersebut
karboksilnya asam karboksilat dihasilkan perubahan yaitu pada
asam oksalat menghasilkan larutan didih 249,2 ⁰C, kepadatan mencapai
hijau dengan endapan hitam dan 1,2659, kepadatan uap 4,21 dan
pada asam asetat menghasilkan sedikit larut dalam air dingin
larutan oranye. (Daintith, 1994).

Gambar 5. Struktur asam asetat


Dari percobaan yang telah dilakukan
bahwa asam asetat termasuk Gambar 7. Struktur asam benzoate
senyawa karboksilat mono yang Selanjutnya dilarutkan dalam NaOH
mana hanya memiliki satu gugus karena sifat NaOH yang lebih polar
karboksil. dibandingkan dengan asam
benzoate, maka asam benzoate
akan larut dengan NaOH. Setelah
asam benzoate larut kemudian
ditambahkan larutan HCl. Dimana
asam klorida berfungsi sebagai
Gambar 6. Struktur asam oksalat penetral dari larutan asam benzoate
Sedangkan pada senyawa asam yang dicampurkan kedalam NaOH.
oksalat termasuk senyawa Larutan dinetralkan supaya
karboksilat poli yang mana memiliki terbentuk endapan garam FeCl3
lebih dari satu gugus karboksil. dengan sempurna. Hasil percobaan
Adapun reaksinya : menunjukkan terdapat endapat krim.
2CH3COOH + FeSO4 + 2NaOH → Endapan tersebut terbentuk karena
Fe(CH3COO)2 + Na2SO4 + 2H2O larutan lewat jenuh, FeCl3
ditambahkan kedalam larutan
C2H2O4 + FeSO4 + 2NaOH → karena adanya efek ion sejenis yang
Fe(C2O4) + Na2SO4 + 2H2O mempengaruhi kelarutan senyawa.
Adanya penambahan zat yang
Uji Pengendapan dengan FeCl3 mengandung ion sejenis makan
Pengujian pengendapan akan menyebabkan kelarutan zat
dengan FeCl3 bertujuan untuk mengalami penurunan dari kelarutan
mengetahui reaksi pengendapan sebelumnya. Dengan kata lain zat
yang terjadi pada senyawa asam tersebut akan banyak yang
karboksilat dengan FeCl3. mengendap. Hal ini sesuai dengan
Percobaan ini dilakukan dengan konsep kesetimbangan bahwa jika
memasukkan padatan asam konsentrasi zat ditingkatkan maka
benzoate kedalam tabung reaksi. kesetimbangan akan bergeser dari
Asam benzoate merupakan zat zat yang ditambahi konsentrasinya
padat dengan berat molekul 122,12 (Basset, 1994).
g/mol, memiliki pH 3 dengan titik
Uji KMnO4
Uji KMnO4 merupakan uji yang dengan menggunakan sampel
memiliki ikatan rangkap dan asam asetat dan asam oksalat pada
digunakan untuk menguji terjadinya kedua uji. Uji pertama yaitu uji
reaksi oksidasi (Hart, 1990). Uji AgNO3. AgNO3 adalah padatan
KMnO4 dilakukan dengan cara tanpa warna yang memiliki titik lebur
memasukkan padatan asam 212 ⁰C. memiliki sifat yang larut
benzoate, asam asetat dan asam dalam air, senyata ini digunakan
salisilat ke dalam masing-masing dalam fotografi (Daintith, 1994).
tabung reaksi dan ditambahkan Sampel dimasukkan kedalam
dengan 5 tetes KMnO4. KMnO4 masing-masing tabung dan
(kalium permanganat merupakan zat dimasukkan 5 tetes larutan AgNO3.
pengoksidasi yang kuat serta mudah Percobaan pada asam asetat
teroksidasi. Berbentuk kristal dengan menghasilkan larutan bening, dan
warna ungu gelap, mudah terbakar, pada larutan asam oksalat
dapat menyerap CO2 diatmosfer menghasilkan larutan keruh, setelah
(MSDS, 2004). Penambahan KMnO4 itu dipanaskan fungsi pemanasan
berfungsi sebagai oksidator dalam adalah untuk mempercepat reaksi.
reaksi oksidasi. Percobaan dengan Saat dipanaskan sampel asam
penambahan KMnO4 pada sampel asetat tidak menghasilkan
asam benzoate menghasilkan perubahan, dan pada asam oksalat
larutan ungu muda dengan endapan menghasilkan larutan bening
putih, diketahui bahwa asam dengan endapan putih, endapan
benzoate tidak larut dalam senyawa yang dihasilkan adalah endapan
KMnO4. Selanjutnya pada asam AgOH.
asetat menghasilkan larutan Selanjutnya uji kedua yaitu uji
berwarna ungu pekat, dan pada basa, reagen yang digunakan pada
asam salisilat menghasilkan larutan uji basa yaitu Ba(OH)2. Ba(OH)2
berwarna hitam. Adapun reaksinya merupakan basa organik, berupa
adalah : kristal serbuk putih, ada yang
 Asam benzoate + KMnO4 mengandung air kristal dalam
C6H5COOH + KMnO4 → C6H5COOK beberapa perbandingan.
+ MnO4 + OH Penggunaannya untuk pereaksi
 Asam asetat + KMnO4 analitik dilaboratorium, pada
CH3COOH + KMnO4 → CH3COOK + pemurnian gula dan industri gelas,
MnO4 + OH memiliki titik lebur 78 ⁰C dan
 Asam salisilat + KMnO4 densitas 2,13 g/cm3 (Mulyono,
C6H4OHCOOH + KMnO4 → 2005). Percobaan ini dilakukan
C6H4OHCOOK + MnO4 + OH dengan memasukkan masing-
masing sampel kedalam tabung
Uji AgNO3 dan Basa reaksi kemudian ditambahkan
Pengujian AgNO3 dan Basa larutan Ba(OH)2 sebanyak 5 tetes.
bertujan untuk mengetahui reaksi Hasil dari penambahan Ba(OH)2
kelarutan terhadap logam Ag dan pada asam asetat menghasilkan
Basa. Percobaan ini dilakukan larutan bening dan pada asam
oksalat juga larutan berwarna larutan bening dengan endapan
bening. Setelah dilakukan putih, sedangkan pada uji basa
pemanasan pada asam asetat tidak menghasilkan larutan bening pada
menghasilkan perubahan begitu kedua sampel tersebut.
juga pada asam oksalat tidak
menghasilkan perubahan juga. DAFTAR PUSTAKA
Adapun reaksi yang terjadi : Arita, S., Dara, M. B., & Irawan, J.
2CH3COOH + Ba(OH)2 → 2008, Pembuatan Metil Ester
Ba(CH3COO)2 + 2H2O Asam Lemak Dari Cpo Off
Grade Dengan Metode
C2H2O4 + Ba(OH)2 → Ba(C2O4) +
Esterifikasi-Transesterifikasi,
2H2O Jurnal Teknik Kimia, 15(2), 34–
43.
KESIMPULAN Basset. J, 1994, Kimia Analisis
Berdasarkan percobaan yang Kualitatif Anorganik, Jakarta :
telah dilakukan adalah Erlanga.
mengidentifikasi senyawa asam Braddy, J. E, 2008, Kimia
Universitas Asas dan Struktur
karboksilat dan ester dengan
Jilid 2, Jakarta : Bina Rupa
melakukan uji kualitatif asam Aksara.
karboksilat dimana menghasilkan Chasana, N. U., Retnowati, R., &
gelembung gas CO2. Pembentukan Suratmo, 2014, Esterifikasi L-
ester dengan menghasilkan aroma Mentol Dan Anhidrida Asetat
semangka, lalu pada uji Dengan Variasi Rasio Mol
membedakan karboksilat mono dan Reaktan, Kimia Student
Journal, 1(2), 276–282.
poli dengan menggunakan sampel
Daintith,J. 1994. “ Kamus Lengkap
asam asetat dan asam oksalat Kimia”. Jakarta : Erlangga.
masing-masing menghasilkan Fessenden,R.J dan Fessenden,J.S.
perubahan yaitu larutan berwarna 1986. Kimia Organik edisi 3.
oranye, dan larutan hijau dengan Erlangga : Jakarta.
endapan hitam, lalu pada uji Hambali, E.A, Suryani, dan M. Rifai,
pengendapan dengan FeCl3 2006, Membuat Sabun
menghasilkan endapan berwarna Transparan Untuk Gift dan
krim, selanjutnya pada uji KMnO4 Kecantikan, Penebar
menggunakan sampel asam asetat, Swadaya. Jakarta.
asam benzoat dan asam salisilat Hart, Harold. 1990. Kimia Organik.
dengan masing-masing Jakarta : Erlangga.
menghasilkan perubahan yaitu Hasrianti, Nururrahmah, dan
larutan berwarna ungu pekat, Nurasia, 2016, Pemanfaatan
larutan ungu muda dengan endapan Ekstrak Bawang Merah dan
putih, dan larutan berwarna hitam, Asam Asetat Sebagai Pengawet
dan pada uji AgNO3 dan basa Alami Bakso, Jurnal Dinamika,
masing-masing uji menggunakan 7(1), 9-30.
sampel asam asetat dan asam Hoydonckx, 2004, Esterification and
oksalat, dengan hasil pada uji Transesterification of
AgNO3 yaitu larutan bening, dan
Renewable Chemical, Journal
of Chemistry, 2(7).
MSDS, 2004, Potassium Hydroxide,
Labcheminc.
Martin, E, 2012, Kamus Sains,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mulyono, HAM, 2005, Kamus Kimia,
Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ouelette, Robert. J, 1995, Organic
Chemistry, Macmillan Publishing
Company. Newyork.
Perry, R. H, 1984, Chemical
Engineering Hands Books,
Singapore : Mc Grow Hill.
Sitorus, Marham. 2010. Kimia
Organik . Graha Ilmu :
Yokjakarta.
Shome, M., & Mishra, N. 2016,
Molecular Recognition of
Carboxylic Acids and
Carboxylates: A Review, Indian
Journal of Advances in
Chemical Science, 4(1), 56–67.
Wilbraham, Antony. C, 1992, Kimia
Organik dan Hayati, ITB,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai