Nuri Annisa*, Sri Milawati, Eka Wahyuni, Nindi Vira Andini, Muhammad Hidayat, Priyadi, dan Laina
Radestiani
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email :nuri.anisa80@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan sintesis metil ester dengan metode transesterifikasi yang
bertujuan untuk mempelajari reaksi transesterifikasi dalam pembuatan senyawa metil ester dan
membedakan reaksi transesterifikasi dan esterifikasi. Dalam pembuatan metil ester digunakan
metode transesterifikasi yang mereaksikan antar alkohol dengan trigliserida membentuk metil ester
dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Untuk membentuk metil ester maka reaksi tersebut akan
dilakukan melalui proses refluks. Refluks adalah suatu metode yang digunakan untuk mensintesis
zat yang mudah menguap dimana terjadi proses pendinginan dengan metode pemanasan. Refluks
dilakukan pada suhu 65°C. setelah terbentuk metil ester, dengan penambahan akuades dan HCl
maka akan terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas (lapisan organic), dan lapisan bawah (lapisan air).
Lalu lapisan tersebut dipisahkan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah proses pemisahan
suatu larutan yang memiliki dua fase yang tidak tercampur berdasarkan distribusi pelarut dan zat
terlarutnya. Lalu lapisan organik yang dihasilkan dari proses ekstraksi kemudian diekstraksi
kembali dengan n-heksan. Dan lapisan organik yang diambil akan ditambahkan Na 2SO4 untuk
mendapatkan metil ester yang murni.
PENDAHULUAN
Methyl ester adalah senyawa hasil lemak menjadi metil ester adalah (Syafii, dkk,
dari reaksi esterifikasi dan atau 2013) :
transesterifikasi yang melibatkan senyawa
asam dan alkohol untuk esterifikasi, dan
trigliserid dan alkohol untuk reaksi
transesterifikasi (Mulyadi, 2011). Selama ini
metil ester yang dihasilkan dengan metode
transesterifikasi dipisahkan dengan
menggunakan metode destilasi fraksional
(perbedaan titik didih). Dengan demikian Reaksi transesterifikasi secara umum
pemisahan metil ester berdasarkan titik leleh merupakan reaksi alkohol dengan trigliserida
menambah pilihan alternatif metode menghasilkan methyl ester dan gliserol
pemisahan (Arbianti, dkk, 2008). dengan bantuan katalis basa. Alkohol yang
Tranesterifikasi adalah tahap konversi umumnya digunakan adalah methanol dan
dari asam lemak bebas menjadi ester. ethanol. Reaksi ini cenderung lebih cepat
Tranesterifikasi mereaksikan minyak lemak membentuk metyl ester dari pada reaksi
dengan alkohol. Reaksi esterifikasi dari asam esterifikasi yang menggunakan katalis asam.
Namun, bahan baku yang akan digunakan
pada reaksi transesterifikasi harus memiliki sampai semua KOH larut. Mulut labu ditutup
asam lemak bebas yang kecil (< 2 %) untuk untuk mencegah penguapan.
menghindari pembentukan sabun (Arita, dkk,
2008). Prosedur Reaksi Transesterifikasi
Penggunaan katalis basa jumlah
ekstra dapat menetralkan asam lemak bebas Sampel berupa campuran metil ester
didalam trigliserida. Sehingga semakin dan sisa-sisa reaktan dimasukkan dalam
banyak jumlah katalis basa yang digunakan, corong pisah 250 mL. Lalu ditambahkan 10
maka metil ester yang terbentuk akan mL akuades dan 1 mL HCl 5 M. Lapisan yang
semakin banyak (Arita, dkk, 2008). terbentuk yaitu lapisan atas (lapisan organik)
Tujuan dari percobaan ini adalah dan lapisan bawah (lapisan air) dipisahkan.
dapat mempelajari reaksi transesterifikasi
Lapisan organik yang masih mengandung
dalam pembuatan senyawa metil ester, dan
membedakan reaksi transesterifikasi dan ester dan minyak diekstrak dengan 10 mL
esterifikasi. Prinsip percobaan ini adalah dietil eter, terbentuk dua lapisan lagi yaitu
sintesis metil ester ini dilakukan dengan lapisan organik dan lapisan air. Lapisan
metode transesterifikasi. Transesterifikasi organik kemudian dicuci dengan 10 ml
adalah reaksi antar alkohol dengan akuades lalu ditambahkan Na2SO4 anhidrous
trigliserida membentuk metil ester dan gliserol secukupnya. Larutan disaring dan pelarut
dengan bantuan katalis basa. Pembuatan
diuapkan pada udara terbuka.
metil ester ini dilakukan melalui proses refluks
dan ekstraksi. Dimana metanol yang
berperan sebagai alkohol tersebut
direaksikan dengan KOH yang berperan Rangkaian Alat
sebagai katalis menjadi larutan K-metanolat
untuk dicampurkan dengan minyak sedikit
demi sedikit untuk direfluks. Metil ester yang
murni akan didapatkan melalui proses
ekstraksi melalui beberapa campuran
senyawa.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini
adalah batang pengaduk, beaker glass, botol
akuades, corong pisah, kondesor liebig, labu
leher, magnetic stirrer, pipet volume,
termometer.
Bahan-bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah akuades, asam klorida,
dietil eter, kalium hidroksida, minyak kelapa
sawit, metanol n-heksana, natrium sulfat.
Prosedur Kerja
Gambar 1.1 Rangkaian Alat
Pembuatan Larutan Potossium Matanolat Transesterifiksasi
Dimasukkan 40 mL metanol ke dalam
labu alas bulat kapasitas 100 mL.
Dimasukkan KOH anhidrat sebanyak 0,4
gram sambil dilakukan pengadukan dan
terbentuk
4. Lapisan organik n-heksan = 10 ml
diekstrak dengan
metil eter
5. Lapisan organik mNa2SO4 = 1,5
dicuci dengan gram
akuades lalu
ditambahkan
Na2SO4 anhidrous
secukupnya
6. Larutan disaring
dan pelarut
diuapkan pada
udara terbuka
Gambar 1.2 Proses Pemisahan Pelarut
dengan corong pisah
Pembahasan
Transesterifikasi adalah istilah umum
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan untuk menjabarkan reaksi
Data Pengamatan organik yang penting dmana ester
ditranformasi menjadi bahan lain melalui
Pembuatan Larutan Potossium Metanolat interchange dari alkoksi. Jika reaksi terjadi
No Perlakuan Pengamatan antar ester original dengan suatu alkohol
. maka proses transesterifikasi disebut sebagai
1. Dimasukkan Minyak kelapa alkoholisis. Dalam review ini istilah
metanolat ke sawit = 20 mL transesterifikasi digunakan juga sebagai
dalam labu alas Vmetanol = 40 mL sinonim dari alkoholisis ester karboksilat.
bulat kapasitas Reaksi transesterifikasi adalah reaksi
100 ml setimbang dan transformasinya terjadi oleh
2. Dimasukkan mKOH = 0,4 gram adanya pencampuran reaktan. Keberadaan
KOH anhidrat katalis dapat mempercepat pengaturan
sambil diaduk kesetimbanagan. Untuk memperoleh yield
dan KOH larut ester yang tinggi maka digunakan alkohol
berlebih (Manurung, 2006).
3. Mulut labu ditutup
Metil ester merupakan senyawa hasil
untuk mencegah
penguapan dari reaksi esterifikasi dan atau trigliserida
dan alkohol untuk reaksi transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi yang melibatkan senyawa asam dan alkohol
No Perlakuan Pengamatan untuk esterifikasi, dan trigliserida dan alkohol
. untuk reaksi transesterifikasi (Mulyadi, 2011).
1. Sampel yang Terjadi 3 fase + HCl Metil ester dapat digunakan untuk pembuatan
berupa campuran jadi 2 fase surfaktan metil ester.
metil ester dari VHCl = 1 ml Faktor-faktor yang mempengaruhi
sisa-sisa reaktan
reaksi transesterifikasi (Robiah, dkk, 2014) :
dimasukkan
dalam corong Suhu. Semakin tinggi suhu reaksi, semakin
pisah besar pula energi kinetik yang dimiliki zat-zat
pereaksi sehingga semakin banyak molekul-
2. Ditambahkan Diekstraksi dengan
molekul yang memiliki energi kinetik yang
akuades dan HCl corong pisah
melebihi energy aktivasi. Akibatnya semakin
5M
banyak tumbukan antar molekul yang
3. Lapisan yang
basa yaitu KOH dilakukan dengan metode Ester Turunan Oleat Terhadap Emisi
refluks dan ekstraksi. Katalis basa yang Gas Buang dari Mesin Diesel. Jurnal
digunakan untuk membedakan reaksi Dinamis. No.12. Vol.II. : 1-7. ISSN
transesterifikasi dengan esteifikasi yang 0216-7492
menggunakan asam sebagai katalis.
DAFTAR PUSTAKA