Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

Materi :
Pembuatan Metil Ester

Disusun Oleh :
KELOMPOK 16

ANJLE PAULINA (122280039)


ARIFINO DECIKA RAHMAN (122280031)
EDO NURFADANA (122280025)
HOIRUNNISA SALSABILA (122280126)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
ABSTRAK

Percobaan pembuatan metil ester dengan metode transesterifikasi untuk mengetahui


pembuatan metil ester (biodiesel) dengan matode transesterifikasi menggunakan
katalis basa (NaOH) dongan sebelumnya mengetahui terlebih dahulu %FFA.
Percobaan kadar FFA dan pembuatan metil ester dimana percobaan kadar FFA
dilakukan dengan mencampur minyak dan metanol. Kemudian 3 tetes Indikator PP
kemudian di titrasi hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Hasil yang
didapat adalah Kadar FFA dibawah 2% atau tepatnya 1.7 %, sehingga hanya perlu
proses transesterifikasi dan tidak perlu proses esterifikasi. Pada percobaan kedua kami
mensintesis metil ester dan minyak menggunakan metode transesterifikasi dengan
tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui cara membuat metil ester skala kecil guna
kepentingan pribadi dengan cara membuat perbandingan antara minyak dengan
metanol yaitu dengan ratio 1:2, serta jumlah NaOH 1% dan massa minyak yang
digunakan. Penggunaan NaOH adalah sebagai katalis basa dangan tujuan mempercepat
proses transesterifikasi. Selanjutnya pemanasan minyak menggunakan hot plate dan
magnetic stirrer Selagi proses pemanasan pada 55°c dan 300 rpm, lalu dimasukkan
larutan metanol dan NaOH, kemudian campuran ditutup menggunakan alumunium foil
guna mengurangi proses terjadinya penguapan metanol. Kemudian campuran
dipindahkan ke corong pisah dengan tujuan untuk membuat campuran yang terpisah
menjadi dua karena adanya perbedan massa jenis. Dengan lapisan atas adalah metil
ester dan lapisan bawah adaran gliserol, kemudian gliserol dituang dan metil ester
dibersihkan dengan cara pencucian dengan air 50 % dan volume metil ester. Setelah
dihitung metil ester didapatkan yield sebesar 2%.

Kata Kunci : Ester, FFA, Titrasi, Transesterifikasi


DAFTAR ISI

Contents
ABSTRAK ..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................4
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................5
BAB I ......................................................................................................................................6
BAB II .....................................................................................................................................8
BAB III .................................................................................................................................12
METODOLOGI PERCOBAAN .........................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................16
BAB V ...................................................................................................................................21
PENUTUP ............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................22
LAMPIRAN A ......................................................................................................................23
PERHITUNGAN..................................................................................................................23
LAMPIRAN B ......................................................................................................................25
LAMPIRAN C......................................................................................................................27
LAMPIRAN D......................................................................................................................29
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4 1. Larutan sebelum titrasi ......................................................................................17


Gambar 4 2. Larutan setelah titrasi ........................................................................................17
Gambar 4 3. Pemisahan dengan corong pisah .......................................................................19
DAFTAR TABEL

Tabel 4.2 1 Perhitungan Asam Lemak Bebas .........................................................................16


Tabel 4.2 2 Pengamatan Visual saat pencucian Methil Ester ..................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam dekade terakhir perhatian global terhadap isu-isu lingkungan seperti
perubahan iklim dan penipisan sumber daya alam telah meningkat. Akibatnya ada
kebutuhan mendesak untuk mencari sumber energi alternatif lainnya yang lebih
ramah lingkungan dan berkelanjutan. Biodiesel yang terutama terdiri dari metil
Ester.
Metil Ester yang umumnya dikenal sebagai biodiesel telah mendapatkan
perhatian khusus sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan bakar minyak fosil biodiesel memiliki emisi gas rumah
kaca yang lebih rendah dan lebih biodegradable. Selain itu produksi biodiesel dapat
mendukung pertanian lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
Proses produksi metil Ester melibatkan peran esterifikasi trigliserida yang
ditemukan di minyak nabati atau lemak hewani dengan metanol yang dihadapkan
dengan katalis. Oleh karena itu, pemilihan sumber minyak katalis serta kondisi
reaksi sangat mempengaruhi hasil dan kualitas biodiesel yang dihasilkan.
Namun, segala hal yang terjadi seperti produksi bahan bakar minyak bumi tidak
dapat mengimbangi besarnya konsumsi bahan bakar minyak.
Proses pembuatan biodiesel disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau
reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol serta bantuan katalis reaksi
tersebut menghasilkan metil Ester atau etil Ester asam lemak dan gliserol.
Proses esterifikasi yang dilakukan menggunakan asam lemak dan metanol
menghasilkan metil ester. Pembuatan metil ester dilakukan dengan cara
pencampuran dan penggunaan langsung. Sampai sekarang banyak metode
lain yang digunakan. Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas mengenai
perubahan metil Ester Bagaimana cara menghitung persen FFA kemudian cara
menghitung metil Ester
1.2.Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pembuatan metil ester
2. Untuk menghitung %FFA
3. Untuk menghitung yield metil ester

1.3.Manfaat Percobaan
Manfaat dilakukannya percobaan kali ini adalah :
1. Praktikan dapat menghitung %FFA
2. Praktikan dapat mengetahi pembuatan metil ester
3. Praktikan dapat menghitung yield metil ester
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Metil Ester

Metil ester diturunkan dari minyak atau lemak alami seperti minyak nabati,
lemak hewan,minyak jarak,atau minyak goreng bekas yang dapat digunakan
langsung atau dicampur dengan minyak diesel (Olivia & Fatina, 2016). metil ester
merupakan mono alkil ester yang diperoleh dari reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi asam-asam lemak rantai panjang dan alkohol dengan bantuan
katalis asam atau basa. bahan baku daam pembuagan biodiesel dapag diperoleh dari
limbah seperti minyak goreng (Sartika, 2015). Beberapa metode dapat dilakukan
dalam pembuatan metil ester ini, antara lain adalah pencampuran dan penggunaan
langsung,mikroelmulsi,pirolisis dan transesterifikasi. reaksi yang sering digunakan
adalah transesterifikasi,dimana didalamnya terjadi reaksi antara trigliserida (lemak
atau minyak) dengan alkohol (metanol atau etanol) sehingga menghasilkan produk
yaitu metil ester dan gliserol dengan menggunakan katalis (ITERA, 2023) Katalis
yang digunakan pada proses transesterifikasi adalah basa/alkali. untuk metode
analisis dalam menetapkan kadar metil ester dibagi menjadi 3,yaitu kromatografi
gas, kromatografi cair kinerja tinggi, dan kromatogradi lapis tipis (Maharani,
Hikmah, & Zuliyana, 2011). Metil ester/ etil ester adalah senyawa yang relatif
stabil, cairan pada suhu ruang (titik leleh antara 4-18C), nonkorosif, dan titik
didihnya rendah. dalam beberapa penggunaan, metil ester lebih banyak disukai
dibanding penggunaan asam lemak (Kemendikbud, 2013)

Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah


katalis dan waktu transesterifikasi. katalis yang digunakan adalah jenis katalis basa
kuat. Hasil penelitian Hikmah dan Zuliyana (Maharani, Hikmah, & Zuliyana, 2011)
bahwa waktu transesterifikasi mempengaruhi produk metil ester yang
diproduksikan. wakti transesterifikasi optimal dalam menghasilkan metil ester dan
minyakl lumut adalah 60 menit menggunakan katalis NaOH. Sedangkan menurut
siskayanti (Siskayanti, Kosim, & Rozalina, 2019) waktu transesterifikasi terbaik
dalam pembuatan metil ester dan minyak lumut adalah 1.5jam. Selain itu kadar air
dalam alkohol yang digunakan juga mempengaruhi proses ini. Karena bila
kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil metil Ester dengan kualitas rendah,
tingginya kandungan trigliserida, adanya asam lemak bebas dan adanya kandungan
sabun (ITERA, 2023)

2.2.2 Esterifikasi

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi asam karboksilat dan alkohol


membentuk Ester. turunan asam karboksilat membentuk Ester asam karboksilat
.esterifikasi di katalisis asam dan bersifat bolak balik. reaksi esterifikasi
mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam trigliserida menjadi
metil Ester

Percobaan esterifikasi bertujuan dalam mempelajari reaksi esterifikasi terhadap


asam karboksilat dan membuat metil asetat. reaksi esterifikasi fisher adalah reaksi
pembentukan Ester dengan cara merefluks asam karboksilat bernama alkohol. laju
esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol
dan asam karboksilatnya. kuat asam dari asam karboksilat memainkan peran kecil
dalam pembentukan Ester (Abdullah, Putu, & Aning, 2014)

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Transesterifikasi

Adapun factor yang mempengaruhi transesterifikasi (Nilawati, 2012)

1. Jumlah Atom Alkohol


Semakin sedikit jumlah atom pada alcohol makan kelarutannya akan lebih
besar dan apabila suatu alcohol memiliki jumlah atom yang hanya maka
reaktivitasnya akan lebih besar jika dibandingkan dengan molar yang
berlebihan maka laju reaksi akan meningkat.
2. Waktu Reaksi
Jika waktu reaksi lebih lama kecepatan reaksi untuk bertumbukan antar
molekul-molekul meningkat dan laju pembentukan produk akan semakin
besar.
3. Suhu Reaksi
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperature seperti
kebanyakan reaksi lain. Kesepatan esterifikasi akan meningkat dua kali
dengan kenaikan suhu 100C.Oleh karena itu panas digunakan untuk
mempercepat reaksi esterifikasi (Kusmiyati,2008)
4. Pengadukan
Pengadukan bertujuan untuk memperbesar peluang tumbukan antara
molekul-molekul pereaksi hal ini akan mempercepat terjadinya reaksi.
5. Katalisator
Keberadaan katalis dalam suatu reaksi akan meningkatkan laju reaksi.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Esterifikasi

Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi esterifikasi sebagai berikut


(Sidabutar, 2013)

1. Waktu
Semakin lama waktu reaksi,kemungkinan besar antar zat di dalam.
2. Suhu
Laju reaksi kimia bertumbuh dengan naiknya temperature kecepatan proses
transesterifikasi akan meningkat. Oleh karena itu ,panas digunakan untuk
mempercepat reaksi.
3. Katalis
Katalis dapat mempercepat proses reaksi,katalis yang digunakan adalah
asam dan basa.
4. Pengadukan
Pengaduk bertujuan memperbesar peluang tumbukan antar molekul-
molekul pereaksi hal ini akan mempercepat terjadinya reaksi.
5. Konsentrasi
Apabila konsentrasi nzat diperbesar maka kecepatan reaksi meningkat
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pad percobaan kali ini adalah :
1. Timbangan digital
2. Erlemeyer 250 ml
3. Statif
4. Klem buret
5. Klem boshead
6. Buret
7. Termometer
8. Gelas ukur 100 ml
9. Kaca arloji
10. Magnetic stirrer
11. Batang pengaduk
12. Gelas ukur 10 ml
13. Gelas beaker 500 ml
14. Gelas beaker 250 ml
15. Gelas beaker 100 ml
16. Corong
17. Corong pisah
18. Spatula
19. Pipet Tetes

3.1.2. Bahan
Adapun bahan yang diperlukan padad percobaan ini adalah:

1. NaOH
2. Metanol
3. Aquadest
4. Indikator PP
5. Minyak goreng

3.2. Diagram Alir Keseluruhan Percobaan


3.2.1. Pengujian Asam Lemak Bebas

mulai

Timbang 5,5ml minyak

Tambahkan 50ml

Tambahkan 3 tets indicator pp

Melakukan titrasi 100ml NaOH 0,1M


Hingga berubah berwarna merah muda

Catat valume NaOH yang dipakai

dihitung kadar %FFA

Dicatat Hasil

selesai

Gambar 3. 1. Diagram Alir Pengujian Asam Lemak Bebas


3.2.2. Pembuatan Metil Ester

mulai

Ambil 50ml minyak goreng lalu


masukan ke gelas beaker 250ml

Ambil methanol dengan perbandingan 1:2 dengan


minyak NaOH 1% dari massa minyak goreng

Larutkan NaOH ke methanol lalu tutup


dengan alumunium foil

Panaskan minyak goreng dengan suhu 550 dan


masukan campurann NaOH dan minyak goreng

Diamkan selama 60 menit pada suhu 550C

Mengulangi
pengecekan suhu

Diamkan 30 menit hingga membentuk 2 lapisan

Dipisahkan metil ester dengan gliserol


menggunakan corong pisah

Cuci metil ester dengan aquadest

menggunakan
A
A

Aduk hingga homogen dan diamkan 10menit

Pisahkan metil ester dan aquadest

Ulangi pencucian
sebanyak 2kali

Hitung volume metil ester

Hitung yield metil ester

selesai

Gambar 3. 2. Diagram Alir Pembuatan Metil Ester


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL
4.1.1. Perhitungan Asam Lemak Bebas
Tabel 4.2 1 Perhitungan Asam Lemak Bebas

Massa Minyak Volume Titran Kadar %FFA Analisis Perubahan


Warna

6,12 gram 6 ml 1,96% Titrasi berubah


warna menjadi
pink

4.1.2. Perubahan Visual saat Pencucian Methil Ester

Tabel 4.2 2 Pengamatan Visual saat pencucian Methil Ester

Perlakuan Pengamatan

Didiamkan di corong pisah setelah Terbentuk 2 lapisqn: atas Methil Ester


dicampur (24 ml),bawah gliserol (42 ml)
Dicampur Aquadest (Pencucian Terbentuk 2 lapisan dengan Methil Ester
Pertama) yang dihasilkan 1,2 ml setelah dicampur
air 37 ml
Dicampur Aquadest (Pencucian Kedua) Terbentuk 2 lapisan yang hamper sama
dengan hasil 1 ml Methil Ester setelah
dicampur air 0,6 ml
Dipisahkan dengan corong pisah Komposisi Methil Ester 1 ml

IV.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini terdapat 2 percobaan yang dilakukan. Percobaan


pertama adalah pengujian asam lemak bebas (%FFA) dan percobaan kedua adalah
pembuatan methyl ester. Percobaan pada praktikum ini bertujuan untuk mwngwthaui
yield methyl ester, mengetahuimpembuatan methyl ester serta menghitung % FFA.

Pada percobaan pertama dilakukan titrasi pada campuran minyak goreng,


methanol dan indicator pp dengan titran NaOH berikut gambar sebelum dititrasi

Gambar 4 1. Larutan sebelum titrasi

Pada gambar tidak terlihat warna yang signifikan karena hanya pencampuran
minyak goreng dan methanol serta fhenolptalin. Setelah dilakukan titrasi dihasilkan
campuran sebagai berikut

Gambar 4 2. Larutan setelah titrasi

Pada gambar 4.1 terlihat setelah dilakukan titrasi sebanyak 6ml campuran
tersebut berubah warna menjasdi pink. Penggunaan pelarut methanol yang polar ini
dimasukkan agar asam lemak bebas yang bersifat non polar dan larut dalam minyak
dapat larut pada fase yang sama dengan NaOH.larutan NaOH bersifat polar sehingga
saat titrasi campuran dengan NaOH dapat berinteraksi,karena gugu OH ethanol bersifat
hidrofil (sukar air) dan rantai karbon CH3CH2 bersifat hidrofob,penggunaan indicator
pp dikarenakan memiliki rentan ph yang cenderung bersifat basa dan tidak
berwarna,sehingga perubahan warna mudah diamati (Mulyono, 2005). .Penggunaan
NaOH untuk titrasi dikarenakan sifat dari NaOH yaitu basa kuat. Terbentuk warna
merah muda setelah dititrasi dengan sejumlah NaOH menunjukkan NaOH telah
berekasi sempurna dengan asam lemak bebas karena pada kenaikan 8,3,-9,8 indikator
pp yang tidak berwarna akan berubah menjadi merah muda (Mulyono,2005).

Volume NaOH yang diperlukan 6ml hingga cairan berubah dan setelah
dihitung,kadar %FFA yang didapat adalah 1,96%.Hasil tersebut menunjukkan asam
lemak yang dimiliki minyak tersebut rendah.Hasil tersebut baik dikarenakan menurut
swilla (susilla,dkk 2008). Bahan baku prpses ini yang baik harus memiliki asamn lemak
bebas <2%,jika lebih, maka yang terjasi adalah saponifikasi.

Percobaan kedua adalah pembuatan methyl ester menggunakan minyak yang


dipanaska.serta diaduk menggunakan magnetic stirrer.penggunaan magnetic stirrer
untuk mempertahankan suhu agar stabil dan pengadukan pada system reffliks suhu
yang digunakan adalagh 55o C kenaikan suhu reaksi dapat meningkatkan tumbukan
antara molekul reaktan sehingga laju reaksi meningkat dan produk cepat terbentuk
ketika suhu telah mencapai 55o C dilakukan pencampuran methanol dan NaOH.
Namun menurut isroin (Adityas & Isnaini, 2018)katalis yang baik adalah katalis asam
disamping katalis basa karena walau reaksi berjalan lambat namun metode ini sesuai
untuk minyak yang memiliki FFA. Dibalik tersebut,penggunaan katalis bertujuan
menurunkan kadar FFA dalam minyak yang digunakan penggunaan methanol dalam
reaksi ini karena methanol dapat memisahkan fase ester dan gliserol dapat berlangsung
lebih cepat dan sempurna.
Berikut hasil dan pencampuran minyak,methanol, dan NaOH yang dipanaskan
selama 60 menit dengan suhu 55o C yang dimasukkan pada corong pisah.

Gambar 4 3. Pemisahan dengan corong pisah

Dari gambar terlihat 2 fase.2 fase tersebut muncul lketika campuran


didiamkan selama 30 menit setelah dipanaskan pada proses sebelumnya.digunakan
corong pisah adalah untuk memisahkan kedua fase tersebut dimana pada lapisan atas
methyl ester.sedangkan pada lapisan bawah yaitu gliserol.gliserol tersebut akan
dipisahkan dari methyl ester yang selanjutnya akan dilakukan proses pencucian.

Pencucian dilakukan dengan bantuan aquades sebanyak 50% dan volume


meythil ester yang didapat yaitu 37 ml aquades dengan 74 ml methyl ester. Hasil yang
didapat juga terlihat 2 fase yang terbentuk. Pencucian ini dilakukan untuk
menghilangkan sisa kotoran yang tertinggal setelah proses reaksi transesterifikasi dan
pemisahan methyl ester dengan gliserol yang berupa sisa-sisa methanol,katalis maupun
pengotor lainnya dan pencucian ini didapatkan 1,2ml methyl ester. Percobaan
pencucian diulangi dengan aquadest 0,6 ml dan didapatkan methyl ester ini.

Dengan didapatkannya methyl ester pada percobaan kedua dapat menghitung


yield methyl esther. Perhitungan tersebut dilakukan untuk memperoleh kadar methyl
ester pada larutan tersebut yang optimal (Daryono, Aulia, & Zukriyah, 2022) setelah
dihitung didapatkan yield methyl ester sebanyak 2%. Hasil tersebut sangatlah kecil
dibandingkan dengan percobaan T.P utami (TP Utami dkk,2015) dimana pada
percobaan mereka dengan perbandigaa yang sama antara minayk & methanol dengan
perbandingan yang sama antara minyak & methanol. Namun , variasi suhu dibedakan
yaitu 65 derajat C,didapatkan yield ester sebanyak 80%. Hal tersebut dapat terjadi
karena pada percobaan tersebut dilakukan esterifikasi terlebih dahulu sehingga kadar
FFA mencapai 0,09% tidak sampai 1%. Sedangkan percobaan ini didapatkan %FFA
adalah 1,96%. Hal tersebut dapat dijadikan factor yang membuat kadar yield methyl
ester sangatlah sedikit.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum pembuatan methyl ester antara lain

1. Pembuatan methyl ester dapat dilakukan dengan proses transesterifikasi


2. Kadar asam lemak bebas (%FFA) pada percobaan adalah 1,96% dimana
kadar tersebut memnunjukan kualitas minyak yang baik dan seharusnya
<2%
3. Nilai Yield Methil Ester yang diperolah pada percobaan ini adalah 2%, hasil
tersebut dikatakan kecil
4. Factor yang mempengaruhi proses pembuatan methyl ester menggunakan
proses transesterifikasi ialah suhu,katalisator,pengadukan dan lama waktu
pengadukan.
5. Pemisahan dilakukan dengan corong pisah yang bertujuan memisahkan
methyl ester dan gliserol.

5.2.Saran

Adapun saran yang dapat diperolah oleh percobaan pembuatan methyl ester
adalah :

1. Praktikan harus memahami prosedur kerja dengan baik serta langkah yang
berurut selama percobaan.
2. Praktikan harus mengetahui cara kerja alat agar tidak terjadi kesalahan dan
merusak alat
3. Praktikan harus memakai APD mengingat NaOH yang basa dan terdapat
methanol yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Putu, & Aning. (2014). Esterifikasi.


Adityas, I., & Isnaini. (2018). Analisis pengaruh suhu pemanasan pada transesterifikasi
minyak jarka (richinus communis) menggunakan katalis heterogen KOH/zeolit
dalam pembuatan biodiesel.
Daryono, E. D., Aulia, F. F., & Zukriyah. (2022). Penggunaan metanol sisa reaksi
sebagai reaktan pada proses transesterifikasi minyak kelapa sawit menjadi
biodiesel.
ITERA. (2023). Modul praktikum kimia organik. Lampung: Institut Teknologi
Sumatera.
Kemendikbud. (2013). Kimia Organik. Jakarta.
Maharani, Hikmah, N., & Zuliyana. (2011). Pembuatan metil ester (biodiesel) dari
minyak dedak dan metanol dengan proses transesterifikasi dan esterifikasi.
Mulyono. (2005). Kamus Kimia.
Nilawati, D. (2012). Studi awal sintesis biodiesel dari lipid mikroalga chlorella vulgaris
berbasis medium walne melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi.
Olivia, & Fatina. (2016). Pembuatan metil ester menggunakan metode esterifikasi dan
transesterifikasi sebagai antifoam agent.
Sartika, A. (2015). Esterifikasi minyak goreng bekas dengan katalis H2SO4 dan
transesterifikasi dengan katalis.
Sidabutar, d. (2013). Faktor faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi mekanisme
reaksi esterifikasi.
Siskayanti, R., Kosim, M. E., & Rozalina, A. (2019). Pengaruh waktu pemanasan
transesterifikasi minyak ekstrak lumut sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel.
LAMPIRAN A

PERHITUNGAN

1. Mencari massa NAOH


Diketahui : Volume NAOH = 100 Ml
Normalitas NAOH = 0.1 M
Mr NAOH = 40 gr/mol
Ditanya : gram NAOH ?
𝑔𝑟 1000
Jawab :M = 𝑚𝑟 x 𝑣
𝑔𝑟 1000
0.1 = 40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 x 100 𝑚𝐿

gr = 0.4 gram

2. Mencari massa NAOH dari 1% massa minyak


𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Diketahui :ρ minyak` = 𝑉 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙

m minyak = ρ minyak x V minyak


= 0.909 gr/mol x 50 Ml
= 45 gram

Massa NAOH = 10% m minyak

= 0.01 x 45 gram

= 0.45 gram

3. Mencari volume methanol


Diketahui
Perbandingan minyak dan methanol = 1:2
V minyak = 50 mL
V methanol = 2 x V minyak
= 2 x 50 mL
= 100 mL
4. Mencari volume aquadest pencucian metil ester
Diketahui : % aquadest = 50 % volume metil ester
Ditanya : V aquadest ?
Jawab :1.) pencucian pertama V metil ester
V metil ester = 74 mL
V aquadest = 50 % x 74 mL = 37 mL
2.) pencucian kedua V metil ester
V metil ester = 1.2 mL
V aquadest = 50 % x 1.2 mL = 0.6 mL
5. Menghitung kadar % FFA
Diketahui : N NAOH = 0.1 N
V NAOH = 6 mL
W minyak = 6.12 gram
Ditanya : % FFA
𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 2000
Jawab : % FFA = X 100%
𝑊 𝑥 1000
0.1 𝑥 6 𝑥 200
= X 100%
6.12 𝑥 1000

= 1.96%
6. Menghitung yield metil ester
Diketahui = jumlah metil ester = 1 mL
= jumlah minyak goreng = 50 mL

Ditanya : yield metil ester ?

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟


Jawab : yield metil ester = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑔𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔 x 100 %

1 𝑚𝐿
= 50 𝑚𝐿

=2%
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1. Gambarkan reaksi transesterifikasi
Jawab :

2. Terapkan prinsip transesterifikasi


Jawab : Transesterifikasi adalah salah satu metode dalam membuat metil ester,
dimana terjadi reaksi organik, yaitu senyawa ester diubah menjadi senyawa
ester lain melalui pertukaran gugus alkohol dan ester dengan gugus alkil dari
senyawa alkohol lain dengan menambahkan katalis basa (OH). Reaksi ini akan
bersifat reversible dengan alkohol
3. Kenapa perlu dilakukan analisis % FFA sebelum pembentukan metil ester ?
Jawab : karena pada pembuatan metil ester perlu diketahui kandungan asam
lemak bebas (FFA) yang menggambarkan banyaknya kandungan asam lemak
bebas dalam minyak jelantah. Semakin rendah nilainya maka kualitas minyak
semakin bagus. Penentuan FFA dibantu dinetralkan oleh NAOH untuk
mempercepat pelarutan minyak/lemak, agar bereaksi dengan basa alkali.
4. Apa itu reaksi esterifikasi ?
Jawab : Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam karboksilat dengan suatu
alkohol melalui pelarut air yang menghasilkan produk hasil reaksi berupa
senyawa ester. Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang reversible (bolak-balik).
5. Apa perbedaan antara esterifikasi dan transesterifikasi ?
Jawab : Perbedaan antara reaksi esterifikasi dan transesterifikasi adalah pada
penggunaan katalis pada reaksinya, dimana katalis tersebut digunakan untuk
mempercepat reaksi dan pada esterifikasi sendiri menggunakan katalis asam
dan transesterifikasi menggunakan katalis basa.
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
LAMPIRAN D
MSDS

Anda mungkin juga menyukai