Anda di halaman 1dari 24

PEMBUATAN METIL ESTER

Oleh

Glen B. Vebrianto S.

Maria Ulfa

Wulan Asmarani

DikumpulkanKepada

Desi Riana Saputri, S.Si.,M.T.

YuniarLuthfiListyadevi,S.T.,M.T.

Adimas Anugrah Rivandy

TK2107

Program Teknik Kimia

InstitutTeknologi Sumatera

Ganjil 202
ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk untuk mengetahui pembuatan metil ester,


Untuk menghitung %FFA, dan untuk menghitung yield metil ester.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................................1
1.3 Manfaat..........................................................................................................................2
1.4 Luaran............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metil Ester......................................................................................................................3
2.2 Macam-Macam Proses Pembuatan Metil Ester..............................................................4
2.2.1 Esterifikasi..............................................................................................................4
2.2.2 Transesterifikasi......................................................................................................4
BAB III METODOLOGI PRCOBAAN
3.1 Deskripsi Singkat Percobaan..........................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................................6
3.3 Diagram Alir Percobaan.................................................................................................6
LAMPIRAN A.........................................................................................................................7
LAMPIRAN B.........................................................................................................................8
LAMPIRAN C.......................................................................................................................10
LAMPIRAN D.......................................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia, energi sangat berperan penting. Energi fosil
merupakan energi yang paling banyak digunakan. Seiring berkembangnya zaman,
pertumbuhan penduduk semakin meningkat, sehingga kebutuhan energi juga semakin
meningkat terutama kebutuhan bahan bakar minyak. Bahkan, sebagian besar
masyarakat Indonesia hanya menggantungkan kebutuhan energi dari bahan berbasis
fosil. Padahal, seperti yang kita tahu energi fosil di bumi sangat terbatas karena untuk
memperolehnya harus membutuhkan waktu yang sangat lama. Maka dari itu jika hal
ini tetap berlanjut, maka bahan bakar minyak bumi diperkirakan akan habis.

Sebenarnya ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi dapat


dikurangi . Salah satu cara mengurangi ketergantungan tersebut yaitu dengan
memanfaatkan bahan bakar nabati. Mengingat Indonesia merupakan negara yang
kaya akan sumber hayati. Sehingga bahan baku untuk membuat bahan bakar dari
nabati masih sangat besar untuk dikembangkan.

Sekarang ini, banyak yang melakukan penelitian mengenai energi alternatif


untuk mengurangi masalah tersebut. Bahkan pengembangan bahan bakar nabati untuk
menggantikan bahan bakar fosil pun terus dilakukan. Salah satu energi yang sedang
dikembangkan saat ini adalah biodiesel. Biodisel merupakan energi terbarukan yan
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diproses dengan metode esterifikasi dan
transesterifikasi [ CITATION Efe18 \l 1033 ].

Oleh karena itu, percobaan ini perlu untuk dilakukan, supaya masalah krisis
energi sedikit dapat teratasi dan juga bisa menjadi salah satu cara untuk
mengembangkan teknologi otomotif sebagai karya anak bangsa.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pembuatan metil ester


2. Untuk mengetahui %FFA
3. Untuk mengetahui yield metal ester

1
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan percobaan yang hendak dicapai, maka percobaan ini
diharapkan mempunyai manfaat bagi praktikan maupun khalayak umum. Adapun
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan metal estr berbahan


minyak goreng
2. Dapat menghitung %FFA dan yield metil ester
3. Sebagai sumber wawasan bagi pembaca

1.4 Luaran
Pada percobaan ini akan diperoleh luaran berupa metal ester dan gliserol
(produk sampingan dari reaksi transesterifikasi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metil Ester


Metil ester lemak adalah senyawa ester alkil yang berasal dari minyak nabati
dengan alkohol yang dihasilkan melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi
[ CITATION Ari08 \l 1033 ]. Metil ester merupakan bahan bakar diesel yang berasal dari
minyak nabati atau hewani yang dapat bekerja pada mesin diesel konvensional, tanpa
perlu ada modifikasi apapun dengan penambahan bahan pelindung . Metil ester dapat
diproduksi dari minyak nabati maupun minyak hewani melalui proses
transesterifikasi [ CITATION Rit16 \l 1033 ]

Bahan baku pembuatan metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan
minyak nabati, misalnya minyak nabati, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, dan
minyak kelapa. Selain minyak-minyak tersebut, minyak zaitun juga dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan metil ester [ CITATION Feb08 \l 1033 ].

Pada dasarnya, pembuatan metil ester ada empat cara, yaitu pencampuran dan
penggunaan langsung, mikroemulsi, pirolisis (thermal cracking), dan transesterifikasi.
Namun yang sering digunakan adalah transesterifikasi, yang merupakan reaksi antara
trigliserida (lemak atau minyak) dengan alkohol untuk menghasilkan metil ester dan
produk samping berupa gliserol [ CITATION RSu16 \l 1033 ]. Jika alkohol yang
digunakan adalah methanol maka produk yang dihasilkan adalah metil ester.
Sedangkan jika Jika alkohol yang digunakan adalah ethanol maka produk yang
dihasilkan adalah etil ester.

Kelebihan metil ester asam lemak dibanding asam-asam lemak lainnya :

1. Ester dapat diproduksi pada suhu reaksi yang lebih rendah.


2. Gliserol yang dihasilkan dari metanolisis adalah bebas air.
3. Pemurnian metil ester lebih mudah dibanding dengan lemak lainnya
karena titik didihnya lebih rendah.
4. Metil ester dapat diproses dalam peralatan karbon steel dengan biaya
lebih rendah daripada asam lemak yang memerlukan peralatan
stainless steel.
2.2 Macam-Macam Proses Pembuatan Metil Ester
Pross pembuatan metil ester antara lain sebagai berikut.

2.2.1 Esterifikasi
Proses esterifikasi adalah reaksi reversibel dimana asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA) dikonversi menjadi alkil ester melalui katalis asam. Pada umumnya
katalis yang digunakan adalah HCl atau H2SO4. Reaksi esterifikasi adalah reaksi
antara asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester.

Gambar 1. Reaksi esterifikasi


Sumber: dokumen.tips

Proses ini lebih sesuai digunakan untuk minyak atau lemak yang memiliki kandungan
asam dan memiliki kadar asam lemak bebas tinggi, sekitar >2% atau bermutu rendah [
CITATION Ste13 \l 1033 ].

Faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi antara lain:

 Waktu reaksi. Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang
dihasilkan karena ini akan memberikan kesempatan rektan untuk
bertumbukan satu sama lain.
 Pengadukan. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
campuran reaksi yang bagus.
 Katalisator. Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan menurunkan
energi aktivasi reaksi namun tidak menggeser letak kesetimbangan.
 Suhu reaksi. Kecepatan reksi akan meningkat sejalan dengan kenaikan
temperatur semakin tinggi temperatur berarti semakin banyak yang dapat
digunakan oleh reaktan untuk mencapai energi aktivasi.

[ CITATION Ste13 \l 1033 ]

2.2.2 Transesterifikasi
Proses pembentukan metil ester (biodiesel) sebagian besar terjadi pada reaksi
transesterifikasi. Reaksi transestrifikasi adalah proses mereaksikan trigliserida dengan
alkohol untuk mennghasilkan metil ester dan gliserol dngan bantuan katalis. Katalis
yang digunakan berupa katalis basa, seperti NaOH dan KOH. Pada proses ini, bahan
baku yang digunakan harus memiliki kadar asam lemak bebas (FFA) yang rendah
(<2%) untuk menghindari pembentukan sabun.

Gambar 2. Reaksi Transesterifikasi

Sumber: Genius Siregar

Pada reaksi transestrifikasi berlangsung dalam tiga tahap.

Gambar 3. Tahapan Reaksi Transsterifikasi

Sumber : Jurnal Untirta – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


BAB III METODOLOGI PRCOBAAN

3.1 Deskripsi Singkat Percobaan


Pada percobaan ini, terdapat dua prosedur yang harus dilakukan yaitu
pengujian asam lemak bebas (%FFA) dan pembuatan metil ester. Pengujian asam
lemak bebas (%FFA) dilakukan dengan menimbang 5,5 ml minyak, lalu ditambahkan
50 mL methanol (95%) dan 3 tetes indicator PP ke dalam erlenmeyer berisi minyak.
Kemudian lakukan titrasi dengan 250 ml NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah
muda. Lalu catat banyak NaOH yang digunakan dalam titrasi dan hitung kadar FFA.
Pada percobaan kedua dilakukan dengan memasukkan 50 ml minyak kedalam gelas
beaker. Siapkan metanol dengan perbandingan minyak:metanol = 1:3. Lalu ambil
NaOH sebanyak 1% massa minyak, kemudian larutkan NaOH kedalam methanol.
Tutup larutan metanol-NaOH menggunakan aluminium foil. Lalu gelas beaker berisi
minyak dipanaskan dengan hotplate dan magnetic stirrer (kecepatan 100 rpm). Cek
suhu minyak hingga 55oC. Setelah itu, atur suhu hotplate supaya suhu minyak
konstan. Kemudian campurkan larutan methanol-NaOH ke dalam minyak. Lalu tutup
dengan aluminium foil dan diamkan selama 60 menit dengan suhu 55 oC. Setelah itu,
matikan hotplate dan pindahkan campuran kedalam corong pisah. Diamkan selama
30 menit hingga terbentuk dua lapisan dalam larutan.Tentukan mana lapisan metil
ester dan gliserol. Kemudian lakukan pencucian metil ester sebanyak dua kali. Itung
volume metil ester yang diperoleh.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antaralain timbangan digital,
erlemeyer 100 ml, statif, klem buret, klem boshead, buret ,termometer, gelas ukur
100 m, gelas ukur 10 ml, gelas beaker 500 ml, gelas beaker 250 ml, gelas beaker 100
ml, corong, corong pisah, spatula, dan pipet tetes. sedangkan bahan yang digunakan
antaralain naoh, mtanol, akuades, indicator pp dan minyak goreng.

3.3 Diagram Alir Percobaan


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


.11

4.2 Pembahasan
Pada pengujian asam lemak bebas (%FFA), dilakukan proses titrasi antara larutan
campuran (minyak goreng+methanol+indicator PP) dengan larutan NaOH. Proses titrasi yang
telah mencapai titik ekuivalen menyebabkan perubahan warna pada larutan campuran yang
semula bening menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan dalam proses titrasi ini
sebanyak 4.3 mL. Pengujian kadar FFA ini bertujuan untuk mengetahui proses yang akan
digunakan dalam pembuatan metil ester. Proses esterifakasi dengan katalis asam dapat
digunakan apabila nilai %FFA minyak tinggi (>2%) sedangkan pross transesterifikasi dengan
katalis basa dapat digunakan apabila nilai %FFA minyak rendah (<2%). Jika proses
transesterifikasi digunakan untuk minyak yang memiliki %FFA tinggi, maka ketika
bereaksi akan membentuk sabun. Pmbentukan sabun dalam jumlah yang besar akan
menghambat pemisahan gliserol dengan metal ester, sehingga pada pross pencucian akan
terbentuk emulsi. Setelah dilakukan perhitungan kadar FFA menggunakan persamaan
N x V x 200
%FFA= , maka diperoleh kadar FFA minyak goreng sebesar 1.69%.
W x 1000
Berdasarkan nilai %FFA yang diperoleh, maka dalam percobaan ini proses pembuatan
metilester yang digunakan adalah proses transesterifikasi, tanpa melakukan proses
esterifikasi.

Pada pembuatan metilester dengan pross transsterifikasi digunakan minyak dan


methanol dengan prbandingan 1:3 dan ditambahkan katalis basa berupa NaOH sebanyak 1%
dari masa minyak atau sekitar 0.46 ml. Pemilihan alkohol berupa methanol pada proses ini
dikarenakan harganya yang murah, dapat digunakan brulang kali, dan reaktivitasnya yang
tinggi. Katalis basa digunakan pada proses ini dikarenakan reaksi yang trjadi lebih cepat,
dapat dilakukan pada suhu rendah dan konversi smpurna. Proses transsterifikasi
menghasilkan produk utama brupa metal ester dan produk samping brupa glisrol. Pada
proses ini dilakukan pemanasan minyak dngan pnambahan larutan campuran methanol dan
NaOH pada suhu ±55oC dan dilakukan pengadukan juga menggunakan magnetic stirrer.
Prlakuan ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi untuk membentuk metilester.
Reaksi ini menghasilkan metilester brwarna kuning kcoklatan. Prubahan warna menjadi lbih
gelap ini dikarenakan adanya reaksi oksidasi akibat suhu tinggi pada senyawa organic yang
memiliki gugus fenol yang mengalami metilasi. Setelah pemanasan dan pengadukan, larutan
campuran dimasukkan kedalam corong pisah. Setelah 30 menit, akan terbentuk dua lapisan
larutan dalam corong pisah. Lapisan atas berwarna kuning transparan merupakan metilester
sdangkan lapisan bawah berwarna bening merupakan gliserol. Pemisahan ini terjadi karna
adanya perbedaan densitas kedua zat, dimana zat yang memiliki dnsitas lebih bsar akan
berada dibawah sdangkan zat yang memiliki dnsitas lebih kcil brada di bagian atas. Pada
umumnya, mtil ester mmiliki dnsitas sbesar 0.85 g/cm 3 hingga 0.89 g/cm3 sedangkan gliserol
memiliki densitas sebesar 1.26g/cm 3. Setelah itu, dilakukan pemisahan antara kedua zat dan
dilakukan pencucian pada metal ester menggunakan akuades. Penggunaan akuades brtujuan
untuk mnghilangka sisa katalis, saun, mtanol dan gliserol bebas. Pencucian dilakukan
sebanyak dua kali. Tujuannya supaya mtil ster yang diperoleh lebih murni. Setelah pross
pncucian, diproleh volume metal ester murni brwarna kuning jrnih sbanyak 39 ml. Setelah
jumlah metil ester (mL)
dilakukan prhitungan menggunakan persamaan yield= x 100 %
Jumlah minyak (mL)
maka diperoleh yield mtil ester sebsar 78%. Hal ini menunjukkan bahwa dari 50 ml minyak
yang digunakan, sebanyak 78%-nya dikonvrsi menjadi metal ester.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arita dkk. (2008). Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari CPO Off Grade dengan
Metode Esterifikasi-Transesterifikasi . Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15 , 34-43.

Efendi R Dkk. (2018). Pembuatan Biodiesel Minyak Jelantah Menggunakan Metode


Esterifikasi Transesterifikasi Berdasarkan Jumlah Pemakaian Minyak Jelantah.
Polban , 402-409.

Ritonga dkk. (2016). Pembuatan Metil Ester Dari Minyak Kemiri Sunan Dengan
Keberadaan Co-Solvent Aseton Dan Katalis Heterogen Natrium Silikat Terkalsinasi.
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 3 , 17-23.

Stevani Dkk. (2013). Metil Ester. Universitas Sriwijaya.

Sulistyaningsih, R. (2016). Pmbuatan Metil Ester. Eprints.Ums.Ac.Id .

Wijayanti, F. E. (2008). Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Metil Ester. FMIPA UI .
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B

1. Gambarkan reaksi transsterifikasi!

Jawab:

R1– C – OCH2 HOCH2

O O
katalis
R2– C – OCH + 3 CH3OH HOCH + 3 R2– C – OCH3

R3– C – OCH2 HOCH2

Trigliserida Metanol gliserol metil ester

2. Terangkan prinsip transesterifikasi!

Jawab : Prinsip kerja pada proses transesterifikasi yaitu dengan mencampurkan


NaOH dan methanol dengan hasil reaksi esterifikasi. Proses
transeesterifikasi ini melibatkan reaksi antara trigliserida dengan methanol
membentuk metil ester. Prinsip transesterifikasi yaitu menukar gugus
alkohol dengan gugus alkil dari senyaa lain. Misalnya, gugus alkohol pada
monogliserida akan ditukar dengan gugus alkil metanol sehingga terbentuk
gliserol dan metil ester.

3. Kenapa perlu dilakukan analisis %FFA sebelum pembentukan mtil ester?

Jawab : Analisis %FFA perlu dilakukan karena %FFA merupakan faktor penentu
jenis proses pembuatan metil ester. Jika nilai kadar FFA minyak <2% maka
proses yang digunakan adalah transesterifikasi. Jika nilai kadar FFA
minyak >2% maka proses yang digunakan adalah esterifikasi.

4. Apa itu reaksi esterifikasi?

Jawab : Proses esterifikasi adalah reaksi reversibel dimana asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA) dikonversi menjadi alkil ester melalui katalis asam. Ktalis
yang digunakan biasanya asam sulfat dan asam pospat.
5. Apa perbedaan antara esterifikasi dan transesterifikasi?

Jawab :

 Proses esterifikasi menggunakan katalis asam saja, sedangkan proses


transesterifikasi meenggunakan katalis basa atau asam.
 Proses esterifikasi menggunakan reaktan berupa asam lemak dan alkohol,
sedangkan proses transesterifikasi menggunakan trigliserida dan alkohol
 Proses esterifikasi menghasilkan produk berupa metil ester dan air, sedangkan
proses transesterifikasi menghasilkan metil ester dan dan gliserol
 Proses esterifikasi digunakan ketika kadar ffa bahan baku >2% sedangkan
proses transesterifikasi digunakan ketika kadar ffa bahan baku <2%.
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D

TEKNIK Assessment oleh: WulanAsmarani


KIMIA Maria Ulfa
Glen B. Vebrianto S

Risk Lokasi: InstitutTeknologi Sumatera


Assessment
Form Tanggal: 14 November 2020

Dokumen: 1 lembar

JudulPraktikum :Alkohol

DeskripsiKegiatan
Penelitian/laboratorium Utilitas : Air Listrik N2 Suhu: 25oC Tekanan:1 atm

IdentifikasiBahaya – Peralatan yang digunakan&RancanganPercobaan

Harus berhati-hati ketika menggunakan peralatan percobaan, karena terbuat dari


bahan kaca.

Identifikasi Bahaya – Material


Toxic

corrosive

harmful

Irritant
le Flammab

Oxidizing

Bahan yang Lainnya


digunakanreaktan/
Aquades 0 0 0 0 0 0 Reactivity = 0

NaOH 0 ✓ 0 3 1 0 Reactivity = 1

Metanol 3 3 0 2 0 0 Reactivity = 0

Indikator PP 0 2 0 1 0 0 Reactivity = 0
Minyak goreng 1 0 0 0 0 0 Reactivity = 0
Kontroluntukmengurangiresiko
Flammability Toxicity Body Reactivity Choric Health
contact
Volume:  Menggunakan ✓ safety  Dry  Kewaspadaan
✓ Tidak ada fumehood. goggles atmosph laboran
sumber api ere
 Menggunakan ✓ Face  Monitoring harus
 Menggunakan ruang asam shield  Inert dilakukan
fumehood atmosph
✓ Ada tanda ✓ Gloves ere  Cegah apabila
 Suhu reaksi bahaya hamil
dijaga pada oC  Safety  Blast
 Menggunakn apron Shield  Cegah apabila
 Inert alat bantu terjadi alergi
atmosphere pernapasan  Eye
wash
 Static
discharge  Safety
protection Shower

PotensiBahaya, Konsekuensi dan Alat pengaman


PotensiBahaya Konsekuensi Safeguard Action
Pada saat percobaan Menyebabkan Menggunakan Pergi ketempat

bahan kimia terhirup mual, pusing, dan masker yang banyak

mengganggu udara segar

organ pernapasan

NaOH tumpah dan Menyebabkan Menggunakan Tanggalkan

mengenai kulit iritasi kulit sarung tangan, jas pakaian yang

laboratorium, dan terkontaminasi,

sepatu tertutup segera cuci

bagian yang

terkena dengan

air yang

mengalir

NaOH mengenai mata Menyebabkan Menggunakan Bilas dengan

iritasi mata safety goggles air untuk

beberapamenit.

Lepas lensa

kontak jika

memakainya

dan lanjutkan
untuk membilas

mata.

Menyebabkan
Bahan yang Menggunakan Cuci mulut
gangguan
digunakantertelan masker dengan air
saluranpencernaan

Bahan kimia terbakar Laboratorium Menyediakan Segera

jika terdapat sumber terbakar APAR padamkan api

api dengan hati-hati

Anda mungkin juga menyukai