Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PERANCANGAN PRODUK KIMIA

PERANCANGAN ECOENZYME RENEW

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

David Sinamo 1707111267

Dosen Mhd Dion Arfi 1707113661 Pengampu :


Sendra Erfa Satria 1707123019
Dr. Bahruddin,
MT.

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat, Rahmat, dan hidayat serta petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang “Perancangan Ecoenzyme Renew“.
Penulisan makalah ini adalah untuk memahami bagaimana merancang
sebuah produk yaitu Ecoenzyme Renew. Semoga kami dapat memberikan sedikit
pengetahuan dan pandangan dari kami. Dan kami berharap seluruh generasi muda
Indonesia menjadi penerus bangsa yang berwawasan luas dan siap bersaing di
negara lain. Dan makalah ini dapat selesai sesuai dengan rencana berkat bantuan
dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak
secara langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.

Pekanbaru, 15 Mei 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 Latar Belakang...........................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PRODUK...............................................3
2.1 Eco Enzyme...............................................................................................3
2.2 Identifikasi Kebutuhan Konsumen............................................................4
2.2.1 Identifikasi Konsumen..........................................................................4
2.2.2 Wawancara Konsumen..........................................................................5
2.1.3 Hasil Wawancara Konsumen dan Pemilihan Kebutuhan (Need)..........6
BAB III PENGEMBANGAN IDE DAN SELEKSI AWAL...................................8
3.1 Sumber dan Pengumpulan Ide...................................................................8
3.2 Seleksi Ide..................................................................................................8
BAB IV SELEKSI IDE............................................................................................9
4.1 Seleksi Menggunakan Termodinamik.......................................................9
4.1.1 Substitusi Bahan....................................................................................9
4.1.2 Substitusi dalam Produk Konsumen.....................................................9
4.1.3 Perbaikan Bahan..................................................................................10
BAB V PRODUCT MANUFACTURE................................................................11
5.1 Preparation for Manufacture...................................................................11
5.2 Final Specifications.................................................................................12
5.2.1 Struktur Produk....................................................................................12
BAB VI KEEKONOMIAN...................................................................................15
6.1 Penaksiran Harga Peralatan.....................................................................16
6.2 Dasar Perhitungan....................................................................................16
6.3.1 Capital Investment...............................................................................16
6.3.2 Manufacturing Cost.............................................................................16
6.4 Analisis Kelayakan...................................................................................17
6.4.1 Percent Return on Investment..............................................................17
6.4.2 Pay Out Time (POT)............................................................................17
6.4.3 Break Even Point (BEP)......................................................................17
6.4.4 Shut Down Point (SDP).......................................................................17
6.5 Hasil Perhitungan.....................................................................................18
6.6 Analisis Keuntungan................................................................................19
6.7 Hasil Kelayakan Ekonomi.......................................................................19

ii
BAB VII PENUTUP..............................................................................................21
7.1 Kesimpulan..............................................................................................21
7.2 Saran........................................................................................................22

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram alir proses pembuatan Eco-Enzyme..................................11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengelompokan Ide Pembuatan Eco Enzyme......................................8


Tabel 6.2 Direct Plant Cost (DPC).......................................................................18

v
Tabel 6.3 Fixed Capital Investment......................................................................18

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan sampah masih menjadi isu penting dibanyak negara, termasuk
Indonesia. Riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan
sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak dikelola. Ini artinya, dari
sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi Indonesia setiap hari, sekitar 15 persen
mengotori ekosistem dan lingkungan karena tidak ditangani. Sedangkan, 7 persen
sampah didaur ulang dan 69 persen sampah berakhir di Tempat Pembuangan
Sampah (TPA). Selain itu juga diketahui bahwa jenis sampah yang paling banyak
dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60 persen, sampah plastik 14 persen,
diikuti sampah kertas (9%), metal (4,3%), kaca, kayu dan bahan-bahan lainnya
(12,7 %).
Pengelolaan sampah organik khususnya sisa-sisa makanan belum
dimanfaatkan secara optimal. Padahal, hasil pemanfaatannya dapat dipasarkan
sehingga mempunyai nilai ekonomis dan membantu mengurangi pemakaian
bahan-bahan kimia yang mempunyai efek samping, seperti nonrenewable (tidak
dapat diperbarui), dan berefek negatif bagi lingkungan. Salah satu pemanfaatan
sampah organik adalah dengan membuat eco enzyme.
Eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti
ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.
Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat .
Eco enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat
reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan
sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara
manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat
bermanfaat.
Melihat manfaatnya yang berlimpah dan berguna bagi masyarakat, untuk itu
kami mencoba untuk merancang dan mengembangkan ecoenzyme menjadi lebih
praktis, mudah digunakan, serta ramah lingkungan. Dalam merancangnya, kami
akan melakukan beberapa hal seperti identifikasi kebutuhan produk,
pengembangan ide dan seleksi awal, dan kemudian penyeleksian ide.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengidentifikasi kebutuhan produk (eco enzyme)?
2. Bagaimana cara mengembangkan ide dan seleksi awal produk eco
enzyme?
3. Bagaimanakah cara untuk menyeleksi ide akhir dari produk eco enzyme?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara mengidentifikasi kebutuhan ecoenzyme.
2. Mengetahui bagaimana mengembangkan ide dan seleksi awal eco
enzyme.
3. Memahami cara menyeleksi ide dari eco enzyme.
1.4 Manfaat
1. Menjadi acuan dalam bahan presentasi
2. Menjadi acuan untuk bahan bacaan
3. Menjadi referensi bagi pihak-pihak yang ingin merancang produk yang
serupa.
BAB II
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PRODUK

2.1 Eco Enzyme


Eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti
ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.
Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat .
Eco enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat
reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan
sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara
manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat
bermanfaat.
Eco-enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari
proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan Eco-enzyme ini berwarna
coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat. Eco-
enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan
Poompanvong yang aktif pada riset mengenai enzym selama lebih dari 30 tahun.
Beliau menerima penghargaan dari FAO PBB atas penemuannya tersebut. Dr.
Joean Oon, Director of the Centre for Naturopathy and Protection of Families in
Penang (Malaysia), kemudian membantu untuk menyebar luaskan segudang
manfaat dari Eco-enzyme ini.
Eco enzyme memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai pembersih lantai,
pembersih sayur dan buah, penangkal serangga dan penyubur tanaman.
Khasiat eco enzyme  sebagai disinfektan disebabkan oleh kandungan alkohol
dan/atau asam asetat yang terdapat dalam cairan tersebut. Alkohol dan/atau asam
asetat dihasilkan dari proses metabolisme bakteri yang secara alami terdapat
dalam sisa buah dan sayur. Proses metabolisme anaerobik, atau disebut juga
fermentasi, merupakan upaya bakteri untuk memperoleh energi dari karbohidrat
dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen) dan dengan produk sampingan
(byproduct) berupa alkohol atau asam asetat (tergantung jenis mikroorganisme).
Fungi dan beberapa jenis bakteri menghasilkan alkohol dalam proses fermentasi,

3
4

sedangkan kebanyakan bakteri menghasilkan asam asetat. Proses fermentasi ini


merupakan hasil dari aktivitas enzim yang terkandung dalam bakteri atau fungi.
Dalam proses pembuatan eco enzyme, antara alkohol, asam asetat, atau keduanya
dapat dihasilkan, tergantung jenis mikroorganisme yang terdapat pada sampah
organik. Kedua zat tersebut memiliki khasiat disinfektan.
Teknik pengubahan sampah organik menjadi eco enzyme berperan penting
dalam mengurangi banyaknya sampah organik yang berakhir di TPA. Sebuah riset
oleh Sustainable Waste Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 60% dari total
sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik (CNN Indonesia,
2018). Sayangnya, dari total sampah yang dihasilkan (organik dan anorganik),
hanya 7.5% yang diolah. Sisa sampah yang tidak diolah ditimbun, dibakar,
dibiarkan, dan sebanyak 69% dikirim ke TPA (KLHK, 2017). Padahal, kapasitas
TPA sangat terbatas. Contohnya TPA Bantar Gebang yang diprediksi tidak dapat
beroperasi lagi pada tahun 2021 (Dinas LH DKI).
Sampah organik yang menumpuk di TPA memiliki dampak buruk bagi
lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sampah organik
yang tertumpuk di TPA melalui proses pembusukan anaerob yang menghasilkan
gas metana, yaitu gas rumah kaca yang memiliki kemampuan menangkap panas
30 kali lebih efektif dibandingkan karbon dioksida. Reaksi anaerob sampah yang
berbahaya ini banyak terjadi pada sampah-sampah organik yang terjebak di antara
sampah non-organik (contohnya: sampah makanan yang dibuang di dalam plastik
pembungkus). Selain itu, gas metana juga memiliki dampak buruk untuk
kesehatan pernapasan masyarakat di sekitar TPA karena mengurangi komposisi
oksigen di udara. Masalah lingkungan dan kesehatan yang muncul akibat sampah
organik harus diatasi dengan cara mengurangi produksi sampah organik, serta
memproses sampah organik yang dihasilkan, salah satunya dengan cara mengolah
sampah organik menjadi eco enzyme.
2.2 Identifikasi Kebutuhan Konsumen
2.2.1 Identifikasi Konsumen
Sumber utama kita dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen harus
menjadi pengguna akhir produk. Pengguna ini mungkin bukan mereka yang
membeli produk dari kita; melainkan, mereka yang benar-benar akan mendapat
5

manfaat dari chemistry-nya. Pengguna ini mungkin bukan individu, mereka akan
sering menjadi organisasi, termasuk lembaga pemerintah. Mengidentifikasi
pengguna ini, menghubungi mereka, dan mengatur waktu untuk mendiskusikan
kebutuhan mereka biasanya mempermudah kita dalam mengumpulkan informasi
mengenai kebutuhan konsumen.
Berdasarkan penjelasan diatas, kami mencoba untuk mengidentifikasi
konsumen atas produk yang akan kami rancang, yaitu Eco enzyme renew.
Konsumen yang membutuhkan produk kami diantaranya adalah para petani,
laundry, orang kantoran, dan ibu rumah tangga. Para petani bisa memanfaatkan
ecoenzyme renew sebagai pembersih hama tanaman dan bahkan hama atau hewan
yang mengganggu disekitar rumah seperti kecoa, tikus, dan lalat. Bagi ibu rumah
tangga, produk ini dapat menjadi alternatif yang menjanjikan sebagai pengganti
pembersih komersial. Hal itu dikarenakan ecoenzyme renew dapat membunuh
bakteri dan jamur, serta memiliki nilai ekonomi karena dapat secara langsung
mengurangi pengeluaran finansial untuk membeli bahan pembersih komersial.
2.2.2 Wawancara Konsumen
Dalam mewawancarai konsumen, kami menggunakan suatu metode yang
berguna untuk mempermudah dalam pengumpulan dan analisis data yang
diperoleh. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Menentukan Subjek dan Objek Wawancara
 Objek : Pandangan masyarakat terhadap eco enzyme renew
sebagai produk multifungsi dengan memanfaatkan sampah organik.
 Subjek : Mahasiswa/pelajar, dan ibu rumah tangga.
b. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi informasi
baru yang dapat dimanfaatkan oleh pembacanya. Data diperoleh secara
langsung dari wawancara dengan masyarakat.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah dengan menanyakan secara langsung
kepada masyarakat untuk mendapatkan pandangan perihal eco enzyme
renew sebagai produk multifungsi yang ramah lingkungan.
d. Teknik Analisis Data
6

Data yang diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga ditarik
kesimpulan serta memfokuskan pada hal-hal penting sebagai kebutuhan
(need) dari produk tersebut. Penyajian data dilakukan dengan
mengumpulkan data kebutuhan dari seluruh responden. Setelah itu, barulah
dipilih “ide” yang cocok untuk dikembangkan.

2.1.3 Hasil Wawancara Konsumen dan Pemilihan Kebutuhan (Need)


Adapun hasil wawancara konsumen perihal produk eco enzyme renew
adalah sebagai berikut.
1. Ditambahkan pengharum yang segar
2. Bila digunakan untuk mencuci pakaian, busanya lebih banyak
3. Tahan lama bila digunakan sebagai desinfektan
4. Sabun yang dapat melembabkan dan membersihkan kulit
5. Dapat mencerahkan pakaian
6. Tidak beracun bagi manusia
7. Tidak menyebabkan alergi pada kulit
8. Sabun yang cocok untuk setiap jenis kulit
9. Pupuk yang cocok untuk segala jenis tanaman
10. Bisa digunakan sebagai pengganti pestisida alami
11. Bisa membersihkan berbagai jenis kendaraan tanpa memudarkan warna
kendaraan
12. Bisa membersihkan perabot rumah
13. Dapat menghilangkan minyak dan lemak
14. Merangsang pertumbuhan rambut pada kepala yang botak
15. Dapat mencegah kerontokan rambut dan menghilangkan ketombe
16. Dapat digunakan sebagai deodoran
17. Bisa digunakan sebagai parfum badan atau baju
18. Dapat dibuat dengan menggunakan satu jenis kulit buah saja, seperti kulit
jeruk atau kulit pisang, dsb.
19. Bisa digunakan untuk memandikan hewan peliharaan
20. Dapat menangkal radikal bebas diudara
7

21. Dapat membunuh kecoa dan nyamuk


22. Bisa digunakan sebagai pengharum ruangan
23. Dapat digunakan sebagai hand sanitizer alami
24. Dapat membunuh virus COVID-19
25. Dapat membersihkan permukaan lantai yang kotor
26. Mempercepat proses Fermentasi produk
BAB III
PENGEMBANGAN IDE DAN SELEKSI AWAL

3.1 Sumber dan Pengumpulan Ide


Ide kami berasal dari interview dengan menanyakan secara langsung kepada
masyarakat untuk mendapatkan pandangan perihal Eco enzyme sebagai produk
multifungsi yang ramah lingkungan, juga dari literatur buku Chemical Product
Design (E, L Cussler), dan selebihnya berasal dari pemikiran dalam tim.

3.2 Seleksi Ide


Sekumpulan ide diatas dikelompokan berdasarkan kategorinya masing –
masing, dibawah merupakan tabel seleksi ide Eco Enzyme berdasarkan kegunaan
dan inovasinya :
Tabel 3.1 Pengelompokan Ide Pembuatan Eco Enzyme
1. Bahan Pembersih (13)
A. Sabun (4) (7) (8) (19)
B. Sampo (15)
C. Deterjen (2) (5) (11) (12) (25)
D. Disinfektan (3) (6) (23)

2. Pengharum (1) (17)

3. Pupuk dan pestisida (9) (10) (21)

4. Inovasi (18) (26)


A. Membunuh virus COVID-19 (24)
B. Merangsang pertumbuhan rambut (14)
C. Menangkal radikal bebas (20)

Dari hasil kumpulan ide Eco Enzyme, kami memilih kebutuhan yang cocok untuk
dikembangkan, yaitu Eco Enzyme yang digunakan sebagai bahan pembersih
1. Tidak beracun.
2. Mampu menghilangkan pengotor
3. Mampu membunuh bakteri
4. Mudah terdegradasi
5. Serta mampu mengurangi sampah yang menjadi masalah polusi lingkungan.

8
BAB IV
SELEKSI IDE

4.1 Seleksi Menggunakan Termodinamik


4.1.1 Substitusi Bahan
Pada produk yang akan dihasilkan kali ini bertujuan untuk dapat
menghilangkan zat-zat pengotor yang terdapat pada suatu permukaan atau suatu
benda. Produk Eco-Enzim yang dihasilkan dibuat dari proses fermentasi limbah
dapur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses fermentasi mengacu pada aktivitas bakteri dan jamur. Mikroba ini
memecah senyawa kompleks, seperti gula, menjadi zat sederhana, seperti karbon
dioksida dan alkohol. Selama proses fermentasi, gas metana, hidrogen, karbon
dioksida, dan asam organik baik yang mudah menguap maupun tidak mudah
menguap dihasilkan. Asam mengandung asam asetat, asam laktat, dan asam
butirat. Asam volatil yang merupakan zat antara dalam dekomposisi senyawa
yang lebih tinggi tidak boleh melebihi nilai yang telah ditentukan, biasanya 2000
hingga 3000 ppm. Jika nilai asam volatil dibiarkan naik di atas 2000 ppm (karena
asetat) pembentukan gas turun, jumlah asam meningkat dengan cepat, dan semua
fermentasi berhenti. Sehingga pada produk ini asam yang terbentuk selama
fermentasi harus di kontrol agar tidak melebihi standar yang ada.
Kadar asam yang tinggi pada produk juga dapat mempengaruhi kinerja
produk. Jika kadar asam pada produk terlalu tinggi makan kinerja produk akan
memburuk dan dapat merusak permukaan yang akan dibersihkan oleh produk.
Sehingga kadar asam dalam produk juga harus di jaga dan harus selalu diukur
agar dapat dapat dikontrol demi efisiensi produk.

4.1.2 Substitusi dalam Produk Konsumen


Pada langkah ini, kami dapat mengaplikasikan masukan atau saran yang
telah kami dapatkan dari calon konsumen. Karena pada produk Eco-Enzim yang
dihasilkan dari proses fermentasi aroma atau bau yang dihasilkan pada produk
adalah bau busuk dari bahan-bahan yang digunakan. Walaupun bahan yang
digunakan dari limbah rumah tangga (sayur-sayuran, kulit buah, dll) tetap saja

9
10

aroma busuk yang dihasilkan adalah salah satu kekurangan produk yang dapat
berakibat buruk pada minat konsumen di pasar.
Dengan terdapatnya suatu kekurangan pada produk, maka minat konsumen
dalam penggunaan produk dapat menurun. Sehingga alternatif yang kami lakukan
untuk mencegah hal ini terjadi dengan mensubstitusi produk Eco-Enzim dengan
bahan kimia lain yang diharapkan dengan langkah ini dapat menutupi kekurangan
yang terdapat dalam produk.
Langkah yang kami lakukan yaitu dengan menambahkan zat pengharum pada
produk Eco-Enzim yang diharapkan dengan penambahan zat kimia ini, bau yang
dihasilkan dari proses fermentasi didalam produk Eco-Enzim dapat hilang dan
produk memiliki aroma yang sesuai dengan minat konsumen/pasar.

4.1.3 Perbaikan Bahan


Kami akan selalu memperbaiki dan meningkatkan produk Eco-Enzim yang
kami buat. Dimana Eco-Enzim yang dibuat juga dipengaruhi oleh senyawa
organik yang terdapat dalam tanaman asal bahan Eco-Enzim yang digunakan.
Dimana terdapat beberapa senyawa organik yang ada di tanaman seperti
karbohidrat, lemak, lilin, tanin, lignin, dan protein. Karbohidrat terdiri dari
karbon, oksigen, dan hidrogen. Karbohidrat bervariasi dari gula sederhana seperti
sukrosa hingga molekul kompleks seperti selulosa. Lemak dan minyak adalah
gliserida sederhana dari asam lemak seperti butirat, stearat, oleat, dll. Penambahan
bahan organik pada tanah akan menghasilkan serangkaian reaksi kimia dan hasil
dekomposisi yang kompleks. Gula, pati, dan protein dapat larut dalam air dan
tersedia sebagai sumber energi yang berlimpah. Protein dapat terurai dan
dihasilkan menjadi pembentukan amida dan asam amino. Tingkat dekomposisi
tergantung pada organisme tanah.
Bahan organik dapat bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme dan organisme tanah lainnya. Selama proses dekomposisi,
beberapa asam organik, senyawa sulfur, metana, dan karbon dioksida akan
diproduksi. Maka dari itu perlu juga diperhatikan senyawa-senyawa yang
diberikan pada pohon atau tanaman yang mana nantinya akan berakibat pada
produk yang akan dihasilkan
BAB V
PRODUCT MANUFACTURE

5.1 Preparation for Manufacture


Dalam pembuatan produk kami, prosedur yang kami gunakan mengacu
pada jurnal internasional dengan judul “Introduction of eco-enzyme to support
organic farming in Indonesia”. Dimana dalam jurnal ini dijelaskan bahan-bahan
yang digunakan adalah: limbah dapur, gula merah, dan air sesuai dengan
perbandingan 3:1:10. Konsep utama dalam pembuatan product Eco-enzyme yaitu
dengan menggunakan proses fermentasi dan dengan langkah-langkah pembuatan
seperti dibawah ini :

Mulai

PreTreatment bahan

Limbah dapur

Fermentasi
Gula merah Dalam wadah bertutup
100 Hari

Air

Buka wadah setiap hari


pada minggu pertama,
kemudian 3 hari sekali

Saring hasil
Sisa Residu
fermentasi

Product Eco-Enzyme

Gambar 5.1 Diagram alir proses pembuatan Eco-Enzyme

11
12

5.2 Final Specifications


Dalam peraturan spesifikasi akhir biasanya mengikuti tiga langkah strategi
yaitu struktur produk, kegunaan produk dan chemical triggers.

5.2.1 Struktur Produk


1. Chemical composition
Produk yang dihasilkan adalah berupa bahan kimia. Dimana Eco-enzyme
merupakan carian kimia yang multiguna. Eco-enzyme dapat mempercepat reaksi
Bio-kimia yang dapat digunakan pada pertanian, peternakan maupun rumah
tangga.
2. Physical geometry
Karakteristik yang dimiliki Eco-enzyme adalah memiliki warna produk
yang gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat karena bahan
yang digunakan salah satunya adalah gula yang menyebabkan timbulnya aroma
manis.
3. Chemical reactions
Produk Eco-enzyme merupakan bahan kimia yang mampu mempercepat
reaksi bio-kimia yang pada proses pembuatannya melepaskan gas ozon (O3) yang
dapat mengurangi kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer.
4. Product Thermodinamic
Produk Eco-enzyme merupakan bahan kimia yang berarti memiliki fasa
cair. Dimana fasa cair eco-enzyme relatif stabil.

5.2.2 Kegunaan Produk


Eco-enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti
memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga
membersihkan air yang tercemar. Produk ini 100% natural, mudah terurai dan
lembut ditangan dan lingkungan. Eco-enzyme juga dapat digunakan untuk
merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran dan
untuk meningkatkan hasil panen.
13

5.2.3 Chemical Triggers


1. Solvents
Karena produk berupa cairan maka dapat digunakan sebagai pembersih
lantai pada rumah tangga, sebagai insektisida untuk penghilang serangga secara
alami, sebagai penjernih udara untuk penghilang polusi dan menghilangkan bau
tidak sedap, sebagai pupuk untuk tanaman dan lainnya.
2. Chemical reactions
Produk Eco-enzyme merupakan bahan kimia yang mampu mempercepat
reaksi bio-kimia dan bisa digunakan sebagai agent untuk proses remediasi
lingkungan yang tercemar. Salah satunya untuk meremediasi tanah yang tercemar.
Dimana tanah yang tercemar oleh hidrokarbon biasanya memiliki pH yang tinggi.
Dengan menggunakan eco-enzyme dapat membantu menurunkan pH tanah agar
kembali seperti sebelumnya.

5.3 Scale-up/Scale-down
Didalam era indutri sekarang ini, produk eco-enzyme memiliki peluang
yang sangat besar didalam pasar. Itu dikarenakan eco-enzyme memiliki banyak
kegunaan didalam berbagai bidang seperti : pertanian, perternakan, industri
maupun rumah tangga. Dalam pembuatan produk juga harus memikirkan prospek
kedepannya tentang peluang pemasaran produk.
Dengan produk yang multifungsi memiliki peluang yang menjanjikan.
Dimana berbagai sektor pasti membutuhkan produk yang memiliki banyak
kegunaan dengan hanya mengeluarkan modal yang sedikit. Terlebih lagi eco-
enzyme yang 100% natural yang tidak akan memiliki efek samping baik bagi
manusia maupun lingkungan sekitar yang akan mempermudah sektor industri
dalam peningkatan mutu produk tanpa menyebabkan kerusakan bagi lingkungan
sekitar tempat memproduksi.
Di sektor rumah tangga dan pertanian akan mendapatkan banyak
keuntungan. Dapat mengurangi aggaran biaya. Pada pertanian dapat menggurangi
anggaran dalam pembelian pupuk ataupun vitamin untuk tumbuhan karena eco-
enzyme bisa digunakan untuk hal itu.
14

Maka dari itu dalam pembuatan eco-enzyme perlu dilakukan inovasi dan
peninggkatan dalam skala produksi. Dengan peningkatan skala produksi dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan, meningkatan pertumbuhan
ekonomi.
BAB VI
KEEKONOMIAN

Dalam merancang sebuah produk kimia ini diperlukan analisis ekonomi


untuk mendapatkan perkiraan (estimation) tentang kelayakan investasi modal
dalam suatu kegiatan produksi, dengan meninjau kebutuhan modal investasi,
besarnya laba yang diperoleh, lama modal investasi dapat dikembalikan dan
terjadinya titik impas dimana total biaya produksi sama dengan keuntungan yang
diperoleh. Selain itu analisis ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
pabrik yang akan didirikan dapat menguntungkan dan layak atau tidak untuk
didirikan. Dalam evaluasi ekonomi ini faktor-faktor yang ditinjau adalah:

1. Return on Investment
2. Pay Out Time
3. Discounted Cash Flow
4. Break Event Point
5. Shut Down Point
Sebelum dilakukan analisa terhadap kelima faktor tersebut, maka perlu di
lakukan perkiraan terhadap beberapa hal sebagai berikut :
1. Penentuan modal industri (Total Capital Investement)
Meliputi :
a. Modal tetap (Fixed Capital Investement)
b. Modal kerja (Working Capital Investement)
2. Penentuan biaya produksi total (Total Production Cost)
a. Biaya pembuatan (Manufacturing Cost)
b. Biaya pengeluaran umum (General Expenses)
3. Pendapatan modal
Untuk mengetahui titik impas, maka perlu dilakukan perkiraan terhadap :
a. Biaya tetap (Fixed Cost)
b. Biaya variabel (Variable Cost)

15
16
17

6.1 Penaksiran Harga Peralatan


Harga peralatan akan berubah setiap saat bergantung pada kondisi ekonomi
yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui harga peralatan yang pasti setiap
tahun sangat sulit, sehingga diperlukan suatu metode atau cara untuk
memperkirakan harga alat pada tahun tertentu dan perlu diketahui terlebih dahulu
harga indeks perlatan operasi pada tahun tersebut.

6.2 Dasar Perhitungan


Produksi Eco Enzyme Renew : 36.500 buah/tahun
Harga bahan baku terdiri dari
1. Gula Merah : Rp 20.000/kg
2. Air Mineral : Rp 4000/galon
3. Limbah buah-buahan (kulit jeruk, apel,nanas, lemon)
Harga jual produk : Rp. 50.000/botol

6.3 Perhitungan Biaya


6.3.1 Capital Investment
Capital Investement adalah banyaknya pengeluaran – pengeluaran yang di
perlukan untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik dan untuk
mengoperasikannya. Capital investement terdiri dari :
a. Fixed Capital Investement
Fixed Capital Investement adalah biaya yang di perlukan untuk
mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik.
b. Working Capital Investement
Working Capital Investement adalah biaya yang di perlukan untuk
menjalankan operasi dari suatu pabrik selama waktu tertentu.
6.3.2 Manufacturing Cost
Manufacturing Cost merupakan jumlah Direct, Indirect, dan Fixed
Manufacturing Cost, yang bersangkutan dalam pembuatan produk. Menurut Aries
& Newton , Manufacturing Cost meliputi:
18

a. Direct Cost
Direct Cost adalah pengeluaran yang berkaitan langsung dengan
pembuatan produk.
b. Indirect Cost
Indirect Cost adalah pengeluaran-pengeluaran sebagai akibat tidak
langsung karena operasi pabrik.
c. Fixed Cost
Fixed Cost adalah biaya-biaya tertentu yang selalu dikeluarkan baik pada
saat pabrik beroperasi maupun tidak atau pengeluaran yang bersifat tetap tidak
tergantung waktu dan tingkat produksi.
6.4 Analisis Kelayakan
6.4.1 Percent Return on Investment
Percent Return On Investement adalah tingkat keuntungan yang dapat di
hasilkan dari tingkat yang di keluarkan. Rumusnya adalah:
Keuntungan
ROI= x 100 %
¿ Capital
6.4.2 Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang, sebelum di
dapatkan suatu penerima yang melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang di
perlukan untuk kembalinya Capital Investement dengan profit sebelum di kurangi
depresiasi. Rumusnya yakni:
¿ Capital Investment
POT =
Keuntungan tahunan+ Depresiasi
6.4.3 Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah titik impas produksi (suatu kondisi dimana pabrik
tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian). Rumusnya yakni:
(Fa+ 0,3 Ra)
BEP= x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
6.4.4 Shut Down Point (SDP)
Suatu titik atau saat penentuan suatu aktivitas produksi dihentikan.
Penyebab antara lain Variable Cost yang terlalu tinggi, atau bisa juga karena
19

keputusan manajemen akibat tidak ekonomisnya suatu aktivitas produksi (tidak


menghasilkan profit. Rumusnya yakni:
(0,3 Ra)
SDP= x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
6.5 Hasil Perhitungan
Perhitungan rencana produksi Eco Enzyme Renew memerlukan rencana
PPC, PC, MC, serta General Expense. Hasil rancangan masing-masing di sajikan
pada tabel berikut:
Tabel 6.1 Physical Plant Cost (PPC)
No Jenis Biaya (Rp)
1 Purchased Equipment Cost 100.000.000
2. Deliver Equipment Cost 10.000.000
3. Installation Cost 5.000.000
4. Pemipaan 20.000.000
5. Istrumentasi 15.000.000
6. Insulasi 16.000.000
7. Listrik 20.000.000
8. Bangunan 60.000.000
9. Land & Yard Improvement 15.000.000
Total 261.000.000

Tabel 6.2 Direct Plant Cost (DPC)


No Komponen Harga (Rp)
1. Construction Cost 300.000.000
Total (DPC+PPCP) 561.000.000

Tabel 6.3 Fixed Capital Investment


No Komponen Harga (Rp)
1. Direct Plant Cost (DPC) 500.000.000
2. Contractors Fee (10% DPC) 30.000.000
3. Contigency (10% DPC) 50.000.000
Total 580.000.000

6.6 Analisis Keuntungan


Harga jual produk : Rp 50.000/botol
Keuntungan sebelum pajak : Rp. 500.000.000
Keuntungan setelah pajak : Rp. 350.000.000
20

6.7 Hasil Kelayakan Ekonomi


1. Percent Return On Investment
Keuntungan sebelum pajak
ROI b= x 100 %
¿ capital
500.000 .000
ROI b= x 100 %
580.000 .000
ROI b=86,2%

Keuntungan setelah pajak


ROI a= x 100 %
¿ capital
350.000 .000
ROI a= x 100 %
580.000 .000
ROI a=60,34 %

2. Pay Out Time (POT)


¿Capital
ROI b=
Keuntungan sebelum pajak + Depresiasi
580.000 .000
ROI b=
500.000 .000+15.000.000
ROI b=1,12 tahun

¿ Capital
ROI a=
Keuntungan setelah pajak + Depresiasi
580.000 .000
ROI a=
350.000 .000+15.000.000
ROI a=1,58 tahun

3. Break Event Point (BEP)


(Fa+ 0,3 Ra)
BEP= x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
(30.000 .000+ 0,3(100.000 .000))
BEP= ¿¿
BEP=40 %

4. Shut Down Point (SDP)


21

(0,3 Ra)
SDP= x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
0,3 (100.000.000)
SDP= ¿¿
BEP=20 %
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti
ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.
Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat .
Eco enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat
reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan
sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara
manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat
bermanfaat.
Dari hasil kumpulan ide Eco Enzyme, kami memilih kebutuhan yang cocok untuk
dikembangkan, yaitu Eco Enzyme yang digunakan sebagai bahan pembersih
1. Tidak beracun.
2. Mampu menghilangkan pengotor
3. Mampu membunuh bakteri
4. Mudah terdegradasi
5. Serta mampu mengurangi sampah yang menjadi masalah polusi lingkungan.
Dengan produk yang multifungsi memiliki peluang yang menjanjikan.
Dimana berbagai sektor pasti membutuhkan produk yang memiliki banyak
kegunaan dengan hanya mengeluarkan modal yang sedikit. Terlebih lagi eco-
enzyme yang 100% natural yang tidak akan memiliki efek samping baik bagi
manusia maupun lingkungan sekitar yang akan mempermudah sektor industri
dalam peningkatan mutu produk tanpa menyebabkan kerusakan bagi lingkungan
sekitar tempat memproduksi.

22
23

7.2 Saran
Semoga kedepannya bisa dikembangkan teknologi untuk pembuatan Eco
enzyme di indonesia serta inovasi produk yang disesuaikan dengan konsumen dan
kebutuhan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Cussler, E. L. Dan Moggridge, G.D. 2001. Chemical Product Design, 2nd Ed.
Cambridge: Cambridge University Press.
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/
https://sustaination.id/manfaat-dan-cara-membuat-eco-enzyme-di-rumah/
https://waste4change.com/eco-enzyme-multipurpose-liquid-from-organic-waste/2/

24

Anda mungkin juga menyukai