ABSTRAK
Metil ester (biodiesel) merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak
rantai panjang yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani dan
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Sintesis metil ester pada
percobaan ini dilakukan menggunakan bahan baku limbah minyak kelapa sawit.
Hasil pengukuran kadar FFA dengan metode titrasi menunjukkan hasil sebesar
43,52%. Proses isolasi metil ester dengan metode esterifikasi dilakukan dengan
mereaksikan metanol, asam sulfat dan limbah minyak kelapa sawit dengan
metode refluks menghasilkan campuran metil ester. Pemisahan campuran reaksi
dilakukan dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan distribusi kepolaran
komponen. Karakteristik metil ester yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan
dengan kadar FFA sebesar 16,25%.
Kata kunci: metil ester, limbah minyak kelapa sawit, FFA, esterifikasi.
dipakai
sebagai
bahan
bakar
PENDAHULUAN
kendaraan bermotor yang dapat
Sejalan
dengan
laju menurunkan emisi bila dibandingkan
pembangunan
nasional
dan dengan minyak diesel. Biodiesel
bertambahnya
jumlah
penduduk, terbuat dari minyak nabati yang
kebutuhan bahan bakar sebagai berasal dari sumber daya alam yang
sumber energi terus meningkat. dapat diperbaharui. Bahan baku yang
Sejauh ini, sebagian besar kebutuhan berpotensi sebagai bahan baku
bahan bakar masih dipenuhi oleh pembuat biodiesel antara lain kelapa
energi yang berasal dari minyak dan sawit, kedelai, jarak pagar, alpukat dan
gas bumi. Akan tetapi, minyak bumi beberapa jenis tumbuhan lainnya
sebagai sumber daya alam yang tak (Risyonatiningsih, 2010).
terbarukan
memiliki
keterbatasan
Biodiesel dibuat melalui suatu
dalam hal ketersediaannya, sehingga proses kimia yang disebut esterifikasi
perlu
dilakukan
usaha
untuk dimana proses dilakukan dengan
mendapatkan bahan bakar alternatif mereaksikan asam lemak bebas (FFA)
yang
bersifat
terbarukan
dan dengan alkohol rantai pendek (metanol
keberadaannya melimpah di alam.
atau etanol) yang menghasilkan metil
Biodiesel adalah salah satu ester asam lemak (FAME) dan air.
bahan bakar alternatif yang ramah Pada
percobaan
ini,
dilakukan
lingkungan, tidak mempunyai efek pembuatan metil ester dari limbah
terhadap kesehatan yang dapat kelapa sawit yang direaksikan dengan
Alvin Salendra H1031131032
Sintesis Metil Ester dengan Metode Esterifikasi
H1031131032
Pengamatan
m limbah= 1
gram
V etanol= 10
mL
5 tetes
Larutan
berwarna
bening
3.
Titrasi
berwarna
dilakukan
merah muda
dengan larutan V KOH= 17
standar KOH
mL
4.
%FFA diukur
43,52%
Proses Esterifikasi
No
Perlakuan
Pengamatan
1.
Limbah minyak m= 10 gram
kelapa sawit
dipanaskan
2.
Methanol dan V methanol=
asam
sulfat 16,024 mL
ditambahkan
V
asam
dan
sulfat=
0,2
direaksikan
mL
dengan
cara
refluks
3.
Hasil
Lapisan
dipisahkan
atas=
metil
dengan
ester
ekstraksi
Lapisan
bawa= sisa
pelarut dan
air
4.
%FFA diukur
16,25%
Rangkaian Alat
H1031131032
Alvin Salendra
H1031131032
konstanta
kecepatan
reaksi.
Sehingga dalam hal ini pengadukan
sangat penting mengingat larutan
minyak-katalis metanol merupakan
larutan yang immiscible.
c. Katalisator
Katalisator berfungsi untuk
mengurangi tenaga aktivasi pada
suatu reaksi sehingga pada suhu
tertentu harga konstanta kecepatan
reaksi semakin besar. Pada reaksi
esterifikasi yang sudah dilakukan
biasanya menggunakan konsentrasi
katalis antara 1 - 4 % berat sampai
10 % berat campuran pereaksi.
d. Suhu Reaksi
Semakin tinggi suhu yang
dioperasikan maka semakin banyak
konversi yang dihasilkan, hal ini
sesuai
dengan
persamaan
Archenius. Bila suhu naik maka
harga k makin besar sehingga
reaksi berjalan cepat dan hasil
konversi makin besar.
Proses esterifikasi dilakukan
dengan memanaskan 10 gram limbah
o
minyak
hingga
suhu
65
C.
Selanjutnya ditambahkan 16,024 mL
methanol sebagai pelarut dan 0,2 mL
asam sulfat sebagai katalis. Katalis
berperan untuk menurunkan energi
aktivasi sehingga reaksi akan berjalan
lebih cepat. Energi aktivasi merupakan
tingkat
energi
minimum
yang
diperlukan untuk memulai suatu reaksi.
Apabila energinya lebih kecil daripada
energi aktivasi molekul tetap utuh dan
tidak ada perubahan akibat tumbukan
(Anandito, dkk., 2010; Chang, 2004).
Katalis
akan
memberikan
mekanisme aksi alternatif dengan
energi pengaktifan yang lebih rendah
dibandingakan reaksi yang dihasilkan
Alvin Salendra
H1031131032
OH
OH
H3C
C
OH
H2 O
H2O
R
R
C
1
R
R
II
C
O
OH
OH
-H +H
R
R
C
1
OH
+
VI
III & IV
O
R
C
O
deprotonasi.
Oksigen
karbonil
diprotonasi
oleh
katalis
asam,
kemudian alcohol nukleofilik akan
menyerang karbon yang bermuatan
parsial positif ( +), dan eliminasi air
akan menghasilkan ester berupa butil
asetat (Fessenden dan Fessenden,
1982).
Pereaksian dengan refluks
masih menghasilkan senyawa yang
bercampur, sehingga perlu untuk
dipisahkan.
Pemisahan
dapat
dilakukan
secara
langsung
menggunakan corong pisah, yang
menghasilkan dua fasa larutan.
Lapisan atas berupa senyawa organik
metil ester yang bersifat non polar dan
lapsan bawah berupa sisa campuran
pelarut, air dan katalis yang besifat
polar. Pemisahan ini terjadi akibat
adanya perbedaan kepolaran dan
massa jenis larutan.
Karakterisasi metil ester yang
diperoleh berwarna kuning kecoklatan.
Hasil pengukuran kembali kadar FFA
menunjukkan nilai sebesar 16,25%. Ini
menunjukkan bahwa kandungan asam
lemak pada limbah minyak kelapa
sawit sudah terkonversi menjadi metil
ester.
KESIMPULAN
Hasil pengukuran kadar FFA
limbah minyak kelapa sawit sebesar
43,52%. Proses isolasi metil ester
dengan metode esterifikasi dilakukan
dengan mereaksikan metanol, asam
sulfat dan limbah minyak kelapa sawit
dengan metode refluks menghasilkan
campuran metil ester. Pemisahan
campuran reaksi dilakukan dengan
cara ekstraksi berdasarkan perbedaan
distribusi
kepolaran
komponen.
Karakteristik metil ester yang diperoleh
Alvin Salendra H1031131032
Sintesis Metil Ester dengan Metode Esterifikasi
dengan
Proses
Destilasi
Sederhana
Menggunakan
Pemanas
Elektrik.
e-Jurnal
Alvin Salendra
H1031131032