untuk menyintesis etil benzoat dari asam benzoat dan etanol melalui reaksi esterifikasi
dengan katalis asam sulfat, memurnikan etil benzoat melalu metode distilasi, dan menentukan
kemurnian etil benzoat berdasarkan indeks refraksi.
Pertama dilakukan sintesis etil benzoat dengan ditimbang asam benzoat sebanyak 9,...
gram lalu dimasukkan ke labu dasar bulat. Kemudian ditambahkan 47,5 mL etanol sebagai
reagen pembentuk ester dengan menyumbang nukleofil. Salah satu syarat nukleofil yang baik
adalah memiliki pasangan elektron bebas yang akan digunakan untuk berikatan dengan
karbon menggantikan leaving group. Etanol dipilih karena kereaktifannya tinggi sehingga
produk yang terbentuk diharapkan akan banyak, selain itu juga sifat kepolaran etanol dapat
melarutkan asam benzoat (asam karboksilat) sehingga mempermudah reaksi yang terjadi.
Etanol dibuat berlebih karena pada reaksi ini bersifat kesetimbangan yang dapat kembali lagi
menjadi reaktannya maka harus dibuat berlebih agar reaksi berjalan ke kanan (produk).
Selanjutnya asam sulfat pekat sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu dasar bulat yang
berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi esterifikasi yang berjalan lambat. Asam
sulfat digunakan karena etanol bersifat larut dalam air, sedangkan jika menggunakan larutan
non-polar harus ditambahkan asam klorida. Kemudian dimasukkan batu didih agar tidak
terjadi bumping dan panas di dalam larutan merata. Selanjutnya direfluks selama 1 jam.
Metode refluks digunakan untuk menyempurnakan reaksi tanpa adanya senyawa yang
berkurang karena etanol mudah menguap, sesuai dengan prinsip refluks yaitu teknik distilasi
yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya kondensat ke sistem awal. Dengan refluks,
maka memudahkan reaksi yang membutuhkan reaksi esterifikasi etil benzoat yang bersifat
reversible dan endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan energi panas untuk menyerap kalor
dari lingkungan ke sistem. Pada prosedur ini juga terjadi reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara
asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis asam pada kesetimbangan dengan
produk berupa etil benzoat dan air. Adapun mekanisme pembentukan etil benzoat sebagai
berikut:
1) Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil sehingga meningkatkan
elektrofilitas dari atom C karbonil.
2) Atom karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol yang bersifat
nukleofilik.
3) Terjadi pelepasan proton dari gugs hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks
teraktifkan.
4) Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil yang diikuti oleh pelepasan air.
Etil benzoat yang didapat kemudian diuji kemurniannya dengan indeks refraksi
menggunakan refraktometer. Dari hasil pengukuran didapat IR percobaan sebesar x... dengan
KSR sebesar ...%. KSR yang didapatkan tidak terlalu bagus karena dapat disebabkan masih
terdapat metilen klorida yang belum terpisah saat distilasi. Dalam pengukuran indeks refraksi
sesuai dengan prinsip hukum Snellius.
M1 = 3,0177 gram
M2 = 3,5237 gram
Ir1= 1,59301
Ir2= 1,5946
2 = 84,3654
2= 80,8417
Massa etil benzoat praktis:
= 71,0035 – 68,1005
= 2,9030 gram
= 84,9852 – 80,9676
= 4,0176 gram
n 1 = gram/Mr
n 2 = gram/Mr
Mol etanol:
n = (rho x v) / Mr
= 1,0160 mol
m etil benzoat 1 = n x Mr
= 26, 1944%
IR percobaan = batas atas+(batas bawah/1000)
=1,3374+11/1000
=1,3484
IR Koreksi = IRperc+0,00045(T-20)
=1,3484+0,00045(29-20)
=1,3524
KSR1 = |(1,36-1,3542)/1,36|x100%
= 0,5551%
m etil benzoat2 = n x Mr
= 36,2027%
Arsyad, M.N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia. Jakarta.
Hambali, Eliza. 2007. Analisa perbandingan unjuk kerja motor berbahan bakar premium dan
campuran premium bioethanol (BE30, BE50, BE70, BE90). ArgoMedia Pustaka
Putra. Jakarta.
Ilma, Nafia. 2012. Nanopartikel Perak Termodifikasi L-Sisteian sebagai Indikator Warna
Untuk Logam Pencemar Pada Sampel Ikan Tongkol. FMIPA UI. Depok.
Phumying. S. 2010. Nanocrystalline spinel ferrite (MFe2O4, M = Ni, Co, Mn, Mg, Zn)
powders prepared by a simple aloevera plant-extracted solution hydrothermal route.
Materials Research Bulletin. Thailand. 48: 2060–2065.
Sambrook J, Fritsch EF, Maniati T. 1989. Molecular Cloning A Laboratory Manual. Cold
Spring Harbor Lab Press. USA.
Tuite, M.F. 1992. Strategies for the genetic manipulation of Saccharomyces cerevisiae.
Rev Biotech. 12: 157-188.
Yong, N.G., A. Ahmad, and A.W. Mohammad. 2013. Synthesis and Characterization of
Silver Oxide Nanoparticles by a Novel Method. International Journal of Scientific
& Engineering Research. 4 (5).
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Seri Pertanian. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.