PERCOBAAN 5
ISOTERM FREUNDLICH
Disusun Oleh :
Kelompok 4 – Offering C
1. Anisa Galuh Puspitasari (200331618827)
2. Nayunda Elsadena Agustin (200331618835)
3. Shinta Yudha Zilullah (200331618812)
E. LANGKAH KERJA
Karbon
Has
F. DATA PENGAMATAN
Erlenmeyer Massa arang Konsentrasi Volume Volume
asam asetat asam asetat NaOH
1 1,0001 gr 0,0156 N 50 ml 0,7 ml
2 1,0001 gr 0,0313 N 50 ml 14,8 ml
3 1,0001 gr 0,0625 N 50 ml 10,3 ml
4 1,0000 gr 0,125 N 25 ml 3,8 ml
5 1,0000 gr 0,25 N 10 ml 3 ml
6 1,0000 gr 0,50 N 10 ml 36,3 ml
G. ANALISIS DATA
Massa Konsentrasi Volume Volume
Erlenmeyer
Arang (g) CH3COOH (N) CH3COOH (mL) NaOH (mL)
1 1,0001 gr 0,0156 50 0,7 ml
2 1,0001 gr 0,0313 50 14,8 ml
3 1,0001 gr 0,0625 50 10,3 ml
4 1,0000 gr 0,125 25 3,8 ml
5 1,0000 gr 0,25 10 3 ml
6 1,0000 gr 0,50 10 36,3 ml
Perhitungan
a. Erlenmeyer 1
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0156 N
Massa arang = 1,0001 g
Vol NaOH = 0,7 mL
Ditanya : massa CH3COOH yang teradsorpsi
Jawab :
CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq)
[CH3COOH] awal = 0,0156 N = 0,0156 M
n CH3COOH awal = 0,0156 M x 100 mL = 1,56 mmol
[NaOH] = 0,1 M
n NaOH = 0,1 M x 0,7 mL = 0,07 mmol
c. Erlenmeyer 3
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0625 N
Massa arang = 1,0001 g
Vol NaOH = 10,3 mL
Ditanya : massa CH3COOH yang teradsorpsi
Jawab :
CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq)
[CH3COOH] awal = 0,0625 N = 0,0625 M
n CH3COOH awal = 0,0625 M x 100 mL = 6,25 mmol
[NaOH] = 0,1 M
n NaOH = 0,1 M x 10,3mL = 1,03 mmol
d. Erlenmeyer 4
Diketahui : [CH3COOH] = 0,125 N
Massa arang = 1,0000 g
Vol NaOH = 3,8 mL
Ditanya : massa CH3COOH yang teradsorpsi
Jawab :
CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq)
[CH3COOH] awal = 0,125 N = 0,125 M
n CH3COOH awal = 0,125 M x 100 mL = 12,5 mmol
[NaOH] = 0,1 M
n NaOH = 0,1 M x 3,8 mL = 0,38 mmol
e. Erlenmeyer 5
Diketahui : [CH3COOH] = 0,25 N
Massa arang = 1,0000 g
Vol NaOH = 3 mL
Ditanya : massa CH3COOH yang teradsorpsi
Jawab :
CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq)
[CH3COOH] awal = 0,25 N = 0,25 M
n CH3COOH awal = 0,25 M x 100 mL = 25,0 mmol
[NaOH] = 0,1 M
n NaOH = 0,1 M x 3 mL = 0,3 mmol
f. Erlenmeyer 6
Diketahui : [CH3COOH] = 0,50 N
Massa arang = 1,0000 g
Vol NaOH = 36,6 mL
Ditanya : massa CH3COOH yang teradsorpsi
Jawab :
CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq)
[CH3COOH] awal = 0,50 N = 0,50 M
n CH3COOH awal = 0,50 M x 100 mL = 50,0 mmol
[NaOH] = 0,1 M
n NaOH = 0,1 M x 36,3 mL = 3,63 mmol
Konsentrasi
Massa Massa
CH3COOH
No. Arang Adsorbat X/m Log X/m Log C
Awal Sisa
(g) (x)
(N) (M)
1. 1,0001 0,0156 0,0149 0,0042 0,0042 -2,377 -1,827
2. 1,0001 0,0313 0,0165 0,0888 0,0888 -1,052 -1,783
3. 1,0001 0,0625 0,0522 0,0618 0,0618 -1,209 -1,282
4. 1,0000 0,125 0,1212 0,0228 0,0228 -1,642 -0,916
5. 1,0000 0,25 0,247 0,018 0,018 -1,744 -0,607
6. 1,0000 0,50 0,4637 0,168 0,2178 -0,662 -0,334
Grafik log x/m terhadap log c
y = 0,4296x - 0,5029
-0,8
R² = 0,1779
-1
log
-1,2
-1,4
-1,6
-1,8
-2
log C
y = bx + a
y = 0.4296x – 0.5029
maka:
𝑥 1
y = log , bx =
log C dan a = log k
𝑚 𝑛
1
= b = 0.4296
𝑛
n = 2,3277
log k = a
log k = - 0.5029
k = anti log (- 0.5029)
k = 0.29852
H. PEMBAHASAN
Percobaan dilakukan dengan tujuan membuat kurva dan menentukan
tetapan dalam isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
asetat dengan karbon aktif. Adsorbsi merupakan suatu proses penyerapan suatu
zat pada permukaan zat lain. Prinsip percobaan adsorbsi isoterm yang didasarkan
pada teori freundlich yaitu banyaknya zat yang diadsorbsi pada temperatur tetap
oleh suatu adsorben tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat dalam
mengadsorbsi zat-zat tertentu. Percobaan ini termauk dalam adsorbsi fisika. Hal
ini dikarenakan adanya gaya van deer waals antara adsorben dengan adsorbat
yang digunakan, sehingga proses adsorbsi hanya terjadi pada permukaan larutan.
Sebelum melakukan percobaan, karbon dipanaskan terlebih dahulu agar
menjadi aktif. Daya serap karbon aktif cukup tinggi dikarenakan banyaknya pori-
pori pada karbon setelah ikatan hidrokarbonnya pecah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemanasan untuk memutuskan ikatan. Pada percobaan ini digunakan
larutan asam asetat dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,50 N ; 0,25N ; 0,125 N ;
0,0625 N ; 0,0313 N ; dan 0,0136 N. Dalam percobaan ini, larutan asam asetat
bertindak sebagai adsorbat, sedangkan arang aktif yang digunakan bertindak
sebagai adsorben.
Untuk mengetahui besarnya potensi penyerapan arang aktif dalam proses
adsorbs, maka perlu dilakukan perbandingan antara konsentrasi asam asetat
sebelum dan sesudah adsorbsi. Penentuan konsentrasi asam asetat sebelum dan
sesudah adsorbsi dilakukan dengan cara standarisasi larutan menggunakan
metode titrasi alkalimetri yaitu proses titasi menggunakan larutan standar basa
sebagai titran yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam
sebagai titrat di dalam erlenmeyer. Larutan strandar basa yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu larutan NaOH 0,1N dengan menggunakan indikator
fenolftalein (PP) sebagai penunjuk titik akhir titrasi, dimana ditandai dengan
adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda.
Selanjutnya, proses adsorbsi dapat dilakukan dengan menambahkan
sejumlah arang aktif ke dalam larutan asam asetat. Agar proses adsorbsi dapat
berlangsung dengan baik, maka dilakukan pengadukan menggunakan Shaker.
Pengadukan dilakukan untuk menghomogenkan asam asetat dengan karbon arang
aktif sehingga dapat mempermudah proses pada adsorbsi. Pengadukan dilakukan
selama 30 menit. Kemudian dilakukan tahap penyaringan yang berfungsi untuk
memisahkan arang aktif dari asam asetat. Asam asetat yang didapat dititrasi untuk
mengetahui konsentrasiya setelah mengalami adsorbsi. Titrasi yang dilakukan
juga menggunakan metode yang sama persis ketika melakukan stendarisasi asam
asetat. Reaksi yang terjadi pada proses titasi adalah sebagai berikut:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Berdasarkan pada data konsentrasi dan jumlah zat asam asetat yang
teradsorbsi dapat digunakan untuk menentukan kurva hubungan antara log x/m (y)
terhadap log C (x) didapat nilai sebesar 0.4296x – 0.5029. Dengan persamaan
regresi linier tersebut dapat ditentukan pada hubungan antara log x/m (y) terhadap
log C (x) di dapatkan nilai k sebesar 0.29852 dan nilai n sebesar
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1. Semakin besar konsentrasi adsorbat yang digunakan dalam proses adsorbsi,
maka daya serap yang dimiliki oleh adsorben juga akan semakin besar
(meningkat)
2. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hubungan antara log x/m (y)
terhadap log C (x), dimana didapatkan nilai k sebesar 0.29852 dan nilai n
sebesar 2,3277
J. DAFTAR PUSTAKA
Harfi. 2003. Senyawa-Senyawa Organik. Jakarta : Bumi Aksara
Kustanto. 2000. Karbon Aktif Dalam Kehidupan Sehari-hari, Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Murdiyanto, W. 2005. Sifat Fisik Dan Mekanik Edible Film Dari Ekstrak Daun
Janggelan (Mesona palustris BI). Jurnal Teknologi Pertanian. 1(1),8-13
Sudarman. 2001. Manfaat Arang Aktif. Makassar : Universitas Hassanudin
Tim Dosen KBK Kimia Fisika. 2020. Petunjuk Praktikum Pengukuran Sifat
Kimia Bahan. Malang : Universitas Negeri Malan, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam
PERTANYAAN
1.Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau khemisorpsi?
Jawab :
Dalam percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik. Hal ini
dikarenakan memiliki beberapa ciri yaitu antara lain, molekul yang terikat pada
adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi, dan bersifat tidak
spesifik
2.Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan contoh dari kedua jenis
adsorpsi ini !
Jawab :
a. Adsorbsi fisik merupaka adsorpsi yang berhubungan dengan gaya Van der Waals
dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
Selain itu, dalam adsorpsi ini tidak melibatkan energi aktivasi, tidak ada transfer
elektron, meskipun mungkin terjadi polarisasi pada sorbet, serta kalor adsorpsi 5
– 10 kkal/g-mol
gas Contoh:
Adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada - 190℃ akan
teradsorpsi pada besi
Penyerapan gas oleh charchoal (arang aktif)
b. Adsorbsi kimia, yang memiliki beberapa ciri diantaranya yaitu reaksi yang terjadi
antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi, terjadi pemutusan dan
pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya tinggi, melibatkan energi aktivasi,
ada transfer elektron, terbentuk pada ikatan antara sorbat dan permukaan padatan,
serta kalor adsopsi sekitar 100 kkal/g-mol gas
Contoh :
Pada suhu 500℃ nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi
Adsorbsi asam asetat oleh karbon aktif dan ion exchange
LAMPIRAN