Penyusun :
Amelia Syahna Octaviani 140210160028
Almira Indah 140210160044
Syifa Latifatul 1402101600
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA
JATINANGOR
2019
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah korosi
dengan judul “Selective Leaching Corrosion”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dr. rer. nat.
Iwan Hastiawan dan Dr. Rukiah , MT sebagai Dosen mata kuliah Korosi
Universitas Padjajaran yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek galfanik
antara unsur-unsur berlainan yang membentuk paduan (Walaupun faktor-faktor
lain seperti kandungan udara dan temperatur yang berbeda juga sangat penting).
Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang memiliki Esel lebih rendah akan
mengalami korosi karena berperan sebagai anoda dan yang lebih murni sebagai
katoda.
3.2 Mekanisme umum
Pada dasarnya logam yang lebih mulia bertindak sebagai katoda dan paduan
logam sebagai anoda. Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua logamlarut (misal
Tembaga-seng), baik seng dan tembaga kedua-duanya larut,tetapi diikuti oleh
pengendapan kembali tembaga. Atau logam yang paduanyang lebih aktif akan
terlarut. Kita dapat memperkirakan logam mana yangakan terlarut berdasarkan E
sel (logam mana yang lebih mulia akan menjadikatodik dan lawannya anodik akan
mengalami korosi)
3.3 Contoh Bentuk Korosi Umum
Dezincfikasi merupakan bentuk korosi selektif yang menyerang paduan logam
yang terdiri Cu dan Zn (kuningan). Dezincfikasi terutama terjadi pada kuningan dengan
kadar seng diatas 15 – 20 % , pada lingkungan air yang mengandung ion Cl- seperti air
payau & air laut dan air yang mengandung O2. Sedangkan untuk kuningan dengan
kadar seng kurang dari 5 % biasaanya tahan terhadap korosi ini. Produk dari proses
dezincfikasi menghasilkan kuningan yang berlubang , rapuh , memiliki kekuatan
mekanis yang rendah dan warna kuningan berubah dari kuning ke merah.
Tipe atau bentuk serangan pada proses desincfikasi dibagi menjadi 2 bagian :
1. Tipe setempat (plug)
Tipe korosi ini menyerang secara lokal sampai ke dalam kuningan membentuk
lubang. Korosi tersebut terjadi pada kuningan yang mempunyai kadar seng rendah,
kondisi lingkungan basa, netral atau sedikit asam. Air dapat merambas melalui lubang
ini. Lubang ini bisa muncul jika diberi perlakuan mekaniks seperti ditekuk.
6
Gambar Korosi Setempat
Tipe korosi ini menyerang secara merata pada permukaan kuningan dan
melarutkan seng pada seluruh permukaan kuningan dengan laju yang hampir sama.
Korosi tersebut terjadi pada kuningan dengan kadar seng tinggi dan kondisi lingkungan
yang asam.
Zn Zn2+ + 2e-
7
Atau Air yang mengandung Cl-, Ada 2 kemungkinan yang terjadi :
a. Unsur paduan yang yang lebih aktif (seng) terlarutkan secara selektif
meninggalkan struktur tembaga yang berpori dan lemah.
b. Seng dan tembaga larut, diikuti pengendapan kembali tembaga.
Reaksi :
Di anoda
Zn Zn2+ + 2e-
Cu Cu2+ + 2e –
3.3 Pengendalian