PENDAHULUAN
1|Page
3. TUJUAN
Dari rumusan masalah dapat diketahui tujuan dari disusunnya
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui proses terjadinya korosi
2. Mengetahui jenis korosi selektif
2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3|Page
menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya
menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom
karbon (C).
Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode.
Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri
berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa
korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan
permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada
permukaan logam tersebut.
3. Larutan Garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut
banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang
utama.
4. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan
logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar
terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
5. Keberadaan zat pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi
reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai
contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada
permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
6. Kontak dengan elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju
korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi
elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi
meningkat.
4|Page
7. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi
redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin
meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat
pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti
mesin kendaraan bermotor).
8. Tingkat keasaman (pH)
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin
besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu:
2H+(aq) + 2e- H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.
9. Metalurgi
Permukaan logam.
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda
potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang
terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.
Efek galvanic coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-
atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu
terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial
pada permukaan logam akibat perbedaan E antara atom-atom unsur
logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan
5|Page
kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui
peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
10. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan
peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut
mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri
oksidasi sulfur-sulfida.
6|Page
BAB III
KOROSI SELEKTIF
Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena pelarutan
komponen tertentu dari paduan logam (alloynya). Pelarutan ini terjadi pada
salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam yang lebih aktif
yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut hilang dari
paduannya. Material yang tertinggal telah kehilangan sebagian besar
kekuatan fisiknya (karena berpori-pori). Selektif leaching nama lain dari
Korosi Selektif- bisa terjadi dari sepasang panduan logam satu fasa dan juga
dua fasa. Dalam paduan dua fasa, fasa yang kurang mulia akan meluruh
terlebih dahulu.
Bentuk korosi ini juga disebut pemisahan atau dealloying. Pemadu yang
biasaanya terlarut dari paduan logamnya adalah seng (Zn) , alumunium (Al)
, kobalt (Co) , nikel (Ni) , dan crom (Cr).Beberapa contoh korosi selektif dari
paduan logam dengan logam Cu dapat dilihat pada table dibawah ini :
7|Page
Bentuk Korosi Selektif Paduan Logam Yng Terlarut
Dezincfikasi Cu Zn Zn
Dealuminasi Cu Al Al
Demanganisasi Cu Mn Mn
Denikelisasi Cu Ni Ni
Desilikonisasi Cu Si Si
Decuprifikasi Cu - Ag Cu
Dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek galfanik antara
unsur-unsur berlainan yang membentuk paduan (Walaupun faktor-faktor lain
seperti kandungan udara dan temperatur yang berbeda juga sangat penting).
Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang memiliki Esel lebih rendah akan
mengalami korosi karena berperan sebagai anoda dan yang lebih murni sebagai
katoda.
Pada dasarnya logam yang lebih mulia bertindak sebagai katoda dan
paduan logam sebagai anoda. Sehingga anoda yang terkorosi/terlarut. Seperti
yang terlihat pada contoh berikut :
8|Page
Dezincfikasi Cu Zn Zn
Dealuminasi Cu Al Al
Demanganisasi Cu Mn Mn
Denikelisasi Cu Ni Ni
Desilikonisasi Cu Si Si
Decuprifikasi Cu - Ag Cu
Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua logam larut (misal Tembaga-seng) ; baik
seng dan tembaga kedua-duanya larut, tetapi diikuti oleh pengendapan kembali
tembaga. Atau logam yang paduan yang lebih aktif akan terlarut. Kita dapat
memperkirakan logam mana yang akan terlarut berdasarkan E sel (logam mana
yang lebih mulia akan menjadi katodik dan lawannya anodik akan mengalami
korosi).
Contoh :
Dezinfikasi
Pengertian umum
9|Page
Tipe atau bentuk serangan pada proses desincfikasi dibagi menjadi 2
bagian :
Di katoda :
Cu2+ + 2e- Cu
Terdapat
oksigenterlarut
(dalam air)
10 | P a g e
O2 + H2O + 2e- 2 OH-
Di anoda :
Cu Cu2+ + 2e-
Zn Zn2+ + 2e-
Reaksi :
Di anoda
Zn Zn2+ + 2e-
Di katoda
CuCl2- Cu2+ + 2 Cl - + e
Cu Cu2+ + 2e
3.3 Pengendalian
11 | P a g e
2. Menggunakan paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15%
Zn).
4. Penambahan inhibitor.
5. Proteksi katodik.
12 | P a g e
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
1. Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena pelarutan
komponen tertentu dari padua n logam (alloynya)
2. Pelarutan ini terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan
logam yang lebih aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut
hilang dari paduannya.
3. korosi selektif akibat dari efek galfanik antara unsur-unsur berlainan yang
membentuk paduan (Walaupun faktor-faktor lain seperti kandungan udara dan
temperatur yang berbeda juga sangat penting).
Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang memiliki Esel lebih rendah
akan mengalami korosi karena berperan sebagai anoda dan yang lebih murni
sebagai katoda.
4. Pencegahannya adalah ;
13 | P a g e
menggunakan paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15%
Zn).
penambahan 1 % Sn pada Brass 70-30.
Penambahan inhibitor.
proteksi katodik.
14 | P a g e
Daftar pustaka
15 | P a g e
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
GG
16 | P a g e
Tabel 1. Contoh korosi selektif pada logam
Elemen yang
Paduan Lingkungan
dihilangkan
Seng
Kuningan (Cu-Zn) Berair, stagnan
(dezincification)
Besi cor kelabu Tanah, berair Besi (korosi grafitik)
Perunggu
Uap temperatur Silikon
aluminium
tinggi dan berasam (desiliconification)
(Cu-Si)
Timah
Perunggu timah Uap
(destannification)
Fluks panas tinggi
dan air Nikel
Nikel tembaga
berkecepatan (denickelification)
rendah
Atmosfer
Baja karbon tinggi Carbon
teroksidasi, H2
dan medium (decarburization)
temperatur tinggi
17 | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN KOROSI .................................................................. 3
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
KOROSI............................................................................................. 3
BAB II KOROSI SELEKTIF
3.1 Pengertian Umum ............................................................................... 7
3.2 Mekanisme umum .............................................................................. 8
3.3 Pengendalian .................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................13
Daftar pustaka
18 | P a g e