Anda di halaman 1dari 7

DASAR TEORI PENURUNAN TITIK BEKU

Sifat koligatif adalah sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dan
tidak bergantung pada sifat partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini terikat oleh asal yang sama dan
bergantung pada jumlah partikel zat terlarut yang ada, terlepas dari itu atom, ion, atau molekul. sifat
koligatif terdiri atas penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan
osmotic(Chang, 2010)

Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition, Mcgraw-Hill Companies. Inc., New York.

Penurunan titik beku adalah penurunan suhu beku yang dikarenakan penambahan zat terlarut. (Myers,
2003). Penurunan titik beku dapat digambarkan dalam diagram fasa, berikut diagramnya.

Kurva putus putus untuk larutan dan kurva biasa untuk pelarut murni. Penurunan titik beku (delta Tb)
didefinisikan sebagai.

(chang, 2002)
Chang, r., 2002, general chemistry:the essential 3th edition, Mcgraw-Hill Companies. Inc., New York.

Myers, r., 2003, the basic of chemistry, greenwood press, London.

Asam asetat glasial adalah senyawa yang memiliki nama lain ethanoic acid dengan rumus molekul
ch3cooh. Senyawa ini jernih atau tidak berwarna dan berbentuk cair, memiliki Titik didih adalah 118 oC,
titik beku 16,64oC, berat molekul 60,05g/mol, serta memiliki struktut kimia sebagai berikut.

Hidayat, I. H., Pabrik Phenylethanamide Dari Asam Asetat Glasial Dan Aniline Dengan Proses Asetilasi
Langsung. 2022. Phd Thesis. Upn Veteran Jawa Timur, Surabaya

Naftalen adalah senyawa yang memiliki rumus molekul c10h8 yang berwarna putih dan berbentuk padat.
Senyawa ini memilikiltitik beku 80,2 oc, titik, didih 217,9oc, massa molekul 128,17 oc. (perry dan green,
2008). Naftalen memiliki struktur kimia sebagai berikut (manfaati, dkk.

, 2015)

Manfaati, R., Rahman, D. D., & Widianti, N. S. (2015). Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan
Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa a-Naftalen Sulfonat. Fluida, 11(2), 15-21.

Perry, r. h., dan green d. w., 2008, perry’s chemical engineer’s handbook, 8 th edition, McGraw-hill
campany, new York.

kalorimeter adalah alat untuk mengukur perubahan kalor selama reaksi kimia berlangsung. Alat
calorimeter yang sering digunakan di laboratorium adalah calorimeter termos. Prinsip alat adalah
mengukur perubahan suhu reaski dan perkiraan kapasitas kalor yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kalor reaksi dengan baik, tetapi biasanya kapasitas kalor wadah reaksi diabaikan karena
relative kecil (rufiati, 2011).

References
There are no sources in the current document.

Rufiati, e., 2011, penentuan kalor reaksi, unair, Surabaya.


Chang, r., 2002, general chemistry:the essential 3th edition, Mcgraw-Hill Companies. Inc., New York.

Chang, r., 2005, kimia dasar : konsep konsep inti jilid 2 edisi ke 3, erlangga, jakarta.

Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition, Mcgraw-Hill Companies. Inc., New York.

Hidayat, I. H., Pabrik Phenylethanamide Dari Asam Asetat Glasial Dan Aniline Dengan Proses Asetilasi
Langsung. 2022. Phd Thesis. Upn Veteran Jawa Timur, Surabaya

Manfaati, R., Rahman, D. D., & Widianti, N. S. (2015). Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan
Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa a-Naftalen Sulfonat. Jurnal Fluida Volume, 11(2), 15-21.

Myers, r., 2003, the basic of chemistry, greenwood press, London.

Perry, r. h., dan green d. w., 2008, perry’s chemical engineer’s handbook, 8th edition, McGraw-hill
campany, new York.

References
Rufiati, e., 2011, penentuan kalor reaksi, unair, Surabaya.
Ester dan esterifikasi

Ester adalah senyawa yang memiliki aroma dengan rumus CnH2nO2. Senyawa ini biasanya
dimanfaatkan untuk esens makanan dan parfum. Beberapa Contoh ester dan aromanya yaitu amil
asetat beraroma nanas, amil butirat beraroma jambu, dan etil asetat beraroma pisang.

Proses pembuatan senyawa ester disebut esterifikasi. Senyawa ester terbuat dari alcohol dan asam
karboksilat. Berikut reaksi esterifikasi (rohmatun, 2010)

Rohmatun, Y., 2010, system koloid dan senyawa hidrokarbon, alprin, semarang.

Senyawa etil asetat

Etil asetat adalah senyawa organic yang memiliki rumus molekul ch3cooc2h5. Senyawa ini memiliki sifat
polar, mudah menguap atau volatile, tidak berwarna, toksisitas rendah, dan tidak higroskopis. Etil asetat
biasanya dimanfaatkan untuk pelarut dan bahan baku kimia serba guna. Pembuatan senyawa etil asetat
bisa dilakukan dengan cara esterifikasi (lidiawati, dkk., 2018)

Lidiawati, T.E., Saleh, C., dan Alimuddin, 2018, Sintesis Etil Asetat dan Hasil Fermentasi Kulit Singkong
(Manihot esculenta L.) dengan Asam Asetat Menggunakan Katalis Asam, jurnal Kimia , 82-86.

Refluks dan distilasi

Refluks adalah metode untuk reaksi pelarut reagen yang didihkan pada temperature konstan, uap yang
dihasilkan titik didih kemudian dikondensasi dan Kembali ke labu. Fungsi metode ini yaitu untuk
mereaksikan suatu mekanisme reaksi dengan suhu tinggi dalam waktu yang lama dan mencegah
berkurangnya reagen karena penguapan. Prinsip dari refluks adalah penguapan (Zubrick, 1988).

Zubrick, j. w., 1988, the organic chemistry 10 th edition, wiley & sons inc., Hoboken.

Distilasi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan titik didihnya. Uap yang dihasilkan selama distilasi akan semakin jenuh dan mengandung
komponen yang lebih mudah menguap. Sehingga terjadi pemisahan uap yang terbentuk dan
mengandung komponen seperti campuran semula. Prinsip distilasi adalah penguapan dan
pengembunan pada tekanan dan suhu tertentu. Tujuan distilsi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisakan cairan dari zat padat atau memisakan zat cair dari campuranya yang
mempunyai titik didih yang berbeda (dirga, 2021).
Dirga, a., 2021, analisis kadar alcohol pada arak dari enau, KMB Indonesia, Yogyakarta.

PEMBAHASAN

Tujuan+metode percobaan

Langkah pertama dalam percobaan ini adalah pencampuran 25 ml asam asetat alcohol dengan 4 tetes
asam sulfat pekat didalam labu alas bulat 50ml. setelah itu ditambahkan batu didih sebanyak 1-2 butir.
Penambahan asam sulfat pekat bertujuan untuk mempercepat laju reaksi kimia tanpa ada perubahan
kimiawi pada akhir reaksi atau biasa disebut katalis (purnami, dkk., 2015). Sedangkan batu didih
ditambahkan untuk meratakan proses pemanasan ke seleruh bagian larutan. Jika tidak ditambahkan
batu didih akan membuat panas tidak merata dan akan ada bagian tertentu yang memiliki panas
berlebih yang bisa menyebabkan letupan atau bahkan ledakan. Batu didih harus ditambahkan sebelum
larutan dipanaskan, apabila batu didih dimasukkan saat akan mencapai titik didih larutan akan ada
kenaikan panas secara tiba tiba yang bisa menyebabkan ledakan.

Langkah yang dilakukan berikutnya adalah refluks. Percobaan ini menggunakan metode refluks agar
larutan yang terbentuk tidak mengalami pengurangan karena uap yang terbentuk akan mengalami
kondensasi dalam kondensor bola. Jika digunakan pemanasan biasa larutan akan menguap dan larutan
akan berkurang. Pemanasan dilakukan dengan Bunsen selama 5 menit pada jarak yang tidak terlalu
dekat dengan labu alas agar tidak pecah karena pemanasan yang berlebihan . Setelah refluks selesai
sudah dihasilkan etil asetat dalam labu alas bulat tetapi harus dilakukan proses distilasi terlebih dahulu
karena hasil bahan mengandung sisa reaktan. Distilasi bertujuan untuk memisahkan zat sisa dari etil
asetat. Berikut reaksi sintesis etil asetat dari asam asetat dan etanol

Distilasi adalah proses pemisahan senyawa berdasarkan titik didihnya. Distilasi dilakukan dalam
percobaan untuk memisahkan zat sisa dengan etil asetat dari proses refluks. Senyawa yang memiliki titik
didih paling kecil akan mengalami pemisahan terlebih dahulu. Berikut urutan titik didih larutan yang
mengalami pemisahan paling awal sampai terakhir, etil asetat 77,1oc, etanol78, 29 oc, air, 100oc, asam
asetat 118oc dan asam sulfat 337oc. Distilasi dilakukan selama 10 menit dengan suhu kurang dari 70oc
dan hasil ditampung dalam gelas beker. Setelah proses distilasi selesai, larutan ditambahkan na2co3 5 %
tetes demi tetes lalu dikocok supaya merata dan dicek phnya dengan kertas ph universal sampai netral.
Hal ini dilakukan untuk menetralkan asam atau menghilangkan basa yang dirasa masih terdapat pada
larutan. Berikut reaksi yang terjadi saat penambahan na2co3.

c
Selanjutnya, larutan dipindahkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan cacl2 sebanyak 2. Setelah
penambahan cacl2 corong pisah ditutup dan dilakukan pemgocokan agar larutan menjadi homogen lalu
didiamkan untuk mempercepat endapan cacl2. Hal ini bertujuan untuk memisahkan senyawa etil asetat
yang dinginkan dari zat lain yang masih ada dalam larutan. Penambahan larutan cacl2 membuat ion
Ca2+ menarik ion-ion karbonat yang ditambahkan sebelumnya dan membentuk garam CaCl2 dan
CaCO3, yang juga dapat dengan mudah dipisahkan dengan etil asetat karena membentuk endapan yang
berada di dasar corong pisah sebab memiliki massa jenis yang lebih besar. Tampung hasil etil asetat
dalam erlenmeyer 50 ml. berikut reaksi yang terjadi saat penambahan cacl2.

Langkah terakhir yaitu penambahan 1 gram kristal MgSO4. Penambahan ini bertujuan untuk mengikat
air yang masih tersisa dalam etil asetat. Kemudian hasil etil asetat atau eti asetat murni zzdipindahkan
ke dalam gelas ukur 10 ml dan catat volume, berat jenis, warna, dan baunya. Berikut adalah reaksi
mekanisme pembuatan etil asetat.

Hasil dari percobaan etil asetat memiliki volume 1 ml, berat 0,88 gram, tidak berwarna, dan memiliki
bau seperti lem. Rendemen yang dihasilkan adalah 12,98 %, nilai ini memiliki selisih yang jauh dengan
literatur. Padahal umunya rendemen eti asetat yaitu 73%.(branton, dkk., 2010 ) kemurnian senyawa 98,
10 % yang artinya sudah baik karena lebih dari 90%. Massa jenis didapat 0,88 g/ml dan secara teoris
0,897. Hasil yang didapat memiliki selisih tidak jauh yaitu 0,0017. perbedaan hasil percobaan dengan
teoritis ataupun literatur bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti bahan yang terkontaminasi oleh
lingkungan ataupun proses reaksi yang dilakukan kurang maksimal.
Dirga, a., 2021, analisis kadar alcohol pada arak dari enau, KMB Indonesia, Yogyakarta.

Lidiawati, T.E., Saleh, C., dan Alimuddin, 2018, Sintesis Etil Asetat dan Hasil Fermentasi Kulit Singkong
(Manihot esculenta L.) dengan Asam Asetat Menggunakan Katalis Asam, jurnal Kimia , 82-86.

Purnami, I. N. G., Wardana, dan Veronika, K., 2015, Penggunaan Katalis Terhadap Laju dan efisiensi
pembentukan Hidrogen, Jurnal Rekayasa Mesin, 6(1), 51-59

Rohmatun, Y., 2010, system koloid dan senyawa hidrokarbon, alprin, semarang

Zubrick, j. w., 1988, the organic chemistry 10 th edition, wiley & sons inc., Hoboken.

Anda mungkin juga menyukai