Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI I
REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ASAM KARBOKSILAT

Disusun Oleh:

Nama : Rindy Tika Lestari


NPM : 20219076
Kelas : 3B Reguler sore

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI
2021
REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ASAM KARBOKSILAT

A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya golongan Asam
Karboksilat dalam sampel.

B. Prinsip Dasar
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -
CO2H. Gugus karbuksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar-aksi
dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik (Fessenden dan Fessenden,
1994).
kira-kira 120o

O O O
R C R C R C

O H O H O H

datar polar elektron menyendiri


Asam yang paling penting dalam kimia organik adalah anggota golongan senyawa yang dikenal
sebagai asam karboksilat. Asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon yang mengandung gugus
karbonil. Asam karboksilat adalah suatu asam lemah dengan tetapan asam (Ka) atau pKa (-log Ka)
tertentu dengan persamaan ionisasi. Keasaman adalah kecendrungan ionisasi, maka bila induksi
elektronegativitas makin besar senyawa tersebut makin asam (Ka makin besar atau pKa makin kecil)
artinya makin cenderung melepaskan proton (H+) (Sitorus, 2010).
Asam karboksilat memiliki gugus fungsional -COOH. Gugus fungsi ini dinamakan karboksil,
terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting
karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan dalam industri maupun laboratorium. Beberapa
contoh senyawanya yang banyak terdapat di alam, di antaranya adalah lemak hewan dan minyak
tumbuhan (Rasyid, 2006).
Asam yang paling penting dalam kimia organik ialah anggota golongan senyawa yang dikenal
sebagai asam karboksilat. Asam karboksilat adalah salah satu senyawa organik yang diselidiki paling
awal oleh para kimiawan (Hammond, dkk.,1988).
Gugus karboksil (-COOH) mengandung gugus karbonil dan gugus hidroksil sekaligus. Dapat
diduga bahwa asam karboksilat bersifat seperti golongan senyawa organik yang mengandung gugus
tersebut. Seperti halnya alkohol, asam menjalani pengikatan hidrogen antar molekul. Interaksi ini
menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi. Asam yang berbobot molekul rendah juga sangat
larut air karena senyawa ini mampu berikatan hidrogen dengan air (Rasyid, 2006).
Asam karboksilat menempati pusat antara senyawa karbonil, baik di alam maupun di
laboratorium. Cuka misalnya, hanya larutan encer asam asetat (CH3COOH), asam butanoat,
bertanggung jawab untuk bau asam mentega, dan asam heksanoat, sebagian bertanggung jawab atas
aromanya (McMurry, 1998).
Asam karboksilat berbeda dari alkohol dari segi derajat kemudahan melepaskan ion hidrogen.
Dapat diketahui bahwa kekuatan suatu asam diukur dari konsentrasi ion hidrogen yang diberikannya
dalam larutan berair. Asam karboksilat termasuk asam lemah bila dibandingkan dengan asam
anorganik seperti asam klorida dan asam sulfat. Tetapi senyawa ini termasuk asam kuat bila
dibandingkan dengan golongan senyawa organik lainnya. Kekuatan asam karboksilat bergantung pada
keelektronegatifan gugus R dalam R-COOH. Semakin besar keelektronegatifan gugus R, semakin
mudah hidrogen mengion, sehingga semakin kuat asam itu (Staley, 1992).
Karena asam karboksilat merupakan senyawa yang telah lama ditemukan, maka nama umum
masih sering digunakan. Dengan sistem IUPAC, nama karboksilat diturunkan dari nama alkana induk
dengan didahului kata asam dan akhiran -at atau -oat (Rasyid, 2006).
Anggota-anggota pertama dari asam karboksilat adalah cairan tak berwarna dengan bau yang
menyengat. Cuka adalah larutan asam asetat dengan kadar 4% atau 5%, bau dan rasanya khas. Asam
butirat berasal dari mentega tengik, asam-asam kaproat, kaprilat dan kaprat berbau domba (Rasyid,
2006).
Sebagaimana diramalkan dari strukturnya, asam karboksilat bersifat polar, seperti halnya
alkohol. Asam karboksilat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain.
Karena itu, titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan alkohol dengan bobot molekul sama tetapi
titik didihnya berturut-turut 118oC dan 97oC. Penetapan bobot molekul menunjukkan bahwa asam-
asam format dan asetat merupakan dimer dalam pelarut non polar, sekalipun dalam keadaan gasnya.
Dua molekul saling berpegangan melalui ikatan hidrogen (Rasyid, 2006).
Untuk memahami tingkat keasaman yang lebih besar dari asam karboksilat dibandingkan
dengan air dan alkohol, bandingkan perubahan struktural yang menyertai ionisasi salah satu jenis
alkohol (etanol) dan salah satu jenis asam karboksilat (asam asetat) (Carey, 2000).

Asam Benzoat (C7H6O2) BM 122,1 Jarak Lebur 121-124 0C


Serbuk kristal putih atau tidak berwarna, tidak berbau atau sedikit berbau.
C. Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah


1 Plat tetes 1
2 Tabung Reaksi 3
3 Penjepit kayu 1
4 Pembakar Bunsen 1
5 Sampel asam benzoat Secukupnya

D. Prosedur Praktikum
➢ Asam Benzoat (C7H6O2)
1. Jika suatu senyawa benzoate dipanaskan dengan asam sulfat dalam tabung reaksi akan
terjadi hasil sublimasi putih yang akan mengendap pada dinding tabung. Amati hasil
sublimasinya (Ph. Eur. I)
2. Jika larutan senyawa benzoate direaksikan dengan asam klorida encer, akan terjadi
endapan Kristal putih, yang setelah dikristalisasi air panas dan dikeringkan, akan
meleleh pada suhu 120-124 0C. Amati bentuk Kristalnya (Ph. Eur. I)
3. Jika larutan netral senyawa benzoate direaksikan dengan larutan besi (III) klorida akan
terjadi pewarnaan. Amati perubahan warna (Ph. Eur. I)

E. Hasil Pengamatan
➢ Asam Benzoat
NO REAGENSIA PENGAMATAN REAKSI KIMIA

1. C7H6O2 +
H₂SO₄ +
dipanaskan

Larutan berwarna
putih dengan
endapan putih
2. C7H6O2 + HCl C7H6O2 + HCl → C7H6O2 + Cl
encer

Larutan berwarna
putih dengan
endapan putih

3. C7H6O2 +
FeCl3

Larutan orange
dengan endapan
putih

F. Reaksi kimia


➢ C7H6O2 + HCl → C7H6O2 + Cl


G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari metode identifikasi untuk macam-macam
senyawa golongan Asam Karboksilat. Sampel yang di gunakan adalam Asam Benzoat.
Pada reaksi identifikasi asam benzoat ini, umumnya ditambahkan pereaksi yang bersifat asam
pada awal reaksi bertujuan untuk memastikan senyawa karboksilat yang akan direkasi sudah berada
dalam keadaan asamnya karena pada umumnya karbosilat disimpan dalam keadaan garamnya
misalnya bersama logam natrium agar lebih stabil dan dapat digunakan (kualitas keamanan). Reaksi
yang cukup spesifik untuk asam benzoat adalah reaksi esterifikasi yang dilakukan antara asam
karboksilat dengan alkohol. Dalam praktikum ini, digunakan asam benzoat dengan pereaksi etanol
dan katalis H2SO4 pekat. Penjelasan reaksi ini telah dibahas pada pembahasan awal untuk reaksi
spesifik identifikasi golongan alkohol tepatnya etanol. Untuk uji ini adalah H2SO4 yang akan
membentuk endapan putih pada dinding tabung jika direaksikan dengan asam benzoat dan dipanaskan
. Hal ini terjadi karena adanya proses sublimasi dimana ketika asam benzoat direaksikan dengan H2SO4
encer menghasilkan subliman dari asam benzoat sehingga menempel pada dinding tabung dan naiknya
hasil subliman ini disebabkan karena adanya H2SO4 yang merupakan asam kuat yang mengakibatkan
senyawa asam benzoat ini mengalami kenaikan suhu yang diikuti naiknya hasil subliman tersebut.
Uji yang kedua menggunakan HCl encer sebagai reagensia, dengan ditambahkannya HCl
kedalam asam benzoat maka menghasilkan adanya endapan kristal putih dibawah tabung reaksi.
Cara identifikasi asam benzoat yang lainnya adalah dengan menggunakan pereaksi FeCl3
yang akan menyebabkan perubahan warna serbuk asam benzoat yang berwarna putih menjadi
orange. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya gugus yang terputus karena penambahan Fe3+ atau
karena resonansi yang terjadi di dalam cincin aromatis yang dimiliki asam karboksilat sehingga
dapat menghasilkan warna yang berbeda dengan kalorimetri yang berbeda pula. Identifikasi senyawa
benzoat juga dapat menggunakan proses sublimasi. Hasil yang diperoleh dari proses sublimasi
tersebut adalah kristal yang khas dari asam benzoat, dimana menurut Farmakope Indonesia IV
(1995) menyatakan bahwa asam benzoat memiliki bentuk kristal jarum.

H. Kesimpulan

Identifikasi asam benzoat dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi FeCl3, dan reaksi
sublimasi yang menghasilkan larutan dengan ada nya endapan kristal. Uji pertama dengan
ditambahkannya reagen H2SO4 maka akan menghasilkan endapan putih karena adanya proses
sublimasi di dalamnya, kedua direaksikan dengan HCl maka timbul endapan kristal putih didalam
larutan dan reagen ke tiga menggunakan FeCl3 yang menghasilkan larutan kuning dengan adanya
endapan putih perubahan ini terjadi karena resonansi yang terjadi di dalam cincin aromatis pada asam
karboksilat.

I. Daftar Pustaka
➢ Fessenden, J dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
➢ Chang. R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
➢ Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai