Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ASAM

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.

Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis:

1. Arrhenius : menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air.
2. Bronsted-Lowry : asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan
desebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
3. Lewis : asam adalah penerima pasangan electron dari basa. Definisi ini dapat mencakup
asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi
(III) klorida.

FUNGSI SENYAWA ASAM DALAM FARMASI :

 Bahan aktif :
1. Asam Salisilat : Antiiritan lokal
2. Aspirin/Asetosal (Asam Asetil Salisilat) : analgesik, antipiretik, antiinflamasi,
antikoagulan (dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangan jantung .)
3. Asam mefenamat : AINS
4. Asam folat : Vitamin
5. Asam Askorbat : Vitamin C
6. Asam borat : antiseptic (bedak,salep)
 Pengawet :
1. Asam Benzoat
2. Asam Sorbat,
3. Asam Propionate,
4. Asam Asetat
5. Asam Sitrat = dapat ditemukan dalam sediaan effervescent
 Pelarut :
1. Asam klorida
2. Asam sulfat
3. Asam Asetat

Prinsip dan Metode


Prinsip:
Untuk menentukan suatu obat golongan asam dengan menggunakan metode yang sesuai dan
berdasarkan reaksi spesifiknya ketika direaksika dengan pereaksi tertentu
Metode :
1. Uji Pendahuluan
 Uji organoleptis
 Uji kelarutan
 Uji keasaman
 Uji unsur
2. Uji golongan
3. Uji penegasan
Bahan dan Alat
1. Alat-alat yang dibutuhkan
 Tabung reaksi
 Plat tetes
 Pipet
 Penjepit tabung (gegep)
 Bunsen/lampu spiritus
 Cawan porselen
 Gelas kimia
2. Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini
 Asam sitrat
 Asam tartrat
 Asam salisilat
 Asam benzoate
 Besi (III) klorida
 Asam sulfat
 Kalium bromide
 Resorsin
 Ammonia
 Etanol
 aquadest
Uraian Zat
A. Asam sitrat (FI edisi IV, hal 48)
1) Rumus molekul : C6H8O7
2) Pemerian :Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih; tidak
berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam
3) Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam
eter
4) Identifikasi :menunjukkan reaksi positif seperti yang tertera pada Uji identifikasi Umum ,
yaitu larutkan atau suspensikan beberapa mg dalam 1 ml air, tambahkan ke dalam 15 ml piridina
P, dan kocok. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P ke dalam campuran, dan kocok. Terjadi warna
merah muda

B. Asam tartrat (FI edisi IV, hal 53)


1) Rumus molekul : C4H6O6
2) Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna
putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di udara.
3) Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol.
4) Identifikasi :
a) Menunjukkan reaksi tartrat seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum , yaitu :
(1) Larutkan beberapa mg dalam 2 tetes larutan natrium periodat P (1 dalam 20). Tambahkan
1 tetes asam sulfat 1 N, dan setelah 5 menit tambahkan beberapa tetes asam sulfit P,
kemudian beberapa tetes fukhsin-asam sulfit LP : terjadi warna merah muda dalam waktu
15 menit.
(2) Ke dalam 10 mg hingga 20 mg zat uji yang dilarutkan dalam 5 ml air, tambahkan 0,5 ml
larutan besi (II) sulfat P 1% dan 0,05 ml larutan hidrogen peroksida P 3% : terjadi warna
kuning yang tidak stabil. Setelah warna hilang tambahkan natrium hidroksida 2 N tetes
demi tetes : terjadi warna biru intensif
(3) Campur 0,1 ml larutan yang mengandung 1 mg sampai 2 mg asam tartrat P dengan 0,1 ml
larutan kalium bromida P 10%, 0,1 ml larutan resorsinol P 2% dan 3 ml asam sulfat P,
panaskan di atas tangas air selama 5 menit hingga 10 menit : terjadi warna biru tua yang
berubah menjadi merah jika larutan didinginkan dan dituang ke dalam air.
b) Jika dipijarkan, perlahan-lahan terurai, bau seperti gula terbakar (perbedaan dari asam sitrat)
C. Asam salisilat (FI edisi IV, hal 510)
a) Rumus molekul : C7H6O3
b) Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih; rasa
agak manis, tajam dan stabil di udara.
c) Kelarutan :Sukar larut dalam air dan dalam benzena; mudah larut dalam etanol dan dalam eter;
larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
d) Identifikasi :Menunjukkan reaksi salisilat seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum ,
yaitu :
1) Tambahkan besi (III) klorida LP ke dalam larutan encer : terjadi warna ungu
2) Tambahkan asam ke dalam larutan pekat : terbentuk endapan hablur putih asam salisilat yang
melebur pada suhu antara 158o dan 161

D. Asam benzoat (FI edisi IV, hal 47)


a) Rumus molekul : C7H6O2
b) Pemerian : hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida
atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. Mudah menguap dalam uap air.
c) Kelarutan : sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol’ dalam kloroform dan dalam eter.
d) Identifikasi : menunjukkan reaksi benzoat seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum ,
yaitu :
1) Tambahkan besi (III) klorida LP ke dalam larutan netral benzoat : terbentuk endapan merah
muda kekuningan
2) Asamkan larutan pekat benzoat dengan asam sulfat 2 N : terbentuk endapan asam benzoat
yang mudah larut dalam eter P

1. Uji Pendahuluan

a. Penginderaan/penyandraan (organoleptik) adalah uji identifikasi sifat fisik obat meliputi


bentuk, warna, bau, dan rasa obat menggunakan indera.
Uji organoleptik merupakan pengamatan sifat fisik obat secara langsung dan hasil
pengamatannya merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
Prosedur:
1) lakukan pengamatan terhadap bentuk, warna, bau dan rasa masing-masing sampel obat
yang diidentifikasi (As1, As2, As3, dan As4).
2) Pengamatan bentuk obat pada umumnya berupa serbuk hablur halus dan berwarna putih.
3) Pengamatan bau dilakukan dengan indera penciuman (tidak berbau atau berbau spesifik),
pengamatan rasa dilakukan dengan indera pengecapan (tidak berasa, agak pahit atau
pahit).
Hasil Pengamatan:

Pengujian Zat Uji

As1 As2 As3 As4

Organoleptik Bentuk serbuk hablur serbuk jarum halus


hablur bentuk jarum hablur halus
granul atau sisik

Warna putih putih putih putih

Bau tidak berbau sedikit tidak berbau tidak berbau


berbau

Rasa sangat asam pahit asam agak manis

b. Tes kelarutan Kelarutan


zat dalam pelarut tertentu merupakan sifat kimia fisik yang dapat digunakan untuk identifikasi
obat. Zat mempunyai kelarutan yang berbeda-beda terhadap beberapa pelarut (air, alkohol, atau
pelarut lainnya). Tes kelarutan dilakukan dengan memasukan sedikit zat ke dalam tabung reaksi
kemudian di dalamnya ditambahkan pelarut kemudian digoyang-goyang dan diamati apakah zat
tersebut dapat larut.
Prosedur:
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi
2) Masukkan ± 50 mg zat uji As1 ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut
3) Ukur 1 ml aquades, masukkan kedalam tabung pertama. Kocok dan amati kelarutannya. Jika
tidak larut, panaskan diatas api langsung dan amati kelarutannya.
4) Ukur 1 ml etanol, masukkan ke dalam tabung reaksi ke dua. Kocok dan amati kelarutannya.
5) Catat hasil uji kelarutan ini pada tabel pengamatan.
6) Dengan cara yang sama lakukan pada zat uji As2, As3, dan As4. Untuk memudahkan
pekerjaan anda, lebih baik menyiapkan 8 tabung reaksi sekaligus lalu amati kelarutannya
masing-masing.
Hasil Pengamatan:

Pengujian Zat Uji

As1 As2 As3 As4

Kelarutan Air larut tidak larut larut tidak larut

Etanol tidak larut larut tidak larut larut

c. Uji keasaman
Pada saat menguji kelarutan obat, perlu diuji pula keasaman larutan atau pH larutan obat/zat. Uji
keasaman larutan obat/zat secara sederhana dilakukan menggunakan kertas lakmus merah atau
biru. Larutan yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan
larutan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
Prosedur:
1) Sepotong kecil kertas lakmus merah dan biru dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan zat uji (hasil pengamatan uji kelarutan dalam air).
2) Amati perubahan warna kertas lakmus tersebut.
3) Catat hasil pengamatan perubahan warna masing-masing kertas lakmus ini pada tabel
pengamatan.
Hasil Pengamatan:

Pengujian Zat Uji

As1 As2 As3 As4

Keasaman Lakmus Merah Merah Merah Merah


Merah

Lakmus Merah Merah Merah Merah


Biru

d. Penentuan unsur-unsur
Penentuan unsur dalam identifikasi senyawa obat adalah tahap untuk menentukan
keberadaan/kehadiran unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat yang
diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor
(P), dan halogen (Cl, Br, dan I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
Asam Sitrat (C₆H₈O₇) Asam Salisilat (C7H6O3)

Asam Tartart (C4H6O6) Asam Benzoat (C7H6O2)


Senyawa asam yang identifikasi dalam praktikum ini adalah senyawa yang hanya mengandung
unsur C, H, dan O, oleh karena itu tidak diperlukan uji unsur untuk membedakan senyawa-
senyawa yang termasuk dalam golongan asam ini.
Hipotesis:
As1 : Asam Sitrat
As2 : Asam Benzoat
As3 : Asam Tartart
As4 : Asam Salisilat

2. Uji Golongan
a. Kedalam larutan zat uji (hasil uji kelarutan dalam air), masukan sepotong kecil kertas
lakmus biru
 Lakmus biru  Merah (asam)
 Lakmus merah  Merah (asam)
Perubahan menjadi merah menunjukan zat uji bersifat asam (golongan asam)
Data pendukung lain rasa zat uji yang sangat asam

b. 50 mg masing-masing zat uji dimasukkan ke dalam tabung rekasi., ditambahkan

Zat uji + 2 ml etanol + 1 ml H2SO4 p + tutup mulut tabung dengan kapas + panaskan diatas
penangas air (5 menit)  bau ester (asam karboksilat)

Terbentuknya bau ester menunjukan positif asam karboksilat (bau tercium pada kapas penutup
tabung reaksi masing-masing)

Hasil Pengamatan uji golongan

Pereaksi As 1 As 2 As 3 As 4

Lakmus Biru Merah Merah Merah Merah

Pembentukasenyaw - Bau Ester - Hampir tidak


a ester berbau

Kesimpulan Asam sitrat Asam benzoat Asam tartrat Asam salisilat


3. Uji Penegasan

a) Zat uji mudah larut dalam air (zat uji adalah asam sitrat dan asam laktat)

1. Dimasukkan masing-masing ± 50 mg zat uji yang mudah larut dalam air, ke dalam
tabung reaksi. Dilarutkan dengan 1 ml aquades, netralkan larutan zat uji dengan cara
tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein kemudian tetesi dengan larutan ammonia 2 N
hingga berwarna pink. Tambahkan 2 ml larutan kalsium klorida 10%, didihkan.
Terbentuknya endapan putih setelah pendidihan menunjukkan positif asam sitrat dan
asam tartrat (endapan tidak terbentuk dalam keadaan dingin). Perhatikan bentuk kristal
yang terbentuk, endapan tartrat berbentuk kristal/serbuk kasar, sedangkan endapan sitrat
berbentuk serbuk halus.
2. Dimasukkan masing-masing ± 50 mg zat uji yang mudah larut dalam air, ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan ± 10 mg kristal kalium bromida dan ± 10 mg kristal resorsin,
tambahkan 1 ml asam sulfat pekat (kerjakan di lemari asam). Tutup mulut tabung dengan
kapas, panaskan di atas penangas air selama 5 menit. Terbentuknya larutan berwarna biru
kehitaman menunjukkan positif asam tartrat (merupakan reaksi pembeda dengan asam
sitrat)
3. Dimasukkan ±50 mg zat uji ke dalam cawan porselin, pijarkan di atas api langsung.
Perlahan-lahan akan terurai dan memberikan bau seperti gula terbakar (perbedaan dari
asam sitrat).

Pereaksi Kode zat uji

As1 As3

Kalsium Klorida 10% Endapan putih berbentuk Endapan putih berbentuk


serbuk halus kristal/serbuk kasar

Kalium bromida, resorsin, - Larutan berwarna biru


asam sulfat pekat kehitaman

Hasil Pemijaran - Bau seperti gula


terbakar

Kesimpulan Golongan asam sitrat Golongan asam tartrat


b) Zat uji mudah larut dalam etanol (asam benzoat dan asam salisilat)

1. Dimasukkan masing-masing ± 50 mg zat uji (asam benzoat dan asam salisilat), ke dalam
tabung reaksi. Dilarutkan dengan 1 ml etanol, tambahkan beberapa tetes larutan besi (III)
klorida/ Fe3Cl. Terbentuknya warna ungu menunjukkan positif salisilat
2. Dimasukkan masing-masing ± 50 mg zat uji (asam benzoat dan asam salisilat) ke dalam
tabung reaksi. Dilarutkan dengan 1 ml etanol, dinetralkan larutan zat uji dengan cara
ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalein kemudian tetesi dengan larutan ammonia 2 N
hingga berwarna pink (jangan terlalu berlebih). Tambahkan beberapa tetes larutan besi
(III) klorida, jika perlu panaskan di atas api langsung hingga mendidih. Terbentuknya
endapan kuning menunjukkan positif asam benzoat (asam salisilat tetap ungu).

Pereaksi Kode zat uji

As2 As4

Besi (III) klorida - Warna ungu

Besi (III) klorida, dipanaskan Endapan Kuning Warna ungu

Kesimpulan Golongan asam benzoat Golongan asam salisilat

Anda mungkin juga menyukai