Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

KELOMPOK :3 NAMA - NIM : - Fathan Tsani


MR/P17335119049 Fatin Maura A/P17335119050
: -
TOPIK : : - Ferra Irnawati S/P17335119051
TGL. PRAKTIKUM : Maret 2021 : - Hasianto Mesa S/P17335119052
: - Iin Septikawati/P17335119053
Dosen Pembimbing : apt. Angreni : - Mari’an Azka R/P17335119054
Ayuhastuti, M.Si

I. TUJUAN (Fathan Tsani MR/P17335119049)


Memformulasikan, membuat dan mengevaluasi sediaan Shampo anti ketombe
II. TUGAS (Fathan Tsani MR/P17335119049)
Pembuatan sediaan : Shampo anti ketombe

III. FORMULA SEDIAAN (Fathan Tsani MR/P17335119049)


Nama Zat Jumlah (%) Kegunaan & Rentang Kadar
Cocoamid DEA 5% Surfaktan (<10%)
Sodium Lauril Sulfat 10% Deterjen (<10%)
Tween 80 5% Emollient (< 15%)
Gliserin 5% Emollient (< 30%)
NaCl 3,5% Viscosity Agent (3,5%)
Propilen Glikol 5% Humektan (< 15%)
Na2EDTA 0,1% Chelating Agent (0,1%)
CMC Na 3% Gell Forming Agent (3 - 6 %)
Natrium Benzoate 0,2% Pengawet ( 0,2 - 0,5% )
Fragrance 0,1% Pewangi (0,1%)
DNC Green # 5 2% Pewarna
Aquadest ad 100% Pelarut
Perhitungan Bahan bobot sediaan 100 mL

Nama Zat Jumlah % Perhitungan


Cocoamid DEA 5% 5
× 100𝑔 ∶ 5 𝑚𝐿
100
Sodium Lauril Sulfat 10% 10
× 100𝑔 ∶ 10 𝑔
100
Tween 80 5% 5
× 100𝑔 ∶ 5 𝑚𝐿
100
Gliserin 5% 5
× 100𝑔 ∶ 5 𝑚𝐿
100
NaCl 3,5% 3,5
× 100𝑔 ∶ 3,5 𝑔
100
Kelarutan 1 : 2,8
Aquadest = 3,5 x 2,8 = 9,8 mL ~
10 mL
Propilen Glikol 5% 5
× 100𝑔 ∶ 5 𝑚𝐿
100
Na2EDTA 0,1% 0,1
× 100𝑔 ∶ 0,1 𝑔
100
Kelarutan 1 : 11
Aquadest = 0,1x11 = 2 mL
CMC Na 3% 3
× 100𝑔 ∶ 3 𝑔
100
Kelarutan 1:10
Aquadest = 3 x 10 = 30 mL
Natrium Benzoat 0,2% 0,2
× 100𝑔 ∶ 0,2 𝑔
100
Kelarutan 1:1,8
Aquadest = 0,2 x 1,8 = 0,36 mL
~ 1mL
Fragrance 0,1% 0,1
× 100𝑔 ∶ 0,1 𝑚𝐿
100
DNC Green #5 2% 2
× 100𝑔 ∶ 2 𝑔
100
Aquadest Ad 100 % 100 mL – ( 5+ 10 + 5 + 5 +
3,5 + 10 + 5 + 0,1 + 2 + 3 +
30 + 0,2 + 1 + 0,1) =
20,1 𝑚𝐿
IV. Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika pada Formula (Mari’an Azka R/ P17335119054 dan Fatin Maura
Annisa/P17335119050)
No Nama Bahan Jenis Sediaan/ Kadar Maksimum Persyaratan Lain Kondisi Penggunaan
Kegunaan Dalam Kosmetika dan Peringatan Yang
Siap Pakai Harus Dicantumkan
Pada Penandaan
1. Cocoamid DEA Surfaktan 10 % semakin tinggi Tidak ditemukan
(jurnal ilmu konsentrasi cocoamid pada jurnal (HOPE,
kefarmasian DEA, semakin baik BPOM, dan Jurnal)
indonesia, 2012) stabilitas yang
dihasilkan
(jurnal ilmu
kefarmasian
indonesia, 2012)
2. Sodium Lauril Sulfat (SLS) Detergen 10% SLS bereaksi dengan Dapat mengiritasi
(HOPE 8 th Edition , surfaktan kationik, kulit, mata selaut
halaman 870) dalam konsentrasi lendir.
yang terlalu rendah (HOPE 8 th Edition ,
menyebabkan halaman 871)
presipitasi.
kompatibel dengan
asam encer, kalsium,
dan ion magnesium
(HOPE 8 th Edition
halaman 871)
3. Tween 80 Emollient 15% Perubahan warna Iritasi mata,
(HOPE 8th Edition, dan/ atau tumorigenik (HOPE
hlm 740) pengendapan terjadi 8th Edition, hlm 740)
dengan berbagai zat
terutama fenol,
tanin, tar, dan
bahan seperti tar.
(HOPE 8th Edition,
hlm 740)
Gliserin Emollient ≤30% Tidak cocok dengan Tidak ditemukan
(HOPE 8 th Edition , agen pengoksidasi pada jurnal (HOPE,
halaman 401) kuat seperti kromium BPOM, dan Jurnal)
trioksida, kalium
klorat
(HOPE 8th Edition,
hlm 401)

4. NaCl Viscosity Agent 3,5% Larutan NaCl encer Tidak ditemukan


(Jurnal Sains Natural bersifat korosif pada jurnal (HOPE,
Universitas Nusa terhadap besi, juga BPOM, dan Jurnal)
Bangsa 2015), bereaksi membentuk
endapan dengan
perak, timbal, dan
garam merkuri. Zat
pengoksidasi kuat
membebaskan klorin
dari larutan NaCl
yang diasamkan.
(HOPE 8 th Edition ,
halaman 856)
5. Propilen glikol Humektan/Antimikro
ba <15% Tidak cocok dengan Harus ditangani di
senyawa lingkungan yang
(HOPE, halaman pengoksidasi, seperti berventilasi baik
795) potassium sorbat
(HOPE 8th Edition,
(HOPE 8th Edition, Halaman 798)
halaman 797)
6. Na2EDTA Chelating Agent 0,1% tidak cocok dengan Tidak ditemukan
(HOPE 8th Edition, zat pengoksidasi pada jurnal (HOPE,
halaman 347) kuat, basa kuat, ion BPOM, dan Jurnal)
logam, dan paduan
logam.
7. CMC-Na Gel forming agent
3-6% Tidak cocok dengan Dapat mengiritasi
larutan asam kuat, mata
(HOPE 8th Edition, garam terlarut dari
halaman 174) besi dan beberapa (HOPE 8th Edition,
logam lain dan jua Halaman 176)
tidak cocok dengan
Xanthan Gum,

(HOPE 8th Edition,


Halaman 176)
8. Na benzoate Pengawet 0,2-0,5% Natrium benzoate Tidak ditemukan
(HOPE 8th Edition, tidak sesuai dengan pada jurnal (HOPE,
halaman 843) senyawa BPOM, dan Jurnal)
kuartener,gelatin,
garam besi, garam
kalsium, dan garam
logam berat,
termasuk perak,
timbal, dan merkuri.
Aktivitas pengawet
dapat dikurangi
dengan interaksi
dengan kaolin atau
surfaktan nonionik.
Natrium benzoat juga
dapat bereaksi
dengan asam askorbat
membentuk benzena
(HOPE 8th Edition,
halaman 843)
9. fragrance Pengaroma 0,1 % Dapat menutupi bau
(BPOM, tentang yang mungkin timbul Hindari kontak
bahan kosmetik) selama penyimpanan dengan mata, kulit
(Tranggono dan dan baju
latifah, 2007)
(HOPE 8th Edition,
halaman 322)
10 DNC-Green Pewarna Tidak ditemukan Zat warna harus tidak Tidak ditemukan
pada jurnal (HOPE, larut tetapi pada jurnal (HOPE,
BPOM, dan Jurnal) tersuspensi dalam BPOM, dan Jurnal)
basis (Tranggono dan
Latifah, 2007)
V. ALUR PEMBUATAN SEDIAAN KOSMETIK (Iin Septikawati / P17335119053)

Disiapkan alat dan bahan Ditimbang masing masing bahan


menggunakan neraca analitik yaitu:

1. Cocamide DEA 5 ml
2. SLS 10 g
3. Gliserin 5 ml
4. NaCl 3,5g
5. Propilen Glikol 5g
6. Na2EDTA 0,1 g
7. Fragrance 0,1 ml
8. CMC Na 3 g
9. Tween 80 5 ml
10. Natrium Benzoat 0,2 g

SLS sebanyak 10g dan Propilen Cocamide DEA sebanyak 5 ml,


Glikol sebanyak 5 g dipanaskan Tween 80 sebanyak 5 ml, dan Gliserin
dengan aquades dalam beaker glass sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam
menggunakan hot plate pada suhu cawan uap dan diaduk ad homogen (2)
40˚C dan diaduk ad homogen (1)

Campuran 2 ditambahkan ke dalam


larutan 1 pada suhu ruang dan
diaduk sampai homogen (3)

CMC Na sebanyak 3 g dikembangkan


dengan aquadest sebanyak 30 ml dalam
mortir (4)

Larutan 3 ditambahkan sedikit demi


sedikit pada mucilago 4 dan digerus
ad homogen (5)
NaCl sebanyak 3,5g dilarutkan
dengan aquadest sebanyak 10 ml,
menggunakan baker glass kemudian
dimasukan kedalam campuran 5

Na2EDTA sebanyak 0,1 g dilarutkan


dengan aquades 2 ml yang telah di
ukur dengan gelas ukur 10 ml,
dilarutkan menggunakan beaker glass
(6)

Larutan 6 ditambahkan pada


campuran 5 dan dibilas sebanyak 2
kali, digerus ad homogen (7)

Natrium Benzoat sebanyak 0,2g


dilarutkan dengan aquades sebanyak 1
ml menggunakan beaker glass (8)

Larutan 8 ditambahkan pada


campuran 7 dan dibilas sebanyak 2
kali, digerus ad homogen

Fragrance sebanyak 0,1 ml


ditambahkan ke dalam mortir dan
digerus ad homogen

Pewarna DNC Green #5 ditambahkan ke


dalam mortir dan digerus ad homogen
Ditambahkan sisa aquades ke dalam
mortir dan digerus ad homogen
VI. EVALUASI DAN UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN (Ferra Irnawati Syawaluni/
P17335119051; Hasianto Mesa/ P17335119052)

NO Jenis Evaluasi Prinsip Evaluasi Jumlah Syarat


Sampel

1. Uji Organoleptik Uji organoleptik dilakukan dengan 1g Sediaan tidak


mengamati perubahan-perubahan mengalami
bentuk, bau dan warna sediaan perubahan bentuk,
shampo anti ketombe warna dan bau
sehingga sediaan
(Jurnal Farmasi Indonesia, 2012) tidak memisah dan
tetap homogen

(Jurnal Farmasi
Indonesia, 2012)

2. Uji pH Pengukuran pH sediaan shampo 1% pH shampo harus


antiketombe dilakukan dengan memenuhi
mencelupkan kertas indikator pH ke persyaratan yang
dalam sediaan shampo, setelah itu telah ditetapkan
sesuaikan dengan warna yang dalam SNI No. 06-
terjadi pada kertas indikator dengan 292-1992 yaitu
spektrum warna pada indikator pH berkisar 5,0-9,0

(Jurnal Farmasi Indonesia, 2012) (Indonesian Journal


of Pharmacy and
Natural Product,
2019)

3. Pengukuran Tinggi Uji kemampuan stabilitas busa 1g Tinggi busa


Busa dan Stabilitas dilakukan dengan metode cylinder memenuhi
Busa shake dengan memasukkan sampel persyaratan menurut
ke dalam gekas ukur 100 ml Wilkinson (1982)
kemudian dikocok kuat selama 10 yaitu 1,3-22 cm
kali. Total volume dari isi busa
diukur dan diamati penurunan dan (Indonesian Journal
stabilitas busanya of Pharmacy and
Natural Product,
(Jurnal Ilmiah MIPA, 2016) 2019)

4. Uji Viskositas Pengukuran viskositas dilakukan 1g Viskositas masuk


dengan menggunakan alat dalam range standar
Viskometer Brookfield. Sediaan shampo yaitu 400-
shampo antiketombe dimasukkan 4000 Cp
dalam beaker glass (± 200 ml),
kemudian diletakkan dibawah alat (Indonesian Journal
viskometer Brookfield model DV-E of Pharmacy and
dengan tongkat pemutar (spindel) Natural Product,
yang sesuai. Spindel dimasukkan ke 2019)
dalam sediaan sampai terendam.
Pengukuran dilakukan pada minggu
pertama dan setelah 4 minggu
penyimpanan

(Jurnal Farmasi Indonesia, 2012)

5. Pengukuran Kadar Sampel ditimbang dalam cawan 1g Kadar air shampo


Air petri yang telah diketahui massa menurut persyaratan
awalnya. Sampel dan cawan petri SNI No, 06-2692-
dipanaskan dalam oven pada suhu 1992 adalah
103-105 C selama 24 jam kemudian maksimum 95%
didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Setelah dingin, sampel (PHARMACON,
dipanaskan selama 2 jam dan 2017)
ditimbang kembali. Langkah ini
dilakukan sampai diperoleh berat
yang konstan

(PHARMACON, 2017)

6. Homogenitas Homogenitas dilakukan secara Shampo harus


visual dengan pengambilan sampel menunjukkan
pada bagian atas, tengah atau susunan yang
bawah. Sampel diteteskan pada homogen dan tidak
kaca objek, kemudian diratakan terlihat adanya
dengan kaca objek lain sehingga butiran kasar
terbentuk lapisan tipis, partikel
diamati secara visual

(Jurnal Ilmiah MIPA, 2016)

7. Uji Hedonik Uji hedonik dilakukan dengan 1g Responden


meminta responden untuk menilai memberikan respon
sediaan secara fisik baik tekstur, positif terhadap
warna maupun aroma sediaan

(Jurnal Ilmiah MIPA, 2016) (Jurnal Ilmiah MIPA,


2016)

8. Uji Tempel Mengoleskan larutan shampoo pada 1g Tidak ada reaksi atau
(Jurnal farmasi punggung hewan coba yang sudah kemerahan
sains praktis vol. diukur selama 3 hari
IV No.2, 2018 hlm
65)

9. Uji Iritasi Meneteskan 10% larutan pada mata 1g Tidak ada reaksi atau
(Jurnal farmasi hewan uji dan satu mata lagi kemerahan
sains praktis vol. sebagai kontrol negatif pengamatan
IV No.2, 2018 hlm dilakukan selama 7 hari
65)

10. Pengukuran Bobot Bobot jenis diukur menggunakan 0,1% Bobot jenis sediaan
Jenis piknometer pada suhu ruang. Bobot harus memenuhi
jenis dari 0,1% larutan formula persyaratan yang
diukur untuk menghitung faktor ditetapkan oleh
koreksi dalam menentukan Standar Nasional
tegangan permukaan formula. Indoneisa untuk
Pengukuran bobot jenis sediaan shampo yaitu
menggunakan piknometer yang minimal 1,02 g/ml
dilengkapi dengan termometer
dengan cara: ditimbang saksama (Jurnal Ilmu
piknometer kosong (A), piknometer Kefarmasian
berisi aquadest (B), dan piknometer Indonesia, 2008)
berisi 0,1% larutan formula (C).
Bobot jenis sediaan dihitung dengan
rumus:
𝐶−𝐴
BJ= 𝐵 − 𝐴

(Jurnal Ilmu Kefarmasian


Indonesia, 2008)

11. Pengukuran Tegangan permukaan 0,1% larutan 0,1% Shampo harus dapat
Tegangan sediaan dalam aquadest diukur menurunkan
Permukaan dengan menggunakan alat tegangan permukaan
tensiometer cincin du-Nuoy air dari 78 dyne/cm
menjadi 40 dyne/cm
(Jurnal Ilmu Kefarmasian pada konsentrasi 0,1-
Indonesia, 2008) 0,2% atau maksimum
mempunyai tegangan
permukaan 27-46
dyne/cm pada
konsentrasi 1%

(Jurnal Ilmu
Kefarmasian
Indonesia, 2008)

12. Uji Aktivitas Aktivitas antiketombe diuji dengan 1g Pada cawan petri
Antiketombe metode difusi agar yaitu dengan menunjukkan adanya
cara media NA diinokulasi bakteri diameter zona hambat
sebanyak 100 mikroliter yang ditandai dengan
dimasukkan ke dalam cawan petri, daerah bening yang
didiamkan hingga memadat. Setelah terbentuk disekitar
memadat, dibuat lubang dengan lubang
menggunakan perforator. Sebanyak
1 g sediaan dimasukkan dalam (FORTE JOURNAL,
inkubator selama 18-24 jam dengan 2021)
suhu 37 C kemudian diamati dan
diukur diameter hambatannya

(Indonesian Journal of
Pharmaceutical Science and
Technology, 2015)

VII. WADAH PENYIMPANAN


Wadah penyimpanan: botol shampoo
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A., Faulina, M., Yuliana, A., & Khoirunisa, A. (2015). Uji Aktivitas Sediaan Gel
Shampo Minyak Atsiri Buah Lemon (Citrus limon Burm.). Indonesian Journal of
Pharmaceutical Science and Technology, 2(2), 68.
Elmitra, E. (2016). Formulasi Shampo Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.). GRADIEN:
Jurnal Ilmiah MIPA, 12(2), 1203-1208.
FAIZATUN, F., KARTININGSIH, K., & LILIYANA, L. (2008). Formulasi Sediaan
Sampo Ekstrak Bunga Chamomile dengan Hidroksi Propil Metil Selulosa sebagai
Pengental. Jurnal ilmu kefarmasian Indonesia, 6(1), 15-22.
Ginting, O. S. B., Rambe, R., & HS, P. M. (2021). FORMULASI SEDIAAN SAMPO
ANTI KETOMBE EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifilia (Tenore)
Steen) TERHADAP AKTIVITAS JAMUR Candida albicans SECARA IN VITRO.
FORTE JOURNAL, 1(1).
Mahataranti, N., Astuti, I. Y., & Asriningdhiani, B. (2012). Formulasi Shampo
Antiketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L) dan Aktivitasnya Terhadap
Jamur Pityrosporum ovale. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical
Journal of Indonesia), 9(02).
Malonda, T. C. (2017). Formulasi Sediaan Sampo Antiketombe Ekstrak Daun Pacar Air
(Impatiens balsamina L.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Jamur Candida Albicans Atcc
10231 Secara In Vitro. PHARMACON, 6(4).
Rowe, C.R., Sheskey, J.P., and Weller, J.P., 2017, Handbook of Pharmaceutical Excipients
8th edition, American Pharmaceutical Association, London, Chicago
Sari, A. S., & Hayati, R. H. (2019). Formulasi Sediaan Shampo Antiketombe Ekstrak Jahe
(Zingiber officinale Rosc. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai