NIM :21.71.024341
Kelas : Farmasi D
Dosen Pengampu :Susi Novaryatiin, M.Si
B. ALAT
No. Nama alat Σ (unit/jumlah)
1. Timbangan analitik 1
2. Gelas ( pyrex ) 1
3. Cawan petri 1
4. pH meter ( banctop) 1
5. Mikropipet 1
6. Rotary evaporator (IKA) 1
7. Viskometer (Brookfield) 1
8. Piknometer 1
9. Autoklaf 1
10. Hotplate (IKA) 1
11. Stirrer 1
12. Incubator (memmert) 1
13. Oven (memmert) 1
14. Laminar air flow 1
15. Kertas saring whattman 1
C. BAHAN
No Nama Bahan Fungsi
5. Gliserin Humektan
6. Oleum menthae piperitae Pengaroma
(nusaroma)
7. Akuades (brataco) Pelarut
8. Sorhitol Buffer
9. Etanol Pelarut
No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 1 )
(Formula 1 )
1 Ekstrak 2%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong Ad 85,2 ml 5
x 1, 704 mg/ ml =85,2 mg/ml
2 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 1,9-2,1 gram
= 1, 704 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 85,2 ml 5
x 0,085 mg/ml =0,0425 mg/ml
0,1 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475-0,525 gram
= 0,085 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
Ad 85,2 ml 5
x 0,426 mg/ml =0,213 mg/ml
0,5 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475-0,525 gram
= 0,426 mg/ml
4 Asam 0,2 %/botol Kesalahan penimbangan yang
sitrat diperbolehkan =
Ad 85,2 ml 5
x 0,170 mg/ml =0,85 mg/ml
0,2 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,19-0,21 gram
= 0,170 mg/ml
5 Gliserin 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 85,2 ml 5
x 4,26 mg/ml =0,213 mg/ml
5 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 55,75-5,25gram
= 4,26 mg/ ml
6 Sorbitol 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 85,2 ml 5
x 4,26 mg/ml =0,213 mg/ml
5 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 4,75-5,25gram
= 4,26 mg/ ml
No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 2 )
(Formula 2 )
1 Ekstrak 4%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong Ad 82,7 ml 5
x 3, 308 mg/ ml =165,4 mg/ml
4 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 3,8 – 4,2gram
= 3, 308 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 82,7ml 5
x 0,082 mg/ml =0,041 mg/ml
0,1 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,095 – 0,105gram
= 0,082 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
Ad 82,7 ml 5
x 0,413 mg/ml =0,206 mg/ml
0,5 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475 - 0,105 gram
= 0,413 mg/ml
4 Asam 0,2 %/botol Kesalahan penimbangan yang
sitrat diperbolehkan =
Ad 82,7 ml 5
x 0,165 mg/ml =0,825 mg/ml
0,2 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,19 - 0,21 gram
= 0,165 mg/ml
5 Gliserin 7,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 82,7ml 5
x 6,202 mg/ ml =310, 1mg/ml
7,5 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 7,125 - 7,875gram
= 6,202 mg/ ml
6 Sorbitol 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 82,7 ml 5
x 4,135mg/ ml =206,75 mg/ml
5 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 4,75 - 5,25gram
= 4,135mg/ ml
No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 3 )
(Formula 3 )
1 Ekstrak 6%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong Ad 78,2 ml 5
x 4,692 mg/ ml =234,6 mg/ml
4 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 45,7 – 6,3gram
= 4,692 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
Ad 78,2 ml 5
x 0,078 mg/ml =0,039 mg/ml
0,1 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,095 – 0,525gram
= 0,078 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
Ad 78,2 ml 5
x 0,391mg/ml =0,195mg/ml
0,5 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475 - 0,521gram
= 0,391mg/ml
Uji Viskositas
Uji viskositas digunakan untukk mengetahui viskositas meliputi :
1. Kekentalan
2. Viskositas air (cp)
3. Viskositas sampel (cp)
4. Massa jenis air (g/ml)
5. Massa jenis sampel (g/ml)
6. Waktu alir air ( detik (s))
7. Waktu alir sampel (detik (s))
8. Nilai satuaan kekentalan
Uji viskositas menggunakan viskometer oswaldt. Dalam pengerjaan ini langkah pertama
bersihkan dengan aquadest, bilas dengan alkohol, masukkan aquadest (sebagai cairan
pembanding) pada kapiler A kemudian dipipet aquadest menuju kapiler B hingga batas atas.
Setelah itu cairan dibiarkan mengalir secara bebas sampai menuju tanda garis. Ukur waktu
yang dibutuhkan oleh air dan sampel pada saat mengalir menggunakan stopwatch. Pengukuran
viskositas dilakukan 3x pada setiap sediaan
Uji pH
Uji pH merupakan salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan fisika dan kimia dalam
memprediksi kesetabilan suatu sediaan meliputi :
1. pH stik dicelupkan pada sampel sediaan.
2. Kemudian cocokan dengan pH indicator.
Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter. Mula-mula dilakukan kalibrasi
elektroda terlebih dahulu dengan menggunakan dapar standar pH 4 dan 7. Bakteri mempunyai
pH pertumbuhan optimum pada pH 6,5-7,5 maka untuk pH sediaan obat kumur yang baik
diluar range pH pertumbuhan bakteri.
G. HASIL PENGUJIAN
1. Uji Organoleptik
3. Uji viskositas
Formulasi Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Persayaratan
Minggu Minggu ke 2 Minggu Minggu ke 4
ke1 ke 3
F1 1,2 1,2 1,2 1,1 Nilai tertinggi di dapat
pada formulasi ke 3
minggu ke 1 kerena
mengandung glasrin
sebanyak 10 %. Hasil
viskositas menunjukan
bahwa viskositas
sediaan mengalami
penurunan selama
penyimpanan. Hal
tersebut dapat terjadi
kerena umur simpan
sediaan cair lebih
singkat dibandingkan
sediaan padat.
F2 1,4 1,3 1,3 1,3
F3 1,72 1,7 1,6 1,5
4. Uji pH
Formulasi Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Persayaratan
Minggu Minggu ke 2 Minggu Minggu ke 4
ke1 ke 3
F1 5,9 6,0 6,1 6,1 Hal ini menunjukkan
sediaan obat kumur
memenuhi nilai pH yang
telah ditetapkan karena
idealnya nilai pH
sediaan obat kumur
adalah mendekati netral.
Nilai pH sediaan yang
didapat berada diluar pH
pertumbuhan mikroba
(6,5-7,5) sehingga tidak
menjadi tempat
berkembangnya
mikroba.
F2 5,9 5,9 6,0 6,1
F3 6,0 6,0 6,1 6,2
H. PEMBAHASAN
1) Jelaskan alasan pentingnya ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) dibuat
sebagai sediaan gargarisma (obat kumur)?
Jawab :
Kerena Ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) memiliki senyawa golongan
fenol, tanin yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
obat kumur dari herba tespong dapat bermanfaat untuk pencegah bau mulut yang disebabkan
oleh mikroba.
2) Apa tujuan dilakukan uji organoleptik, uji penetapan massa jenis, uji viskositas, dan
uji pH?
Jawab :
1. Tujuan dilakukan uji organoleptis, yaitu untuk mengetahui sediaan yang menunjukan
susunan yang homogeny atau tidak pada saat hari pertama atau setelah pembuaat sediaan
tersebut,dimana sediaanyang baik dan bagus adalah sediaan yang homogen tidak terdapat
partikel partikel pada sediaan serta terdispersi merata dalam sediaan secara keseluruhan.
Meliputi: Sediaan diamati tekstur partikel atau keseragaman partikelnya.
2. Tujuan dilakukan uji penetapan massa jenis, untuk mengatahui perbandingan antara
massa dan volume suatu zat.yaitu untuk mengetahui bobot jenis, massa sedian,berat (gram)
sediaan yang didapat pada suatu sediaan yang kita uji.
3. Tujuan uji viskositas, yaitu untuk mengetahui nilai kekentalan pada suatu sediaan dan
untuk mengetahui, viskositas air (cp),viskositas sampel (cp), massa jenis air (g/ml) massa jenis
sampel (g/ml), waktu alir air ( detik (s)),waktu alir sampel (detik (s)).
4. Tujuan uji pH, yaitu untuk mengetahi apakah sediaan yang dihasilkan pada hari
pertama pembuatan mempunyai pH yang sudah sesuai atau sesuai pH dengan formula
pembanding.
3) Jelaskan kriteria persyaratan uji organoleptik, uji penetapan massa jenis, uji
viskositas, dan uji pH gargarisma yang baik!
Jawab :
1. Kriteria persyaratan uji organoleptis meliputi : warna obat kumur pada formulasi 1
yang dihasilkan warna hijau kecokelatan, formulasi 2 dihasilkan warna hijau kecokelatan agak
pekat, dan pada formulasi 3 warna hijau kecokelatan sangat pekat. Bau yang dihasilan adalah
bau khas dan segar kerena dalam formula terkandung oleum menthae piperitae. dan kejernihan
obat kumur F1, F2, dan F3 menghasilkan tingkat kejernihan yang sama. Hal ini disebabkan
dari ekstrak kental yang berasal dari herba tespong yang berwarna cokelat pekat.
2. Kriteria persyaratan uji penetapan massa jenis meliputi : pengujian bobit jenis, massa
pada sediaan,berat sediaan ( gram) didapatkan F1-F3 secara berturut- turut adalah 1,1 ; 1,2 dan
1,31. Hal tersebut menunjukkan bahwa bobot jenis dari sediaan obat kumur herba tespong
lebih besar dibandingkan bobot jenis air. Nilai dari bobot jenis dapat mempengaruhi nilai
viskositas sediaan yang dihasilkan.
3. Kriteria persyaratan uji viskositas meliputi : Nilai satuaan kekentalan medium
pendispersi dari sebuah larutan. Kekentalan akan mempengaruhi kenyamanan sediaan dalam
mulut. Hasil pengamatan viskositas pada sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu kesatu yaitu
1,2 1,4 1,72, pada sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu kedua yaitu 1,2 1,3 1,7, pada
sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu ketiga yaitu 1,2 1,3 1,6 dan pada sediaan formulasi
sediaan F1, F2 dan F3 minggu keempat yaitu 1,1 1,3 1,5. Nilai tertinggi didapat pada
formulasi ketiga karena mengandung gliserin sebanyak 10%.
3. Kriteria persyaratan uji pH yaitu untuk mengetahi apakah sediaan yang dihasilkan
pada hari pertama pembuatan mempunyai pH yang sudah sesuai atau sesuai pH dengan
formula pembanding. Hasil pengamatan pH pada F1,F2, dan F3 minggu kesatu memperoleh
hasil yaitu 5,9 5,9 6,0 pada F1,F2, dan F3 minggu kedua memperoleh hasil yaitu 6,0 5,9 6,0
pada F1,F2, dan F3 minggu ketiga memperoleh hasil yaitu 6,1 6,0 6,1 dan pada F1,F2, dan F3
minggu keempat memperoleh hasil yaitu 6,1,6,1 6,2. Hal ini menunjukkan sediaan obat kumur
memenuhi nilai pH yang telah ditetapkan karena idealnya nilai pH sediaan obat kumur adalah
mendekati netral.
4) Apa pengaruh yang akan terjadi jika hasil uji pH TIDAK sesuai persyaratan pada
gargarisma yang telah diformulasikan/ diproduksi?
Jawab :
Keefektifan dari sediaan tersebut akan berkurang atau tidak sesuai dengan tujuan awal
dibuatnya sediaan tersebut dikarenakan pH yang tidak sesuai Pengaruh yang akan terjadi
adalah dapat mengakibatkan iristasi seperti mulut kering, sariawan, nyeri mulut dan
pepmbengkakan pada mulut.
Ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) ini dapat dijadikan formulasi sediaan
obat kumur. Formulasi sediaan obat kumur ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC)
yang terbaik terdapat pada F3 memiliki nilai zona hambat terhadap mikroba prophyromonas
gigivalis yaitu sebesar 3,11 mm
J. DAFTAR PUSTAKA
K. K. R. Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, vol. 4. 2017.
N. K. Ratmini, “Bau Mulut (Halitosis),” J. Kesehat. Gigi (Dental Heal. Journal), vol. 5, no. 1,
pp. 25–29, 2017.
C. L. Lu and X. F. Li, “A Review of Oenanthe javanica (Blume) DC. as Traditional Medicinal
Plant and Its Therapeutic Potential,” Evidence-based Complement. Altern. Med., vol.
2019, pp. 17–26, 2019, doi: 10.1155/2019/6495819.
Elmitra and R. N, “Formulasi Obat Kumur Dari Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Dengan Metode Infundasi Mouthwash Formulations Of Leaf Tamarind ( Tamarindus
Indica L.) With Infundation Method,” Vol. 01, No. 02, 2017.
N. Linde, “Mouthwash,” Encycl. Toxicol., Vol. 05, No. 02, Pp. 162–163, 2005, Doi:
10.1016/B0-12-369400- 0/00649-9.
T. Rostinawati, “Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Tespong (Oenanthe Javavica D.C)
Terhadap Eschericia Coli, Staphylococcus Aureus Dan Candida Albicans,” Univ.
Stuttgart, 2010.
A. Roni, “Pemanfaatan Tumbuhan Tespong (Oenanthe Javanica Dc), Sintrong
(Cressocephalum Crepidioides ), Dan Pohpohan (Pilea Trinervia W) Dala m
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Epidermidis & Pseudomonas
Aerugenosae,” J. Pharmacopolium, Vol. 1, No. 3, Pp. 122– 130, 2019, Doi:
10.36465/Jop.V1i3.428.
S. J. N. Fitri Handayani, Husnul Warnida, “Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri
Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium
Polyanthum (Wight) Walp.),” J. Chem. Inf. Model., Vol. 9, No. April, Pp. 74–84,
2016.
A. Lukas, “Formulasi Obat Kumur Gambir Dengan Tambahan Peppermint Dan Minyak
Cengkeh,” J. Din. Penelit. Ind., Vol. 23, No. 2, Pp. 67–76, 2012, [Online]. Available:
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publica tions/76753-ID-Formulasi-Obat-Kumur-
Gambir-Dengan-Tamba.Pdf.
S. Fardiaz, Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
A. Sukmawati, M. N. Laeha, And S. Suprapto, “Efek Gliserin Sebagai Humectan Terhadap
Sifat Fisik Dan Stabilitas Vitamin C Dalam Sabun Padat,” Pharmacon J. Farm.
Indones., Vol. 14, No. 2, Pp. 40–47, 2019, Doi: 10.23917/Pharmacon.V14i2.5937.
NOTE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah anda mengerjakan laporan maka kerjakanlah Post Test dibawah ini!