Anda di halaman 1dari 18

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID


FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GARGARISMA

Nama Mahasiswa : Popi Anggriani

NIM :21.71.024341
Kelas : Farmasi D
Dosen Pengampu :Susi Novaryatiin, M.Si

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2022
A. SPESIFIKASI PRODUK
1. Nama produk : Obat Kumur
2. Kandungan zat aktif : Ekstrak Herba Tespong (Oenanthe Javanica DC)
3. Bentuk sediaan : Cair ( Gargarisma )
4. Bobot sediaan 100 mL per botol

B. ALAT
No. Nama alat Σ (unit/jumlah)
1. Timbangan analitik 1
2. Gelas ( pyrex ) 1
3. Cawan petri 1
4. pH meter ( banctop) 1
5. Mikropipet 1
6. Rotary evaporator (IKA) 1
7. Viskometer (Brookfield) 1
8. Piknometer 1
9. Autoklaf 1
10. Hotplate (IKA) 1
11. Stirrer 1
12. Incubator (memmert) 1
13. Oven (memmert) 1
14. Laminar air flow 1
15. Kertas saring whattman 1

C. BAHAN
No Nama Bahan Fungsi

1. Ekstrak herba tespong Zat aktif

2. Menthol (brataco) Penyegar

3. Natrium benzoate (brataco) Pengawet

4. Asam sitrat Dapar

5. Gliserin Humektan
6. Oleum menthae piperitae Pengaroma
(nusaroma)
7. Akuades (brataco) Pelarut

8. Sorhitol Buffer

9. Etanol Pelarut

10. Nutrien agar (brataco) Media


membiakan
bakteri
11. Nutrien broth(brataco) Media
membiakan
bakteri
12. Kloramfenikol Antibiotik infeksi
bakteri
13. Prophyromonas gingivialis Bakteri gram
(ATCC 33277) negatif (sebagai
bakteri
pengujian)
D. PENIMBANGAN BAHAN

No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 1 )
(Formula 1 )
1 Ekstrak 2%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong  Ad 85,2 ml 5
x 1, 704 mg/ ml =85,2 mg/ml
2 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 1,9-2,1 gram
= 1, 704 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 85,2 ml 5
x 0,085 mg/ml =0,0425 mg/ml
0,1 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475-0,525 gram

= 0,085 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
 Ad 85,2 ml 5
x 0,426 mg/ml =0,213 mg/ml
0,5 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475-0,525 gram
= 0,426 mg/ml
4 Asam 0,2 %/botol Kesalahan penimbangan yang
sitrat diperbolehkan =
 Ad 85,2 ml 5
x 0,170 mg/ml =0,85 mg/ml
0,2 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,19-0,21 gram
= 0,170 mg/ml
5 Gliserin 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 85,2 ml 5
x 4,26 mg/ml =0,213 mg/ml
5 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 55,75-5,25gram
= 4,26 mg/ ml
6 Sorbitol 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 85,2 ml 5
x 4,26 mg/ml =0,213 mg/ml
5 ml 100
x 85,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 4,75-5,25gram
= 4,26 mg/ ml

No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 2 )
(Formula 2 )
1 Ekstrak 4%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong  Ad 82,7 ml 5
x 3, 308 mg/ ml =165,4 mg/ml
4 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 3,8 – 4,2gram
= 3, 308 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 82,7ml 5
x 0,082 mg/ml =0,041 mg/ml
0,1 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,095 – 0,105gram

= 0,082 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
 Ad 82,7 ml 5
x 0,413 mg/ml =0,206 mg/ml
0,5 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475 - 0,105 gram
= 0,413 mg/ml
4 Asam 0,2 %/botol Kesalahan penimbangan yang
sitrat diperbolehkan =
 Ad 82,7 ml 5
x 0,165 mg/ml =0,825 mg/ml
0,2 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,19 - 0,21 gram
= 0,165 mg/ml
5 Gliserin 7,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 82,7ml 5
x 6,202 mg/ ml =310, 1mg/ml
7,5 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 7,125 - 7,875gram
= 6,202 mg/ ml
6 Sorbitol 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 82,7 ml 5
x 4,135mg/ ml =206,75 mg/ml
5 ml 100
x 82,7 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 4,75 - 5,25gram
= 4,135mg/ ml

No. Nama bahan Jumlah (mg atau ml) per Perhitungan penimbangan (±5%)
botol 100 ml (Formula 3 )
(Formula 3 )
1 Ekstrak 6%/botol Kesalahan penimbangan yang
herbal diperbolehkan =
tespong  Ad 78,2 ml 5
x 4,692 mg/ ml =234,6 mg/ml
4 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 45,7 – 6,3gram
= 4,692 mg/ ml
2 Menthol 0,1 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 78,2 ml 5
x 0,078 mg/ml =0,039 mg/ml
0,1 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,095 – 0,525gram

= 0,078 mg/ml
3 Natrium 0,5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
benzoat diperbolehkan =
 Ad 78,2 ml 5
x 0,391mg/ml =0,195mg/ml
0,5 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,475 - 0,521gram
= 0,391mg/ml

4 Asam 0,2 %/botol Kesalahan penimbangan yang


sitrat diperbolehkan =
 Ad 78,2 ml 5
x 0,156 mg/ml =0,78mg/ml
0,2 ml 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 0,19 - 0,21gram
= 0,156 mg/ml
5 Gliserin 10 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 78,2 ml 5
x7,82 mg/ ml =0,364 mg/ml
10 ml 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 9,5 - 10,5gram
= 7,82 mg/ ml
6 Sorbitol 5 %/botol Kesalahan penimbangan yang
diperbolehkan =
 Ad 78,2 ml 5
x 3 ,91 mg/ ml =0,1955 mg/ml
5 ml 100
x 78,2 ml Jadi Metil Salisilat boleh ditimbang
100 antara 4,75 - 5,25gram
= 3 ,91 mg/ ml
E. PROSEDUR PEMBUATAN
Siapkan sampel Herbal Tespong (Oenanthe Javanica DC)

Sampel yang sudah diambil dicuci dengan air bersih untuk memisahkan sampel dari
kotoranya

Kemudiaan sampel dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan tanah atau kotoran
yang melekat di Herbal Tespong

Setelah itu sampel diranjang kecil- kecil lalu dikeringkan dengan dikering anginkan
dan terlindung dari sinar matahari secara langsung

Sampel Herbal Tespong yang telah dipotong ditimbang

Masukkan kedalam benjana meserasi dengan etanol 70 % sebagai cairan penyari

Perbandingan semplesia dengan pelarut 1:10

Benjana tersebut ditutup kemudiaan didiamkan sampai 3 hari pada tempat yang
terlindung dari cahaya dan lembab sambal sesekali diaduk

Setelah 3 hari maka disaringkan dan diekstraksi kembali ampasnya

Ekstrak cair yang diperoleh selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary evavorator
Larutkan menthol dengan etanol 70% dalam Erlenmeyer (massa 1)

Larutkan asam sitrat dan natrium benzoate dengan 1 bagian aqua dest dalam
Erlenmeyer aduk sampai larut (massa 2)

Tambahkan massa 1 dan 2 kedalam beker lalu dihomogenkan dengan homogenizer
dengan kecepatan 150 Rpm selama 5 menit

Tambahkan ekstrak yang sudah diencerkan dengan aqua dest dan sisa aqua dest
homogenkan dengan homogenizer selama 10 menit

Tambahkan Oleum menthe piperita sebanyak 3 tetes
F. PROSEDUR PENGUJIAN
 Uji organoleptis
Uji organoleptis digunakan untuk mengetahui sifat fisik dari produk uji ini meliputi :
1. Sediaan diamati warna, bau, rasa, bentuk dan kejernihan.
 Uji penetapan massa jenis
Uji penetepan massa jenis digunakan utuk mengetahui berapa massa jenis produk uji ini
meliputi
1. Massa pada sediaan,berat sediaan ( gram).
Penetapan massa jenis ini menggunakan piknometer, pada penggunaan piknometer ini
pertama cuci piknometer dengan aquadest, bilas dengan alkohol, keringkan dioven (100 o C),
dinginkan dalam eksikator, kemudian timbang piknometer kosong (a gram), kemudian
timbang piknometer berisi sampel cair (gram).

 Uji Viskositas
Uji viskositas digunakan untukk mengetahui viskositas meliputi :
1. Kekentalan
2. Viskositas air (cp)
3. Viskositas sampel (cp)
4. Massa jenis air (g/ml)
5. Massa jenis sampel (g/ml)
6. Waktu alir air ( detik (s))
7. Waktu alir sampel (detik (s))
8. Nilai satuaan kekentalan
Uji viskositas menggunakan viskometer oswaldt. Dalam pengerjaan ini langkah pertama
bersihkan dengan aquadest, bilas dengan alkohol, masukkan aquadest (sebagai cairan
pembanding) pada kapiler A kemudian dipipet aquadest menuju kapiler B hingga batas atas.
Setelah itu cairan dibiarkan mengalir secara bebas sampai menuju tanda garis. Ukur waktu
yang dibutuhkan oleh air dan sampel pada saat mengalir menggunakan stopwatch. Pengukuran
viskositas dilakukan 3x pada setiap sediaan
 Uji pH
Uji pH merupakan salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan fisika dan kimia dalam
memprediksi kesetabilan suatu sediaan meliputi :
1. pH stik dicelupkan pada sampel sediaan.
2. Kemudian cocokan dengan pH indicator.
Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter. Mula-mula dilakukan kalibrasi
elektroda terlebih dahulu dengan menggunakan dapar standar pH 4 dan 7. Bakteri mempunyai
pH pertumbuhan optimum pada pH 6,5-7,5 maka untuk pH sediaan obat kumur yang baik
diluar range pH pertumbuhan bakteri.

G. HASIL PENGUJIAN
1. Uji Organoleptik

Sifat Hasil Persyaratan


Organolepti F1 F2 F3
k
Warna warna hijau warna hijau warna hijau Kerena dalam formula
kecokelatan kecokelatan kecokelatan terkandung oleum
agak pekat sangat pekat menthae piperitae. Hal
ini disebabkan dari
ekstrak kental yang
berasl dari herba
tespong yang berwarna
coklat pekat.
Bau Khas dan Khas dan segar Khas dan
segar segar
Kejernihan Sama Sama Sama

2. Uji penetapan massa jenis


Formulasi Berat Jenis
F1 1,1
F2 1,2
F3 1,31

3. Uji viskositas
Formulasi Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Persayaratan
Minggu Minggu ke 2 Minggu Minggu ke 4
ke1 ke 3
F1 1,2 1,2 1,2 1,1 Nilai tertinggi di dapat
pada formulasi ke 3
minggu ke 1 kerena
mengandung glasrin
sebanyak 10 %. Hasil
viskositas menunjukan
bahwa viskositas
sediaan mengalami
penurunan selama
penyimpanan. Hal
tersebut dapat terjadi
kerena umur simpan
sediaan cair lebih
singkat dibandingkan
sediaan padat.
F2 1,4 1,3 1,3 1,3
F3 1,72 1,7 1,6 1,5
4. Uji pH
Formulasi Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Persayaratan
Minggu Minggu ke 2 Minggu Minggu ke 4
ke1 ke 3
F1 5,9 6,0 6,1 6,1 Hal ini menunjukkan
sediaan obat kumur
memenuhi nilai pH yang
telah ditetapkan karena
idealnya nilai pH
sediaan obat kumur
adalah mendekati netral.
Nilai pH sediaan yang
didapat berada diluar pH
pertumbuhan mikroba
(6,5-7,5) sehingga tidak
menjadi tempat
berkembangnya
mikroba.
F2 5,9 5,9 6,0 6,1
F3 6,0 6,0 6,1 6,2
H. PEMBAHASAN
1) Jelaskan alasan pentingnya ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) dibuat
sebagai sediaan gargarisma (obat kumur)?
Jawab :
Kerena Ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) memiliki senyawa golongan
fenol, tanin yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
obat kumur dari herba tespong dapat bermanfaat untuk pencegah bau mulut yang disebabkan
oleh mikroba.

2) Apa tujuan dilakukan uji organoleptik, uji penetapan massa jenis, uji viskositas, dan
uji pH?
Jawab :
1. Tujuan dilakukan uji organoleptis, yaitu untuk mengetahui sediaan yang menunjukan
susunan yang homogeny atau tidak pada saat hari pertama atau setelah pembuaat sediaan
tersebut,dimana sediaanyang baik dan bagus adalah sediaan yang homogen tidak terdapat
partikel partikel pada sediaan serta terdispersi merata dalam sediaan secara keseluruhan.
Meliputi: Sediaan diamati tekstur partikel atau keseragaman partikelnya.
2. Tujuan dilakukan uji penetapan massa jenis, untuk mengatahui perbandingan antara
massa dan volume suatu zat.yaitu untuk mengetahui bobot jenis, massa sedian,berat (gram)
sediaan yang didapat pada suatu sediaan yang kita uji.
3. Tujuan uji viskositas, yaitu untuk mengetahui nilai kekentalan pada suatu sediaan dan
untuk mengetahui, viskositas air (cp),viskositas sampel (cp), massa jenis air (g/ml) massa jenis
sampel (g/ml), waktu alir air ( detik (s)),waktu alir sampel (detik (s)).
4. Tujuan uji pH, yaitu untuk mengetahi apakah sediaan yang dihasilkan pada hari
pertama pembuatan mempunyai pH yang sudah sesuai atau sesuai pH dengan formula
pembanding.

3) Jelaskan kriteria persyaratan uji organoleptik, uji penetapan massa jenis, uji
viskositas, dan uji pH gargarisma yang baik!
Jawab :
1. Kriteria persyaratan uji organoleptis meliputi : warna obat kumur pada formulasi 1
yang dihasilkan warna hijau kecokelatan, formulasi 2 dihasilkan warna hijau kecokelatan agak
pekat, dan pada formulasi 3 warna hijau kecokelatan sangat pekat. Bau yang dihasilan adalah
bau khas dan segar kerena dalam formula terkandung oleum menthae piperitae. dan kejernihan
obat kumur F1, F2, dan F3 menghasilkan tingkat kejernihan yang sama. Hal ini disebabkan
dari ekstrak kental yang berasal dari herba tespong yang berwarna cokelat pekat.
2. Kriteria persyaratan uji penetapan massa jenis meliputi : pengujian bobit jenis, massa
pada sediaan,berat sediaan ( gram) didapatkan F1-F3 secara berturut- turut adalah 1,1 ; 1,2 dan
1,31. Hal tersebut menunjukkan bahwa bobot jenis dari sediaan obat kumur herba tespong
lebih besar dibandingkan bobot jenis air. Nilai dari bobot jenis dapat mempengaruhi nilai
viskositas sediaan yang dihasilkan.
3. Kriteria persyaratan uji viskositas meliputi : Nilai satuaan kekentalan medium
pendispersi dari sebuah larutan. Kekentalan akan mempengaruhi kenyamanan sediaan dalam
mulut. Hasil pengamatan viskositas pada sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu kesatu yaitu
1,2 1,4 1,72, pada sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu kedua yaitu 1,2 1,3 1,7, pada
sediaan formulasi F1, F2 dan F3 minggu ketiga yaitu 1,2 1,3 1,6 dan pada sediaan formulasi
sediaan F1, F2 dan F3 minggu keempat yaitu 1,1 1,3 1,5. Nilai tertinggi didapat pada
formulasi ketiga karena mengandung gliserin sebanyak 10%.
3. Kriteria persyaratan uji pH yaitu untuk mengetahi apakah sediaan yang dihasilkan
pada hari pertama pembuatan mempunyai pH yang sudah sesuai atau sesuai pH dengan
formula pembanding. Hasil pengamatan pH pada F1,F2, dan F3 minggu kesatu memperoleh
hasil yaitu 5,9 5,9 6,0 pada F1,F2, dan F3 minggu kedua memperoleh hasil yaitu 6,0 5,9 6,0
pada F1,F2, dan F3 minggu ketiga memperoleh hasil yaitu 6,1 6,0 6,1 dan pada F1,F2, dan F3
minggu keempat memperoleh hasil yaitu 6,1,6,1 6,2. Hal ini menunjukkan sediaan obat kumur
memenuhi nilai pH yang telah ditetapkan karena idealnya nilai pH sediaan obat kumur adalah
mendekati netral.
4) Apa pengaruh yang akan terjadi jika hasil uji pH TIDAK sesuai persyaratan pada
gargarisma yang telah diformulasikan/ diproduksi?
Jawab :
Keefektifan dari sediaan tersebut akan berkurang atau tidak sesuai dengan tujuan awal
dibuatnya sediaan tersebut dikarenakan pH yang tidak sesuai Pengaruh yang akan terjadi
adalah dapat mengakibatkan iristasi seperti mulut kering, sariawan, nyeri mulut dan
pepmbengkakan pada mulut.

5) Bagaimana cara menangani pH sediaan yang terlalu asam/terlalu basa?


Jawab :
Dengan cara mengurangi zat/ bahan pada sediaan yang menyebabkan kadar sediaan
terlalu asam/ basa,di dalamnya dengan adanya pengurangan pH sehingga sediaan dapat netral/
normal kembali. Jika sediaan memiliki pH yang terlalu asam maka harus ditambahkan bahan
yang bersifat basa agar pH sediaan dapat netral begitupun dengan pH sediaan yang terlalu
basa dapat ditambahkan dengan bahan yang bersifat asam. Namun penambahan massa bahan
ini harus sesuai agar tidak mengganggu kestabilan sediaan.
I. KESIMPULAN

Ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC) ini dapat dijadikan formulasi sediaan
obat kumur. Formulasi sediaan obat kumur ekstrak herba tespong (Oenanthe javanica DC)
yang terbaik terdapat pada F3 memiliki nilai zona hambat terhadap mikroba prophyromonas
gigivalis yaitu sebesar 3,11 mm

J. DAFTAR PUSTAKA
K. K. R. Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, vol. 4. 2017.
N. K. Ratmini, “Bau Mulut (Halitosis),” J. Kesehat. Gigi (Dental Heal. Journal), vol. 5, no. 1,
pp. 25–29, 2017.
C. L. Lu and X. F. Li, “A Review of Oenanthe javanica (Blume) DC. as Traditional Medicinal
Plant and Its Therapeutic Potential,” Evidence-based Complement. Altern. Med., vol.
2019, pp. 17–26, 2019, doi: 10.1155/2019/6495819.
Elmitra and R. N, “Formulasi Obat Kumur Dari Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Dengan Metode Infundasi Mouthwash Formulations Of Leaf Tamarind ( Tamarindus
Indica L.) With Infundation Method,” Vol. 01, No. 02, 2017.
N. Linde, “Mouthwash,” Encycl. Toxicol., Vol. 05, No. 02, Pp. 162–163, 2005, Doi:
10.1016/B0-12-369400- 0/00649-9.
T. Rostinawati, “Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Tespong (Oenanthe Javavica D.C)
Terhadap Eschericia Coli, Staphylococcus Aureus Dan Candida Albicans,” Univ.
Stuttgart, 2010.
A. Roni, “Pemanfaatan Tumbuhan Tespong (Oenanthe Javanica Dc), Sintrong
(Cressocephalum Crepidioides ), Dan Pohpohan (Pilea Trinervia W) Dala m
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Epidermidis & Pseudomonas
Aerugenosae,” J. Pharmacopolium, Vol. 1, No. 3, Pp. 122– 130, 2019, Doi:
10.36465/Jop.V1i3.428.
S. J. N. Fitri Handayani, Husnul Warnida, “Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri
Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium
Polyanthum (Wight) Walp.),” J. Chem. Inf. Model., Vol. 9, No. April, Pp. 74–84,
2016.
A. Lukas, “Formulasi Obat Kumur Gambir Dengan Tambahan Peppermint Dan Minyak
Cengkeh,” J. Din. Penelit. Ind., Vol. 23, No. 2, Pp. 67–76, 2012, [Online]. Available:
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publica tions/76753-ID-Formulasi-Obat-Kumur-
Gambir-Dengan-Tamba.Pdf.
S. Fardiaz, Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
A. Sukmawati, M. N. Laeha, And S. Suprapto, “Efek Gliserin Sebagai Humectan Terhadap
Sifat Fisik Dan Stabilitas Vitamin C Dalam Sabun Padat,” Pharmacon J. Farm.
Indones., Vol. 14, No. 2, Pp. 40–47, 2019, Doi: 10.23917/Pharmacon.V14i2.5937.
NOTE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah anda mengerjakan laporan maka kerjakanlah Post Test dibawah ini!

1. Sebutkan perbedaan gargarisma dan guttae!


Jawaban
 Gargarisma ( Obat kumur) adalah sediaan larutan umumnya dalam keadaan pekat
yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan yang berkhasiat sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan. Tujuan penggunaan : Agar obat yang terkandung di
dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak dimaksudkan
agar obat itu menjadi pelindung selaput lendir. (FI ed IV, 1995).
 Guttae (Obat tetes guttae) Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan
penetes baku yang disebutkan farmakope Indonesia.

2. Apa tujuan zat aktif diformulasikan sebagai gargarisma?


Jawaban :
Tujuan untuk pencegahan, atau pengobatan orang dari suatu penyakit terutam pada
infeksi tenggorokan kerena zat aktif merupakan zat yang memang terbukti memberikan efek
farmakologis pada tubuh manusia,terbuktinya keamanan dan khasiatnya baik dari bahan alam,
dan semisintesis maupun sintesis. Dan mencegah kerusakan gigi,melepaskan plak dari
permukaan gig,membantu mengurangi jumlah bakteri,menutupi dan menetralkan bau
mulut,memberikan rasa enak,mengerutkan jaringan rongga mulut,dan meredakan rasa nyeri

3. Mengapa uji bakteri perlu dilakukan pada sediaan gargarisma?


Jawaban :
Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri pada sediaan dan mencegah terjadinya hal
yang dapat mengkontaminasi, terutam bakteri pada sediaan gargarisma dengan dilakukan
pengujian kita dapat mengetahi aman/ tidaknya suatu sediaan gargarisma yang kita buat.

4. Berapakah nilai pH sediaan gargarisma yang baik?


Jawaban :
Nilai pH sediaan gargarisma yang baik yang memenuhi standar sediaan yaitu, 6 – 7 dan
diluar range pertumbuhan mikroba (5,6-7,5) (fardiaz).

Anda mungkin juga menyukai