A. FORMULASI GRANUL
R/ Parasetamol 500 mg
Gelatin 30 mg
Avicel 81 mg
Amylum 32 mg
Magnesium stearat 7 mg
2. BAHAN
Paracetamol
Gelatin
Laktosa
Amylum
Magnesium Stearat
aquadest
C. PROSEDUR KERJA
1. Timbang semua bahan pada formulasi tersedia
2. Larutkan / buatlah gelatin menjadi mucilago dengan cara gelatin dilarutkan dengan
Seperbagian air panas.
3. Campurkan bahan A1 (paracetamol, laktosa dan amylum) dalam mortir atau wadah
nampan
4. Capur bahan A1 dengan mucilago sedikit demi sedikit sampai menjadi rata (jangan
sampai terlalu basah)
5. Ayak campuran bahan dengan ayakan mesh 8-10 pada nampan besi
6. Panaskan bahan ke dalam oven pada suhu 105 0C sampai kering selama 15-20 menit
7. Ayak Kembali menggunakan mesh 20
8. Campurkan magnesium stearate dengan granul yang sudah di ayak.
9. Terakhir lakukan evaluasi mutu pada granul.
D. EVALUASI MUTU
1. Daya Alir (Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat)
Timbang serbuk uji secukupnya, lalu masukkan ke dalam corong getar dengan
kondisi lubang corong tertutup.
Buka tutup corong dan hitung berapa waktu yang dibutuhkan oleh serbuk untuk
keluar seluruhnya dari corong.
Ukur tinggi timbunan serbuk.
Ukur diameter curahan serbuk dengan mengukur diameter dari 3 garis potong
(gunakan diameter martin's), catat dan hitung rata-rata diameter tersebut
Hitung kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk tersebut
( )
Kecepatan Alir = ( )
Laju alir (gr/detik) Sifat aliran
> 10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 sukar
< 1,6 Sangat sukar
Tan Ɵ =
Sudut istirahat (Ɵ, 0) Sifat aliran
< 25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
2. Uji kompresibilitas
Dengan menggunakan gerlas ukur 100 ml dimasukan granul kering sampai 100 ml
kemudian memampatkannya dengan cara diketuk-ketuk sebanyak 200 kali ketukan.
A. FORMULASI TABLET
R/ Parasetamol 500 mg
Gelatin 30 mg
Avicel 81 mg
Amylum 32 mg
Magnesium stearat 7 mg
2. BAHAN
Granul paracetamol yang sudah dibuat
aquadest
C. PROSEDUR KERJA
1. Ambil bahan granul dari hasil pembuatan granul metode granulasi basah
2. Tuang kedalam corong alat kempa tablet single punch
3. Cetak tablet sebanyak 20 tablet
4. Terakhir lakukan evaluasi mutu pada tablet yang telah dicetak.
D. EVALUASI MUTU
1. Uji keseragaman bentuk dan ukuran
Ketebalan dan bentuk merupakan variabel yang berkaitan dengan proses ini. Kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat
per tiga tebal tablet (Depkes, 1979). Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan dua
puluh tablet. Pemeriksaan dilakukan terhadap diameter dan tebal masing-masing
tablet kemudian rata-rata diameter dan tebal tablet dihitung.
Alat : jangka sorong.
2. Keseragaman bobot
bobot tiap tablet merupakan variabel yang berkaitan dengan proses ini. Tablet tidak
bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut :
ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu,
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dan bobot
rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
kolom B. Jika tidak cukup 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A
dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
yang ditetapkan kolom B (Depkes, 1979).
% Friabilitas = x 100%
W1 = berat tablet awal
W2 = berat tablet setelah uji kerapuhan