Anda di halaman 1dari 10

Lembar Kerja Praktikum Daring TFS Solida

Granulasi Kering

Nama : Intan Lestari Nur Hidayat


NPM : 24041119071
Kelas : Farmasi B

1. Lakukan perhitungan pembuatan tablet dengan metode Granulasi kering (Formula II/III) seperti
pada contoh Formula I (jumlah Tablet 100 Tablet)!

 Formula I
Fase Dalam (92%)
Asam mefenamat =500 mg x 100 = 50.000 mg = 50 g
Amprotab 10% =75 mg x 100 = 7. 500 mg = 7,5 g
PVP 5% =37,5 mg x 100 = 3.750 mg = 3,75 g
Laktosa =77,5 mg x 100 = 7.750 mg = 7,75 g
Fase Luar (1/2 FL)
Mg Stearat (0,5% x 750) = 3,75 mg x 100 = 375 mg = 0,37 g
Talk (1% x 750) = 7,5 mg x 100 = 750 mg = 0,75 g
= 70.125 mg = 70,12 g (93,5%)
Misal :
Slug yang diperoleh 65 g jadi FL yang ditambahkan :
0,5
Mg Stearat = x 65 = 0,34 g
93,5
1
Talk = x 65 = 0,69 g
93,5
5
Amprotab = x 65 = 3,47 g +
93,5
= 4,50 g
Slug + FL = 65 + 4,50 = 69,5 g

Jumlah Tab yang diperoleh : 69,5/70,12 x 100 tab = 99 tablet


Dalam 65 g mengandung zat aktif : 65/70,12 x 500 = 463,5 mg za
Bobot tablet = 69,5/100 = 0,695 g = 695 mg

 Formula II
Fase Dalam (92%)
Asam Mefenamat = 500 mg x 100 = 50.000 mg = 50 g
Amprotab (10%) = 75 mg x 100 = 7.500 mg = 7,5 g
PVP (10%) = 75 mg x 100 = 7.500 mg = 7,5 g
Laktosa = 40 mg x 100 = 4.000 mg =4g

Fase Luar (1/2 FL)


Mg Stearat (0,5% x 750) = 3,75 mg x 100 = 375 mg = 0,37 g
Talk (1% x 750) = 7,5 mg x 100 = 750 mg = 0,75 g
= 70.125 mg = 70,12 g
Misal :

Slug yang diperoleh 65 g jadi FL yang ditambahkan :

0,5
Mg Stearat = 93,5 𝑥 65 = 0,34 g
1
Talk = 𝑥 65 = 0,69 g
93,5
5
Amprotab = 93,5 𝑥 65 = 3,47 g +

= 4,50 g
Slug + FL = 65 + 4,50 = 69,5 g
Ju
mlah Tab yang diperoleh : 69,5/70,12 x 100 tab = 99 tablet
Dalam 65 g mengandung zat aktif : 65/70,12 x 500 = 463,5 mg za
Bobot tablet = 69,5/100 = 0,695 g = 695 mg
 Formula III
Fase Dalam (92%)
Asam mefenamat = 500 mg x 100 = 50.000 mg = 50 g
Amprotab (10%) = 75 mg x 100 = 7.500 mg = 7,5 g
Avicel pH 102 = 115 mg x 100 = 11.500 mg = 11,5 g

Fase Luar (1/2 FL)


Mg Stearat (0,5% x 750) = 3,75 mg x 100 = 375 mg = 0,37 g
Talk (1% x 750) = 7,5 mg x 100 = 750 mg = 0,75 g
= 70.125 mg = 70,12 g
Misal :
Slug yang diperoleh 65 g jadi FL yang ditambahkan :
0,5
Mg Stearat = 93,5 𝑥 65 = 0,34 g
1
Talk = 93,5 𝑥 65 = 0,69 g
5
Amprotab = 𝑥 65 = 3,47 g +
93,5

= 4,50 g
Slug + FL = 65 + 4,50 = 69,5 g

Jumlah Tab yang diperoleh : 69,5/70,12 x 100 tab = 99 tablet


Dalam 65 g mengandung zat aktif : 65/70,12 x 500 = 463,5 mg za
Bobot tablet = 69,5/100 = 0,695 g = 695 mg
2. Buat diagram alir dari prosedur pembuatan tablet dengan metode granulasi kering, beserta IPC
dan evaluasi sediaan yang akan dilakukan !
 Prosedur

Haluskan dahulu bahan yang menggumpal, lalu timbang sesuai kebutuhan.

Campur lubrikan dan glidant sampai homogen.

Buat slug dari campuran bahan menggunakan punch yang berdiameter besar (13 -
20mm).

Pada tekanan mesin tablet yang tinggi bisa juga menggunakan roller compactor
dengan mengatur tekanan yang diberikan.

Giling kasar dan ayak slug yang sudah jadi dengan menggunakan ayakan no 16
sehingga dihasilkan granul-granul kasar.

Evaluasi granul yang dihasilkan, bila belum memenuhi syarat ulangi hingga memenuhi
syarat. Slugging maksimun dilakukan hingga 3 kali.

Timbang granul, lalu hitung jumlah fase luar yang harus ditambahkan.

Campur sisa fase luar dengan granul yang telah memenuhi syarat hasil perhitungan.

Kempa massa cetak dengan menggunakan punch diameter 13 mm sesuai bobot


tablet yang telah dihitung.

Evaluasi tablet yang diperoleh.


 IPC (In Process Control)
Penimbangan → Pencampuran → IPC ( Uji Homogenitas ) → Slugging → Pengayakan →
IPC, meliputi :
 Kecepatan aliran
 BJ nyata, BJ mampat dan % kompresibilitas
 Distribusi ukuran granul
 Kadar air zat aktif granul
→ Lubrikasi → Pencetakan → Pengemasan → Evaluasi
 Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
Evaluasi tablet dengan cara mengamati bentuk, warna dan rasa tablet.
2. Uji Homogenitas
Tablet yang kuat harus dijamin terlebih dahulu homogenitasnya dengan
mengalirnya massa tablet sehingga dapat terkompresi dengan baik. Menurut FI
1 tahun 1995 cara melakukan homogenitas adalah Granul matriks ditempatkan
pada cawan petri, diratakan dan dibagi menjadi empat bagian yang sama.
Ditimbang saksama setara dengan 20 mg propranolol hidroklorida, dimasukkan
ke dalam labu tentukur 100,0 mL lalu larutkan dengan methanol hingga 100,0
mL. Pipet larutan sebanyak 5,0 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50,0 mL
dan diencerkan dengan methanol hingga 50,0 mL. Buat larutan baku
pembanding propranolol hidroklorida dengan menimbang saksam 20 mg
Propranolol HCl baku pembanding, masukkan ke dalam labu tentukur 100,0 mL,
larutkan dengan methanol hingga 100,0 mL. Pipet larutan sebanyak 5,0 mL
masukkan ke dalam labu tentukur 50,0 mL laru encerkan dengan methanol
hingga 50,0 mL.
(DI Edisi I, 1995)
3. Uji Keseragaman Bobot
Bobot tiap tablet merupakan variabel yang berkaitan dengan proses ini. Tablet
tiak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan
sebagai berikut : Ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dan bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak cukup 20
tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak
satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
yang ditetapkan kolom B (Depkes, 1979).
4. Uji Keseragaman Ukuran
Ketebalan dan bentuk merupakan variable yang berkaitan dengan proses ini.
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari empat per tiga tebal tablet (Depkes, 1979). Pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan dua puluh tablet. Pemeriksaan dilakukan terhadap
diameter dan tebal masing-masing tablet kemudian rata-rata diameter dan
tebal tablet dihitung.
Alat : Jangka Sorong.
5. Uji Kekerasan
Hal ini bertujuan untuk menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik
pada proses pengemasan, penghantaran, serta waktu hancur obat dalam tubuh.
Sebanyak dua puluh tablet diambil secara acak dan diukur kekerasannya
menggunakan alat uji kekerasan (Hardness tester) kemudian dihitung rata-
ratanya. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya. Nilai kekerasan
tablet tergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet kekerasan yang
diperlukan juga semakin besar. Bobot tablet sampai 300 mg (4-7 kg/cm2) Bobot
tablet 400-700 mg (5-12 kg/cm2).
6. Friabilitas
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan
pada suatu ketinggian tertentu. Tujuannya adalah untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.
Alat : Friabilator
Alat ini memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan
dan guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar pada
kecepatan 25±1 rpm dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. (Jadi ada 100
putaran) untuk tablet dengan berat rata-rata kurang dari 650 mg, total berat
jumlah tablet yang ditimbang untuk uji friabilitas harus mendekati 6,5 gram.
Untuk tablet yang memiliki berat rata-rata lebih dari 650 mg, digunakan 10
tablet untuk uji friabilitas. Biasanya tablet yang lebih ditimbang diletakkan di
dalam alat itu, kemudian dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet kemudian
dibersihkan dan ditimbang ulang. Kehilangan bobot yang diizinkan tidak lebih
dari 1,0% untuk produk pada umumnya (USP 30, 2007).
Tablet yang masih utuh ditimbang kemudian dihitung kehilangan bobotnya dan
dinyatakan dalam presentase menggunakan rumus sebagai berikut :
W 1−W 2
% Friabilitas= x 100 %
W2
W1 = berat tablet awal
W2 = berat tablet setelah uji kerapuhan
7. Friksibilitas
Friksibiltas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet
mengalami gesekan antar sesame. Prosedur friksibilitas serupa dengan
friabilitas, tapi berbeda wadah dengan friabilitas, yaitu wadah yang memiliki
sekat lebih banyak.
W 1−W 2
% Friksibilitas = x 100 %
W1
8. Uji Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera pada masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa
tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet hisap atau tablet kunyah.
Uji waktu hancur tablet tidak bersalut menurut FI V :
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 o ± 2o sebagai
media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing-masing
monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1
tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya : tidak kurang dari 16 dari 28 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
9. Uji Disolusi
Uji ini digunakan unruk menentukan kesesuaian persyaratan dengan
persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing monografi.
a) Alat Disolusi
Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau
bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang
digerakan sebuah motor dan sebuah dayung yang terdiri dari daun dan
batang sebagai bagian dalam wadah dipertahankan selama pengujian
berlangsung. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum
dayung mulai berputar (Depkes, 1995).
b) Disolusi Tablet
Ke dalan bejana disolusi dimasukkan medium disolusi kemudian
dipanaskan hingga suhu 37o±0,5oC. Tablet dimasukkan ke dalam bejana
disolusi kemudian diputar dengan kecepatan 50 rpm. Sampel diambil
sebanyak 5 ml pada selang waktu 5, 10, 15, 20, 30, 45, dan 60 menit.
Setiap sampel yang diambil diukur absorbansinya dan ditentukan
kadarnya (USP 30, 2007).
c) Media, Volume, dan Kecepatan Disolusi Penetapan Kadar
Media disolusi dan volume media disolusi yang digunakan sesuai
dengan monografi zat aktif di dalam farmakope.
d) Penetapan Kadar
Penetapan kadar zat aktif dari tablet yang terlarut dengan
menggunakan spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang
maksimum. Kadar zat aktif terdisolusi dari tablet dapat dilihat pada
monografi masing-masing zat aktif dalam Farmakope.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI, 1995.
2. S. Saifullah TN. 2007. Teknologi Formulasi Sediaan Padat. Hal 12-17.

Anda mungkin juga menyukai