No Nama NIM
1 Dita Suci Ramadhani P17335119046
2 Erika Rahmawati P17335119047
3 Evi Siti Latifah P17335119048
4 Fathan Tsani Mahardhika Ramadhani P17335119049
5 Fatin Maura Annisa P17335119050
6 Ferra Irnawati Syawaluni P17335119051
7 Hasianto Mesa Sitorus P17335119052
8 Iin Septikawati P17335119053
9 Mari’an Azka Rahmani P17335119054
Kelompok/Kelas 2/2B
Topik Pembuatan Sediaan Salep Kloramfenikol 2%
Dosen Pembimbing apt. Angreni Ayuhastuti, M.Si.
Hari dan Tanggal Praktikum Rabu, 25 November 2020
Efek farmakologi:
Kloramfenikol dapat digunakan secara topikal pengobatan telinga, dan khususnya
infeksi mata juga digunakan untuk pengobatan infeksi kulit. Dalam pengobatan topikal
infeksi mata, kloramfenikol biasanya diaplikasikan sebagai larutan 0,5% atau sebagai salep
1%. Umumnya, tetes dioleskan hingga 6 kali sehari. Infeksi yang parah mungkin
memerlukan dosis yang lebih sering pada awalnya, berkurang secara bertahap setelah infeksi
terkontrol. Salep bisa dioleskan sekali sehari di malam hari jika tetes digunakan pada siang
hari, atau 3 atau 4 kali sehari jika hanya menggunakan salep (tidak menggunakan tetes pada
siang hari) (Sweetman, 2014)
Kloramfenikol adalah penghambat sintesis protein mikroba dan bersifat
bakteriostatik terhadap organisme yang paling rentan. Kloramfenikol mengikat secara
Halaman ___
reversibel ke subunit 50S dari ribosom bakteri dan menghambat pembentukan ikatan peptida.
Kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas yang aktif melawan aerobik dan organisme
Gram-positif dan Gram-negatif anaerobik. (Katzung, 2018)
Dosis:
Salep Mata
Anak-Anak = 3-4 kali sehari
Dewasa = 3-4 kali sehari
(BNF ed 80, hlm 1237)
C11H12Cl2N2O5
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 905. Softcopy)
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; Putih hingga putih
kelabu atau putih kekuningan; Larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil
dalam larutan netral atau larutan agak asam.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 905. Softcopy)
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilen glikol, dalam
aseton dan dalam etil asetat.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 905. Softcopy)
Stabilitas
● Panas Degradasi Kloramfenikol mengikuti kinetika orde pertama ketika dipanaskan
pada 100°C dalam penangas air. Pemanasan kloramfenikol pada suhu 100°C
selama 30 menit menghasilkan degradasi sebesar 4% dan dengan pemanasan
115°C pada waktu yang bersamaan dihasilkan degradasi sebesar 10%.
(Food Chemistry; International Journal of Applied Pharmaceutics)
● Cahaya Kloramfenikol sangat sensitif terhadap cahaya dan dekomposisi fotokimia
kloramfenikol menghasilkan larutan yang menguning, pembentukan endapan
kuning-jingga dan penurunan pH
(Bangladesh Pharmaceutical Journal 16(2): 165-169, 2013)
● Air Degradasi Kloramfenikol dalam pembawa air dapat dikaitkan dengan adanya
hidrolisis ikatan amida
(Chemical Stability of Pharmaceuticals: A Handbook for Pharmacists, hlm: 328.
Softcopy)
● pH Kloramfenikol memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruangan dengan rentang
pH 2-7, stabilitas maksimum berada pada pH 6
Halaman ___
(Chemical Stability of Pharmaceuticals: A Handbook for Pharmacists, hlm:
328. Softcopy)
Permasalahan Penyelesaian
Kloramfenikol digunakan dalam topikal Kloramfenikol dibuat dalam sediaan salep dan
pengobatan telinga, khususnya infeksi mata, dan penggunaan ditujukan untuk topikal.
dalam perawatan infeksi kulit.
(Martindale 38th Edition, hlm 257. Softcopy)
Kloramfenikol memiliki nilai log P 1,1 Ditambahkan zat peningkat penetrasi yaitu PPG
(CODEX, hlm 787. Softcopy) dan BM 323,1 dengan kadar 10%
yang memenuhi syarat penghantaran topikal dan (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th
transdermal. Edition, hlm: 795. Softcopy)
Namun dosis kloramfenikol 2% > 10 mg/hari
Kloramfenikol digunakan secara topikal dalam Dipilih basis salep yaitu hidrokarbon, yaitu
pengobatan infeksi mata sehingga diperlukan Vaselin Kuning dengan rentang kadar yaitu
waktu kontak yang lama. sampai 100%
(Basic and Clinical Pharmacology edisi 12, hlm (Handbook of Pharmaceutical Excipients 8th
795. Softcopy) Edition: hlm 660. Softcopy)
Sediaan salep dibuat untuk penggunaan topikal, Ditambah campuran basis salep hidrokarbon
sehingga harus memiliki konsistensi semi solid yaitu cera flava dengan kadar 20% (rentang
kadar 5 - 20%)
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 8th
Edition: hlm 1027. Softcopy)
Pada Vaselin kuning memiliki masalah stabilitas Digunakan BHT sebagai antioksidan rentang
yaitu membuat sediaan menjadi berbau tengik kadar untuk topikal 0,0075-0,1 %, dengan kadar
karena terdapat pengotor yang teroksidasi. yang digunakan yaitu 0,01%
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th
Edition, hlm: 661. Softcopy) Edition, hlm: 126. Softcopy)
Sediaan digunakan secara topikal dalam basis Digunakan humektan yaitu propilen glikol
hidrokarbon maka sediaan harus mudah dengan kadar 10% (rentang kadar » 15%)
digunakan merata pada kulit. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th
Edition, hlm: 795. Softcopy)
Halaman ___
Kloramfenikol harus terlindung dari cahaya Sediaan disimpan dalam tube yang terlindung
(CODEX, hlm 787. Softcopy) dari cahaya.
Pada pembuatan sediaan salep dibutuhkan Digunakan etanol sebagai pelarut dari
pelarut untuk bahan aktif yang sesuai. kloramfenikol dengan perbandingan 1 : 10
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 905.
Softcopy)
Pembuatan salep menggunakan metode triturasi Basis yang digunakan dilebihkan sebanyak 20%
dari jumlah basis yang dibutuhkan pada proses
pembuatan.
Sinonim Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; pinnacle; silk; silkolene; snow white;
soft white; Vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 659. Softcopy)
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida,
dalam kloroform, dan dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam
heksana, dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis
tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak
dingin.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 1770. Softcopy)
Stabilitas Petrolatum adalah bahan yang secara inharen stabil karena sifat komponen
hidrokarbonnya yang tidak reaktif; kebanyakan masalah stabilitas terjadi
karena adanya sejumlah kecil pengotor. Jika terkena cahaya, kotoran ini
dapat teroksidasi untuk mengubah warna petrolatum dan menghasilkan bau
yang tidak diinginkan. Tingkat oksidasi bervariasi tergantung pada sumber
petrolatum dan tingkat kehalusannya. Oksidasi dapat dihambat dengan
memasukan antioksidan yang sesuai seperti butylated hydroxyani-sole,
butylated hydroxytoluene, atau alpha tocopherol. Petrolatum tidak boleh
dipanaskan dalam waktu lama diatas suhu yang diperlukan untuk mencapai
fluiditas sempurna (sekitar 70°C). petrolatum dapat disterilkan dengan
panas kering. Meskipun petrolatum juga dapat disterilkan dengan iradiasi
sinar gamma, proses ini mempengaruhi sifat fisik.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 661. Softcopy)
Halaman ___
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 661. Softcopy)
Kegunaan Sebagai basis salep dengan rentang kadar yaitu sampai 100%.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 660. Softcopy)
Pemerian Padatan; kuning sampai coklat keabuan; berbau enak seperti madu. Agak
rapuh bila dingin, dan bila patah membentuk granul, patahan non-hablur.
Menjadi lunak oleh suhu tangan.
(Farmakope Indonesia edisi V, hlm: 809. Hardcopy)
Kelarutan Larut dalam kloroform, eter, fixed oils, minyak atsiri, dan karbon disulfide
hangat; sedikit larut dalam etanol 95%; praktis tidak larut dalam air.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 1027. Softcopy)
Stabilitas Ketika lilin dipanaskan diatas 150°C esterifikasi terjadi dengan konsekuensi
penurunan nilai asam dan peningkatan titik leleh.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 1028. Softcopy)
Penyimpanan Stabil bila disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 1028. Softcopy)
Halaman ___
Sinonim Agidol; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol; butylhydroxytoluene;
butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-
butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-butyl-4-hydroxytoluene; Embanox BHT;
Impruvol; Ionol CP; Nipanox BHT; Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 126. Softcopy)
Struktur kimia
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol; mudah larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 340. Softcopy)
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 127. Softcopy)
Halaman ___
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat seperti peroksida dan
permanganate. Kontak dengan zat pengoksidasi dapat menyebabkan
pembakaran spontan. Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan
hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan sejumlah katalitik asam
menyebabkan dekomposisi cepat dengan pelepasan isobutena gas yang
mudah terbakar.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 127. Softcopy)
Struktur kimia
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara lembab.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 1446. Softcopy)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut
dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
(Farmakope Indonesia edisi VI, hlm: 1446. Softcopy)
Stabilitas Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup baik, tetapi
pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung teroksidasi, sehingga
menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, asam piruvat,
dan asam asetat. Saat dipanaskan hingga terurai, propilen glikol
mengeluarkan asap tajam dan asap beracun CO dan CO2. Propilen glikol
secara kimiawi stabil bila dicampur dengan etanol 95%, gliserin, atau air;
larutan encer dapat disterilkan dengan autoklaf.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 796. Softcopy)
Halaman ___
Penyimpanan Propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah
tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 8th Edition, hlm: 796. Softcopy)
Warna : Kuning
Rasa : -
pH sediaan : 2-7
Kadar Sediaan : 2%
Volume Sediaan: 10 g
Vaselin Flavum ad 100% Basis Salep ad 100% (HOPE Ed 8: hlm 660. Softcopy)
Halaman ___
BHT 0,01% Antioksidan 0,0075-0,1 % (HOPE Ed 8: hlm126.
Softcopy)
Etanol 20% Pelarut bahan aktif (Farmakope Indonesia edisi VI, hlm:
905. Softcopy)
1. Kloramfenikol 1g
2. Etanol 10 g
4. BHT 0,0047 g
Kloramfenikol 2% 2
× 50 g = 1 g
100
Etanol 20% 20
× 50 g = 10 g
100
Propilen Glikol 10 % 10
× 46,8 g = 4,86 g
100
Halaman ___
Cera Flavum 20 % 20
× 46,8 g = 9,36 g
100
= 32,5753 g
1. Kloramfenikol 0,2 g
2. Etanol 2g
4. BHT 0,000936 g
Kloramfenikol 2% 2
× 10 g = 0,2 g
100
Etanol 20% 20
× 10 g = 2 g
100
Basis salep - 10 g – (0,2 g + 2 ml) = 7,8g
Propilen Glikol 10 % 10
× 9,36 g = 0,936 g
100
BHT 0,01 % 0,01
× 9,36 g = 0,000936 g
100
Cera Flavum 20 % 20
× 9,36 g = 1,872 g
100
Vaselin Flavum Ad 100% 9,36 𝑔 − (0,936 𝑔 + 0,000936𝑔 + 1,872𝑔)
Halaman ___
= 6,5511 g
Perhitungan kelarutan
Dosis:
Anak-Anak = 3-4 kali sehari
Dewasa = 3-4 kali sehari
(BNF ed 80, hlm 1237)
Area FTU
Tangan 1 FTU
Lengan 3 FTU
Halaman ___
A. FTU pemakaian 3 kali sehari
Halaman ___
Kaki atas 6 FTU 0,4 g = 7,2000 g
Halaman ___
Wajah dan leher 2,5 FTU x 0,4 g x 4 = 4 g
Area FTU
Halaman ___
Tubuh bagian 1,5 FTU 3 FTU 3.5 FTU 5 FTU
belakang
(POSTERIOR)
Halaman ___
Tubuh bagian belakang dan 3 FTU x 0,1667 g x 3 = 1,5003 g
pantat
Halaman ___
C. FTU Pemakaian 4 kali sehari
Halaman ___
Pergelangan kaki dan kaki 3 FTU x 0,1667 g x 4 = 2,0004 g
Halaman ___
Tubuh bagian depan 1 FTU x 0,1250 g x 3 = 0,3750 g
Halaman ___
Area 6-10 tahun
Halaman ___
Wajah dan leher 1,5 FTU x 0,1250 g x 4 = 0,7500 g
Halaman ___
XI. PROSEDUR PEMBUATAN (Dita Suci Ramadhani, P17335119046)
A. Alat dan bahan disiapkan
B. Penimbangan tube
1. Masing-masing tube kosong ditimbang menggunakan neraca analitik
2. Hasil penimbangan masing-masing tube dicatat
C. Penimbangan bahan
1. Ditimbang Kloramfenikol sebanyak 1 gram dialasi dengan kertas perkamen
menggunakan neraca analitik secara langsung.
2. Ditimbang Etanol sebanyak 10 gram menggunakan cawan uap secara tidak langsung
pada neraca analitik.
3. Ditimbang Propilen Glikol sebanyak 4,86 gram menggunakan cawan uap secara tidak
langsung pada neraca analitik.
4. Ditimbang Cera Flavum sebanyak 9,36 gram dialasi dengan kertas perkamen
menggunakan neraca analitik secara langsung.
5. Ditimbang BHT sebanyak 0,0047 gram dialasi dengan kertas perkamen menggunakan
neraca analitik secara langsung.
6. Ditimbang Vaselin flavum sebanyak 32,5753 gram dialasi dengan kertas perkamen
menggunakan neraca analitik secara langsung.
D. Pembuatan sediaan salep Kloramfenikol 2%
1. Propilen Glikol sebanyak 4,86 gram dipanaskan menggunakan cawan uap pada suhu
70°C diatas penangas air (fase air)
2. Cera flavum 9,36 gram, Vaselin flavum 32,5753 gram dan BHT 0,0047 gram yang telah
ditimbang, dilebur bersama menggunakan cawan uap di atas penangas air pada suhu
70°C (fase minyak)
3. Fase air yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam mortir.
4. Fase minyak yang telah dilebur ditambahkan ke dalam mortir berisi fase cair. Digerus
ad terbentuk massa basis salep homogen
5. Ditimbang basis salep sebanyak 46,8 gram dialasi dengan kertas perkamen
menggunakan neraca analitik secara langsung
6. Kloramfenikol sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam mortir. Digerus halus ad
homogen.
7. Ditambahkan Etanol sebanyak 10 gram, ke dalam mortir. Digerus ad homogen.
Halaman ___
8. Basis salep yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam mortir berisi Kloramfenikol.
Digerus ad homogen.
9. Salep ditimbang dengan kertas perkamen sebanyak 10 gram, kemudian kertas perkamen
digulung hingga menutupi bagian sediaan salep.
10. Salep yang telah digulung pada kertas perkamen dimasukkan ke dalam tube dengan
kondisi ujung tube keluar ditutup.
11. Tube ditutup dengan cara melipat bagian belakang yang terbuka.
12. Dilakukan cara yang sama pada tube lainnya.
13. Dilakukan evaluasi sediaan salep
Halaman ___
3. Isi minimum Bersihkan dan keringkan 1 Tube untuk bobot
wadah dengan sempurna, sediaan sebesar
(Uji fisika) timbang satu per satu wadah 60g atau 60 ml
(Farmakope secara kuantitatif dari
Indonesia masing-masing wadah,
Edisi 6, hlm potong ujung wadah,
2038) timbang wadah kosong
tersebut. Perbandingan
antara kedua penimbangan
adalahb erat isi wadah.
Halaman ___
XIII. DAFTAR PUSTAKA (Kelompok 2)
Ahmed, M. S., Rajia, S., Rahman, M. A., & Islam, M. A. U. 2013. Potency and Antibacterial
Efficacy of Degraded Chloramphenicol in Marketed Eye Drop Preparations. Bangladesh
Pharmaceutical Journal, 16(2), 165-169.
BNF. 2020. British National Formulary 80th Edition. BMJ Publishing Group. London.
Brayfield, A., 2014. Martindale The Complete Drug Reference 38th Edition. Pharmaceutical
Press, London.
Connors, K. A., Amidon, G. L., & Stella, V. J. 1986. Chemical Stability of Pharmaceuticals: A
Handbook For Pharmacists. John Wiley & Sons.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Katzung, Betram G. 2018. Basic & Clinical Pharmacology. 14th Edition. New York: McGraw-
Hill Education
Kusuma, Sri Agung dan Abdassah Masline. 2019. Effect of Sterilization by Heating in the
Presence of Bactericide and Bacterial Filtered Membrane on the Stability of Eye Drops
Containing 0.5% Chloramphenicol at Various pH. International Journal of Applied
Pharmaceutics, 103-109.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex. 12th Edition. London: Pharmaceutical Press
Rowe, R. C., Sheskey, P., dan Quinn, M. 2017. Handbook of Pharmaceutical Excipients 8th
Edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press.
Tian, L., & Bayen, S. (2018). Thermal Degradation of Chloramphenicol in Model Solutions,
Spiked Tissues and Incurred Samples. Food Chemistry, 248, 230-237.
Halaman ___
XIV. ETIKET, BROSUR DAN KEMASAN SEKUNDER (Nama, NIM)
Halaman ___