INDUSTRI
KELOMPOK 3
“INSPEKSI DIRI”
2A
Elsa Dewita Sari - P17335119012
Nida Putri Apriliyanti - P17335119021
Purnama Wulansari - P17335119025
Rini Rahmawati - P17335119029
Syifa Kamilla - P17335119032
Wilia Cantika Karim - P17335119035
2B
Dewi Nurani Putri - P17335119043
Evi Siti Latifah- P17335119048
Fathan Tsani Mahardhika Ramadhani - P17335119049
Ferra Irnawati Syawaluni - P17345119051
Nizella Syahla - P17335119057
Salamah Salsabila - P17335119065
Pertanyaan:
Spesifikasi raw material dan packaging seperti apakah yang
menjadi pertimbangan dari badan pengawasan mutu ?
Dita Suci Ramadhani Kelompok 2-2B
Jawaban:
Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018
Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik BAB 10 Pasal Dokumentasi Ayat
14 Menyebutkan bahwa Spesifikasi untuk raw material dan packaging primer atau
cetak hendaklah mencakup, jika memungkinkan:
a) deskripsi bahan, mencakup:
• nama yang ditentukan dan kode referen (kode produk) internal;
• rujukan monografi farmakope, bila ada;
• pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan; dan
• spesimen bahan cetak;
a) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian;
b) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas keberterimaan;
c) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan; dan
d) batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.
Menurut PPOP CPOB jilid 1 tahun 2012 BAB 8, mengenai laporan inspeksi diri hendaklah mencakup semua temuan
serta saran tim untuk tindakan perbaikan, dan yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat kekritisan dimana dalam
menentukan prioritas pelaksanaan perbaikan, juga dibutuhkan proses tindakan korektif dan preventif.
Masalah cat yang terkelupas memiliki tingkat kekritisan lebih tinggi dibandingkan dengan masalah penulisan yang
masih menggunakan pensil, dikarenakan membutuhkan penanganan yang lebih serius dan perhatian yang lebih
tinggi, sehingga masalah dengan kekritisan lebih tinggi tersebut memiliki prioritas yang lebih tinggi pula dalam
pencarian saran untuk tindakan perbaikan.
Supplier harus bersedia diaudit oleh pemberi kontrak baik dalam rangka
penunjukkan (yang tercakup dalam surat kontrak) untuk menentukan apakah
supplier memiliki kapasitas (baik penyimpanan, produksi, dll) dan kompeten
melakukam proses pembuatan produk sesuai CPOB dan standar pemberi kontrak,
yang bertanggung jawab terhadap mutu produk adalah tetap pemberi kontrak. Jadi
apabila calon supplier tidak bersedia diaudit, pemberi kontrak seharusnya tidak
menunjuk atau mengikat perjanjian kontrak dengan perusahaan tersebut
JAWABAN :
Inspeksi diri per bagian:
Tujuan: untuk mengetahui sumber cacat operasional per bagian dan melakukan perbaikan
untuk mengatasi masalah yang ada agar sesuai dengan ketentuan CPOB
Frekuensi pelaksanaan: 3 bulan sekali
JAWABAN
JAWABAN
Syifa Kamilla – P17335119032
Jawaban:
Dikarenakan tim inspeksi diri ini terdiri dari semua bagian/departemen dari
industri farmasi itu sendiri, maka anggota yang dipilih untuk menjadi tim inspeksi
diri ini merupakan orang yang memang sudah kompeten dan berpengalaman di
bidangnya/departemennya masing-masing. Untuk ketua tim (auditor utama)
inspeksi diri ini pun dipilih dari departemen yang berbeda dengan departemen
yang akan diinspeksi/diidentifikasi, dan juga dipilih berdasarkan pengalaman dan
pengetahuannya terkait penerapan CPOB serta pelatihan yang pernah dijalankan.
Misalnya, tim untuk melakukan inspeksi pada Sistem Mutu dan Bagian Quality
Assurance dapat terdiri dari manajer senior perusahaan yang mempunyai
pengetahuan tentang Sistem Mutu, sehingga dapat dipastikan bahwa anggota tim Purnama Wulansari / P17335119025
inspeksi diri ini telah terkualifikasi.