Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322750162

KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA MINYAK ATSIRI DAUN KLAUSENA


(Clausena anisata) DENGAN DISTILASI UAP

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 2,225

1 author:

Agus Suyanto
University of Muhammadiyah of Semarang
12 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

food toxicology from fish View project

heavy metal in food View project

All content following this page was uploaded by Agus Suyanto on 30 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KARAKTERISASI KIMIA OLEORESIN
DAUN KLAUSENA (Clausena anisata) DENGAN EKSTRAKSI
MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL
Agus Suyanto

Program Studi Teknologi Industri Pertanian. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, IPB.

ABSTRAK
Ektraksi oleoresin Clausena anisata berhasil dilakukan dengan menggunakan pelarut alcohol 96%.
Tujuan ekstraksi adalah untuk mendapatkan komponen gum (resin) dan komponen minyaknya (oleo).
Teknik ekstraksi menggunakan bahan daun klausena kering dihaluskan dengan grinder, kemudian
dilarutkan dalam alcohol, dipanaskan, disaring, diuapkan sisa pelarut dengan labu soxhlet, terakhir
dilakukan analisa GC-MS untuk menetukan komposisi kimia penyusunnya. Oleoresin Karakteristik
warna oleoresin clausena berwarna hitam dengan tekstur agak pekat. Kadar air bahan daun kering
sebesar 12,13% dan rendemen sebesar 1,27% dan komposisi senyawa kimia oleoresin dari Clausena
anisata dengan GC-MS adalah 2-Piperazinone, senyawa kedua N-Methyl-L-prolinol sebanyak
20,783, kemudian Anethol menempati ranking ketiga sebanyak 19,727%.

Kata kunci : Clausena anisata, oleoresin, ekstraksi, alcohol, rendemen, GC-MS

I. PENDAHULUAN

Klausena (Clausena anisata) atau


dikenal dengan nama “anis” adalah tanaman
dalam genus Clausena. Tanaman ini secara
tradisional digunakan di negara-negara Afrika
yang berbeda untuk pengobatan banyak kasus
penyakit. Di Nigeria, campuran C. anisata,
Afraegle paniculata dan Azadirachta indica
yang digunakan untuk gangguan usus dan
ramuan yang terakhir disebut "Agbo"
digunakan sebagai obat antimalaria. Di Gambar 1. Koleksi Tanaman Klausena
Tanzania, tabib menggunakan C. anisata Ballitro
melawan penyakit kulit kandidiasis pada mulut
dan infeksi jamur pada kulit. Di Dar Es Salaam, Dalziel menyatakan Clausena anisata
Tanzania, tabib memanfaatkan C. anisata berbau aromatik kuat jika dibandingkan adas
mengatasi epilepsi dan sebagai antikonvulsan. dan bawang putih. Brooks yang pertama sekali
Daun C. anisata di Afrika Selatan digunakan melaporkan hasil destilasi daun menyatakan
untuk pengobatan tekanan darah tinggi. hasil minyak memiliki bau sedikit adas atau
Sebagian negara di benuia Afrika dan di senyawa terpenoid yang ada di adas atau adas
Filipina pembakaran daun segar digunakan manis. Menurut Brooks, daun anis yang
untuk mengusir nyamuk (Arbab et al, 2010). dicampur dengan tembakau digunakan untuk
Bau (odour) daun digambarkan beberapa rokok sigaret Philipina dengan aroma spesial.
peneliti dengan penilaian berbeda-beda. Dalziel menyatakan anis digunakan dalam
upacara keagamaan. Selain itu, aroma keluar
saat tanaman kering dibakar untuk mengusir
nyamuk atau digantung di rumah sebagai
memberantas hama (Meijer, 1947).

1
Clausena anisata atau yang sering dengan pelarut benzena menghasilkan 2,.5 –
dikenal dengan tanaman anis merupakan salah 4,3 %. Selanjutnya, oleoresin yang diperoleh
satu dari sekitar 200 jenis tanaman potensial dapat diencerkan dengan minyak atsiri hasil
atsiri di Indonesia yang sudah diidentifikasi. penyulingan dari bahan rempah yang sama.
Oleoresin merupakan senyawa polimer yang Perolehan oleoresin dipengaruhi oleh jenis
berbobot molekul besar dan lebih mudah larut pelarut dan temperatur dan meningkat dengan
dalam pelarut polar dapat ditemukan pada meningkatnya temperatur (Purseglove et al.,
tanaman yang memiliki senyawa biokatif dari 1981). Menurut Thomas and Duethi (2001),
golongan rempah dan obat, termasuk tanaman pelarut yang paling banyak digunakan untuk
Clausena anisata. Senyawa polimer ini ekstraksi oleoresin adalah etanol.
merupakan campuran antara resin dan minyak
atsiri yang dapat diekstrak dari berbagai jenis II. METODE
rempah rempah atau hasil samping dari 2.1 Bahan dan alat
limbah pengolahan rempah rempah. Rempah Bahan daun clausena kering layu, etanol 96%
rempah tersebut pada umumnya berasal sebagai pelarut dan aquadest. Alat yang
dari buah, biji, daun, kulit maupun rimpang, digunakan untuk mengekstrak oleoresin
misalnya jahe, lada, cabe, kapulaga, kunyit, adalah grinder, toples, pengayak 40 mesh,
pala, vanili dan kayu manis (Sulaswaty, 2002). timbangan digital, penangas panas, saringan,
Jenis-jenis oleoresin yang sudah compressor erlenmeyer, rotary vacuum
dikenal antara lain adalah: Anise oleoresin, evaporator, gelas ukur, pipet tetes, alat
Black Pepper oleoresin, Cardamom 8 sokletasi, timer. Sedangkan alat yang
oleoresin, Celery oleoresin, Capsicum digunakan untuk analisa adalah timbangan
oleoresin, Clove oleoresin, Coriander digital, labu volumetric 100ml, cawan
oleoresin, Cumin oleoresin, Fennel oleoresin, Conway, labu takar 10ml.
Fenugreek oleoresin, Garlic oleoresin,
Ginger oleoresin, Nutmeg oleoresin, Onion 2.2 Prosedur
oleoresin, Paprika oleoresin, Rosemary Prosedur analisis oleoresin dilakukan
oleoresin, Saffron oleoresin, Turmeric dengan cara :
oleoresin dan Vanilla oleoresin. 1. Mengecilkan ukuran daun cluasena kering
Ekstraksi oleoresin umumnya dilakukan dengan grinder dan ayakan 40 mesh
dengan pelarut organik, misalnya etilen 2. menimbang bubuk clausena dan dilarutkan
diklhorida, aseton, etanol, metanol, heksan dalam alcohol 96 % sebanyak empat kali
(Somaatmadja, 1981), eter dan isopropil berat ke dalam wadah Erlenmeyer
alkohol (Moestofa, 1981). Pemilihan pelarut 3. memasang pendingin balik dan
yang tepat sangat berpengaruh terhadap memanaskan larutan pada suhu 60oC
kualitas dan kuantitas oleoresin yang selama 1 jam
diperoleh. Pada umumnya ekstraksi oleoresin 4. memisahkan ampas dan filtrate dengan
dilakukan dengan menghaluskan bahan yang menggunakan kertas saring
akan diekstrak, kemudian diekstraksi dengan 5. menguapkan pelarut dalam labu soxhlet
cara perkolasi.. Ekstrak yang tertinggal 6. menimbang berat oleoresin dan menghitung
merupakan oleoresin yang biasanya rendemennya
bercampur dengan minyak, lemak, pigmen
dan komponen flavor yang terekstrak dari Analisis Gas chromatography-mass
bahan asal. spectrometry (GC-MS). Analisis kromatografi
Oleoresin yang diperoleh merupakan gas-spektrometri massa (GC-MS) dilakukan
cairan yang kental atau semi padat yang pada Agilent 6890 GC detektor MS 5973 N dan
mempunyai karakteristik rasa dan aroma sama kolom kapiler HP-5 (5% phynyl
dengan bahan asalnya. Oleoresin dari kayu methylpolysiloxane). Suhu oven diprogram dari
manis apabila diekstrak dengan etanol 100 hingga 250 ºC pada laju 10 ºC min-1 dan
menghasilkan 10 - 12 % oleoresin dan ditahan pada suhu ini selama 20 menit. Suhu

2
Inlet 250. Suhu transfer line 250 Gas pembawa bagian dalam akan mengecil dan membentuk
adalah helium pada laju alir 1,0 mL min-1 batas yang nyata antara bagian dalam (yang
(aliran konstan). Sampel (0,4µL) disuntik belum terekstrak) dan bagian luar (yang telah
dengan perpecahan 100:1. Spektrometri massa terekstrak).
dg Energi 70 eV, sedangkan sumber ion dan Hasil analisia ekstraksi oleoresin
quadrupole (Anonim, 2001). Clausena anisata dengan menggunakan pelarut
alcohol peroleh rendemen sebesar 1,27% dan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kadar air bahan daun kering sebesar 12,13%.
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu Hal ini jauh lebih rendah dari rendemen
atau lebih komponen dari suatu campuran oleoresin jahe berkisar antara 5,33% -7,77%
homogen dengan menggunakan pelarut cair (Eko Wahyu Prasetyo, 2015).
(solvent) sebagai mass separating agent Gambar kromatogram pembacaan oleh
(tenaga pemisah). Proses pemisahan suatu GC-MS pada gambar 3. Hasil analisis
campuran ditentukan melalui seleksi terhadap komposisi senyawa kimia oleoresin dari
metod operasi pemisahan, pelarut, alat Clausena anisata komponen utamanya adalah
pemisah dan kondisi operasi pemisahan. 2-Piperazinone, dimana bukan senyawa anethol
Ekstraksi padat cair (solid-liquid extraction / seperti minyak atsirinya. Anethol menempati
leaching) adalah proses pengambilan zat ranking ketiga sebanyak 19,727%, dimana
terlarut dalam matrik padat dengan bantuan ranking kedua senyawa N-Methyl-L-prolinol
pelarut cair. Proses ini banyak digunakan sebanyak 20,783. Hasil pembacaan GC-MS
dalam industri, dimana proses mekanis atau hanya berhasil mengidentifikasi 10 senyawa
pemanasan sulit dilakukan untuk memisahkan kimia dalam oleoresin clausena anisata, dengan
suatu zat yang dikehendaki seperti pada kualitas kecocokan dengan library lebih rendah
pemisahan gula dari tebu, oleoresin dalam dibanding minyak atsiri. Senyawa-senyawa
bahan rempah rempah. Proses pemisahan ini dalam konsentrasi kecil dalam oleoresin
terdiri dari tiga tahap yaitu : difusi pelarut clausena tidak bisa terbaca oleh GC karena
melalui pori pori zat padat, pelarut yang larutan oleoresinnya cukup pekat dengan warna
terdifusi untuk melarutkan zat terlarut dan hitam, sehingga diperoleh peak dalam
perpindahan larutan dari rongga zat padat kromatogramnya bertumpukan. Hasil lengkap
kedalam larutan yang ada diluar zat padat analisa komponen kimia penyusun oleoresin
(Ballard, 2008). Clausena pada Tabel 1.
Ekstraksi bahan alam seperti Clausena
anisata yang berupa padatan merupakan proses IV. KESIMPULAN
ekstraksi padat cair, yaitu kontak antara Ektraksi oleoresin Clausena anisata
matrik padat dengan pelarut. Menurut berhasil dilakukan dengan menggunakan
Danielski (2007), proses pelepasan zat pelarut alkohol 96%. Kadar air bahan 12,13%
terlarut dari bahan ke dalam pelarut akan dan rendemen 1,27%. Karakteristik warna
terjadi perpindahan massa dari zat terlarut oleoresin clausena berwarna hitam dengan
yang terjebak dalam bahan harus dilepaskan tekstur agak pekat. Hasil analisis komposisi
kedalam fluida melalui proses pelarutan senyawa kimia oleoresin dari Clausena anisata
(leaching). Zat terlarut akan berdifusi melalui dengan GC-MS komponen utamanya adalah 2-
pori pori menuju ke permukaan partikel Piperazinone, senyawa kedua N-Methyl-L-
padat. Akhirnya, zat terlarut bergerak prolinol sebanyak 20,783, kemudian Anethol
melewati lapisan yang mengelilingi partikel menempati ranking ketiga sebanyak 19,727%.
menuju ke fluida. Selama proses ekstraksi, inti

3
Tabel 1. Komposisi oleoresin clausena dari ekstraksi bagian daun
No Retention Time Senyawa Rumus molekul Persentase (%)
(RT)
1 1,65 2-Formylhistamine C6H9N3O 0,656

2 3,96 2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6- C6H8O4 1,077


methyl-4H-Pyran-4-one
3 5,19 N-Methyl-L-prolinol C6H13NO 20,783
4 5,53 Anethol C10H12O 19,727
5 5,87 4-vinilguaiacol C9H10O2 1,381
6 10,39 metil piridine C6D7N 6,191
7 10,89 coniferil alkohol C10H12O3 8,152
8 11,24 histamin C5H9N3 6,191
9 11,72 2-Piperazinone C4H8N2O 24,228
10 13,39 trans-Sinapyl alcohol C11H14O4 0,453
Total 86,109

Daun Clausena Pelarutan Pemanasan


Grinde dalam alkohol
kering
r

Analisa GC-MS Penimbangan Penguapan Penyaringan


n

Gambar 2. Prosedur analisia oleoresin Clausena anisata

4
A b u n d a n c e

T IC : C O L E O R E S IN .D \ d a ta .m s

4 .8 e + 0 7

4 .6 e + 0 7

4 .4 e + 0 7

4 .2 e + 0 7

4 e + 0 7

3 .8 e + 0 7

3 .6 e + 0 7

3 .4 e + 0 7

3 .2 e + 0 7

3 e + 0 7

2 .8 e + 0 7

2 .6 e + 0 7

2 .4 e + 0 7

2 .2 e + 0 7

2 e + 0 7

1 .8 e + 0 7

1 .6 e + 0 7

1 .4 e + 0 7

1 .2 e + 0 7

1 e + 0 7

8 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0

5 .0 0 1 0 .0 0 1 5 .0 0 2 0 .0 0 2 5 .0 0 3 0 .0 0
T im e - - >

Gambar 3. Kromatogram Clausena anisata dengan GC-MS

DAFTAR PUSTAKA Moestafa, A. 1981. Aspek Teknis


Pengolahan Rempah-Rempah
Anonim. 2001. User information of agilent Menjadi Oleoresin dan Minyak
6890N Gas Chromatograph. Agilent Rempah-Rempah, Makalah di dalam
technologies, Part No. G1530-90210 Hasil Perumusan dan Kumpulan
Arbab IA, Abdul AB, Aspollah M, Kertas Kerja Pekan Pengembangan
Abdullah R, Abdelwahab SI, Ibrahim Ekspor Rempah-rempah Olahan di
MY, Ali LZ. 2012. Review A review Tanjung Karang, Lampung.
of traditional uses, phytochemical and Somaatmadja, D. 1981. Prospek
pharmacological aspects of selected Pengembangan Industri Oleoresin di
members of Clausena genus Indonesia“, Makalah di dalam Hasil
(Rutaceae). Journal of Medicinal Perumusan dan Kumpulan Kertas
Plants Research Purseglove, J.W., Kerja Pekan Pengembangan Ekspor
Brown, E.G., Green, C.L. and Rempah-rempah Olahan di Tanjung
Robbins, S.R.J., (1981), Cinnamon Karang, Lampung.
and Cassia in Spices, Volume 1 (439),
pp.. 100-173. Sulaswaty, A. 2002. Proses Ekstraksi dan
Pemurnian Bahan Pewangi dari
Eko Wahyu Prasetyo. 2015. Ekstraksi Tanaman Indonesia, Ristek - Data
Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale, riset, Pusat Penelitian Kimia – LIPI.
Rosc.) Dengan Metode Ekstraksi
Sokletasi. Jurusan Teknologi Industri Thomas, J. and Duethi, P.P. 2001.
Pertanian Fateta Unibraw Malang Cinnamon Handbook of Herbs and
Spices. CRC Press, New York,
Meijer TM. 1947. The essential oil from the pp.143-153. Vol. 6(38), pp. 5107-
leaves of Clausena anisata hook f. 5118. Available online at
Recueil des Travaux Chimiques des http://www.academicjournals.org/JM
Pays-Bas. 88 (6) pp. 395-400. PR DOI: 10.5897/JMPR12.317

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai