Anda di halaman 1dari 7

( 24 – 45)


1. Diuretik meningkatkan efek diuresis, sehingga volume di pembuluh darah
akan turun, lalu tekanan darah pun akan turun.
2. Beta Bloker → Ketika beta 1 (dalam jantung) diblok, akibatnya kerja jantung
akan menurun
3. Calsium Antagonis→ kerjanya di pembuluh darah, akan mengahambat
kalsium yang masuk, sehinngga akan menyebabkan
vasodilatasi/vasorelaksasi pada pembuluh darah
4. ACE Inhibitor → bekerja di enzim ACE (mengubah angiotensin I mnjadi
angiotensin II), angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang dapat
menyempitkan pembuluh darah, ileh ACE inhibitor ini dihambat
pembentukan angiotensin II
5. Angiotensin II antagonis → bekerja memblok reseptor angiotensin II
6. α1 Bloker
7. Reserpin, clonidin

1. Keparahan Hipertensi
2. Efek obat anti hipertensi terdahulu
3. Efek samping
4. Penyakit komplikasi→ diabetes, asam urat, ginjal, CHD(penyakit jantung
bawaan)
5. Harga obat

Tahapan terapi hipertensi

1. Monoterapi
- Beta Bloker : Atenolol, propanolol →
- Diuretika : HCT, fursemid
- Ca antagonis ; Nifedipin, amlodipin
- ACE inhibitor : Captopril
- Antagonis angiotensin : losartan
- α antagonis : Doxazosin
2. Kombinasi 2 obat→ dilakukan jika pada menggunakan satu obat kurang bagus
- Diuretik + beta bloker atau Ca antagonis atau ACE Inhibitor→sediaan
sekarang biasanya sudah ada dua langsung kombinasi 2 obat.
- Ca antagonis + beta bloker atau ACE Inhibitor
- Alfa antagonis + beta bloker atau Ca antagonis atau ACE inhibitor
3. Kombinasi lebih dari 2 obat → dapat diambil dari dua kombinasi obat
ditambah clonidin atau golongan lain. PENTING: PERLU KONTROL
DOKTER!!

1. Diuretik Tiazade dosis rendah → semua jenis hipertensi, dimana tidak


kontraindikasi Kl dengan tiazida
2. Beta blocker → untuk pasien yang stress, gelisah, tekanan darah labil
3. ACE Inhibitor → CHF (gagal jantung), diabetes, proteinuria
4. Ca antagonis → untuk geriatri, asmatik, diastolik hipertoni, aterosklerosis

1. Obat yang menurunkan curah jantung:


- Beta bloker → menghambat reseptor beta di jantng
- Penghambat saraf adrenergik
2. Obat yang menurunkan tahanan/resistensi perifer:
- Vasodilator→ golongan Ca Antagonis
- Penghambat reseptor alfa adrenergik
- Obat yang bekerja sentral
- Antagonis kalsium
- ACE Inhibitor
- ARB → angiotensin reseptor bloker→ memblok reseptor angiotensin II
- Diuretik dalam jangka panjang
3. Obat yang menurunkan volume darah: Diuretik

→ Diuretik, beta blocker, ACE


inhibitor, Ca Blocker, ARB

Menambah kecepatan pembentukan urine atau meningkatkan ekskresi air, natrium,


klorida. Ketika air, natrium dan klorida dikeluarkan, maka dapat menurunkan
volume darah→ tekanan darahpun iku turun akibat berkurangnya curah jantung.

Contoh→ thiazide (HCT), loop duiretik (furosemid), duiretik hemat kalsium


(amilorid).

- Di tubulus proksimal, secara normal pengeluaran ion Na sebesar 40 –


67% pada golongan ini (cth manitol) akan menyebabkan diuresis yang
kuat karna dapat mengeluarkan ion Na 40 – 67 % sehiingga cocok untuk
diuresis kuat.
- Di bagian loop, pengeluaran ion Na 25%, biasanya dipakai untuk
enkapsulin (furosemide, bometanid,torsemid,asam etasinik),
- Di golongan tiazide ini bekerja di 1/3 proksimaln tubulus distal, memiliki
diuresis 10% saja (diuretik rendah)
- Golongan diuretik hemat kalium → bekerja di tubulus distal (diuresis 2
– 5%)

Pottasium sparing diuretics→ diuretik hemat kalium

1. Thiazide
- Indikasi → obat utama dalam terapi antihipertensi pada penderita
fungsi ginjal yg normal
- Kontraindikasi →insufisiensi ginjal akut dan kegagalan fungsi ginjal
kronis (Untuk pasien gagal ginjal akut maupun kronis), anuria (tidak bisa
kencing)
- Efek samping → efek samping metabolik, hipokalemia, hipomagnesemia,
hiponatreima, hiperurisemia, hiperkalsemia, hiperglikemia,
hiperkolesterolemia, hipertrigliserida
- Dapat mencetus gout akut
- Untuk menghindari efek samping → digunakan dosis rendah dan
dilakukan diet
2. Diuretik kuat→ untuk gangguan jantung, hati, ginjal
- Memiliki mula kerja dan lama kerja lebih pendek daripada tiazid
- Mekanisme Kerja→ obat ini mengingkatkan ekskresi ion K+ dan kadar
asam urat plasma, lalu meningkatkan eksresi Ca2+ dan Mg2+ sebanding
dengan penginggian ekskresi
- Mengekskresi juga ion Natrium sehingga terjadi diuresis\
- Kontraindikasi → gagal ginjal disertai anuria
- Efek samping →gangguan metabolik (sama seperti tiazid) gangguan
saluran cerna, parestesia dan disfungsi hati
3. Diuretik hemat kalium
- Contoh :
o Amilorid (midamor, generik)
o Amilorid kombinasi HCTZ (Moduretik, generik)
o Spironolakton (Aldakton, generik)
o Spironolakton kombinasi HCTZ (Aldactazide, generik)
o Triamteren (Dyrenium)
o Triamteren kombinasi HCTZ (Dyazide, generik)
- Mekanisme Kerja→ diuretik lemah, inihibisi kompetitif aldosteron
- Indikasi→ u/ pengobatan hipertensi & udem yg refrakter. Biasanya obat
ini dipakai bersama diuretik lain dg mksd mengurangi ekskresi kalium,
disamping memperbesar diuresis.
- Efek samping → hiperkalemia, ginekomastia (pembesaran payudara pada
pria)
- Kontraindikasi→ tdk boleh diberika pd penderita hiperkalemia atau
kegaglan ginjal yg berat

Reseptor yang menerima signal dari SSP menuju target

Ada 4 tipe

- α1→pada otot polos arteriol dan vena→ efek vasokonstriksi


- a2→ ujung saraf adrenergik; umpan balik menghambat pelepasan
nonadrenalin
- β1→
o pacemaker jantung ; denyut jantung meningkat
o miokardium : kontraktililtas meningkat
o korteks ginjal : sekresi renin meningkat→ Ada kaitan aldosteron,
akan menyebabkan retensi ion Na,
- β2→ otot polos bronkus; bronkodilatasi → di paru – paru menyebabkan
bronkodilatasi

- a1→ berikatan reseptor di pebuluh darah, tekanan darah meningkat


dikarenakan ada resistensi yang meningkat
- a2→ bekerja anti hipertensi sentral
- β1→ jadi ketika SSP bekerja, dia melepaskan adrenalin maupun
noradrenalin berikatan di reseptor β1, denyut janung meningkat, sekresi
renin meningkat, kontraksitivitas meningkat.
- β2→ banyak di paru – paru

Anda mungkin juga menyukai