NAMA SEDIAAN
1. Obat Tetes Telinga Kloramfenikol 1%
2. Obat Tetes Mata Atropin Sulfat 0,5%
3. Salep Mata Gentamisin Sulfat 0,3%
4. Krim Steril Hidrokortison Asetat 1%
II. KEKUATAN SEDIAAN
1. Obat Tetes Telinga Kloramfenikol 1%⁄10𝑚𝐿
Propilenglikol : Ad 10 mL
Penimbangan Bahan
Bahan 1 Botol (10 mL) @10 botol
Klorampenikol 100 mg 100 mg x 10 botol = 1000 mg
Benzalkonium klorida 1 mg 1 mg x 10 botol = 10 mg
Propilenglikol Ad 10 mL Ad 100 mL
Perhitungan Bahan
0,5
- Atropin sulfat= × 10,5𝑚𝐿 = 0,0525𝑔𝑟𝑎𝑚
100
10,5𝑚𝐿
- NaCl: × 0,07𝑔 = 0,0735𝑔𝑟𝑎𝑚
10𝑚𝐿
10,5𝑚𝐿
- Benzalkonium klorida: × 0,002𝑚𝐿 = 0,0021𝑚𝐿
10𝑚𝐿
10,5𝑚𝐿
- Dinatrium edetas: × 0,005𝑔 = 0,00525𝑔𝑟𝑎𝑚
10𝑚𝐿
10,5𝑚𝐿
- NaCl: × 0,01144𝑔 = 0,012𝑔𝑟𝑎𝑚
10𝑚𝐿
= 6 g- (0,06+0,84+0,36+0,9)
=6 g-2,16 = 3,84 g
Penimbangan Bahan
Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan kemudian bahan
ditimbang sesuai hasil perhitungan, selanjuutnya dilakukan dterilisasi masing-
masing bahan sesuai cara sterilisasi masing-masing bahan, kemudian dibuat
terlebih dahulu fase minyak dengan cara meleburkan bersama-sama ( setyl alcohol,
paraffin liquid, vaselin album) didalaam oven selama 30 menit, dan untuk fase air
dipanskan dipenangaas air. Selanjurnya untuk fase air perlahan-lahaan
ditambahkaan kedalam fase minyak yang telah melebur didalam mortar , kemudian
digerus dan ditambahkan zat aktifnya yaitu hidrokortison asetat kedalam basis krim
yang sudah jadi sambil diaduk. Campuran perlahan-lahan didinginkan dengan
peengadukan yang terus-menerus saampai campuran menegntal dan homogeny.
Ditimbang 5 gram untuk setiap sediaan kemudian dimasukan kedalam kemasan dan
dilakukan uji evaluasi.
X. EVALUASI
10.1 Obat tetes mata dan obat tetes telinga
1. Penetapan pH (Dirjen POM, 1995: 1039-1040)
Bertujuan untuk menetapkan pH suatu sediaan larutan agar sesuai dengan
monografi. Nilai pH dalam darah normal 7,35–7,45. Cek pH larutan
menggunakan pH meter atau indikator dan kertas indikator.
2. Volume Terpindahkan (Dirjen POM,1995: 1089)
Pengukuran jumlah sediaan yang dikemas dalam wadah sediaan dosis ganda.
Jika sediaan tersebut dikeluarkan dari wadah aslinya akan memberikan jumlah
yang sesuai seperti yang tercantum pada etiket.
3. Uji kejernihan (Lachman: 1355)
Pemeriksaan kejernihan dilakukan secara visual oleh seorang di bawah cahaya
penerangan yang baik berlatarkan hitam putih, sehingga jika ada partikel lebih
dari mikrometer akan terlihat.
4. Uji Partikulat (Dirjen POM, 1995: 1061)
Partikel pengotor cairan dihitung dengan system elektronik yang dilengapi
sensor cahaya redup tau dilihat dengan latar belakang hitam
5. Uji Sterilitas
Bertujuan untuk menetapkan apakah bahan pada farmakope yang harus steril
memenuhi persyaratan yang berhubungan dengan uji sterilisasi yang tertera
pada masing-masing monografi. Cara pengerjaannya yaitu:
a. Uji fertilitas: Tetapkan sterilitas setiap lot media dengan mengikubasi
sejumlah wadah yang mewakili, pada suhu dan selama waktu yang tertera
pada uji.
b. Uji sterilitas: Prosedur pengujian terdiri dari inokulasi langsung ke dalam
media uji dan teknik penyaringan membran.
6. Pengukuran Viskositas Sediaan
Tujuan dari pengukuran viskositas sediaan yaitu untuk mengetahui nilai
viskositas suatu cairan. Alat yang digunakan yaitu viscometer hoppler yaitu
dengan cara mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada
temperature tetap.
Viskositas cairan dihitung dengan rumus:
𝜂 = 𝐵(𝜌1 − 𝜌2)𝑡
Keterangan: 𝜂 = Viskositas cairan
B = Konstanta bola
𝜌1= Bobot jenis bola
𝜌2= Bobot jenis cairan
t = Waktu yang dibutuhkan bola untuk melewati 2 garis
10.2 Krim dan Salep
a. Salep mata
1. Uji Homogenitas Sediaan
Cara pengujian ini adalah dengan mengoleskan tipis sediaan pada kaca
objek atau bahan transfaran lain yang cocok lalu diamati, lapisan yang
terbentuk harus menunjukkan sususnan yang homogeny
2. Organoleptis
Diamati secara organoleptis dari salep yang meliputi bentuk, bau.
Warna dan tekstur.
3. Konsistensi
Dioleskan ke tangan apakah salep memiliki konsistensi tinggi atau
rendah
b. Krim
1. Uji Homogenitas
Cara pengujian ini adalah dengan mengoleskan tipis sediaan pada kaca
objek atau bahan transfaran lain yang cocok lalu diamati, lapisan yang
terbentuk harus menunjukkan sususnan yang homogeny
2. Organoleptis
Diamati secara organoleptis dari salep yang meliputi bentuk, bau.
Warna dan tekstur.
3. Konsistensi
Dioleskan ke tangan apakah salep memiliki konsistensi tinggi atau
rendah
4. Tipe emulsi
Cara: ambil sedikit sediaan diletakkan diatas kaca arloji kemudian diencerkan
dengan menggunakan aquadest, apabila sediaan menyatu dengan air maka
termasuk kedalam m/a tetapi apabila tidak menyatu maka a/m.
XI. Data Evaluasi
Krim
Sediaan Uji organoleptis Konsistensi Uji homogenitas Tipe emulsi
1,2,3 Warna: putih
Bau: tidak berbau Tinggi Homogeny 𝑀⁄
𝐴
Wujud : semipadat
XII. WADAH DAN KEMASAN
1. Obat Tetes Telinga Kloramfenikol 1%
2. Obat Tetes Mata Atropin Sulfat 0,5%
3. Salep Mata Gentamisin Sulfat 0,3%
4. Krim Steril Hidrokortison Asetat 1%
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2005). Martindale The Complete Drug Reference, Thirty-fourth
Edition. London : Pharmaceutical Press,
Dirjen POM. (1979). Farmakope Indonesia ed III. Jakarta : Dinkes RI
Dirjen POM.(1995). Farmakope Indonesia ed IV. Jakarta : DinKes RI
Dirjen POM.(2014). Farmakope Indonesia ed V. Jakarta : DinKes RI
Rowe, RC, Sheckey P.J and Quinn E, Marion, (2009), Handbook of
Pharmaceutical Excipient 6th edition, London: Pharmaceutical press and
American Pharmacy Assosiation.
Sweetman, S.C., (2009), Martindale The Complete Drug Reference, Thirty
SixthEdition, Pharmaceutical Press, New York
Tim Depkes RI, (1978), Formularium Nasional Edisi III, Jakarta: Dirjen POM