Disusun Oleh :
WAHYU SUDANA
4002130026
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan dan
sebagai “the silent killer” atau pembunuh diam-diam (Junaidi, 2010). Hal
menyadari setelah terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang
bahkan dapat menyebabkan kematian. Sekitar 70% penderita hipertensi
tidak memiliki gejala awal yang khas sebagai peringatan dini, sebagian lagi
akan menjadi masalah yang lebih besar dan mengakibatkan komplikasi jika
fisiologis akibat proses penuaan akan dialami oleh lansia yang diantaranya
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, gagal ginjal. Sekitar 20%
organ yang mendapatkan suplai darah darinya seperti: jantung, otak dan
2005).
yaitu dengan obat-obat anti hipertensi atau dengan cara non farmakologi
non farmakologi salah satunya dengan pijat refleksi pijat kaki, dengan
sensorik, dan langgsung disampaikan oleh saraf mutorik kepada organ yang
reacting substance (SRS) serta zat lain yang belum diketahui. Zat–zat ini
(kusyati,2012).
dengan pola makan yang salah, jenis kelamin, latihan fisik, makanan,
Terapi pijat refleksi kaki dapat meningkatkan aliran darah. Kompresi pada
penurunn tekanan darah serta pijt merupakan suatu bentuk latihan pasif
nutrisi dan oksigen ke sel – sel tubuh menjadi lancar tnpa ada hambatan.
Serkulasi darh yang lancar akan memberikan efek relaksasi dan kesegaran
pada seluruh anggota tubuh sehingga tubuh mengalami kondisi seimbang (
Wijayakusuma, 2006).
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan di China mencapai 98,5 juta
orang pada tahun 2002 (Ramitha, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Eko
dan Astuti (2008), jumlah penderita di Indonesia sebesar 15 juta dan yang
terkontrol hanya 4%. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan
daya tahan tubuh terhadap penyakit, umur, adat kebiasaan, pekerjaan, gaya
Secara demografi pada tahun 2000 jumlah usia lanjut meningkat menjadi
harapan hidup 65-70 tahum dan dinperkirakan meningkat pada tahun 2020
menjadi 11,09% (29.120.000 jiwa) dan usia harapan hidup 70-75 tahun
usia atau yang di sebut proses penuaan. Kondisi ini meyakinkan teori yang
struktur dan fungsi tubuh. Salah satu proses penuaan yang menyebabkan
meningkatnya resiko hipertensi ialah penuaan pada sistem kardiovaskular
(Stanley 2007)
Saat ini diseluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari
629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun
2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Indonesia adalah satu Negara
dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat,
Indonesia juga berada di urutan keempat di dunia yaitu berjumlah 20,24 juta
B. Rumusan masalah
C. Tujun penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi tekanan darah pada pasien hipertensi lansia di
Tahun 2017
D. Manfaat penelitian
1. Bagi puskesmas
darah pada pasien hipertensi, sehingga dapat dijadikan salah satu SOP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep hipertensi
1. Definisi
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
darah yang melalui rteri tersebut. Kedua faktor ini cenderung meningkatkan
2. Klasifikasi hipertensi
tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini
b. Hipertensi sekunder
4. Faktor resiko
berikut ini.
1. Pengertian
Pijat refleksi kaki adalah suatu teknik pemijatan di kedua kaki pada
sirkulasi darah, memberikan efek relaksasi pada jaringan otot dan saraf dan
dengan teknik pijat refleksi kaki ini dapat merangsang fungsi saraf di
Melalui terapi ini pasien menerima perhatian dan sentuhan, yang merupakan
memijat yang menggunakan empat teknik dasar (Hollis, 1998; Salvo, 2003).
dan oksigen yang cukup sehingga otak berfungsi dengan baik. Pengaruh
C. Konsep lansia
1. Definisi
Lanjut usia adalah bagian dari ksep tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba – tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari banyi, anak – anak,
dewasa dan akhirya menjadi tua. Hal ini dpat dikatakan normal dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat di ramalkan yan terjadi pada
disebut bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun ( Dewi,2014)
Orang tua yang berusuia 35 tahun dapat dianggap tua oleh anak – anaknya,
orang sehat yang aktif berusia berusia 65 tahun mungkin menganggap usia
75 tahun sebagai pemula lanjut usia. Lanjut usia bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan
antara usia 45-59 tahun, lanjut usia ( elderly ) berusia antara 60 dan 74
tahun, lanjut usia tua ( old ) usia 75-90 tahun, dan dan usia sangat tua (
Proses penuaan merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat
lansia. Untuk itu diharapkan lansia bisa memiliki kualitas hidup yang
2008).
6. Klasifikasi lansia
a. Pralansia ( prasenilis )
b. Lansia
d. Lansia potensial
a. Osteoporosis
b. Hipertensi
lanjut usia.
c. Diabetes millitus
glukosa makanan.
ke otak.