Disusun oleh:
Kelas/kelompok: IB/B14
Dosen Pengawas:
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
2014
I. Tujuan Percobaan
Menentukan formula dan metode pembuatan serta evaluasi yang tepat dalam
pembuatan cream Cinolon-N dengan basis cleansing cream.
IV. Metoda
a. Formula
Cinolon-N
Tiap gram mengandung
1. Fluosinolon asetonid 0,25 mg
2. Neomisin sulfat 5 mg
3. Basis : Cleansing cream (FMS hal 101)
R/ Acid Stearic 145
Triaethanolum 15
Adip. Lanao 30
Paraf. Liq 250
Aq. dest 550
Nipagin q.s
M.f. cream
S.U.E
b. Penimbangan
a) Untuk 10 kemasan : 10 gram × 10 = 100 gram
1) Fluosinolon asetonid : 0,25 mg × 10 = 2,5 mg × 10 = 25 mg = 0,025 gram
2) Neomisin sulfat : 5 mg × 10 = 50 mg × 10 = 500 mg = 0,5 gram
0,1%
3) Nipagin : 100% × 100 gram = 0,1 gram
4) Basis
Penambahan 3 gram karena terdapat pengenceran. Setiap 1 tube beratnya 10
gram, sehingga 10 tube beratnya 100 gram.
Berat basis keseluruhan = 100 gram + 3 gram = 103 gram
Berat tiap kandungan basis = 103 − (0,5 + 0,5 + 0,1 gram) = 101,9 gram
145
Acid Stearic : 990 × 101,9 = 14,92 ≈ 15
15
TEA : × 101,9 = 1,54 ≈ 1,5
990
30
Adeps lanae : 990 × 101,9 = 3,08 ≈ 3
250
Paraf liq : 990 × 101,9 = 25,7 ≈ 26
550
Aquadest : 990 × 101,9 = 56,6 ≈ 57
c. Alat dan Bahan
a. Mortir dan stamfer
b. Cawan uap
c. Waterbath
d. Kompor
e. Batang pengaduk
f. Pipet
g. Beaker glass
h. Gelas ukur
i. Pinset
j. Tube
k. Plastik
l. Perkamen
m. Timbangan
n. Anak timbangan
o. Sudip
d. Prosedur Pembuatan
1. Setarakan timbangan, siapkan alat dan bahan obat yang digunakan
2. Timbang bahan obat
3. Percobaan TEA (1 g = 40 tetes)
Sehingga: 40 x 1,5 g = 60 tetes
4. Cawan ditara , timbang paraffin liquid + asam stearic + adeps lanae. Lalu leburkan
pada waterbath
5. Panaskan mortir
6. Setelah mortir panas, buang air panas lalu lap kering
7. Masukkan TEA ke dalam mortir panas tersebut. Tambahkan nipagin + air panas ¼
nya ditambah hasil leburan.
8. Tambahkan sisa air panas sedikit demi sedikit
9. Aduk hingga basis cream terbentuk, lalu keluarkan dan tempatkan pada cawan
10. Timbang 950 mg basis untuk melakukan pengenceran. Masukkan ke dalam mortir
11. Masukkan fluosinolon 50 mg aduk ad homogen
12. Setelah homogen timbang massa tersebut sebanyak 500 mg sebagai hasil
pengenceran, dan sisanya (500 mg) dimasukkan ke dalam pot plastik
13. Gerus neomisin di dalam mortir, lalu masukkan basis yang terdapat di dalam cawan.
Setelah itu masukkan hasil pengenceran aduk ad homogen
14. Setelah cream jadi, cream dibagi menjadi 10 bagian ( 1 bagian = 10 g )
15. Masukkan 5 bagian cream ke dalam tube dengan dilapisi plastik karena kandungan
yang terdapat di dalam cream dapat bereaksi dengan lapisan bagian dalam tube
16. Masukkan sisa 5 bagian cream tersebut ke dalam pot plastik ( 1 bagian = 10 g )
untuk diuji
e. Hasil Evaluasi
1. Uji organoleptis
2. Uji Homogenitas
Keterangan
Uji Homogenitas Tidak ada partikel
(homogen)
3. Uji pH
pH = 7 (bersifat basa)
4. Uji dengan kertas lakmus
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan krim cinolon-n dan
evaluasinya.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian
luar.
Fluocinolone acetonide berbentuk anhidrat atau mengandung 2 molekul air: mengandung
tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C24 H30 F2 O4.
Neomycine sulfate adalah campuran garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan Streptomyces fradioe, mengandung neomycine sulfate tidak kurang dari jumlah yang setara
dengan 60,0% neomisin, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Nipagin berbentuk serbuk hablur, putih, hampir tidak berbau, hampir tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutannya larut dalam 500
bagian air, dlam 20 bagian air mendidih, dlam 3,5 bagian etanol ( 95%) p dan dalam 3 bagian
aseton p : mudah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida : larut dalam 60
bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
Asam stearat / Acidum stearicum/ Asam oktadekanoat merupakan zat padat keras
mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.
Kelarutan asam stearat mudah larut dalam benzene, carbon tetrachloride, kloroform dan
eter. Larut dalam etanol 95%, hexane dan propilenglikol. Praktis tidak larut dalam air. Asam
stearat merupakan bahan yang stabil terutama dengan penambahan antioksidan. Sebaiknya
disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat kering dan sejuk. Digunakan sebagai
emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and capsule lubricant (1-3%).
Trietanolamin (TEA) memiliki sinonim Daltogen/ Tealan/ Trietilolamin,
trihidroksitrietilamin / Tris(hidroksi)etilamin. Merupakan cairan kental, jernih, dengan bau
ammonia, tidak berwarna hingga kuning pucat. Kelarutannya campur dengan air, metanol,
etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen dan 63
bagian eter
pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N. Kegunaan dalam formulasi terutama digunakan
sebagai pH adjusting agent. Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan
polimer plasticizer. Digunakan pada konsentrasi 2-4%.
Adeps Lanae atau lemak bulu domba merupakan zat serupa lemak, liat, lengket;
kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan khas. Praktis tidak
larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95 %) P; mudah larut dalam kloroform dan
dalam eter P, berkhasiat sebagai zat tambahan, zat pengikat (Anonim, 1979)
Parafin liquid merupakan minyak cair kental tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa . Larut dalam aseton, benzen, kloroform, carbon disulfida eter dan petroleum eter,
tidak bercampur dengan minyak menguap dan lemak pada, praktis tidak larut dalam etanol
95%, gliserin dan air.
Aquades merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Dapat bercampur
dengan pelarut polar. Memiliki kegunaan sebagai pelarut.
b) Brosur
c) Etiket Dus