Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SEMENTARA

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR SEMI PADAT

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN CREAM

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Annisa Rahmatina

Nim : 180500165

Golongan/kelompok : 3/D

Hari/tanggal praktikum :

Dosen : Rizal Fauzi, M.Clin.,Pharm.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHTAN

UNIVERSITAS ALMA ATA

YOGYAKARTA

2020
I. TUJUAN

Dapat membuat dan mengevaluasi bentuk sedian krim untuk penggobatan obat luar dengan
formula keim kloramfenikol dan sulfadiazin

II. DASAR TEORI

 Farmakope Indonesia Edisi III

krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupaemulsi mengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

 Farmakope Indonesia Edisi IV

krim adalah bentuk sediaan setengah padatmengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yangsesuai.

 Formularium Nasional

krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kentalmengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

 Secara Tradisional

istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yangmempunyai konsistensi relatif cair di
formulasi sebagai emulsi air dalam minyak(a/m)atau minyak dalam air (m/a) (Budiasih,
2008).Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit
badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, danke arah
lambung. Menurut definisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka,obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya.Kualitas dasar krim, yaitu:

1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari inkopatibilitas,stabil
pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak
danhomogen.

3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai
dandihilangkan dari kulit.

4. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair
pada penggunaan (Anief, 1994)

Penggolongan krim
Krim terdiri dari emulsi minyak didalam air / disperse mikrokristal asam-asam lemak atau
alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih dianjurkan untuk
pemakaian kosmetika dan estetika.

Ada dua jenis tipe krim, yaitu sebagai berikut :

1. Tipe M/A atau O/W

Krim m/a (vanishing cream) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas. Pembuatan
krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (seperti jenis lemak yang
ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alkohol hanya untuk beberapa sediaan
kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.Contohnya seperti vanishing cream.

Vanishing cream yaitu kosmetika yang digunakan untuk membersihkan, melembabkan, dan
untuk alas bedak. Vanishing cream yang dimana sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan
lapisan berminyak / film pada kulit.

2. Tipe A/M atau W/O,

Yang dimana minyak terdispersi dalam air. Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M
yang lebih spesifik seperti adeps lane, wool alkohol atau ester asam lemak atau dengan garam
dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misalnya adalah Ca.

Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda-beda. Jika emulgator tidak tepat,
dapat terjadi pembalikan fasa.

Contohnya : cold cream.

Cold cream yaitu sediaan kosmetika yang digunakan untuk memberikan rasa dingin dan nyaman
pada kulit, sebagai krim pembersih berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream
mengandung mineral oil dalam jumlah yang sangat besar.

Kelebihan dan kekurangan sediaan krim

a. Kelebihan sediaan krim, yaitu :

• Mudah menyebar rata

• Lebih Praktis

• Mudah dibersihkan atau dicuci

• Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat


• Tidak lengket terutama pada tipe m/a

• Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m

• Digunakan sebagai kosmetik

• Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.

b. Kekurangan sediaan krim, yaitu :

• Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan yang panas

• Lebih mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas

• Mudah kering dan mudah rusak khususnya pada tipe a/m karena terganggu system
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan
penambahan salah satu paada fase secara berlebihan.

Bahan-bahan penyusun krim yaitu

Formula dasar krim, antara lain sebagai berikut :

1. Fase minyak, yaitu yang dimana bahan obat dalam minyak, bersifat asam

Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin.

2. Fase air, yaitu yang dimana bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.

Contoh : Natrium, Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH, gliserin.

Bahan – bahan penyusun krim, antara lain yaitu :

• Zat berkhasiat

• Minyak

• Air

• Pengemulsi

Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim
yang akan dibuat atau dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi yang dapat digunakan emulgide,
lemak bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat, polisorbat,
PEG.

Bahan – bahan tambahan dalam bentuk sediaan krim, antara lain :

• Zat pengawet yang dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas sediaan

Bahan pengawet sering digunakan umumnya metal paraben 0,12 – 0,18 % propel paraben 0,02 –
0,05 %.

• Pendapur yang dapat digunakan untuk mempertahankan PH sediaan

• Pelembab

• Antioksidan yang yang digunakan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh
cahaya pada minyak tak jenuh.

Pemerian bahan

1. Kloramfenikol

C11H12Cl2N2O5 mempunyai berat molekul 323,13. Kloramfenikol mengandung tidak kurang


97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C11H12Cl2N2O5 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang ;putih sampai putih
kelabu atau putih kekuningan ; tidak berbau ; rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah,
mantap.

Kelarutan :Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 7 bagian propilenglikol P ; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P. terjadi warna
merah atau jingga.

2. Nipagin (Metil Parabean)

Metil paraben adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% C8H8O3.

Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak
membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton, jika didinginkan larutan
tetap jernih.Metil paraben ini mempunyai fungsi sebagai zat tambahan dan zat pengawet
(Anonim, 1979).

3. Parfum

Parfum yang digunakan untuk membuat krim kelompok kami menggunakan Parfum Stella
berbentuk Cairan bening bau khas.

4. Asam Stearat / Acidum stearicum / Asam oktadekanoat

Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat mirip lemak
lilin .

Kelarutan : mudah larut dalam benzene, carbon tetrachloride, kloroform dan eter.Larut
dalam etanol 95%, hexane dan propilenglikol.Praktis tidak larut dalam air.

Stabilitas : asam stearat merupakan bahan yang stabil terutama dengan penambahan
antioksidan. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat kering dan sejuk.

5. Trietanolamin

Sinonim : Daltogen, TEA, Tealan, trietilolamin, trihidroksitrietilamin, tris (hidroksi)


etilamin.

Pemerian :cairan kental, jernih, dengan bau ammonia, tidak berwarna hingga kuning pucat.

Kelarutan : Campur dengan air, metanol, etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform,
larut dalam 24 bagian benzen dan 63 bagian eter pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N.

Stabilitas : Trietanolamin dapat berubah menjadi berwarna coklat jika terkena paparan
cahaya dan udara. Oleh karena itu, selama penyimpanan harus terlindung dari cahaya dan
disimpan dalam wadah tertutup rapat

Fungsi : Dalam formulasi terutama digunakan sebagai pH adjusting agent. Kegunaan


lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer. Digunakan pada konsentrasi
2-4%.

6. Adeps Lanae

adalah zat serupa lemak, liat, lengket, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau
lemah dank has. Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam kloroform dan dalam eter P, berkhasiat sebagai zat tambahan, zat pengikat.

7. Paraffin Cair
adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap dapat
ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj. Pemerian dari parafin cair
adalah cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau;
hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan dari bahan ini adalah praktis tidak larut dalam air dan
dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Anonim, 1979).

8. Aquadest

adalah cairan jernih yang diperoleh melalui proses destilasi (penyulingan) air ledeng. Aquadest
biasa digunakan sebagai pelarut pada sediaan farmasi non-parenteral.

FORMULASI
a. Resep/ Formulasi
Formula I : Dibuat 10 gram
R/ Kloramfenikol 2%
Nipagin 0,1 %
Parfum Melati q.s
Basis Cream 100%

b. Formula II : Dibuat 10 gram


R/ Sulfadiazin 3%
Nipagin 0,1 %
Parfum Melati q.s
Basis Cream 100%

Cleansing Cream

Tiap 10 gram mengandung:

R/ Asaam Stearat 145


Trietanolamin 15
Lemak Bulu Domba 30
Paraffin Cair 250
Aquades 550
Nipagin q.s
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Cawan porselen
2. Spatel logam
3. Penjepit kayu
4. Mortir dan stamper
5. Gelas ukur
6. Waterbath
7. Batang pengaduk
8. Stopwatch
9. Alat evaluasi sediaan

b. Bahan
1. Kloramfenikol
2. Nipagin
3. Parfum
4. Asam stearate
5. Trietanolamin
6. Lemak bulu domba
7. Paraffin cair
8. Aquadest
IV. SKEMA KERJA

A. Cara Pembuatan Formula I

Siapkan alat dan bahan


Semua bahan ditimbang


Masukkan kloramfenikol dan nipagin ke dalam mortir


Aduk ad homogeny

Membuat basis cream


Bahan basis krim (asam stearat, tea, lemak bulu domba, paraffin cair) masukkan ke dalam cawan
porselen penguap lebur di atas waterbath

Aduk ad homogeny dan ad melebur semua


Masukkan basis krim ke dalam mortir yang berisi zat aktif (kloramfenikol dan nipagin)

Aduk ad homogeny

Tambahkan parfum melati 0,02 gram


Aduk ad homogeny sampai terbentuk krim


B. Evaluasi Sediaan

1. Organoleptis meliputi :

a. Bentuk :

b. Bau :

c. Warna :

d. Rasa :

2. Uji pH

Kertas pH dimasukkan ke dalam sediaan


Ditunggu beberapa saat


Diamati kertas pH

Dibandingkan indikator pH

Diamati warna yang terjadi, tulis hasil pH

3. Uji Homogenitas
Dioleskan pada objek glass

Diamati ada partikel yang tidak merata

Homogennya atau tidak

4. Uji Daya Lekat


Sediaan ditimbang 0,5 gram

Diletakkan pada objek glass

Tutup objek dengan tutup objek pada alat uji daya lekat

Tambahkan beban 500 gram

Didiamkan selama 1 menit


Setelah 1 menit diturunkan beban, ditarik tuasnya, dan catat waktunya


catat waktunya

5. Uji Daya Proteksi


Ambil kertas saring diukur 10 cm x 10 cm 1 buah basahi dengan
indicator PP dikeringkan

Ambil kertas saring lagi ukur 2,5 cm x 2,5 cm sebanyak 12 buah basahi
dengan indicator PP dikeringkan

Setelah kering kertas saring ukuran 10 cm x 10 cm diolesi dengan


sediaan, kemudian kertas saring ukuran 2,5 cm x 2,5 cm ditempelkan di
atasnya

Tetsi kertas saring dengan KOH pada kertas saring yang berukuran
kecil, diamati pada 5, 10, 15, 30, 45, 60 detik. Jika tidak ada noda
merah berarti sediaan dapat memberikan proteksi terhadap cairan.

6. Uji Daya Sebar


Sediaan di timbang 0,5 gram

Diletakkan ditengah alat ekstensometer, ditimbang dulu penutup kaca


ekstensometer

Kemudiaan diletakkan di ekstensometer dan ditutup dibiarkan selama 1


menit.

Diukur berapa diameter yang menyebar dengan mengambil panjang


rata-rata diameter dari beberapa sisi.

Ditambahkan beban 50 gram diamkan selama 1 menit dan catat


diameter sediaan yang menyebar seperti sebelumnya.

Diteruskan dengan menambahkan beban lagi seberat 50 gram dan catat


diameter sediaan yang menyebar setelah 1 menit dibiarkan sama seperti
sebelumnya.

7. Uji Tipe Krim


Sediaan dioleskan pada preparat

Ditetesi dengan 1 tetes metilen blue


Tutup dengan objek glasss


Diamati dengan mikroskop


PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN
A. Perhitungan Bahan
Kloramfenikol = 2 x 10 g = 0,2 g
100

Nipagin = 0,1 x 10 g = 0,01 g


100

Parfum melati = 0,02g

Asam stearate = 145 x 10 g = 1,46 g


990

Trientanol amin = 15 x 10 g = 0,15 g


990

Lemak bulu domba = 30 x 10 g = 0,30 g


990

Paraffin cair = 250 x 10 g = 2,52 g


990

Aquadest = 550 x 10 g = 5,55 g


990

B. Perhitungan Bahan
Sulfadiazine = 3 x 10 g = 0,3 g
100

Nipagin = 0,1 x 10 g = 0,01 g


100

Parfum melati = 0,02 g


Asam stearate = 145 x 10 g = 1,46 g
990

Trientanol amin = 15 x 10 g = 0,15 g


990

Lemak bulu domba = 30 x 10 g = 0,30 g


990

Paraffin cair = 250 x 10 g = 2,52 g


990

Aquadest = 550 x 10 g = 5,55 g


990
Daftar Pustaka

1. Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.Departemen Kesehatan RI


2. Anonim.1997.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Departemen Kesehatan RI
3. Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada University press.
4. Anonim.2007.Kapita Selekta Dispensing I.Yogyakarta.fakultas Framsai UGM.
5. http://id.wikipedia.org diakses 28 maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai