Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM SEMI SOLID CREAM

Kelompok 6

Disusun oleh :

Susi Ernawati 201510410311181

Dyah Ervy Putri L 201510410311192

Farinadya I M 201510410311195

Eka Denima 20151041031197

Annisa F 201510410311204

Nofita Sugiyani 201510410311205

Farmasi- E

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat menganung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasr yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensu relatif cair
diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan
tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci
dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat
digunakan untuk pemebrian obat melalui vaginal (FI V hal 51)

Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida sehingga


mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan likuida. Sediaan
krim terdiri dari dua fase yang tidak saling ampur, yaitu fase internal (fase terdispersi)
dan fase eksternal (fase pendispersi) yang digabungkan dengan adanya surfaktan. Pada
umumnya sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari
tetes-tetes kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase eksternal), dan
sebaliknya pada krim air dalam minyak.

Penggunaan surfaktan sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas krim secara


termodinamika. Surfaktan yang sering digunakan adalah surfaktan golongan ionic dan
anionic, sedangkan surfaktan kationik hanya digunakan dalam kombinasi dengan surfaktan
tipe lainnya. Contoh-contoh surfaktan yang sering digunakan antara lain : sodium alkyl
sulfat, alkyl ammonium halida, polioksietilen alkyl eter, sorbitan, dan lain-lain. Dalam
melakukan pemilihan surfaktan, formulator harus memperhatikan sifat atau karakteristik
bahan aktif dan bahan tambahan lain yang digunakan dalam formula.

Penggunaan campuran dari beberapa surfaktan dalam satu formula semisolida,


dapat memberikan sediaan yang lebih stabil jika dibandingkan dengan penggunaan surfaktan
tunggal. Sedangkan komponen lain yang perlu ditambahkan dalam sediaan semisolida adalah
kosolven, peningkat viskositas, preservatif, dapar, antioksidan, dan korigen. Penggunaan
bahan-bahan tambahan tersebut harus disesuaikan dengan sifat fisikokimia bahan aktif
yang digunakan. Hasil campuran bahan aktif dan bahan-bahan tambahan tersebut harus
dapat menghasilkan sediaan semisolida yang memenuhi persyaratan aman, efektif, stabil dan
dapat diterima oleh masyarakat. Aman berarti sediaan tersebut memiliki kandungan bahan
aktif yang sesuai dengan monografi dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif dalam
jumlah yang sesuai dari sediaan pada tempat penggunaannya. Stabil berarti sediaan tidak
mengalami perubahan sifat dan konsistensi baik secara fisika, kimia, mikrobiologi,
toksikologi, maupun farmakologi.

Krim dengan basis minyak dalam air memiliki sifat yang lebih nyaman dan
cenderung disukai oleh masyarakat, karena memberikan konsistensi yang berminyak dan
cenderung lengket, akan tetapi banyak bahan aktif yang bersifat hidrofobik yang
pelepasannya lebih mudah jika menggunakan basis jenis ini. Krim air dalam minyak
sering digunakan untuk memberikan efek emolien pada kulit.

Sediaan krim banyak digunakan untuk sediaan obat misalnya untuk obat anti inflamasi,
antijamur, anastetik, antibiotik, dan hormon. Sediaan krim juga sering digunakan dalam
industri kosmetik, misalnya untuk sediaan pembersih, emolien, tabir surya, antiaging, dan
masih banyak lagi.

Krim merupakan sistem emulsi sediaan semipadat yang mengandung dua zat yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan lain, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Bahan yang digunakan mencakup
zat emolien, zat sawar (barier), zat pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat penutup kulit
yang berpori lebar, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Lubis, 2012).
Selain itu krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada dua yaitu:
1. Krim tipe air-minyak (A/M) contohnya sabun polivalen, span, adeps lanae, kolesterol
dan cera.
2. Krim tipe minyak-air (M/A) contohnya sabun monovalen seperti triethanolaminum
stearat, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat.
(Anief, 2005)
Keuntungan penggunaan krim adalah umumnya mudah menyebar rata pada permukaan
kulit serta mudah dicuci dengan air (Ansel, 2005). Krim dapat digunakan pada luka yang basah,
karena bahan pembawa minyak di dalam air cenderung untuk menyerap cairan yang
dikeluarkan luka tersebut. Basis yang dapat dicuci dengan air akan membentuk suatu lapisan
tipis yang semipermeabel, setelah air menguap pada tempat yang digunakan. Tetapi emulsi air
di dalam minyak dari sediaan semipadat cenderung membentuk suatu lapisan hidrofobik pada
kulit (Lachman, 2008).
Stabilitas krim akan menjadi rusak, jika terganggu oleh sistem campurannya terutama
disebabkan perubahan suhu, perubahan komposisi dan disebabkan juga oleh penambahan salah
satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui
pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah
diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan. Dalam penandaan sediaan krim, pada
etiket harus tertera “Obat Luar” dan pada penyimpanannya harus dalam wadah tertutup baik
atau tube dan disimpan di tempat sejuk (Depkes RI, 1979).
Bentuk sediaan

Krim : cairan kental atau emulsi setengah padat bertipe air dalam minyak (w/o) atau
minyak dalam air (o/w)
Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat dalam kulit.

 Tipe krim

No Tipe krim Pengertian / keterangan


1 Tipe w/o  Tipe krim dengan fase air dalam fase minyak
 Oklusif
 Lebih mudah terdispersi dari pada ointmen
 Tidak mudah dicuci bia dibandingkan o/w
 Melembutkan kulit
2 Tipe o/w  Tipe krim dengan fase minyak dalam fase air
 Penggunaan tidak nampak / tidak berbekas
 Mudah di cuci

Kestabilan krim

Kesetabilan krim bisa terganggu karena :


1. Perubahan suhu
2. Perubahan komposisi (perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat
pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain)
Bahan Aktif
Titanium dioxide banyak digunakan dalam kosmetik, makanan, industry plastic dan
dalam formulasi farmasi topical dan oral sebagai pigmen putih karena indeks bias yang sangat
tinggi, titanium dioksida memiliki sifat hamburan cahaya yang dapat dimanfaatkan dalam
penggunaannya sebagai pigmen putih dan bahan pengedap cahaya. (HPE 6𝑡ℎ hal 741).
Dalam formulasi farmasi titanium dioksida digunakan sebagai pigmen putih disuspensi
tablet berlapis gula dan kapsul gelatin. Titanium dioksida dapat dicampur dengan pigmen
lainnya. Titanium dioksida juga digunakan dalam persiapan dermafologis dan kosmetik seperti
tabir surya (HPE 6𝑡ℎ hal 741)
Titanium dioxide sangat stabil pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan ikatan yang kuat
antara ion tetravalent titanium dan ion oksigen bivalen. Titanium dioksida banyak digunakan
dalam makanan oral dan topical. (HPE 6𝑡ℎ hal 741)
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana karakteristik bahan aktif dari krim yaitu Titanium dioksida?
b) Bagaimana pemilihan bahan aktif dari krim yaitu Titanium dioksida?
c) Apa saja bahan tambahan dari sediaan krim?
d) Apa saja metode evaluasi yang dilakukan pada sediaan krim?
e) Bagaimana hasil dari evaluasi dari formulasi krim?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui karakteristik bahan aktif dari krim yaitu Titanium dioksida.
b) Mengetahui pemilihan bahan aktif dari krim yaitu Titanium dioksida.
c) Mengetahui bahan tambahan dari sediaan krim.
d) Mengetahui metode evaluasi yang dilakukan pada sediaan krim.
e) Mengetahui hasil dari evaluasi dari formulasi krim.
BAB II

KARAKTERISTIK BAHAN DAN PEMILIHAN BAHAN

2.1 Karakteristik Bahan Aktif

Nama Titanium Dioksida

Sinonim Anatase titanium dioxide, Titania

Rumus Kimia TiO2 atau O2Ti

Pemerian Putih, amorf, tidak berbau, dan tidak berasa, serbuk non higroskopis

Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam sulfat encer; hydrochloric acid/ asam
klorida; asam nitrat; pelarut organic dan air larut dalam asam
fluoride dan asam sulfat panas terkonsentrasi, kelarutan tergantung
pada perlakuan panas sebelumnya, pemanasan berkepanjangan
menghasilkan bahan yang kurang larut (HPE, 6th ed. 742)

Titik lebur 1855 C

Moisture Content 0,44 %

Berat Molekul 79,88

Ph 7,5

Khasiat Tabir surya

Penyimpanan Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan
kering

Inkompaktibilitas Karena efek fotokatalitik, titanium oksida dapat berinteraksi dengan


zat aktif tertentu, misalnya famotidine (HPE, 6th ed. 742)

Safety Titanium dioksida banyak digunakan dalam makanan dan oral serta
topical dalam formulasi farmasi. Umumnya dianggap sebagai non-
iritan dan non-toksik eksipien (HPE, 6th ed. 743)

Stabilitas Terhadap suhu : stabil pada suhu tinggi

Terhadap oksigen : tidak stabil

Terhadap cahaya : tidak stabil

Farmakologi Sebagai tabir surya; melindungi kulit dari paparan sinar matahari
dan eritema dengan menyerap atau menghalangi radiasi ultraviolet
(pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)
2.2 Pemilihan Bahan Aktif

Senyawa Aktif Efek Samping Khasiat

Titanium Dioksida Kemerahan/iritasi Coating agent; pigmen;


(webmd.com) opacifier (HPE, 6th ed. 741)

Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia

- Amorf, tidak berbau, dan tidak berasa, - TL : 1855 C


serbuk non higroskopis - TD : 4532-5432 F
- Kelarutan Praktis tidak larut dalam - BJ : 3,8 – 4,1 g/cm3
asam sulfat encer; hydrochloric acid/
asam klorida; asam nitrat; pelarut
organic dan air larut dalam asam
fluoride dan asam sulfat panas
terkonsentrasi, kelarutan tergantung
pada perlakuan panas sebelumnya,
pemanasan berkepanjangan
menghasilkan bahan yang kurang
larut (HPE, 6th ed. 742)

2.3 Alur Pemilihan Bahan Krim

BAHAN AKTIF
TITANIUM
DIOXIDE

Tidak larut Terdapat Digunakan Mencegah


Tipe M/A atau
dalam air kandungan untuk terjadinya
A/M
air krim/topikal oksidasi

Sediaan non- Ditambahkan Adanya fase Tambahkan


larutan bahan Basis krim air dan antioksidan
pengawet minyak

Krim/ topical
Nipagin, Vaselin album, Tambahkan BHT
nipasol cera alba emulgator

TEA, asam
stearat
2.4 Rancangan Spesifikasi Sediaan

Bentuk sediaan Krim

Kadar bahan 5 %
aktif

Ph sediaan 4,5-7,00

Warna Putih

Bau Mawar

Ukuran 20 gram
kemasan

Tekstur Lembut dan halus

Kemudahan Mudah dioleskan


pengolesan

Daya sebar Penyebaran mudah

2.5 Karakteristik Bahan Tambahan

2.5.1 Basis Krim

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIAN

1 Mineral oil /Paraffin Pemerian : tidak berwarna, tidak berbau, Topical


liquidum jernih,cairan berminyak yang viscous, ointment :
tidak berfluoresensi, praktis tidak berasa
(HPE 6th ed. page 445) 0,1-0,5%
dan tidak berwarna ketika dingin dan
memiliki bau khasketika dipanaskan Topical lotions:

Kelarutan : praktis tidak larut etanol 1,020,0%


95%,gliserin dan air. Larut dalam
Topical
aseton,benzene,chloroform, eter dan
emulsion:
petroleum eter, karbondisulfida. Larut
dengan volatile oils kecualicastor oil 1,0-32,0%

Inkompatibilitas : dengan oksidator kuat.


HLB = 12

Viskositas : 110-230mPas (T=20oC)


TD>360oC

2 WhitePetrolatum Pemerian : putih hingga kuning pucat, massa Topical


/Vaselin album/ Soft lembut berminyak, tidak berasa, dapat ointment up
Parafin ditembus cahaya, tidak berbau, to100%
sedikit berfluorescent ketika terkena cahaya
(HPE 6th ed. page 482) Topical
matahari
emulsions =
Kelarutan : praktis tidak larut
4-25%
aseton,etanol95%, gliserin dan air, larut
dalam benzene,karbon disulfida, kloroform, Emollient
eter, heksana,fixed ols atau volatile topical creams
oilsTidak boleh dipanaskan dalam waktu 10-30%
lama diatas 70oC Inkompatibilitas:
petrolatum merupakanmaterial inert dengan
sedikit inkompatibilitas

TL = 38-60oC

HLB = 9

3. Cetil alkohol Pemerian : kepingan putih dari wax, berbau


danrasa tawar Kelarutan: larut bebas dalam
etanol 95%

kelarutan meningkat dengan


peningkatantemperature. Praktis tidak larut
air

TL = 45-42oC

Zat murni = 49oC

4 Petrolatum /Vaselin Pemerian : warna kuning pucat, massa Topical


flavum lembut,tidak berasa, tidak berbau, dapat atau ointment up
to100%
(HPE 6 thed. page 481) mudahditembus cahaya, tidak Topical
berfluorosensi ketikadilebur. emulsions

Kelarutan : praktis tidak larut aseton, 4-25%


etanol95% panas/dingin, gliserin dan air.
Emollient
Larut dalam benzene, karbon disulfid,
topical
kloroform, eter,heksane, minyak menguap
dan sebagian minyak lemak creams = 10-
30%5.
TL = 38-60oC

5 Cetostearyl alcohol Pemerian : merupakan campuran


alcoholalifatis padat, terutama stearyl (50-
(HPE 6 thed. page 150)
70%) dansetil alcohol (20-30%) bentuk
pellet ataugranul. Dengan pemanasan
meleleh berubah jernih.

TL = 49-56oC

Kalarutan : larut dalam etanol (95%), eter


danminyak, praktis tidak larut dalam air

Inkompatibilitas : dengan oksidator kuat


dangaram logam

Stabilitas: stabil pada kondisi


penyimpanannormal yaitu ditempatkan pada
wadah tertutupdan tempat kering.

6 White wax, Cera Pemerian: lembaran berwarna putih atau Emollient = 2-


alba(HPE 6 thed. Page agak kuning, tidak berasa, agak transparan. 5%
779) Baunyasama dengan cera flavum namun
Emulsifying
lebih lemah.
agent
Kelarutan : larut dalam kloroform,
= 2-5%
eter,minyak, karbon disulfide, larut sebagian
dalam etanol (95%), praktis tidak larut air Stiffening agent
=
Inkompatibilitas : dengan oksidator kuat.
Dapat menurunkan titik leleh inuprofen 2- 10%
sehingga cenderung sticking selama proses Water
film coating pada kristal ibuprofen. absorption=

Stabilitas: stabl pada suasana asam, 5%7


basa,cahaya, dan udara.

TL = 61-65oC

HLB = 12

7 Lanolin, Woolfat, Pemerian: warna kuning pucat, substansi


Adepslanae lilin yang berwarna kusam, bau khas,
leburan lanolin jernih atau hampir jernih,
(HPE 6 thed. p 377)
cairan berwarna kuning

Kelarutan: mudah larut dalam


benzene,kloroform, eter dan petroleum
spiritus. Agak sukar larut dalam etanol 95%
mendidih. Praktis tidak larut air

TL = 38-44oC

Inkompatibilitas: lanolin mengandung


prooksidan yang dapat mempengaruhi
kestabilan bahan aktif tertentu

Stabilitas: dalam penyimpanan


dapatteroksidasi. Tidak toksik dan tidak
mengiritasi,dapat menyebabkan alergi pada
kulit sensitif

8 PEG 4000 Pemerian: putih, konsistensi padat, bau


manis

Kelarutan: larut dalam


aseton,etanol,diklorometanInkompatibilitas:
dengan parabenStabilitas: oksidasi dapat
terjadi pada suhu 50˚C (terpapar lama)

Viskositas: 110 – 170 mPas (cP)

TL: 50 -58˚C

9 Paraffinsolidum Pemerian : tidak berbau, tidak berasa,


tembuscahaya, tidak berwarna atau padatan
(HPE 6 thed. page 474)
putih, saatdisentuh terasa sedikit berpasir
dan beberaparapuh, ketiika dicairkan
berpendar

Kelarutan : larut dalam kloroform, eter,


minyak menguap dan beberapa minyak yang
panas,sedikit larut dalam etanol, praktis
tidak larutdalam aseton, etanol (95%) dan
air. Dapat bercampur dengan sebagian wax
jikadipanaskan kemudian didinginkan

Stabilitas: disimpan pada suhu < 40˚C

TL =50-61oC

HLB = 11

10 Macrogol,Carbowax, Pemerian: tidak berwarna atau sedikit


kuning,cairan kental atau bau khas, rasa
PEG 400
pahit
(HPE 5thed p. 545)
Kelarutan: semuanya larut dalam air,
larutdalam aseton, etanol, diklorometan

Viskositas: 105 – 130 mPas (cP)

11 Paraffin Pemerian : hablur tembus cahaya atau agak


buram, tidak berwarna atau putih, tidak
Sinonim :
berbau, tidak berasa, agak berminyak.
Paraffinum
(Farmakope Indonesia Wadah dan penyimpanan: wadah tertutup
IV hal: 652) rapat dan cegah pemaparan terhadap panas
berlebih

Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam


etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam
minyak menguap, dalam hampir semua jenis
minyak hangat, sukar larut dalam etanol
mutlak

 Basis krim terpilih :


1) Vaselin Album
2) Cera alba
 Alasan :
1) Dapat membentuk konsistensi basis sesuai yang diinginkan
2) Kompatibel dengan bahan yang diinginkan.

2.5.2 Anti Oksidan

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIAN

1 Butylated Hydroxy Anisole Pemerian : kristal/serbuk putih atau Topical


kuning pucat dengan bau yang khas. formulation:
(HPE 5th\ed. page101)
Kelarutan : praktis tidak larut air, larut 0,005-0.02%
dalam methanol, sangat larut dalam
≥50% larutan etanol, propilen glikol,
kloroform, eter,hexane, cotton seed oil,
peanut oil, soybeanoil, glyceryl
monohidrat dan dalam larutan alkali
hidroksida.

Inkompatibilitas : dengan oxidizing


agentdan garam feri Kombinasi dengan
antioksidan lain seperti Butylated
Hidroxy toluene dan alkil gallat.

Stabilitas : paparan dari cahaya


menyebabkan perubahan warna dan
kehilangan aktivitas

Keamanan : tidak mengiritasi dan


tidak menimbulkan sensitisasi.

BM = 180,25

2 Butylated Hydroxy Pemerian : Kristal/serbuk putih atau Topical


Toluene kuning pucat dengan bau yang khas. formulation:
0,0075-0,1%
(HPE 6 thed. page75) Kelarutan : praktis tidak larut air,
gliserin, propilen glikol,larutan alkali
hidroksida dancampuran asam mineral
dalam air, sangat larut dalam aseton,
benzene, etanol 95%,methanol, eter,
toluene, fixed oil dan minyak mineral.
Lebih larut daripada BHA dalamminyak
makanan dan lemak.

Stabilitas ; paparan cahaya,


kelembababandan panas menyebabkan
perubahan warnadan kehilangan
aktivitasnya.

Inkompatibilitas : dengan oxidizing


agentkiuat seperti peroksida dan
permanganate Garam besi menyebabkan
perubahan warnadan kehilangan aktivitas

Keamanan : tidak mengiritasi dan


tidak menimbulkan sensitisasi

3 Propyl gallate Pemerian : serbuk atau Kristal putih Sampai 0,1%b/v


tidak berbau atau hampir tidak berbau
(HPE 6 thed. page 587)
dengan rasa pahit ayng pada umumnya
tidak terasa padakonsentrasi sebagai
antioksidan.

Kelarutan :Almond oil 1 : 44

Castor oil 1 :4.5 ; Cottonseed oil 1 : 81


pada 30oC ;Ethanol (95%) 1 : 3;1 : 0.98 at
25oC ; Ether 1: 3;1 : 1.2 at 25

o
C ; Lanolin 1 : 16.7 at 25oC ;Lard 1 : 88
at 45oC ; Mineral oil 1 : 200 ;Peanut oil 1
: 2000 ; Propylene glycol 1 : 2.5at 25oC ;
Soybean oil 1 : 100 at 25oC ; Water 1 :
1000 ; 1 : 286 at 25oC

pH : 5,9 (0,1%b/v larutan dalam air)

stabilitas : tidak stabil pada suhu tinggi


dancepat rusak dalam minyak goring

inkompatibilitas : dengan logam, antara


lain :natrium, kalium dan besi,
membentuk kompleks berwarna,
bereaksi denganoxidizing agent.

keamanan : menimbulkan sensitisasi


yang poten.

4 Ascorbyl palmitat Pemerian : praktis tidak berbau, serbuk


putihatau kekuningan
( HPE 5thed. page74)
Kelarutan :Acetone 1 : 15 ; Chloroform
1 :3300 ; 1 : 11 at 60

o
C ; Cottonseed oil 1 :1670 ; Ethanol 1 : 8
; 1 : 1.7 at 70oC ; Ethanol(95%) 1 : 9.3 ;
Ethanol (50%) 1 : 2500 ;Ether 1 : 132 ;
Methanol 1 : 5.5 ; 1 : 1.7 at 60oC ; Olive
oil 1 : 3300 ; Peanut oil 1 : 3300; Propan-
2-ol 1 : 20 ; 1 : 5 at 70oC ;Sunflower oil 1
: 3300 ; Water Practically insoluble ; 1 :
500 at 70oC ; 1 : 100 at 100oC.

Stabilitas : teroksidasi dan


mengalami perubahan warna bila
terpapar cahaya dankelembaban tinggi,
tidak tahan pemanasan>65oC
Inkompatibilitas : dengan oxidizing
agentKeamanan : non toxicdan non iritan

BM : 414,54 5

5 α-tocopherol Pemerian : merupakan bahan alam, 0,001 – 0,005%


jernih,tidak berwarna atau cokelat
(HPE 5thed. page55)
kekuningan,viskous, cairan berminyak
yang sangat lipofil.

Kelarutan : praktis tidak larut air, sangat


larutdalam aseton, etanol, eter dan
minyak sayur Stabilitas : teroksidasi
lambat oleh oksigen diatmosfer dan
teroksidasi cepat oleh garam besi dan
garam perak. Di simpan di botoltertutup,
tempat yang kering dan jauh daricahaya.

Inkompatibilitas : dengan peroksida dan


ionlogam khususnya besi, tembaga dan
perrak,diabsorbsi oleh plastic.

Keamanan : jarang menimbulkan


masalahdalam keamanan ketika
digunakan.

BM : 430,72

BJ : 0,95g/cm3

TL : 235˚C
 Anti oksidan terpilih : BHT
 Alasan :
Karena BHT larut dalam minyak sehingga dapat mencegah timbulnya bau
tengik akibat oksidasi fase minyak.
2.5.3 Corrigen Odoris

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIAN

1 Oleum Pemerian : tidak berwarna atau berwarna Topical formulation:


MenthaePiperitae kuning pucat atau kuning kehijauan
0,005-0.02%2
ketika baru disuling, namun menjadi
(Sumber :Practical
lebih gelap danlebih viscous pada
Herbs)
penyimpanan. Memiliki bau yang khas
dan aromatik kuat diikutidengan sensasi
dingin disebabkan olehmentol yang
dikandungnya.

Spesific gravity:0,900-0,920 (0,894-0,94


pada 25 °). Sudutrotasi : -18 ° sampai -35
°.

Kelarutan : alkali hidroksida

Inkompatibilitas : dengan oxidizing


agentdan garam feri Kombinasi dengan
antioksidan lain seperti Butylated
Hidroxy toluene dan alkil gallat.

Stabilitas : paparan dari cahaya


menyebabkan perubahan warna dan
kehilangan aktivitas.

Keamanan : tidak mengiritasi dan


tidak menimbulkan sensitisasi

BM = 180,25

.
2 Oleum jasmine Pemerian : memiliki aroma manis,

(Sumber :Practical flowery,eksotis dan sedikit


Herbs) memabukkan.Untuk menghasilkan aroma
yang diinginkanhanya perlu jumlah yang
sedikit.

Density : 0.947 g/mL at 25 °C(lit.)

Titik leleh : 47 – 52oC

Keterangan : Bagus untuk stress


danmengurangi rasa cemas. Sangat bagus
untuk perawatan kulit berminyak, dan
kulit kering.Terdapat lebih dari 100
konstituen yang adadalam minyak melati,
tapi komponen kimia utama adalah benzil
asetat, linalool, benzilalkohol, indol,
benzil benzoat, cis-jasmone,geraniol, dan
metil anthranilate.

3 Oleum rosae Pemerian : berwarna kuning pucat,


cairan bening, mempunyai bau yang khas
(Sumber :Practical
mawar dan kuat, agak berasa manis.
Herbs)
Spesifik gravitasi : 0,865-0,880 pada
suhu 200C.

Agak larut dalam alkohol dan memiliki


Ph netral ketika dicek menggunakan
kertaslakmus. Titik leburnya bervariasi
tergantung pada jumlah stearopten.
Mudah terbakar, dan uapnya eksplosif
jika bercampur dengan oksigen.

 Bahan Terpilih : Oleum Rosae


 Alasan : Karena rencana spesifikasi sediaan berbau mawar.

2.5.4 Pengawet

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIAN

1 Propilen glikol Pemerian: jernih, tidak Sebagai


(HPE edisi 5 berwarna, kental praktis pengawet dengan
p:624) tidak berbau cairan rentang
dengan beraroma pemakaian 15%-
TL:590C 30%
BJ: 1,098
ADI: 25mg/kgBB
Kelarutan : dapat
dicampur dengan aseton,
kloroform, etanol (95%),
glyserin, aqua larut dalam
1:6 eter tidak dapat
bercapur dengan oleum
mineral.
2 Nipagin Pemerian : kristal tidak
berwarna berasa burning
taste
TD: 125-1280C
BJ: 1,3529/Cm3
ADI: 10 mg/kgBB
Kelarutan : larut dalam
2 bagian etanol, 3 bagian
etanol (95%), 10 bagian
eter, 60 bagian gliserin,
tidak larut dalam minyak
mineral, 20 bagian
minyak kacang, 5 bagian
propylenglikol, 400
bagian air dalam suhu
590C.
3 Nipasol Pemerian : serbuk
berwarna putih, kristal,
tidak berbau, dan rasanya
hambar.
TD: 95-98
BJ: 180,20 9/Cm3
Kelarutan: aceton tidak
larut, ethanol (95%)1:1,1;
ethanol (50%) 1:5,6; eter:
tidak larut. Glyserin:
1:250; mineral Oil:
1:3330; peanut oil: 1:70;
propilenglikol : 1:3,9; Air
: 1:4350 (15%); 1:2500;
1: 225 (800C)

4 Tween-80 Pemerian :tidak berbau,


berasa pahit, berwarna
spesifik kuning
Kelarutan : larut dalam
etanol, tidak larut dalam
mineral, minyak sayur,
larut dalam air.
5 Benzoat Pemerian : Light, putih
atau kristal tidak
(HPE , p : 66)
berwarna, tidak berasa.
Kelarutan :as. Benzoat
diperkuat dengan adanya
as. Sitrat atau sodium
asetat.
Akitivitas preservative
berkurang karena
berinteraksi dengan
kaolin.
ADI = 5 mg/kg
C = 0.02 – 0.5%
pH = 2-5
 Pengawet yang terpilih
Nipagin, Nipasol
 Alasan :
diberi pengawet karena dalam formulasi ditambahkan aqua (merupakan media
pertumbuhan mikroba yang baik) maka diberi pengawet. Pemilihan nipagin dan
nipasol dikarenakan bahan tersebut dapat kompaktibel dengan bahan yang lain.
2.5.5 Humektan

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIN

1 Propilen glikol Pemerian : Cairan kental, jernih, Humectan


(HPE edisi 5 tidak berbau, rasa agak manis, topicals : 15%,
p:624) higroskopis, kelarutan dapat preservation
bercampur dengan air, dengan etanol solution,
(95%) P, dan dengan kloroform P. solventon
Larut dalam berbagai eter, tidak dapat cosolvent : oral
bercampur dengan eter, minyak tanah selection 10-25 %
P dan dengan minyak lemak. Topicals 5-80%
Kelarutan : Pada suhu dingin dan
wadah tertutup baik pada suhu tinggi
dan tempat terbuka cenderung
teroksidasi menjadi propionaldehid
asam laktat, asam piruvat, dan asam
asetat, stabil dengan etanol (95%)
gliserin dan air inkompaktibilitas
dengan potasium permanganat Biling
Poin 188O Density 1.038 g/cm3 (20O
C).
Inkompaktibilitas : Preservative,
Desinfektan, Humectan, Plastizier,
Solvent, Stabilizer for vitamins,
water-miscible cosolvent.
2. Gliserin Pemerian: Larutan jernih, tidak Antimicrobial
berwarna, tidak berbau, kental, preservative
higroskopis, manis. <20%, emollient
Kelarutan : Sangat larut dalam etanol <30%, Humectant
95% air metanol larut dan eter 1 : 500 <30%, Opthalmic
BJ tidak kurang dari 1249. formulation 0.5 –
Inkompaktibilitas : Antimicrobial 30%.
preservative, emollient, humectant,
plasticizer

3 PEG 400 Pemerian: bentuk cair (400-600)


berupa cairan jernih tidak berwarna/
(HPE, p : 545)
tidak berwarna kuning. Cairan kental
memiliki bau dan rasa agak pahit serta
sedikit rasa panas Densitas pada 25O
surface tensic mendekati 5 mn/m (55
dones/cm) untuk cairan
polietilenglikol mendekati 55 mn/m
(55 dones/cm) untuk 10% b/v caueas
solution polietilenglikol padat.

Kelarutan : Larut dalam air, cairan


polyethylene glycols larut dalam
aseton, alkohol, benzene, glycerin dan
glycol solid polyethylene glicols larut
dalam aseton, diklorometan, ethanol
(95%)

Inkompaktibilitas : Oinment
Plastisizer solvent, basis suppository
capsul lubrican
4 Trietanolamin Pemerian : Cairan tidak berwarna
berbau kuat.
(TEA)
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan
(HPE, p : 794)
bercampur dengan etanol

Inkompatibilitas : Alkalizina agent,


emulsi flying agent

5 Adeps Lanae Pemerian: Massa seperti lemak


lengket, warna kuning dan bau khas.
(FI IV : 57)
Kelarutan : Tidak larut dalam air
dapat bercampur dengan air lebih
kurang 2 kali. Agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol
mudah larut dalam eter dan dalam
kloroform.

Inkompatibilitas: Zat tambahan

6 Polysorbate 80 Pemerian : Bau khas, rasa pahit Kadar 0-30%


bentuk leoma pada suhu 25O yaitu
Tween 80
cairan minyak berwarna kuning.
(HPE : 810)
Kelarutan : Larut dalam air dan
etanol tidak larut dalam mineral oil
dan vegetable oil.

Inkompatibilitas : Dapat kehilangan


warna/mengendap dengan bermacam-
macam bahan terutama fenol.

7 Stearic Acid Pemerian ; keras, putih atau agak Ointments and


kuning berwarna, agak creams 1–20%
(HPE : 697)
mengkilap padat, kristal atau bubuk Tablet lubricant
putih putih atau kekuningan. memiliki 1–3%

sedikit bau (dengan ambang bau 20 Melting point :


ppm) dan rasa 69-700
menunjukkan lemak.

Kelarutan : Bebas larut dalam


benzena, karbon tetraklorida,
kloroform,

dan eter, larut dalam etanol (95%),


heksana, dan

propilen glikol, praktis tidak larut


dalam air.

Inkompatibilitas : Salep basis dibuat


dengan asam stearat dapat
menunjukkan bukti

mengering atau lumpiness karena


seperti reaksi ketika diperparah

dengan garam seng atau kalsium.

 Bahan yang dipilih : Propilenglikol


 Alasan : Dalam formulasi farmasi topikal dan kosmetik, Propilenglikol
digunakan terutama untuk sifat humektan dan emolien.

2.5.6 Emulgator

NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA RENTANG


PEMAKAIAN

1 Stearic Acid Pemerian : padatan berwarna putih 1-20%


(HPE ed 6 p: 697) kekuningan, mengkilat, sedikit
berbau, rasa seperti lemak.
Kelarutan : praktis tidak larut
dalam, larut dalam propilenglikol,
etanol 95% sangat mudah larut
dalam benzen.
BM: 284,47
BJ: 0,980 g/ml
Inkompaktibel : sebagian besar
metal hidroksida mungkin dengan
reducing agent oxidizing agent.
2 Cetostearyl Alcohol Pemerian: granul putih/krim, rasa
(HPE ed 6 p: 150) manis, dalam peleburan menjadi
jernih kekuningan.
Kelarutan: larut dalam etanol 95%,
ether dan minyak praktis tidak larut
air
BJ: 0,89%
Inkompatibel ; garam metal, bahan
oksidasi kuat.
3 Polyoxy ethylene Pemerian : cairan kuning 1-10%
sorbiton fatty acid berminyak, bau khas, hangat, rasa
esters (twee-80) pahit.
(HPE ed 6 p:549) Kelarutan : larut dalam air dan
etanol, tidak larut dalam minyak
mineral, minyak tumbuhan.
BM: 13,0

4 Triethanolamine Pemerian : serbuk berwarna 2-4%


(TEA) (HPE Ed 6 p; kekuningan, rasa sedikit seperti
754) ammoniak.
Kelarutan: campur dalam air,
metanol, acetone, larut dalam 24
bagian benzena.
BM: 149,19
Pemerian: cairan kuning/ padatan 1-10%
dengan bau dan rasa yang khas
Kelarutan: larut dalam minyak,
pelarut organik, tidak larut dalam air.
BAB III

FORMULASI

3.1 Formula Baku

Light Screen cream (Martindle , 507)

Titanium dioxide 25

Magnesium stearate 12,5

Butyl stearate 12,5

Methyl salicylate 20

Pigment 2

Vanishing cream 28

For protection againt sunburn


3.2 Formula Skala Kecil (20 gram)

Formula 1

NAMA BAHAN FUNGSI % Jumlah bahan


pemakaian (g)

Titanium Dioksida Bahan Aktif 5% 1g

TEA Emulgator 1,5 % 0,3 g

Asam Stearat Emulgator 15 % 3g

Cera Alba Basis 1,5 % 0,3 g

Vaselin Album Basis 8% 1,6 g

Propilenglikol Humektan 8% 1,6 g

Nipagin Pengawet 0,05 % 0,01 g

Nipasol Pengawet 0,05 % 0,01 g

Oleum Rosae Corigen ododris Qs Qs

BHT Antioksidan 0,05 % 0,01 g

Aquadest Fase Air 60,85 % 12,17ml

Perhitungan :
5
Titanium dioksida : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

1,5
TEA : 100 𝑥20 = 0,3𝑔𝑟𝑎𝑚

15
Asam Stearat : 100 𝑥20 = 3𝑔𝑟𝑎𝑚

1,5
Cera Alba : 100 𝑥20 = 0,3𝑔𝑟𝑎𝑚

8
Vaselin album : 100 𝑥20 = 1,6𝑔𝑟𝑎𝑚

8
Propilenglikol : 100 𝑥20 = 1,6𝑔𝑟𝑎𝑚

0,05
Nipagin,nipasol, BHT : 𝑥20 = 0,01𝑔𝑟𝑎𝑚
100

60,85
Aquadest : 100%-39,15%=60,85%  𝑥20 = 12,17𝑚𝑙
100
Uraian Prosedur Formula 1

1. Timbang semua bahan (Cera Alba, Asam stearat, TEA, nipagin, nipasol,
propilenglikol, titanium dioksida, vaselin album, dan BHT).
2. Bahan fase minyak (Cera Alba, Asam stearat, BHT, Titanium dioksida, dan nipasol)
dimasukkan cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur. (70°C)
3. Bahan fase air (propilenglikol (dimasukkan nipagin ke dalam PG), TEA + aqua
kalida ) dicampurkan di dalam beaker glass.
4. Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan
fase minyak. (70°C)
5. Disiapkan mortir panas.
6. Setelah kedua fase suhunya sama bahan dimasukkan ke dalam mortir, yaitu fase
minyak terlebih dahulu, lalu fase minyak dimasukkan ke dalam fase air sedikit demi
sedikit di aduk ad tercampur dan terbentuk cream.
7. Diaduk ad homogen dan ad cream menjadi dingin.

Skema Kerja Formula 1


8.
FORMULASI Ditimbang semua bahan Bahan fase minyak (Cera Alba,
9.
(Cera Alba, Asam stearat, Asam stearat, BHT, Titanium
CREAM TEA, nipagin, nipasol,10.
dioksida, dan nipasol) dimasukkan
propilenglikol, titanium
11. cawan penguap dan di lebur di atas
dioksida, vaselin album,
dan BHT). waterbath ad lebur. (70°C)
12.
13.
Fase air (propilenglikol
Setelah kedua14.fase suhunya
15.
sama bahan dimasukkan ke (dimasukkan nipagin ke dalam
Siapkan Mortir Panas
16.yaitu fase
dalam mortir, PG), TEA + aqua kalida )
minyak terlebih
17. dahulu, dicampurkan di dalam beaker
lalu fase minyak
glass.
dimasukkan ke dalam fase
air sedikit demi sedikit di Bahan fase air dihangatkan di
Aduk ad dingin
aduk ad tercampur dan atas waterbath sampai suhunya
terbentuk cream
sama dengan bahan fase
minyak. (70°C)
Formula 2

NAMA BAHAN FUNGSI % Jumlah bahan


pemakaian (g)

Titanium Dioksida Bahan Aktif 5% 1g

TEA Emulgator 1,5 % 0,3 g

Asam Stearat Emulgator 15 % 3g

Cera Alba Basis 1% 0,2 g

Vaselin Album Basis 10 % 2g

Propilenglikol Humektan 5% 1g

Glycerin Emolient 10 % 2g

Nipagin Pengawet 0,05 % 0,01 g

Nipasol Pengawet 0,05 % 0,01 g

Oleum Rosae Corigen ododris Qs Qs

BHT Antioksidan 0,05 % 0,01 g

Aquadest Fase Air 52,35 % 10,47ml

Perhitungan :
5
Titanium dioksida : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

1,5
TEA : 100 𝑥20 = 0,3𝑔𝑟𝑎𝑚

15
Asam Stearat : 100 𝑥20 = 3𝑔𝑟𝑎𝑚

1
Cera Alba : 100 𝑥20 = 0,2𝑔𝑟𝑎𝑚

10
Vaselin album : 100 𝑥20 = 2𝑔𝑟𝑎𝑚

5
Propilenglikol : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

0,05
Nipagin,nipasol, BHT : 𝑥20 = 0,01𝑔𝑟𝑎𝑚
100

52,35
Aquadest : 100%-47,65%=52,35%  𝑥20 = 10,47𝑚𝑙
100
Uraian Prosedur Formula 2
1. Timbang semua bahan (Cera Alba, Asam stearat, TEA, nipagin, nipasol,
propilenglikol, titanium dioksida, vaselin album, gliserin dan BHT).
2. Bahan fase minyak (Cera Alba, Asam stearat, BHT, Titanium dioksida, dan nipasol)
dimasukkan cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur. (70°C)
3. Bahan fase air (propilenglikol (dimasukkan nipagin ke dalam PG), gliserin ,TEA +
aqua kalida ) dicampurkan di dalam beaker glass.
4. Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan
fase minyak. (70°C)
5. Disiapkan mortir panas.
6. Setelah kedua fase suhunya sama bahan dimasukkan ke dalam mortir, yaitu fase
minyak terlebih dahulu, lalu fase minyak dimasukkan ke dalam fase air sedikit demi
sedikit di aduk ad tercampur dan terbentuk cream.
7. Diaduk ad homogen dan ad cream menjadi dingin.

Skema Kerja Formula 2

8.
FORMULASI Ditimbang semua bahan Bahan fase minyak (Cera Alba,
9.
(Cera Alba, Asam stearat, Asam stearat, BHT, Titanium
CREAM TEA, nipagin, nipasol,10.
dioksida, dan nipasol) dimasukkan
propilenglikol, titanium
11. cawan penguap dan di lebur di atas
dioksida, vaselin album,
gliserin dan BHT). 12. waterbath ad lebur. (70°C)

13.
Fase air (propilenglikol
Setelah kedua14.fase suhunya
15.
sama bahan dimasukkan ke (dimasukkan nipagin ke dalam
Siapkan Mortir Panas
16.yaitu fase
dalam mortir, PG), gliserin, TEA + aqua
minyak terlebih
17. dahulu, kalida ) dicampurkan di dalam
lalu fase minyak
beaker glass.
dimasukkan ke dalam fase
air sedikit demi sedikit di Bahan fase air dihangatkan di
Aduk ad dingin
aduk ad tercampur dan atas waterbath sampai suhunya
terbentuk cream
sama dengan bahan fase
minyak. (70°C)
Formula 3

NAMA FUNGSI % pemakaian Jumlah bahan


BAHAN (g)

Titanium Bahan Aktif 5% 1g


Dioksida

TEA Emulgator 3% 0,6 g

Asam Stearat Emulgator 10 % 2g

Vaselin Album Basis 6,5 % 1,3 g

Propilenglikol Humektan 5% 1g

Glycerin Stabilizer 20 % 4g

Parafin Liquid Emolient 5% 1g

Nipagin Pengawet 0,1 % 0,02 g

Nipasol Pengawet 0,1 % 0,02g

Oleum Rosae Corigen ododris Qs Qs

BHT Antioksidan 0,1 % 0,02 g

Aquadest Fase Air 45,1 % 9,02 ml

Perhitungan :
5
Titanium dioksida : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

3
TEA : 100 𝑥20 = 0,6𝑔𝑟𝑎𝑚

10
Asam Stearat : 100 𝑥20 = 2𝑔𝑟𝑎𝑚

6,5
Vaselin album : 100 𝑥20 = 1,3𝑔𝑟𝑎𝑚

20
Glycerin : 100 𝑥20 = 4𝑔𝑟𝑎𝑚

5
Propilenglikol : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

5
Prarafin Liq : 100 𝑥20 = 1𝑔𝑟𝑎𝑚

0,1
Nipagin,nipasol, BHT : 100 𝑥20 = 0,02𝑔𝑟𝑎𝑚
45,1
Aquadest : 100%-54,9%=45,1%  𝑥20 = 19,02𝑚𝑙
100

Uraian Prosedur Formula 3


1. Timbang semua bahan (Asam stearat, TEA, nipagin, nipasol, propilenglikol,
titanium dioksida, vaselin album, gliserin, paraffin liq. dan BHT).
2. Bahan fase minyak (paraffin liq., Asam stearat, BHT, Titanium dioksida, dan
nipasol) dimasukkan cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur. (70°C)
3. Bahan fase air (propilenglikol (dimasukkan nipagin ke dalam PG), gliserin ,TEA +
aqua kalida ) dicampurkan di dalam beaker glass.
4. Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan
fase minyak. (70°C)
5. Disiapkan mortir panas.
6. Setelah kedua fase suhunya sama bahan dimasukkan ke dalam mortir, yaitu fase
minyak terlebih dahulu, lalu fase minyak dimasukkan ke dalam fase air sedikit demi
sedikit di aduk ad tercampur dan terbentuk cream.
7. Diaduk ad homogen dan ad cream menjadi dingin.

Skema Kerja Formula 3

8.
Ditimbang semua bahan Asam Bahan fase minyak (paraffin liq.,
FORMULASI
9.
stearat, TEA, nipagin, nipasol,
Asam stearat, BHT, Titanium
propilenglikol, titanium
CREAM 10. dioksida, dan nipasol) dimasukkan
dioksida, vaselin album,
gliserin, paraffin liq. dan11.
BHT cawan penguap dan di lebur di atas
waterbath ad lebur. (70°C)
12.
13.
Fase air (propilenglikol
Setelah kedua14.fase suhunya
15.
sama bahan dimasukkan ke Siapkan Mortir Panas (dimasukkan nipagin ke dalam
16.yaitu fase
dalam mortir, PG), gliserin, TEA + aqua
minyak terlebih
17. dahulu, kalida ) dicampurkan di dalam
lalu fase minyak
beaker glass.
dimasukkan ke dalam fase
air sedikit demi sedikit di Bahan fase air dihangatkan di
Aduk ad dingin
aduk ad tercampur dan atas waterbath sampai suhunya
terbentuk cream
sama dengan bahan fase
minyak. (70°C)
3.3 Skala Besar

SKALA BESAR

BAHAN FUNGSI PENGGUNAAN

RENTANG % JUMLAH
PEMAKAIAN
(200gram)

Titanium Bahan Aktif 1-25% 5% 10 g


Dioksida

Vaselin Album Basis Salep 10 – 30 % 8% 17,6 g

Cera Alba Basis Salep 5 – 20 % 1% 22 g

TEA Emulgator 2–4% 1,5 % 3g

As.Stearat Emulgator 1 – 20 % 15 % 30 g

Propilenglikol Humectant 1-15 % 8% 16 g

Nipagin Pengawet 0,02 – 0,3 % 0,05 % 0,1 g

Nipasol Pengawet 0,01 – 0,6 % 0,05 % 0,1 g

BHT Antioksidan 0,0075%-0,1% 0,05 % 0,1 g

Aquadest Solvent q.s 60,85 % 121,7 g

Ol.Rosae Odoris q.s Gtt gtt


URAIAN PROSEDUR FORMULASI SKALA BESAR KRIM

1) Timbang semua bahan (Cera Alba, Asam stearat, TEA, nipagin, nipasol,
propilenglikol, titanium dioksida, vaselin album, dan BHT).
2) Bahan fase minyak (Cera Alba, Asam stearat, BHT, Titanium dioksida, dan nipasol)
dimasukkan cawan penguap dan di lebur di atas waterbath ad lebur. (70°C)
3) Bahan fase air (propilenglikol (dimasukkan nipagin ke dalam PG), TEA + aqua kalida
) dicampurkan di dalam beaker glass.
4) Bahan fase air dihangatkan di atas waterbath sampai suhunya sama dengan bahan fase
minyak. (70°C)
5) Disiapkan mortir panas.
6) Setelah kedua fase suhunya sama bahan dimasukkan ke dalam mortir, yaitu fase
minyak terlebih dahulu, lalu fase minyak dimasukkan ke dalam fase air sedikit demi
sedikit di aduk ad tercampur dan terbentuk cream.
7) Diaduk ad homogen dan ad cream menjadi dingin.

SKEMA KERJA

FORMULASI Ditimbang semua bahan Bahan fase minyak (Cera Alba,


(Cera Alba, Asam stearat, Asam stearat, BHT, Titanium
CREAM TEA, nipagin, nipasol,
dioksida, dan nipasol) dimasukkan
propilenglikol, titanium
cawan penguap dan di lebur di atas
dioksida, vaselin album,
dan BHT). waterbath ad lebur. (70°C)

Fase air (propilenglikol


Setelah kedua fase suhunya Siapkan Mortir Panas
sama bahan dimasukkan ke (dimasukkan nipagin ke dalam
dalam mortir, yaitu fase PG), TEA + aqua kalida )
minyak terlebih dahulu, dicampurkan di dalam beaker
lalu fase minyak
glass.
dimasukkan ke dalam fase
air sedikit demi sedikit di Bahan fase air dihangatkan di
Aduk ad dingin
aduk ad tercampur dan atas waterbath sampai suhunya
terbentuk cream
sama dengan bahan fase
minyak. (70°C)
BAB IV

EVALUASI DAN HASIL EVALUASI

1. Uji Viskositas
 Alat : Viskometer Brookfield
 Cara kerja:
 Siapkan sampel yang akan diuji ke beaker glass
 Isikan sampel sebanyak 60ml-80ml, agar spindle yang digunakan untuk
mengukur dapat seluruhnya masuk
 Siapkan Brookfield viscometer beserta spindle
 Nyalakan tombol pemutar alat, baca jarum penunjuk viskositas jika telah konstan,
catat
 Hasil evaluasi :
Speed Hasil (cps)
30 31,0 x 200 = 62000 cps
12 20,5 x 500 = 10255 cps
6 13,5 x 1000= 13500 cps
2. Uji PH
 Alat : pH meter
 Cara kerja:
 Timbang sediaan sebanyak 5 g
 Diencerkan dengan aqua bebas CO2 dengan perbandingan 1 : 10 (50 ml) aduk ad
homogen
 Bersihkan electrode dengan aquadest, bilas menyeluruh dan keringkan dengan
tisu
 pH meter dikalibrasi dengan ph terstandar (pH=7)
 masukkan electrode pH meter ke dalam sediaan yang di ukur
 tunggu sampai abt menunjukkan angka konstan, lalu catat pH-nya
 replikasi sebanyak 3 kali.
 Hasil Evaluasi :
Replikasi Hasil Uji
Replikasi-1 9,09
Replikasi-2 9,11
Replikasi-3 9,10
pH Krim pada kelompok 6 yaitu : 9,10
3. Uji Aseptabilitas
Cara kerja:
 Cetak kuisioner sebanyak 10
 Cari responden sebanyak 10 orang
 Berikan sediaan krim dan minta mereka untuk menilainya dengan mengisi
kuisioner
PENILAIAN PROSENTASE
4. PARAMETER
1 2 3 4 ∑dapat maks (%)

Kemudahan dioleskan - 1 2 7 36 40 90 %

Sensasi - 1 5 4 33 40 82,5 %

Kelembutan - - 5 5 35 40 87,5 %

Bekas yang 2 4 4 - 22 40 55 %
ditinggalkan

Kelengketan - 1 6 3 32 40 80 %

Kemudahan di cuci - 2 3 5 33 40 82,5 %

Total 190 240 79,58 %


BAB V
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai