Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN NON STERIL


(SEDIAAN KRIM )

DISUSUN OLEH

NAMA : NI MADE WIDYA ARIASANTI


NIM : 171200187
KELAS : A2B
KELOMPOK : V (LIMA)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
FORMULASI SEDIAAN KRIM

I. TUJUAN
1.1 Agar mahasiswa mengetahui formulasi dan cara cara pembuatan krim
beserta cara uji kualitasnya
1.2 Mahasiswa mampu mengevaluasi bentuk sediaan krim untuk pengobatan

II. DASAR TEORI


II.1 Krim
Krim adalah suatu salep yang berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60 % air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sedangkan
menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air
(Anwar, 2012)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai. Krim mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai
emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan
tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak
dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air (Widodo,2013).

II.2 Penggolongan Krim


Ada beberapa penggolongan krim yaitu :
1. Krim tipe air - minyak (A/M) contohnya sabun polivalen, span,
adeps lanae, kolesterol dan cera.
2. Krim tipe minyak - air (M/A) contohnya sabun monovalen seperti
triethanolaminum stearat, natrium stearat, kalium stearat dan
ammonium stearat (Anief, 2005)
Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionic, kationik dan nonionik
2.3 Penyimpanan dan Pengemasan Krim
Krim biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube. Botol yang
terbuat dari gelas maupun botol plastik juga dapat digunakan. Tube dibuat
dari timah atau plastik, beberapa di antaranya diberi tambahan kemasan
dengan alat bantu khusus. Botol dapat diisi dalam skala kecil oleh seorang
ahli farmasi dengan mengemas sejumlah krim yang sudah ditimbang ke
dalam botol dengan memakai spatula yang fleksibel dan menekannya ke
bawah, sejajar melalui tepi botol guna menghindari kemungkinan
terperangkapnya udara di dalam botol (Ansel, 2005). Krim dalam tube
lebih luas pemakaiannya daripada botol, disebabkan lebih mudah dan
menyenangkan digunakan oleh pasien dan tidak mudah menimbulkan
keracunan. Kebanyakan krim harus disimpan pada temperatur di bawah
30ºC untuk mencegah melembek apalagi dasar krimnya bersifat dapat
mencair (Ansel, 2005).
2.4 Penggunaan Krim
Krim dapat digunakan sebagai :
a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan
zat-zat berbahaya. (Bruntan, 2008)
Keuntungan penggunaan krim adalah umumnya mudah menyebar
rata pada permukaan kulit serta mudah dicuci dengan air (Ansel, 2005).
Krim dapat digunakan pada luka yang basah, karena bahan pembawa
minyak di dalam air cenderung untuk menyerap cairan yang dikeluarkan
luka tersebut. Basis yang dapat dicuci dengan air akan membentuk suatu
lapisan tipis yang semipermeabel, setelah air menguap pada tempat yang
digunakan. Tetapi emulsi air di dalam minyak dari sediaan semipadat
cenderung membentuk suatu lapisan hidrofobik pada kulit (Lachman,
2008)
Stabilitas krim akan menjadi rusak, jika terganggu oleh sistem
campurannya terutama disebabkan perubahan suhu, perubahan komposisi
dan disebabkan juga oleh penambahan salah satu fase secara berlebihan
atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan
jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik
aseptis. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu
bulan. Dalam penandaan sediaan krim, pada etiket harus tertera “Obat
Luar” dan pada penyimpanannya harus dalam wadah tertutup baik atau
tube dan disimpan di tempat sejuk (Depkes RI, 1979).
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat

1. Cawan porselen
2. Spatel logam
3. Penjepit kayu
4. Mortir dan stamper
5. Gelas ukur
6. Waterbath
7. Batang pengaduk
8. Stopwatch
9. Alat evaluasi sediaan

III.2 Bahan

1. Kloramfenikol 400 mg
2. Nipagin 20 mg
3. Parfum 20 mg
4. Asam stearate 3 mg
5. Trietanolamin 300 mg
6. Lemak bulu domba 600 mg
7. Paraffin cair 5 gram
8. Aquadest 11 gram
IV. PEMERIAN BAHAN
IV.1 Kloramfenikol (Depkes RI, 1979)

D (-) treo-2-diklorasetamido-1-p-nitrofenilpropana-1,3-diol
Rumus Molekul : C11H12Cl2N2O5
Persyaratan : kloramfenikol mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari103,0%
C11H12Cl2N2O5 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringakan
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit ;
dalam larutan asam lemah, mantap
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
dalam propilenglikol, dalam aseton dan dalam etil
asetat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat dan penggunaan : antibiotikum

IV.2 Nipagin/Metil Paraben (Depkes RI, 1979)

Metil-p-hidroksibenzoat
Rumus Molekul : C8H8O3
Persyaratan : Metil paraben mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari101,0%
C8H8O3
Pemerian : Serbuk  hablur  putih,  hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut  dalam 500 bagian air, 20 bagian  air
mendidih, dalam 3,5 bagian  etanol  (95%)  P dan
dalam  3  bagian  aseton  P, mudah  larut  dalam 
eter P dan dalam larutan alkalis hidroksida; latur
dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat pengawet

IV.3 Lemak Bulu Domba / Adeps Lane (Depkes RI, 1979)


Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau
kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan
khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol (95%)P; mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
di tempat sejuk
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan

IV.4 Asam stearate / Acidium Stearicum (Depkes RI, 1979)


Rumus Molekul : C18HCl38O2
Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan

IV.5 Trietanolamin (Depkes RI, 1979)


Rumus Molekul : C6H15NO3
Pemerian : Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning
pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)


P; larut dalam klorofom

Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat dan penggunaan : Surfaktan, emulgator. Kadar 2-4%.

IV.6 Parafin Cair/ Parafinum Liquidum (Depkes RI, 1979)


Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi;
tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir
tidak mempunyai rasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol


(95%) P; larut dalam klorofom P, dan dalam
eterP

Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari


cahaya

Khasiat dan penggunaan : Laksativum

IV.7 Aquadest (Depkes RI, 1979)


Rumus Molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan Penggunaan : Pelarut

V. CARA PEMBUATAN

Siapkan alat dan bahan

1. Siapkan alat dan bahanS

Timbang bahan sesuai dengan perhitungan

Masukkan kloramfenikol kedalam mortar, tambahkan nipagin aduk


ad homogen

Tambahkan sebagian aquadestaduk ad homogen


( campuran I )

Buat basis krim : asam stearate, trietanolamin, adeps lanae,


paraffin cair dan sebagian aquadest dalam cawan porselen dilebur
diatas watterbath hingga melebur sempurna (campuran II)

Campurkan campuran I dan campuran II dalam mortar yang panas,


aduk cepat.

Tambahkan parfum, aduk ad homogen

Masukkan dalam pot


VI. UJI KUALTAS

1. Uji Organoleptis

Sediaan Krim

Diamati warna krim, Diamati bentuk dan tekstur krim,

serta baunya

2. Uji Daya Lekat

Ditimbang krim 0,23 gram

Krim diletakan diatas gelas objek yang telah ditentukan luasnya

Diletakan gelas objek yang lain diatas krim tersebut

Ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit

Dipasang gelas objek pada alat test

Dilepas beban seberat 80 gram

Dicatat waktunya hingga kedua objek terlepas


3. Uji Daya Sebar

Ditimbang 0,5 gram krim diletakan di tengah cawan petro yang


berada dalam posisi terbalik

Diletakan cawan petri yang lain di atas krim

Dibiarkan selama 1 menit.

Diukur diameter krim yang menyebar

Ditambahkan 50 gram beban tambahan

Didiamkan 1 menit dan diukur diameter setelah beban mencapai


500 gram
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2005. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Anwar. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi.


Jakarta : Penerbit Dian Rakyat

Ansel C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta. UI Press.

Bruntan, Laurence, Keith P, dkk. 2008. Goodman and Gillman’s Manual of


Pharmacology and Therapeutic. New York: Mc Graw Hill Medical

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

Lachman,L., Herbert A.L. 2008, Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI
Press

Purushothamrao K, Khaliq K., Sagare P., Patil S. K., Kharat S. S., Alpana.K.
2010. Formulation and evaluation of vanishing cream for scalp psoriasis.
Cited 2019 Oktober 2010. Available at http://www.ijpst.com/files/IJPST-
Vol-4,I-Art-3--2010.pdf

Tjay, T.H. 2007. Obat-obat Penting Edisi ke Enam. Jakarta: Elex Media
Komputindo

Widodo, Hendra. (2013). Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, D-Medika,


Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai