Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan

obat meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan

bahan obat-obatan, seni peracikan, serta pembuatan sediaan farmasi

menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta

perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat

dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada

pasien (Rini, 2016).

Melihat ruang lingkup dunia farmasi yang cukup luas, maka

mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri tanpa

kerjasama yang baik dengan cabang ilmu lain seperti fisika, kimia,

biologi, dan farmakologi. Mempelajari resep berarti mempelajari

penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan pasien (Agus, 2009).

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu caranya

terdispersi dalam cairan yang kini, dalam bentuk teteran kecil (Dirjen

Pom, 2014).

Alasan pembuatan Emulsi adalah menutupi rasa yang tidak enak

pada obat, memudahkan proses pencernaan, dan memudahkan dalam

pemakaiannya

I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk

mengetahui dan membahas formula emulsi baik ranangan formula,

master formula, dasar formula, uraian bahan, cara perhitungan

serta cara pembuatannya

I.2.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu agar kita dapat

membuat sediaan emulsi dengan baik dan benar sesuai dengan

formula dan perhitungan yang telah di tentukan.

I.3. Prinsip Percobaan

Diskusi dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dengan

memperhatikan kembali responsi di tugas pendahuluan yaitu pengertian

emulsi, teori emulsifikasi, keuntungan dan kerugian emulsi, tipe emulsi,

cara menentukan tipe emulsi, fenomena ketidakstabilan emulsi,

pengertian emulgator, sifat emulgator yang diinginkan, mekanisme kerja

emulgator, pembagian emulgator, rekomendasi dalam pembuatan emulsi,

intermittan shaking, metode pembuatan emulsi, serta komposisi emulsi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Formula Asli

Krim Sunblock

II. Rancangan Formula

Tiap 20 gram krim mengandung :

Titanium dioksida 20 %

Cetil alkohol 2%

Propilenglikol 15 %

Asam stearat 5%

Lanolin 1%

Metil paraben 0,2 %

Propil paraben 0,02%

a-tokoferol 0,05 %

Trietanolamin 2%
aquadest ad 100 %

III. Master Formula

Nama produk : Sunnani®Cream

Jumlah produk : 2 pot cream @20 mg

Nomor registrasi : DBL 19001001 A1

Nomor Batch : I901001


SUNNANI®Cream

Produksi : Tanggal formula Tanggal Disetujui oleh:

Kelompok V produksi Yusnita Usman,

SNH DIII Farmasi S.Si,M.Si,Apt

No. Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Perdosis Per Batch

1 ZA-BP Titanium Zat aktif 4 gram 440 gram

Dioksida

2 ZT-CA Cetil alcohol Pengemulsi 0,4 gram 40 gram

3 ZT-NVW Propilenglikol Pelembab 3 ml 330 gram

4 ZT-AST Asam stearate Pengemulsi 1 gram 110 gram

5 ZT Lanolin Pelembab 0,2 gram 22 gram

6 ZT-PW Metil paraben Pengawet 0,04 gram 4,4 gram

7 ZT-PP Propil paraben Pengawet 0,004 gram 0,44 gram

8 ZT-TCP α – tokoferol Pelindung 0,01 gram 1,1 gram

9 ZT-TEA Trietanolamin pengemulsi 0,4 gram 44 gram

10 P-AQ Aquadest Pelarut Ad 100 ml Ad 1100 ml


IV. Dasar Formulasi

a. Uraian penyakit terhadap Titanium Dioksida

Dalam produk kosmetik dan perawatan kulit, titanium dioksida di

gunakan sebagai pigmen dan tabir surya. Karena tabir surya

digunakan sebagai ultrafine TiO2. Titanium dioksida di gunakan

karena kemampuannya menyerap sinar UV dan ketahanannya

terhadap perubahan warna di bawah sinar uktraviolet. Titanium

dioksida adalah pigmen putih yang paling banyak di gunakan

karena keceahan dan indeks bias yang sangat tinggi.

b. Alasan di buat formula sediaan sunblock

Kkarena sunblock dapat beeupa emulsi atau tanpa obat yang di

maksud untuk penggunaan topikal yang kecairannya

memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada

permukaan kulit yang luas sehingga cepat kering, mudah di

oleskan, mudah menyebar dan meninggalkan lapisan tipis dari

komponen pada permukaan kulit.


c. Alasan pemilihan titanium dioksida sebagai zat aktif

Titanium dioksida berupa serbuk putih, amorf, tidak berbau,

tidak berasa, serbuk non higroskopis dan sangat stabil pada

temperatur tinggi. Titanium dioksida mempunyai indeks refratif

yang sangat besar (kemampuan untuk membelokkan sinar

matahari).

d. Alasan pemilihan zat tambahan

Sunblock baik melindungi kulit dari sinar UVB karena cara

kerjanya yang memblokir radiasi matahari yang terkena kulit

dan memantulkan kembali radiasi tersebut tanpa menyerapnya

ke dalam kulit.

Setil alkohol di gunakan dalam formulasi ini karena mempunyai

efek ganda yaitu dapat di gunakan sebagai emulgator dan

sebagai pengental/pengeras.

Propilenglikol di gunakan dalam formulasi ini karena

propilenglikol merupakan cairan kental, transparan tidak berbau,

mudah larut dan karena toksiknya yang sanagat rendah.

Asam stearat di gunakan dalam formulasi ini karena asam

stearat merupakan asam lemak jenuh ekstrak alami dari

berbagai jenis lemak hewan, lemak nabati dan berbagai jenis

minyak lainnya.
Lanolin di gunakan dalam formulasi ini karena lanolin adalah zat

minyak terbaik yang terdapat pada buku domba sehingga

sanggat baik dalam melembabkan kulit, mengatasi kulit kering,

kasar dan gatal.

Metil paraben di gunakan dalam formulasi ini karena metil

paraben merupakan bahan pengawet yang mudah larut dalam

air.

a-tokoferol di gunakan dalam formulasi ini karena a-tokoferol

mengandung vitamin E yang baik untuk kesehatan kulit.

Trietanolamin di gunakan dalam formulasi ini karena

trietanolamin merupakan emulsifier dan surfaktan yang dapat

menetralkan asam lemak, minyak dan bahan-bahan lain tidak

mudah larut dalam air.


V. Uraian Bahan

1. Titanium dioksida

Kelarutan : Larut dalam aseton, dan larut

dalam kloroform.

Pemerian : Putih, amorf, tidak berbau, dan

tidak berasa.

Pengunaan : Sebagai pigmen putih pada cat,

karet plastik, sebagai bahan

kosmetika ,dan penutup atau

pelindung lantai.
Penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup

rapat.

2. Setil alkohol (Dirjen POM 2014)

Nama resmi : CETYL ALCOHOL

Nama lain : Setil alkohol

RM/BM : C16H34O/242,44

Pemerian : Serpihan putih licin, granul,

atau

Kubus, putih; bau khas lemah; rasa

lemah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut

dalam

Etanol dan dalam eter, kelarutan

bertambah dengan naiknya suhu.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Propilenglikol (Dirjen POM 2014)

Nama resmi : PROPYLEN GLYEOL

Nama lain : propilen glikol

RM/BM : C3H8O2/76,09
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak

berwarna; rasa khas; praktis tidak

berbau; menyerap air pada udara

lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,

dengan aseton, dan dengan

kloroform; larut dalam eter dan

dalam beberapa minyak esensial;

tidak dapat bercampur dengan

minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Asam Stearat

Pemerian : Zat padat, keras ,mengkilat

,menunjukkan susunan Hablur putih

atau kuning pucat.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut

dalam 30 bagian etanol (95%)

P.Dalam 2 bagian kloroform P, dan

dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. Lanolin
Nama lain : ADEPS LANAE

Namaresmi : Lanolin

Pemerian : Massa seperti lemak, lengket,

warna kuning, bau khas .

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat

bercampur, dengan air lebih kurang

2 kali beratnya, agak sukar larut

dalam etanol. Mudah larut dalam

eter, dan dalam kloroform.

Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik

,sebaiknya pada suhu kamar

terkendali.

C. MetilParaben

Nama lain : METHYLIS PARABENUM

Namaresmi : MetilParaben

Rm/Bm : C8H8O3/ 152,15

Pemerian :Serbuk hablur putih, hamper tidak

berbau, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, dan mempunyai

sedikit rasa terbakar.


Kelarutan : Sukarlarutdalam air dalam benzene

dan dalam karbon tetraklorida,

mudah larut dalam etanol dan dalam

eter.

Penyimpanan : Dalamwadahtertutup.

D. Trietanolamin

Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat,

cairankental

Kelarutan : Bercampur dengan asseton dalam

benzene, larut dalam kloroform,

dandengan etanol.

Kegunaan : Sebagai zat Pengemulsi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

VI. Perhitungan

a. Perhitungan bahan

 Per dosis atau satu kemasan

Titanium dioksida (20%) = 20/100 x 20 = 4 gram

Cetil alkohol(2%) = 2/100 x 20 = 0,4 gram


Propilenglikol (15%) = 15/100 x 20 = 3 gram

Asam stearat (5%) = 5/100 x 20 = 1 gram

Lanolin (1%) = 1/100 x 20 = 0,2 gram

Metil paraben(0,2%) = 0,2/100 x 20 =

0,04gram

propil paraben(0,02%) = 0,02/100 x 20 = 0,004gram

α-tokoferol (0,05%) = 0,05/100 x 20 = 0,01 gram

Trietanolamin (2%) = 2/100 x 20 = 0,4 gram

Aquadest ad 100 ml

 Perbatch (dilebihkan 10%)

Titanium dioksida = (4 gram x 2) + 10% = 8,8 gram

Cetil alcohol = (0,4 gram x 2) + 10% = 0,88 gram

Propilenglikol = (3gram x 2) + 10% = 6,6 ml

Asam stearate = (1gram x 2) + 10% = 2,2 gram

Lanolin = (0,2 gram x 2) + 10% = 0,49 gram

Metil paraben = (0,04 gram x 2) + 10% = 0,088 gram

Propil paraben = (0,004gram x 2) + 10% = 0,0088 gram


α-tokoferol = (0,01gram x 2) + 10% = 0.022 gram

Trietanolamin = (0,4gram x 2) + 10% = 0,88 gram

Aquadest Ad 1100 ml

VII. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

2. Di pisahkan antara bahan fase minyak dan fase air.

3. Di masukkan bahan fase air ke dalam gelas kimia dan bahan fase

minyak ke dalam cawan porselen.

4. Di panaskan fase air dan di leburkan fase minyak sambil di aduk.

Setelah panas dan lebur, di angkat sediaan tersebut dari waterbath.

5. Di masukkan fase minyak dalam fase air sambil di kocok

menggunakan mixer selama 2 menit dan di heentikan selama 20 detik

hingga homogen.

6. Di kocok kembali sediaan tersebut apabila belum homogen.

7. Di tambahkan a-tokoferol ke dalam sediaan yang telah homogen. Lalu

di aduk menggunakan batang pengaduk

8. Di pindahkan larutan tersebut kedalam pot cream.

9. Di biarkan hingga dingin, lalu di tutup.

10. Di beri etiket


BAB III

METODEOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan Percobaan

III.1.1. Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Batang pengaduk, cawan porselen, gelas kimia, gelas ukur,

lap halus, mixer, penangas, sendok tanduk, dan timbangan

analitik.

III.1.2. Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah a-tokoferol, Asam stearat, Aquadest (AQUA

DESTILATTA), Cetil Alkohol (CETYL ALCOHOL), Lanolin

(ADEPS LANAE), metil paraben (METYUS PARABENUM),

Propil Paraben (PROPYL PARABENUM), Propilenglikol

(PROPYLEN GLYCOL), dan Trietanolamin.

III.2. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

2. Di pisahkan antara bahan fase minyak dan fase air.


3. Di masukkan bahan fase air ke dalam gelas kimia dan bahan fase

minyak ke dalam cawan porselen.

4. Di panaskan fase air dan di leburkan fase minyak sambil di aduk.

Setelah panas dan lebur, di angkat sediaan tersebut dari waterbath.

5. Di masukkan fase minyak dalam fase air sambil di kocok

menggunakan mixer selama 2 menit dan di heentikan selama 20 detik

hingga homogen.

6. Di kocok kembali sediaan tersebut apabila belum homogen.

7. Di tambahkan a-tokoferol ke dalam sediaan yang telah homogen. Lalu

di aduk menggunakan batang pengaduk

8. Di pindahkan larutan tersebut kedalam pot cream.

9. Di biarkan hingga dingin, lalu di tutup.

10. Di beri etiket

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
IV.2. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, dilakukan pembuatan sediaan

emulsj (cream sunblock). Emulsi adalah sediaan yang mengandung

bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, di

stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (Dirjen

POM, 1979).

Zat aktif yang digunakan dalam percobaan pembuatan emulsi adalah

Titanium dioksuda dan bahan tambahan yang digunakan adalah setil alkohol,

propilenglikol, asam stearat, lanolin, metil paraben, propil paraben, a-

tokoferol, trietanolamin, dan aquadest.

Pada perhitungan batch dilebihkan 10 % dengan maksud untuk

mencegah terjadinya kekurangan atau ketidakcukupan sediaan yang

akan dimasukkan kedalam pot ukuran 20 gram. Hal tersebut sering

terjadi karena disebabkan pengaruh dari penimbangan bahan.

Pada pembuatan sediaan cream sunblock ini, yang harus di perhatikan

adalah pemisahan bahan antara fase minyak dan fase air pemisahan ini

sangat penting di lakukan untuk membuat sediaan cream sunblock yang baik.

Adapun bahan yang termasuk dalam fase air yaitu aquadest, propilenglikol,

metil paraben dan trietanolamin. Sedangkan bahan yang termasuk ke dalam


fase minyak yaitu asam stearat, cetil alkohol, lanolin dan propil paraben.

Selain pemisahan bahan, Pengocokan metode intermediet shacking juga

sangat berpengaruh terhadap pembuatan sediaan cream ini. Di mana kita

harus memastikan bahwa sediaan creaam tersebut benar-benar homogen.

Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum ini yaitu tidak

telitinya kita sewaktu memilih wadah yang akan digunakan. Wadah yang

digunakan tidak sesuai dengan jumlah jumlah sediaan yang di buat.

Sehingganya masih banyak sediaan yang tersisa di dalam gelas kimia.

Melebihi 10% sediaan yang di tambahkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai