Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS FARMASI
“Metode Pemisahan dan Penetapan Kadar Senyawa
Analgetik-Antipiretik”

OLEH :
STIFA C 2017
KELOMPOK 5
INDAH SAPUTRI (17.01.176)
PUTRI RESKI ANASTASYA RUMPAK (17.01.171)
RISKY RESAWAN SARASAK (17.01.128)
AINUN FIJAR SERUNI ABDULLAH (17.01.134)
MELI SELFIANTI (17.01.180)
WA ODE DYTHA MAHDI (17.01.164)
GRACE PRETTY MANGOSA (17.01.178)
MUH.TAUFIQ DESVARINU (17.01.136)
ALFIRA YUNINGSIH (17.01.124)
NURPADILLAH (17.01.138)
SHAZHA ANJALY PUTRI (17.01.122)
ASMUNI (16.01.123)

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH :


FHAHRI MUBARAK, S Farm, M.Si.

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmat yang sehat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam
selalu di limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Mungkin makalah yang kami buat ini banyak sekali kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami memohon kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan juga saran yang membangun agar
kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk
mahasiswa lain sebagai sumber informasi.

Makassar, 03 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analgetika (Obat Penghilang rasa nyeri) adalah obat yang
digunakan untuk mengurangi/menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit
kepala, otot, perut, gigi dan sebagainya. Antipiretik adalah zat-zat yang
dapat mengurangi suhu tubuh. Analgetik dapat meringankan rasa nyeri
Tanpa menghilangkan kesadaran penderita. Karena khasiat dari obat
analgetika ini dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri, maka obat analgetika ini
menjadi sangat populer dan disenangi oleh masyarakat, meskipun tidak
dapat menyembuhkan/ menghilangkan penyakit dari penyebabnya.
Dalam bidang farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti
identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk
menentukan kadar suatu senyawa.
Analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan atau obat yang sering
digunakan dalam bidang farmasi dimaksudkan untuk menentukan kadar
dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia seperti yang
telah tercantum dalam farmakope dan buku resmi lainnya. Analisa
kuantitatif dapat dibagi menjadi empat, yaitu secara volumetri, gravimetri,
gasometri dan instrument. Metode volumetri ada yang dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu sumbangan nyata ilmu kimia kepada ilmu farmasi ialah
bidang pengobatan. Salah satu obat yang sangat sering digunakan dalam
masyarakat adalah obat-obatan golongan analgesik antipiretik. Obat
analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat
sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata
memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek
samping. Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan antipiretik adalah obat
yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tingi. Jadi, Analisis senyawa ini
dianggap penting sebagaimana diketahui senyawa ini merupakan zat aktif
yang dapat digunakan sebagai analgetik atau penghilang rasa nyeri dan
antipiretik atau penurun panas atau demam, sehingga dapat diketahui
bagaimana sifat dari senyawa ini seperti kemurniannya. Karena itu, dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai metode analisis penetapan kadar
pada Analgetik-Antipiretik.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Analgetik-Antipiretik?
2. Penggolongan Analgetik-Antipiretik?
3. Bagaimana analisis dari Analgetik-Antipiretik?
4. Bagaimana metode pemisahan dan penetapan kadar senyawa
Analgetik-Antipiretik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Analgetik-Antipiretik.
2. Untuk mengetahui penggolongan Analgetik-Antipiretik.
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis dari Analgetik-Antipiretik.
4. Untuk mengetahui bagaimana metode pemisahan dan penetapan
kadar senyawa Analgetik- Antipiretik.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan mengenai metode
pemisahan senyawa dan penetapan kadar senyawa Analgetik-Antipiretik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analgetik-Antipiretik
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa
mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai
ambang persepsi rasa sakit. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi dan
memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam
tubuh, seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-infeksi kuman atau
kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan
mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut
mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di
kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat
ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris ke Sistem Saraf
Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian
ke pusat nyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai
nyeri. (Soekardjo bambang, Siswando. 2008)
Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Pada
keadaan demam, thermostat di hipotalamus terganggu, menyebabkan
suhu tubuh meningkat. Obat analgetika-antipiretika bekerja
mengembalikan fungsi thermostat ke suhu tubuh normal, dengan cara
rangsangan pusat pengatur kalor di hipotalamus. Sehingga terjadi
vasodilatasi perifer dikulit dan pengeluaran kalor disertai keluarnya banyak
keringat. (Soekardjo bambang, Siswando. 2008)
B. Penggolongan Analgetik-Antipiretik
1. Turunan anilin dan para –aminofenol
Turunannya seperti acetaminofen, asetanilid, dan fanasetin,
mempunyai aktivitas analgetik-antipiretik sebanding dengan aspirin,
tetapi tidak mempunyai efek antiradang dan antirematik. Turunan
ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri pada
otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek
samping yang ditimbulkan antara lain adalah methoglobin dan
hepatotoksik. Anilin mempunyai efek antipiretik cukup tinggi tetapi
toksisitasnya juga besar karena menimbulkan methemoglobin
suatu bentuk hemoglobin yang tidak berfungsi sebagai pembawa
oksigen. Pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih
besar menyebabkan pembentukan methemoglobin dan
mempengaruhi jantung. (Pudjaatmaka.1992).
2. Turunan 5-pirazolon
Turunannya seperti antipirin, amindopirin dan metampiron,
aspirin. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada
keadaan nyeri kepala,nyeri spasma usus, ginjal, saluran empedu,
dan urin, neuralgia, migrain, dismenorhu, nyeri gigi, dan nyeri
rematik.(Pudjaatmaka.1992).
C. Analisis dari Analgetik-Antipiretik (Donald, C. 2009)
1. Turunan anilin dan para –aminofenol
A. Analisis Golongan
1. Reaksi Isonitril
Zat uji + kloroform, NaOH dan etanol → dipanaskan →
bau busuk dari isonitril
2. Reaksi Indofenol
Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, dan fenol →
dipanaskan → warna hijau biru → pemanasan lebih
lanjut → merah
B. Analisis Gugus
1. Senyawa Nitrogen (Amin aromatis)
Zat uji + HCl → dipanaskan 5-15 menit → didinginkan →
warna merah jingga atau endapan merah jingga
(Fenasetin)
2. Reaksi Gabungan Dengan Asam Sulfanilat
Zat uji + 1 ml NaOH 3N + campuran asam sulfanilat dan
NaNO2 10% (1:1) → merah (Paracetamol)
2. Turunan 5-pirazolon
A. Analisis Golongan
Zat uji + reagen Mayer + HCl→ terjadi endapan
Zat uji + larutan FeCl3 → biru (novalgin), ungu (piramidon),
merah (antipirin)
Zat uji + HCl + NaNO2 → hijau (antipirin), ungu (piramidon)
B. Analisis Individual
1. Metampiron
Zat uji + reagen Mayer → endapan putih kuning
Zat uji + HCl encer + FeCl3 → warna biru → diamkan →
merah → tak berwarna
Zat uji + 1 ml AgNO3 → warna ungu dengan endapan
perak metalik
2. Antipirin
Zat uji + reagen Mayer → endapan putih
Zat uji + FeCl3 → merah darah → + H 2SO4 encer →
kuning
Zat uji + beberapa tetes NaNO2 + H2SO4 encer → hijau
Zat uji + DAB HCl → warna rose lama
D. Metode Pemisahan dan Penetapan Kadar Senyawa Analgetik-
Antipiretik
a. Metode Titrasi Iodimetri
Iodimetri yaitu suatu proses analitis secara langsung yang
menggunakan iodin sebagai agen pengoksidasi. Hanya sedikit
substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi
langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-
penentuan iodimetrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen
pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi secara lengkap
dengan ion iodida dan aplikasi iodometrik cukup banyak. (A.L
Underwood. 2002).

Indikator yang digunakan pada reaksi ini, yaitu


larutan kanji. Apabila larutan thiosulfat ditambahkan pada larutan
iodine , hasil akhirnya berupa perubahan penampakan
dari tak berwarnamenjadi biru. Tetapi apabila larutan iodine dit
ambahkan kedalam larutan thiosulfat maka hasil akhirnya berupa
perubahan penampakan dari berwarna menjadi berwarna biru.(A.L
Underwood. 2002).
b. Metode Titrasi Diazotasi

Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan


reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu
terbentuk darihasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus
amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa
asam. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni
metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan
larutan baku NaNO3. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi
yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit
dalam suasana asam membentuk garam diazonium.(A.L
Underwood. 2002).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
saraf pusat secara selektif sedangkan antipiretik adalah zat-zat yang
dapat mengurangi suhu tubuh. Digolongkan menjadi turunan anilin
dan para–aminofenol dan turunan 5-pirazolon. Pada senyawa
analgetik-antipiretik pemisahan dan penetapan kadarnya dilakukan
dengan metode iodimetri dan metode diazotasi.
DAFTAR PUSTAKA

A.L Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuanitatif. Jakarta: Erlangga.

Donald, C. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC.

Pudjaatmaka.1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Soekardjo bambang, Siswando. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya:
Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai