“ASAM LEMAK”
OLEH :
b. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk:
1) Mengetahui dan memahami bagaimana melakukan analisis lemak
2) Mengetahui hasil analisis dari beberapa uji yang dilakukan, yaitu uji kelarutan minyak
kelapa, uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, dan uji keasaman.
3) Mengetahui tingkat kelarutan lemak terhadap berbagai jenis pelarut organik
Bahan:
• NaOH 6 N • Isopropanol
• Minyak kelapa murni • Asam asetat glacial
• Minyak kelapa tengik • FeCl2
• Minyak kelapa curah • Asam asetat sulfat pekat
• Minyak tanah • Asam asetat anhidrida
• NaCL pekat • Batu
• Deterjen cair • Anhidrida
• Sabun colek • Etanol
• HCl 0,05 N • Albumin
• NaCl 0,02 N • Larutan empedu
• CaCl2 • Es batu
PEMERIAN BAHAN:
10. Isopropanulum
Nama resmi : ISOPROPANULUM
Nama lain : Isopropanol
Pemerian : Cairan jernih , tidak bewarna ; bau khasmirip etanol ; rasa
membakar mudah terbakar.
Kelarutan : Mudah larut dalam air , dalam kloloform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
11. Albumin ( Depkes RI Edisi III, hal. 139 )
Nama resmi : ALBUMINUM
Nama lain : Albumin
Pemerian : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna hingga berwarna
kekuningan tergantung kadar protein.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliseral, sangat
sukar larut dalam air, setara 95 % P.
Penyimpanan : Simpan pada suhu 2o – 25o terlindungdari cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel
Uji Keasaman
1) Teteskanlah minyak kelapa murni pada porselin tetes yang telah disiapkan
2) Siapkan kertas lakmus dan uji menggunakan kertas lakmus
3) Mamatilah perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus tersebut
4) Lakukan kembali percobaan yang sama dengan menggunakan minyak kelapa
curah dan minyak kelapa tengik.
e. Hasil Praktikum
Perlakuan Pengamatan
Sebelum pemanasan: terdapat
endapan berwarna kuning
keruh
Penyabunan minyak kelapa Waktu pemanasan: terdapat
gelembung
Setelah pemanasan: terdapat
endapandi atas berwarna
kuning keruh
1) Minyak kelapa murni
tabung 1 : terdapat minyak diatas larutan (tidak
larut)
tabung 2 : tidak larut
tabung 3 : larut
tabung 4 : larut
tabung 5 : tidak larut
f. Pembahasan
Uji Reaksi Penyabunan Minyak Kelapa
Percobaan uji rekasi penyabunan ini menggunakan minyak kelapa sebanyak 10mL
etanol, NaOH 6 N dan 15 mL minyak kelapa murni. Sebelum campuran dipanaskan, hasil
perubahan yang terjadi ialah adanya endapan diatas berwarna kuning keruh. Kemudian
reaksi dipanaskan dengan metode menambahkan 3-4 batu didih dan menutupnya dengan
gelas arloji, lalu dipanaskan dengan menggunakan api kecil sambil diaduk selama 15
menit hingga campuran menjadi kental. Selanjutnya campuran didinginkan dengan
menambahkan 50ml larutan NaCl jenuh dan sambil jenuh. Setelah itu, pencucian produk
(sabun) dengan 15 mL air es dan melakukan pencucian sebanyak 2 kali. Kemudian,
bandingkan dengan produk sabun komersial. Jika terbentuk endapan, maka larutan sudah
bersifat sadah. Endapan yang terbentuk disebabkan oleh kemampuan untuk
mengendapkan (ion, Mg, Cad an alkali tanah), semakin banyak endapan yang terbentuk
berarti semakin sadah.
Kelarutan Lipid
Uji kelarutan lipid yang menggunakan minyak kelapa murni sebagai sampel yang
dimana terjadi perlakuan pada tabung 1 menggunakan 1 ml air suling dan 2 tetes minyak
kelapa murni, didapatkan hasil adanya minyak aitas larutan (tidak larut). Penyebab dari
tidak larut disebabkan karena air dan minyak memiliki massa jenis yang berbeda. Tabung
2 menggunakan 1 ml alcohol 96% dan ditambahkan 2 tetes minyak kelapa murni,
dihasilkan minyak yang berada diatas larutan (tidak larut). Tabung 3 menggunakan 1 ml
kemudian ditambah 2 tetes minyk kelapa murni. Hasilnya tidak terdapat minyak (larut).
Tabung 4 menggunakan 1 ml klorofom , dengan 2 tetes minyak kelapa murni. Hasilnya
tidak terdapat minyak (larut). Tabung 5, menggunakan 1ml Na2CO3 0,5% dengan 2 tetes
minyak kelapa murni, hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Dapat disimpulkan bahwa
sampel pertama minyak yang larut terdapat pada tabung 3 dan 4 sedangkan pada tabung
1, 2, dan 5 minyak tidak larut.
Pengujian selanjutnya ialah uji kelarutan menggunakan sampel minyak kelapa curah.
Pada tabung 1, terdapat 1ml air suling dengan 2 tetes minyak kelapa. Hasilnya terdapat
minyak (larut). Percobaan ini seharusnya tidak larut karena air dan minyak memiliki
massa yang berbeda. Tabung 2 menggunakan 1 ml alkohol dengan 2 tetes minyak kelapa
hingga 96%. Hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Jadi pada sampel kedua ini, minyak
yang larut pada tabung 1 dan 3 sedangkan pada tabung 2, 4, dan 5 minyak tidak larut.
Berikutnya uji kelarutan lipid dengan menggunakan sampel minyak kelapa tengik.
Tabung 1 diisi dengan 1 ml air suling ditambah 2 tetes minyak kelapa tengik, hasilnya
diatas larutan terdapat minyak (tidak larut). Pada tabung 2, menggunakan 1ml alkohol
96% dengan 2 tetes minyak kelapa tengik. Hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Tabung
3 menggunakan 1ml eter dengan 2 tetes minyak kelapa tengik. Hasilnya tidak terdapat
minyak (larut) tabung 4 menggunakan 1ml klorofom, ditambah 2 tetes minyak kelapa
murni, hasilnya tidak terdapat minyak (larut). Tabung 5 diisi dengan 1ml Na2CO3 0,5%
lalu ditambah 2 tetes minyak kepala murni. Hasilnya tidak terdapat minyak (larut). Dapat
disimpulkan pada sampel ketiga ini minyak yang larut terdapat pada tabung 3, 4, dan 5
sedangkan pada tabung 1 dan 2 minyak tidak larut.
Emilia, N. (2014). Laporan Hasil Praktikum Biokimia Gizi Analisis Lipid. Retrieved Februari
19, 2023, from Academia:
https://www.academia.edu/9382641/LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_BIOKIMIA
_GIZI_ANALISIS_LIPID_