Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“ASAM LEMAK”

OLEH :

NAMA : FRISKA AULIA RUMBAYAN


NIM : 221011050151
KELAS : FARMASI A

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
a. Judul: Identifikasi Lemak

b. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk:
1) Mengetahui dan memahami bagaimana melakukan analisis lemak
2) Mengetahui hasil analisis dari beberapa uji yang dilakukan, yaitu uji kelarutan minyak
kelapa, uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, dan uji keasaman.
3) Mengetahui tingkat kelarutan lemak terhadap berbagai jenis pelarut organik

c. Dasar Teori (Pemerian Bahan)


Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Fungsi utama dari lemak yaitu
sebagai penyekat, bahan energi dan cadangan energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada
membran sel. Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri
dari molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari
dunia luar.
Lipid juga merupakan senyawa organik yang tidak dapat bercampur atau terlarut
dengan air tetapi lipid dapat dilarutkan dengan menggunakan pelarut organik. Lipid
mempunyai beberapa golongan senyawa yang memiliki sifat kelarutan berbeda-beda antara
lain yaitu, asam lemak, lilin (waxes), triasilgliserol (lemak dan minyak), fosfolipid dan
steroid. Lipid larut dalam pelarut organik non-polar dan pelarut organik polar yang
dipanaskan. Properti ini digunakan untuk mengekstraksi dan memisahkan lipid dari
berbagai zat biologis dan bahan makanan.
Asam lemak dapat di klasifikasikan berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap karbon-
karbon, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Ikatan rangkap karbon-
karbon termasuk bagian pada molekul lipid yang tidak jenuh dengan hidrogen dan
sangatlah mudah diserang dalam reaksi kimia. Pereaksi seperti iodium merupakan zat yang
dapat dengan mudahnya menyerang ikatan rangka karbon-karbon. Keberadaan iodium
akan mengadisi ikatan rangkap karbon-karbon, sehingga warna iodium akan hilang.
Hilangnya warna pereaksi iodium ini menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam sampel
lipid, karena terjadinya reaksi adisi iodium pada ikatan rangkap karbon-karbon. Contoh
reaksi adisi pada İkatan
rangkap yaitu:
Pada percobaan kali ini, akan dilakukan uji kelarutan beberapa sampel lipid pada
berbagaİ jenİs pelarut organik baİk polar maupun non polar. Selaİn itu juga akan
menentukan ketidakjenuhan beberapa sampel lipid dengan melakukan ujİ İodİum, serta
ekstraksİ kandungan lipid (lemak/minyak) yang terkandung dalam şampel makanan serta
menghitung berapa presentase lipid (lemak/minyak) yang berhasil di ekstraksi dengan
menggunakan pelarut organik.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Gelas kimia 250 mL • Porselin tetes
• Gelas arloji • Penjepit ukur
• Wadah air es • Tabung reaksi
• Kertas saring • Rak tabung reaksi
• Centrifuge • Pipet tetes

Bahan:
• NaOH 6 N • Isopropanol
• Minyak kelapa murni • Asam asetat glacial
• Minyak kelapa tengik • FeCl2
• Minyak kelapa curah • Asam asetat sulfat pekat
• Minyak tanah • Asam asetat anhidrida
• NaCL pekat • Batu
• Deterjen cair • Anhidrida
• Sabun colek • Etanol
• HCl 0,05 N • Albumin
• NaCl 0,02 N • Larutan empedu
• CaCl2 • Es batu
PEMERIAN BAHAN:

1. NaOH (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama : NATRII HYDROXYUM
Nama lain : natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
BM : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau kaping, kering,
keras, rapuh, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup naik
Kegunaan : Zat tambahan

2. HCl (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014)


Nama resmi : Acium Hydrochloridum
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : reaktan dalam percobaan reaksi substitusi

3. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, alkohol
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas, mudah terbakar,
dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan
dalam eter.
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat ; terlindung dari cahaya;
ditempat sejuk jauh dari nyala api
4. Anhidrida Asetat (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)
Nama Resmi : Acidum acetic anhidrida
Nama Lain : Asam asetat anhidrida
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, mengandung tidak
kurang dari 95% C4H6O3
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : pelarut asam salisilat dan pemberi gugus asetil pada aspirin

5. Asam asetat glasial (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Nama Lain : Asam asetat glasial
RM / BM : CH3COOH /60,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas, tajam, jika
diencerkan dengan air, rasa asam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut

6. NaCl (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium klorida
RM/BM : NaCl / 58,44
Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma,tidak
berbau, rasa asin, mantap diudara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel

7. KALSIUM KLORIDA (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama Resmi : CALCII CHLORIDUM
RM/BM : CaCl2/219,08
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak pahit, meleleh
basa.
Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi spesifik golongan III anion.

8. Minyak Kelapa (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama resmi : Oleum cocos
Nama lain : Minyak kelapa
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kekuningan, bau khas, tidak
tengik
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) pada suhu 60oC, sangat
mudah larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ditempat
sejuk.
Kegunaan : Sebagai sampel

9. Minyak tanah (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama resmi : Oleum mirecala
Nama lain : Minyak tanah
Pemerian : Cairan berminyak, jernih tidak berwarna bebas atau praktis
bebas, dan berfloresensi dalam keadaan dingin tidak berbau,
tidak berasa dan jika dipanaskan berbau minyak tanah lemah.
Kelarutan : Tidak larut air dan dalam etanol, larut dalam minyak menguap
dapat tercampur dengan minyak jarak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel

10. Isopropanulum
Nama resmi : ISOPROPANULUM
Nama lain : Isopropanol
Pemerian : Cairan jernih , tidak bewarna ; bau khasmirip etanol ; rasa
membakar mudah terbakar.
Kelarutan : Mudah larut dalam air , dalam kloloform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
11. Albumin ( Depkes RI Edisi III, hal. 139 )
Nama resmi : ALBUMINUM
Nama lain : Albumin
Pemerian : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna hingga berwarna
kekuningan tergantung kadar protein.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliseral, sangat
sukar larut dalam air, setara 95 % P.
Penyimpanan : Simpan pada suhu 2o – 25o terlindungdari cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel

d. Metode Praktikum (Cara Kerja)


 Uji kelarutan penyabunan minyak kelapa
1) Masukkan 10 mL etanol dalam gelas kimia 250 mL.
2) Tambahkan larutan 15 mL NaOH 6 N.
3) Tambahkan 15 mL larutan minyak kelapa dan dicampur aduk.
4) Tambahkan 3-4 potong batu didih ke gelas kimia dan tutup dengan gelap arloji
5) Lalu panaskan campuran dengan api yang kecil sambil di aduk selama 15 menit
sehingga campuran berubah menjadi kental.
6) Kemudian Dinginkan campuran
7) Tambahkan 50 mL NaCI jenuh sambil diaduk
8) Kemudian saring campuran
9) Cuci campuran dengan sabun dengan 15 mL air es sebanyak 2 kali.
10) Campuran dibiarkan kering lalu bandingkan dengan sabun komersil.

 Uji kelarutan lipid


1) Siapkan 5 tabung yang sudah dicuci bersih lalu diisi dengan air suling, alcohol
96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,05% sebanyak 1 mL.
2) Tambahkan 2 tetes minyak kelapa murni pada setiap tabung reaksi.
3) Kocok hingga homogeny, lalu diamkan beberapa menit.
4) Amatilah sifat kelarutan yang terjadi.
5) Lakukan kembali percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni dengan
minyak kelapa curah dan tengik.
 Uji Pembentukan Emulsi
1) Siapkan 5 tabung reaksi yang sudah dicuci bersih
2) Pada tabung reaksi 1 ditambahkan 2 mL air dan 2 tetes minyak kelapa murni
3) Pada tabung reaksi 2 ditambahkan 2 mL air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2
tetes larutan Na2CO3 0,5 mL
4) Pada tabung reaksi 3 ditambahkan 2 mL air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2
tetes larutan sabun
5) Pada tabung reaksi 4 ditambahkan 2 mL larutan albumin 2% dan 2 tetes minyak
kelapa murni
6) Campurkan semua tabung dan diamkan beberapa menit.
7) Amatilah pembentukan emulsi yang terjadi
8) Lakukan kembali percobaan yang sama dsn ubsh minyak kelapa murni menjadi
minyak kelapa curah dan minyak kelapa tengik

 Uji Keasaman
1) Teteskanlah minyak kelapa murni pada porselin tetes yang telah disiapkan
2) Siapkan kertas lakmus dan uji menggunakan kertas lakmus
3) Mamatilah perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus tersebut
4) Lakukan kembali percobaan yang sama dengan menggunakan minyak kelapa
curah dan minyak kelapa tengik.

e. Hasil Praktikum

Perlakuan Pengamatan
 Sebelum pemanasan: terdapat
endapan berwarna kuning
keruh
Penyabunan minyak kelapa  Waktu pemanasan: terdapat
gelembung
 Setelah pemanasan: terdapat
endapandi atas berwarna
kuning keruh
1) Minyak kelapa murni
tabung 1 : terdapat minyak diatas larutan (tidak
larut)
tabung 2 : tidak larut
tabung 3 : larut
tabung 4 : larut
tabung 5 : tidak larut

2) Minyak kelapa curah


tabung 1 : larut
Kelarutan Lipid tabung 2 : tidak larut
tabung 3 : larut
tabung 4 : tidak larut
tabung 5 : tidak larut

3) Minyak kelapa tengik


tabung 1 : tidak larut
tabung 2 : tidak larut
tabung 3 : larut
tabung 4 : larut
tabung 5 : larut
1) Minyak kelapa murni
Tabung 1 : berwarna bening, minyak tidak menyatu
(minyak di atas)
Tabung 2 : berwarna bening,terdapat gumpalan di atas
berwarna putih
Tabung 3 : minyak hilang dan berbusa
Tabung 4 : minyak hilang dan tercampur

2) Minyak kelapa curah


Uji
Tabung 1 : berwarna bening, minyak tidak menyatu
Pembentukan
(minyak di atas)
Emulsi
Tabung 2 : berwarna bening,terdapat gumpalan di atas
berwarna putih
Tabung 3 : minyak hilang dan berbusa
Tabung 4 : minyak hilang dan tercampur

3) Minyak kelapa tengik


Tabung 1 : terjadi emulsi, berwarna bening dan terdapat
lingkaran cincin kuning
Tabung 2 : terjadi emulsi, warna keruh dan terdapat
lingkaran cincin kuning
Tabung 3 : tidak terjadi emulsi, warna keruh dan terdapat
lingkaran cincin kuning
Tabung 4 : terjadi emulsi, berwarna coklat, terdapat
lingkaran cincin warna coklat tua dibawah
dan coklat di atas
1) Minyak kelapa murni
Lakmus merah : berwarna coklat muda
Lakmus biru : berwarna biru keabu-abuan

2) Minyak Kelapa curah


Uji Keasamaan Lipid
Lakmus merah : berwarna coklat muda
Lakmus biru : berwarna biru keabu-abuan

3) Minyak kelapa tengik


Lakmus merah : berwarna coklat tua
Lakmus biru : berwarna ungu

f. Pembahasan
 Uji Reaksi Penyabunan Minyak Kelapa
Percobaan uji rekasi penyabunan ini menggunakan minyak kelapa sebanyak 10mL
etanol, NaOH 6 N dan 15 mL minyak kelapa murni. Sebelum campuran dipanaskan, hasil
perubahan yang terjadi ialah adanya endapan diatas berwarna kuning keruh. Kemudian
reaksi dipanaskan dengan metode menambahkan 3-4 batu didih dan menutupnya dengan
gelas arloji, lalu dipanaskan dengan menggunakan api kecil sambil diaduk selama 15
menit hingga campuran menjadi kental. Selanjutnya campuran didinginkan dengan
menambahkan 50ml larutan NaCl jenuh dan sambil jenuh. Setelah itu, pencucian produk
(sabun) dengan 15 mL air es dan melakukan pencucian sebanyak 2 kali. Kemudian,
bandingkan dengan produk sabun komersial. Jika terbentuk endapan, maka larutan sudah
bersifat sadah. Endapan yang terbentuk disebabkan oleh kemampuan untuk
mengendapkan (ion, Mg, Cad an alkali tanah), semakin banyak endapan yang terbentuk
berarti semakin sadah.

 Kelarutan Lipid
Uji kelarutan lipid yang menggunakan minyak kelapa murni sebagai sampel yang
dimana terjadi perlakuan pada tabung 1 menggunakan 1 ml air suling dan 2 tetes minyak
kelapa murni, didapatkan hasil adanya minyak aitas larutan (tidak larut). Penyebab dari
tidak larut disebabkan karena air dan minyak memiliki massa jenis yang berbeda. Tabung
2 menggunakan 1 ml alcohol 96% dan ditambahkan 2 tetes minyak kelapa murni,
dihasilkan minyak yang berada diatas larutan (tidak larut). Tabung 3 menggunakan 1 ml
kemudian ditambah 2 tetes minyk kelapa murni. Hasilnya tidak terdapat minyak (larut).
Tabung 4 menggunakan 1 ml klorofom , dengan 2 tetes minyak kelapa murni. Hasilnya
tidak terdapat minyak (larut). Tabung 5, menggunakan 1ml Na2CO3 0,5% dengan 2 tetes
minyak kelapa murni, hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Dapat disimpulkan bahwa
sampel pertama minyak yang larut terdapat pada tabung 3 dan 4 sedangkan pada tabung
1, 2, dan 5 minyak tidak larut.
Pengujian selanjutnya ialah uji kelarutan menggunakan sampel minyak kelapa curah.
Pada tabung 1, terdapat 1ml air suling dengan 2 tetes minyak kelapa. Hasilnya terdapat
minyak (larut). Percobaan ini seharusnya tidak larut karena air dan minyak memiliki
massa yang berbeda. Tabung 2 menggunakan 1 ml alkohol dengan 2 tetes minyak kelapa
hingga 96%. Hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Jadi pada sampel kedua ini, minyak
yang larut pada tabung 1 dan 3 sedangkan pada tabung 2, 4, dan 5 minyak tidak larut.
Berikutnya uji kelarutan lipid dengan menggunakan sampel minyak kelapa tengik.
Tabung 1 diisi dengan 1 ml air suling ditambah 2 tetes minyak kelapa tengik, hasilnya
diatas larutan terdapat minyak (tidak larut). Pada tabung 2, menggunakan 1ml alkohol
96% dengan 2 tetes minyak kelapa tengik. Hasilnya terdapat minyak (tidak larut). Tabung
3 menggunakan 1ml eter dengan 2 tetes minyak kelapa tengik. Hasilnya tidak terdapat
minyak (larut) tabung 4 menggunakan 1ml klorofom, ditambah 2 tetes minyak kelapa
murni, hasilnya tidak terdapat minyak (larut). Tabung 5 diisi dengan 1ml Na2CO3 0,5%
lalu ditambah 2 tetes minyak kepala murni. Hasilnya tidak terdapat minyak (larut). Dapat
disimpulkan pada sampel ketiga ini minyak yang larut terdapat pada tabung 3, 4, dan 5
sedangkan pada tabung 1 dan 2 minyak tidak larut.

 Uji Pembentukan Emulsi


Tujuan dilakukannya uji pembentukan emulsi adalah untuk mengetahui terjadinya
pembentukan emulsi dari minyak. Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu
cairan dalam cairan lain mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi
yang stabil, ditemukan suatu zat pengemulsi yang disebut zat emulsifier yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Tipe emulsi salah satu fase
cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar (contohnya: air) sedangkan lainnya relatif
non polar (contohnya: minyak).
Pada uji pembentukan emulsi dengan menggunakan minyak kelapa murni, terlihat
pada tabung 1, menggunakan beberapa tetes air dan beberapa tetes minyak kelapa murni
dan menghasilkan warna bening, minyak tidak menyatu (minyak diatas). Tabung 1 tidak
terjadi pembentukan emulsi . Pada tabung 2, menggunakan minyak kelapa murni, dan
larutan Na2CO3 0,5% menghasilkan warna bening dan terdapat gumpalan diatas
berwarna putih, pada tabung 2 terbentuk emulsi yang tidak stabil. Pada tabung 3,
menggunakan air, minyak kelapa murni, dan larutan sabun, menghasilkan minyak hilang
atau berbusa, pada tabung 3 terjadi pembentukan emulsi. Pada tabung 4, menggunakan
larutan albumin 2% dan minyak kelapa murni menghasilkan minyak hilang atau
berbusa,pada tabung 4 terjadi pembentukan emulsi. Jadi pada sample pertama yang tidak
mengalami pembentukan emulsi adalah pada tabung 1 dan 2, sedangkan yang mengalami
pembentukan emulsi adalah pada tabung 3 dan 4.
Selanjutnya uji pembentukan emulsi dengan menggunakan minyak kelapa curah,
pada tabung 1, menggunakan beberapa tetes air dan beberapa tetes minyak kelapa curah
menghasilkan warna bening dan minyak tidak menyatu, pada tabung 1 tidak terjadi
pembentukan emulsi . Pada tabung 2 menghasilkan warna bening dan terdapat gumpalan
diatas berwarna putih . Pada tabung 2, terbentuk emulsi yang tidak stabil karena adanya
air pada campuran tersebut sehingga minyak dalam pelarut soda akan membentuk emulsi
tidak stabil. Pada Tabung 3 dan 4 terjadi pembentukan emulsi. Jadi pada sample kedua
yang tidak mengalami pembentukan emulsi adalah pada tabung 1 dan 2 sedangkan yang
mengalami pembentukan emulsi ada pada tabung 3 dan 4.
Berikutnya uji pembentukan emulsi dengan menggunakan minyak kelapa tengik,
pada tabung 1 menggunakan beberapa air dan minyak kelapa tengik menghasilkan warna
bening dan terdapat lingkaran cincin kuning dan terjadi emulsi. Pada Tabung 2 terjadi
emulsi,menghasilkan warna keruh dan terdapat lingkaran cincin kuning . pada tabung 3
tidak terjadi emulsi, menghasilkan warna keruh dan terdapat lingkaran cincin kuning.
Pada Tabung 4 terjadi emulsi,menghasilkan warna coklat, terdapat lingkaran cincin
warna coklat tua dibawah dan coklat di atas. Jadi pada sample ketiga yang tidak
mengalami pembentukan emulsi adalah pada tabung 3, sedangkan pada tabung 1,2, dan
4 mengalami pembentukan emulsi.
 Uji Keasaman Lipid
Minyak murni biasanya bersifat netral, sedangkan yang sudah tengik bersifat asam.
Hal ini terjadi karena minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida,
keton dan asam-asam lemak bebas. Adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi
mikroba dan katalis logam tertentu mempercepat proses ketengikan pada lemak atau
minyak. Zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidasi.
Pada uji keasaman lipid dengan menggunakan minyak kelapa murni, pada sampel
yang pertama diteteskan beberapa tetes minyak kelapa murni pada porselen tetes.
Kemudian menguji dengan menggunakan kertas lakmus. Hasilnya pada kertas lakmus
merah terjadi perubahan warna menjadi warna biru keabu-abuan. Hal tersebut
membuktikan bahwa hasil akhir yang terjadi tidak sesuai dengan dasar teori seharusnya
perubahan warna yang terjadi tetap sesuai warna kertas lakmus karena minyak kelapa
murni bersifat netral. Kemungkinan terjadi kesalahan atau faktor penyimpangan pada
sampel ini.
Selanjutnya pada uji keasaman lipid dengan menggunakan minyak kelapa curah,
pada sampel kedua diteteskan beberapa tetes minyak kelapa curah pada porselen tetes.
Kemudian menguji dengan menggunakan kertas lakmus. Hasilnya adalah pada kertas
lakmus merah terjadi perubahan warna menjadi warna coklat muda dan pada kertas
lakmus biru terjadi perubahan warna menjadi warna biru keabu-abuan. Hal ini
membuktikan bahwa hasil akhir yang terjadi tidak sesuai dengan dasar teori seharusnya
perubahan warna yang terjadi tetap sesuai warna kertas lakmus karena minyak kelapa
curah bersifat netral. Kemungkinan terjadi kesalahan atau faktor penyimpangan pada
sampel ini.
Berikutnya pada uji keasaman lipid dengan menggunakan minyak kelapa tengik,
pada sampel ketiga diteteskan beberapa tetes minyak kelapa tengik pada porselen tetes.
Kemudian menguji dengan menggunakan kertas lakmus. Hasilnya adalah pada kertas
lakmus merah terjadi perubahan warna menjadi warna coklat tua dan pada kertas lakmus
biru terjadi perubahan warna menjadi ungu. Hal ini membuktikan bahwa hasil akhir yang
terjadi tidak sesuai dengan dasar teori seharusnya pada kertas lakmus merah tetap
berwarna merah dan pada kertas lakmus biru berwarna merah karena minyak kelapa
curah bersifat asam. Kemungkinan terjadi kesalahan atau faktor penyimpangan pada
sampel ini diantaranya kondisi larutan yang tidak memungkinkan, alat yang digunakan
kurang bersih ketika dicuci dan terjadi kesalahan pada praktikan.
g. Kesimpulan
 Pada hasil pengamatan dan mengujian, lipid agak susah larut atau bahkan tidak larut
dalam larutan polar, tetapi lipid dapat larut pada larutan nonpolar.
 Minyak kelapa tengik lebih memiliki azam yang lebih tinggi di banding minyak kelapa
biasa/murni, yang di sebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasikan
aldehida, keton dan asam asam lemak bebas lainnya.
Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak adalah
senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak
mengalami beberapa proses yaitu pencernaan, penyerapan,transportasi dan ekskresi.
Utilitas lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk
kebutuhan pangan. Namun, sejalan dengan itu kelebihandan kekurangan kandungan lemak
dalam tubuh dapat menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan
lemak dalam tubuh harus diseimbangkandengan beberapa alternatif salah satunya adalah
gaya hidup sehat.

Link Video Praktikum:


https://youtu.be/pkjtNOvyF6c
DAFTAR PUSTAKA

Emilia, N. (2014). Laporan Hasil Praktikum Biokimia Gizi Analisis Lipid. Retrieved Februari
19, 2023, from Academia:
https://www.academia.edu/9382641/LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_BIOKIMIA
_GIZI_ANALISIS_LIPID_

Fessenden, R. J. (1990). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Palilingan, S. (2015). Penuntun Praktikum Analisis Lipid. Tondano: Universitas Negeri


Manado.

Yulianto, P. (2011). Kelarutan dan Reaksi Penyabunan pada Lemak/Minyak. Retrieved


Febuari 19, 2023, from Blogger: http://petrusyulianto.blogspot.com/2011/09/kelarutan-
dan-reaksi-penyabunanpada.html

Anda mungkin juga menyukai