Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum
Senyawa kimia biasanya dianalisis melalui unsur, ion, radikal, atau gugusnya,
pada analisis senyawa anorganik secara volumetri biasanya dibagi berdasarkan reaksi
yang terjadi selama titrasi aside-alkalimetri, pengendapan, oksidasi-reduksi, dan lain-lain.
(Abdul Rohman.2918)
Asam (yang sering diwakili dengan rumus HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bisa dilarutkan dalam air menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7.
(Anonim.2011)
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan electron bebas
dari suatu basa suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat.
Asam umumnya berasa asam,walauoun demikian, mencicipi rasa asin, terutama asam
pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.(Anonim.2011)
Bebrapa teori yag telah digunakan untuk analisis asetosal atau asam asetil salisilat
baik dalam keadaan ruang (Raw materias) atau dalam sediaan farmasetik (tunggal atau
dalam campuran dengan obat lain). (Sirajul.2021).
Pada praktikum kali ini menggunakan metode alkalimetri dan bromometri
Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi netralisasi, yaitu
reaksi antara ion hydrogen yang berasal dari asam dengan air hidroksida yang berasal
dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu, alkalimetri dapat didefinisikan
sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari suatu sampel dengan menggunakan
larutan basa yang sesuai (Andari. 2013)
Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-
oksidasi di mana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromin berjalan lambat)
sehingga dilakukan titrasi secara tiak langsung dengan menambahkan bromin berlebih.
(Anomin.2012)
Bromatometri atau brometri merupakan salah satu metode oksidasi metri dengan
dasar reaksi oksidasi dari ion bromate (BrO3)
BrO3- + 6H+ + 6e = Br- + 3H20
Titrasi merupakan suatu metode penetapan kadar suatu larutan dengan
menggunakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Suatu larutan yang
belum diketahui konsentrasinya ditambahkan secara bertahap ke larutan yang telah
diketahui konsentrasinya (Cordora dan Chandra.2012)
Metode titrasi langsung dan tidak langsung dalam bromometri dan bromometry
terutama terutama digunakan untuk meletakkan senyawa organik seperti misalnya fenol-
fenol, asam salisilat, resorsinol, dan sebagainya dengan membentuk trimbun sustilusi.
Dalam bidang farmasi metode penatapan kadar dengan titrasi dengan titrasi bromometri
sangat penting karena senyawa-senyawa obat atau sediaan farmasi dan khususnya
mengandung senyawa organik aomatis perlu diketahui kadarnya agar dapat diperoleh
mutu dan kualitas dari sediaan farmasi tersebut.(Anomin.2012)
Indikator di bagi menjadi dua yaitu indicator alami dan indikator buatan. Indikator
buatan diantaranya metil merah (MM) dan metil jingga atau metil orange (MO) sebagai
indicator asam , serta fenolftalein (PP) sebagai indicator basa (Rufaida dan
Waldjinnah.2009)
Indikator alami dapat di buat dari bagian-bagian tumbuhan yang berwarna, seperti
kuyit, kelopak bunga sepatu, kol ungu, karamunting, daun bayam merah, dan bunga
bugenvil.(Indira.2015)
Asetosal merupakan salah satu analgetika prifer yang mampu meningkatkan dan
menghilangkan rasa nyeri dengan cara merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor
nyeri perifer (Tjay dan Rahardja.2002)
B. Uraian Sampel

Asetosal (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM
Nama lain : Asetosal, asam asetilsalisilat
RM/BM : C9H8O4/180,16
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam
Kelarutan : agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
95% P larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Analgetikum, antiperitikum

C. Uraian Bahan

1. NaOH (Ditjem POM.1979 hal 705)


Nama Resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama Lain : Natrium hidroksida
BM : 40,00
Struktur : Na - O – H
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur, atau keping,
kering, keras, rapuh, putih, mudah meleh, basah,
sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 95% P

2. Metil merah (Ditjen POM.1979 hal 705)


Nama resmi : BENZOAT HIDROKSIDA
Nama lain : Metil Merah
Rumus kimia : C15H15N2O3
Berat molekul : 305,76
Pemerian : serbuk merah gelap
Kelarutan : sukar larut dalam air dan larut dalam etanol
Kegunaan : sebagai indikator

3. Asam klorida (Ditjen POM.1979 hal 53)


Nama resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam klorida, Asam garam
Rumus kimia : HCL
Berat molekul : 36,5
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau merangsang
jika diencerkan dua bagian air asap dan bau hilang
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : sebagai zat tambahan

4. Kalium bromate (Ditjen POM.1979 hal 687)


Nama resmi : KALIUM BROMAT
Nama lain : Kalium Bronat
RM/BM : KBrO3/-
Pemerian : serbuk hablur, putih
Kelarutan : pada suhu 15,5 larut 12,5 bagian air, dalam 2 bagian
air mendidih, sukar larut dalam etanol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

5. Kalium Bromida (Ditjem POM.1979 hal 328)


Nama resmi : KALII BROMIDUM
Nama lain : Kalium Bromida
RM/BM : KBr/109,01
Pemerian : Hablur tidak berwarna, transran, atau buram atau
serbuk butir tidak berbau, rasa asi, agak pahit
Kelarutan : larut dalam 1,6 bagian air dan dalam 200 bagian
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. Kalium iodida 10% (Ditjen POM.1979 hal 330)


Nama resmi : KALII IODIDA
Nama lain : Kalium Iodida
RM/BM : KI/166,00
Pemerian : Hablur heksahedra, transparan atau tidak berwarna,
opak atau putih, atau serbuk putih higroskopik
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, larit dama etanol (95%), dan
mudah larut dalam gliserol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup

7. Natrium Tiosulfat (Ditjen POM.1979 hal 428)


Nama resmi : NATRII THIOSULFAS
Nama lain : Natrium Tiosulfat
RM/BM : Na2S2O3/248,17
Pemerian : hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablut besar.
Dalam udara serbuk meleleh basah, dalam tanpa
udara pada suhu diatas 370C merapuh
Kegunaan : antidotum sionda
8. Etanol (Ditjen POM.1979 hal 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, Alkohol
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan
mudah bergerak, bauh khas, rasa panas, mudah
terbakar, dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan
dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api
Kegunaan : Zat tambahan

9. Aquadest (Ditjen POM.1979 hal 96)


Nama resmi : AQUADESTILATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berabau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
DAFTAR PUSTAKA

Abdul rohman,dkk.2018. Analisis Kuantitatif. UGM press : Yogyakarta

Anonim. 2012. Penuntun praktikum mikrobiologi. Laboratorium Biologi UMS : Surakarta

Andri,S. 2013. Perbandingan Kadar Koroprofen Tablet secara Alkalimetri Spekfotometri UV.
Jurnal Eduhealth. Vol. 3(3) : 114-119

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta

Firdaus Sirajul. 2021. Analisis Farmasi II. Universitas Megarezky Makassar : Makassar

Indira,C. 2015. Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting. Kaunia. Vol 11 (1) : 1-10

Rufaidah dan Waljinnah. 2009. Kimia. Intan pariwara : Klaten

Tjay, T. H,dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya, Edisi Kelima, 270-279, Efek Media Komputindo : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai