Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

“IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI”

Dosen Pengampu :

Elly Juliana Suoth, S.Si, M.Farm.

OLEH :

Eunike Agneysia Turangan

221011050055

Kelompok 2

(Farmasi A)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
a. Judul: Identifikasi Gugus Fungsi

b. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk:


1. Mengetahui adanya gugus fungsi pada sampel cuka apel, pembersih kuku, pengawet mayat,
pembersih tangan dan disikfetan pada larutan air.
2. Mengetahui adanya gugus fungsi pada sampel cuka apel, pembersih kuku, pengawet mayat,
pembersih tangan dan disinfektan pada larutan NaOH 5%.

c. Dasar Teori (Pemerian Bahan)

Gugus fungsi adalah atom atau sekelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan
struktur dan sifat-sifat suatu senyawa. Penggolongan senyawa karbon didasarkan pada kesamaan
gugus fungsinya. Senyawa yang memiliki rumus umum yang sama dan gugus fungsi yang sama
disebut deret homolog.
Penggolongan senyawa karbon didasarkan pada kesamaan gugus fungsinya .Senyawa yang
memiliki rumus umum yang sama dan gugus fungsi yang sama disebut deret homolog. Gugus
fungsi sebagai bagian reaktif dari senyawa yang menentukan sifat fisika dan kimia.
Gugus fungsi memainkan peran penting dalam mengarahkan dan mengendalikan reaksi
organik. Gugus fungsi melekat pada tulang punggung karbon molekul senyawa organik.
Fungsionalisasi mengacu pada penambahan gugus-gugus fungsi pada suatu senyawa melalui sintesis
kimia, Kelompok fungsional jauh lebih stabil daripada tulang punggung karbon dan cenderung
berpatisipasi dalam reaksi kimia. Ada beberapa macam gugus fungsi antara lain :
1. ALKOHOL
Struktur Alkohol diperoleh dengan menggantikan satu atom H dengan gugus -OH. Gugus fungsi
alkohol adalah :  OH. Rumus molekul alkohol adalah : R  OH, dengan R adalah gugus alkil dan
rumus molekul alkohol adalah: CnH2n+2O.
2. ETER
Struktur eter diperoleh dengan menggabungkan dua buah alkil dengan oksigen. Eter juga disebut
dengan alkoksi alkana. Gugus fungsi eter adalah :  O  . Rumus umum eter adalah R  O  R,
dengan R adalah gugus alkil dan rumus molekul eter adalah CnH2n+2O.
3. ALDEHIDA
Aldehida merupakan singkatan dari alkohol dehidrogenatus. Senyawa ini dianggap turunan dari
alkana sehingga disebut alkanal dan mempunyai rumus umum CnH2nO. Aldehid memiliki gugus
fungsi karbonil (-C=O), yaitu atom karbon yang berikatan rangkap dua dengan oksigen.
4. KETON
Termasuk senyawa karbonil (-C=O). Senyawa ini dianggap turunan dari alkana sehingga disebut
alkanal dan mempunyai rumus umum CnH2nO. Seperti halnya eter, R yang sama dengan R’
disebut katon sederhana, sedangkan R yang tidak sama dengan R’ disebut keton majemuk. R dan R'
merupakan alkil.
5. ASAM KARBOSILAT
Asam karboksilat merupakan senyawa organik turunan alkana dengan gugus fungsi COOH dan
rumus umum CnH2nO2. Gugus fungsi COOH memiliki nama lain gugus karboksil yang
merupakan gabungan dari gugus karbonil (CO) dan gugus hidroksil (OH). Seperti halnya eter, R
yang sama dengan R’ disebut katon sederhana, sedangkan R yang tidak sama dengan R’ disebut
keton majemuk. R dan R' merupakan alkil.
6. ESTER
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat. Gugus fungsi ester diperoleh dengan melepaskan
atom H pada gugus karboksil, sehingga ester mempunyai gugus fungsi − COO − . Rumus umum
untuk ester adalah : CnH2nO2. Jadi antara asam karboksilat dan ester saling berisomer fungsi.
7. HALOALKANA
Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari halogen alkana dan mempunyai rumus umum:
CnH2n+1X. Rumus umum ini berlaku untuk senyawa monohaloalkana dan dapat ditulis sebagai R
– X dengan R adalah gugus alkil dan X adalah atom halogen. Oleh karena itu, senyawa haloalkana
sering kali disebut sebagai senyawa alkil halida.

Pemerian Bahan:

1. Air Suling
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquades, Air suling
Rumus Molekul : H2O
BM : 18, 02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Perak Nitrat (Ditjen POM, 2014)


Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
Berat Molekul : 169, 87
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, biladibiarkan terpapar cahaya
dengan adanya zat organik menjadi berwarna abu-abu atauhitam
keabu – abuan
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebihdalam air mendidih, agak
sukar larut dalametanol, mudah larut dalam etanol mendidih, sukar
larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

3. Kalium Permanganat (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi : KALII PERMANGANAS
Nama Lain : Kalium Permanganate
Rumus Molekul : KMnO4
Berat Molekul : 158, 03

Rumus Struktur :K
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua, atau hampirhitam, tidak berbau rasa
manis atau sepat
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larutdalam air mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. Aseton (Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi : ACETONIUM
Nama Lain : Aseton
Rumus Molekul : CH3COCH3
Berat Molekul : 58, 08

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas,mudah terbakar
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol, dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Formaldehid (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : FORMALDEHYDY SOLUTIO
Nama Lain : Formalin
Rumus Molekul : CH2O
Berat Molekul : 30, 03

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau hamper tidak berwarna, bau
menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokkan.
Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wada tertutup baik

6. Pereaksi Lucas (Farmakope I: 835)


Nama Resmi : ZINCI CHLORIDUM
Nama Lain : Zink Klorida
Rumus Molekul : ZnCl2
Berat Molekul : 136, 29
Pemerian : Serbuk hablur atau granul hablur, putih atau hampir putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dengan air, mudah larut dalam etanol dan dalam
gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

7. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H6OH
Berat Molekul : 46, 068 g/mol
Rumus Struktu : CH3  CH2  OH
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak;
bau khas; rasa panas, mudah terbakar, dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P
Penggunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
jauh dari nyala api

8. HCl (Farmakope Indonesia Edisi III : 53)


Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36, 46 g/mol
Rumus Struktur : H–Cl
Pemerian : Tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan : Sangat larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan

9. Nipagin/Methylparaben (HOPE 6thEdition)


Struktur : C8H8O3
Berat Molekul : 152, 15
Pemerian : Serbuk hablur berwarna putih hampir tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa
Kadar lazim : 0,02 – 0,3 %
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 3,5
bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton. Mudah larut dalam eter
dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol,
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jenuh
Stabilitias : Stabil dalam wadh tertutup baik, kering dan sejuk
Inkompatibilitas : Aktivitas akan berkurang dengan adanya surfaktan non ionic seperti
polisorbat 80 sebagai akibat dari aktivitas misel. Adanya
propilenglikol 10% dapat mencegah interaksi tersebut
Fungsi : Zat pengawet, biasanya dikombinasikan dengan nipasol Antimikroba

10. NaOH (Farmakope Indonesia edisi III, 1979)


Nama Resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama Lain : natrium hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40, 00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau kaping, kering, keras,
rapuh, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap karbondioksida. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup naik
Kegunaan : Zat tambahan

11. Metanol (Dirjen POM edisi III 1979 :706)


Nama : METANOL
Rumus Molekul : CH3OH
Berat Molekul : 32
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih, tidak
berwarna.
Kegunaan : Pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12. Fenol (Dirjen POM edisi III 1979 : 484)


Nama Resmi : PHENOLUM
Nama Lain : Fenol
Rumus Molekul : C6H5OH
Berat Molekul : 94, 11
Pemerian : Hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak berwarna atau merah
jambu, bau khas, kaustik.
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol (95%) O, dalam
gliserol P dalam minyak lemak.
Kegunaan : Pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Metode Praktikum (Cara Kerja)

a) Alat dan Bahan


 Alat :
1. Gelas kimia 200 ml
2. Hot plate
3. Penjepit tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Volume pipet 1 ml
6. Pipet pro
7. Rak tabung reaksi
8. Tabung reaksi
9. Batang pengaduk
10. Penutup karet
11. Pembakar Bunsen
12. Gelas ukur
13. Corong pisah
14. Stopwatch
15. Korek api
16. Pembakar spiritus
17. Spatula
18. Gelas piala
19. Penjepit kayu
20. Kawat kasa
21. Kaki tiga penyangga
22. Termometer
23. Aluminium foil
24. Penangas air
25. Pipet mohr
 Bahan :
1. Aldehid dan Keton
- Air
- Larutan Tollens
- Larutan Fehling A
- Larutan Fehling B
- Kmn04
- Aseton
- Formaldehid
2. Alkil Halida
- Pereaksi Lucas
- Etanol
3. Amina
- Anilin
- HCL 2M
4. Fenol
- Nipagin
- Aquades
- Etanol
- NaOH
5. Alkohol
- Metanol
- Etanol
- 2-Propanol
- Reagen lucas (HCL dan ZnCL3)
b) Cara Kerja
1. ALDEHID DAN KETON
- Uji Tollens
1) Langkah pertama masukan larutan tollens sebanyak 2ml ke dalam tiap tabung
reaksi aldehid dan keton.
2) Langkah kedua dipanaskan HO atau air hingga suhu mencapai 60°C. Kemudian
tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air danditunggu selama 5 menit,
amati perubahannya.
- Uji Fehling
1) Langkah pertama menyiapkan 2 buah tabung pereaksi kemudian diisi dengan
larutan fehling a dan fehling b
2) Langkah kedua masukkan 0,5 ml formaldehid pada tabung reaksi pertama dan
0,5 ml aseton pada tabung reaksi kedua lalu di kocok
3) Panaskan kedua tabung reaksi selama beberapa menit dan perhatikan perubahan
yang terjadi
- Uji Km04
1) Langkah pertama disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah, lalu padatabung I
diisi dengan formaldehid 0,5 ml dan tabung 2 diisi dengan aseton 0,5 ml.
selanjutnya ditambahkan setetes demi setetes air dan kocok.
2) Tiap-tiap tabung ditambahkan 1-2 tetes KMnO. 0,1 N kemudiandipanaskan, lalu
perhatikan warna KMnO4 tersebut dan catat hasilnya.
2. ALKIL HALIDA
1) Pereaksi Lucas diberi label tabung reaksi dengan nama senyawa etanol.
2) Dimasukkan ke dalam masing-masing pereaksi lucas sebanyak 2 ml dan masing-
masing 4-5 tetes senyawa uji yang sesuai.
3) Diaduk campuran dan catat waktu yang dibutuhkan hingga campuran menjadi
keruh atau membentuk dua fase terpisah, dicatat pada lembar pengamatan.
3. AMINA
- Uji Kelarutan HCL
1) Dimasukkan 1 ml aniline kedalam tabungrenksi
2) Ditambah 10 tetes HCI 2M.
3) Digoyang tabung reaksi dan diamati apa yang terjadi.
4) Diulangi percobaan sekali lagi
4. FENOL
- Uji Kelarutan
1) Masukan I pucuk spatula sampel nipagin ke dalam tabung reaksi
2) Sampel A, diberi pelarut aquades, sampel B diberi pelarut etanol,sampel C
diberi pelarut NaOH.
3) Amati perubahan yang terjadi sebelum pemanasan.
4) Masing-masing sampel dipanaskan dan amati perubahannya.
5. ALKOHOL
- Uji Lucas
1) 0,5 ml metanol, etanol dan 2-propanol dimasukan kedalam masing-masing
tabung reaksi yang berbeda.
2) Tumbahkan 3 ml reagen lucas
3) Tutup tabung lalu di kocok.
4) Amati terbentuknya kabut selama 15 menit
5) Jika tidak ada kabut, hangatkan disuhu 60 derajat celcius selama 10 menit
menggunakan hot plate stirrer.

e. Hasil Praktikum
1. Aldehid dan Keton

Tes Indikator Reaksi Pengamatan


- Larutan biru tua menjadi
Larutan Aldehid merah bata
1. Tes Fehling A+B
Larutan Keton - Larutan tetap berwarna biru
tua
- Larutan menjadi sedikit
abu-abu dan terdapat
Larutan Aldehid endapan cermin perak
2. Tes Tollens
Larutan Keton - Larutan menjadi keruh dan
tidak ada endapan cermin
perak
- Larutan berubah menjadi
Larutan Aldehid bentuk endapan coklat
3. Uji dengan KMnO4
Larutan Keton - Larutan berubah
membentuk endapan ungu.

2. Alkil Halida
- Reaksi Lucas

Senyawa Waktu yang dibutuhkan Pengamatan


Larutan tak bercampur dan
Etanol 3,0 s
tak ada endapan

3. Amina
- Kelarutan dalam HCL

No Sampel Pereaksi Hasil


1. Anilin HCL,2M Tidak larut
2. Anilin HCL, pekat Larutan merah kecoklatan

4. Fenol
- Uji kelarutan : sebelum pemanasan
Sampel Pereaksi Pengamatan
A = aquades Putih keruh
Nipagin B = etanol Bening
C = NaOH Putih susu
- Uji kelarutan : sesudah pemanasan
Sampel Pereaksi Pengamatan
A = aquades Bening
Nipagin B = etanol Bening
C = NaOH Bening
5. Alkohol
- Uji Lucas

Sampel Sampel + reagen Lucas Hasil uji (+)(-)


Metanol Metanol + ZnC12 Bening (-)
Etanol Etabol + ZnC12 Bening (-)
2-Propanol 2-Propanol+ ZnC12 Berkabut putih (+)

f. Pembahasan

1. ALDEHID DAN KETON


- Tes Fehling
Keton A-B tidak bereaksi dengan pereaksi Fehling, hal ini dapat dilihat dari warna larutannya yang
tetap biru tua dan tidak berubah menjadi merah bata dan ataupun kehijau-hijauan. Pada larutan
aldehid, pereaksi fehling bereaksi dengan larutan B, mengoksidasinya sehingga warnanya menjadi
merah bata dengan sedikit kehijau-hijauan.
- Tes Tollens
Larutan aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi tollens (larutan basa dari ion kompleks perak-
amoniak).
- Uji dengan KMnO4
Larutan formaldehid dan aseton yang awalnya berwarna bening ketika dipanaskan berubah, Hal ini
menunjukan bahwa aldehid lebih reaktif daripada ketondikarenakan aldehid teroksidasi dan
membentuk endapan coklat sedangkan asetontidak teroksidasi dengan sempurna.
2. ALKIL HALIDA
- Uji reaksi Lucas
Hasil yang didapatkan yaitu pada etanol dengan waktu yang dibutuhkan 3,0 s mendapatkan larutan
tak bercampur dan tak ada endapan.
3. AMINA
- Percobaan pertama
Ikatan pada EDTA (N) bersifat basa dan dapat mengikation H dan ikatan karboksil yang bersifat
asam sehingga menyebabkan EDTA bisa larut dalam air dan menghasilkan warna bening.
- Percobaan kedua
Anilin dapat larut dengan HCL pekat dan menghasilkan warna merah kecoklatan yang mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah sedangkan untuk reaksi anilin dan HCL 2M tidak dapat larut.
- Percobaan ketiga
Larutan anilin yang sebelumnya ditambah HCL 2M ketika direksikan dengan NaOH membentuk 2
fase yaitu pada bagian atas berwarna merah tua sedangkan pada bagian bawah berwarna keruh.
4. FENOL
Didalam uji pendahuluan sampel diberikan beberapa pereaksi yaitu sampel A FeCl3 + etanol,
sampel B+ reagen millon dan sampel C HNO3. Pada sampel A terlihat larutan berubah menjadi
warna coklat kehitaman dan ada endapan warna putih, ini dikarenakan adanya ikatan antara Fe
dengan O yang terikat pada cincin benzene.
5. ALKOHOL
- Uji Lucas
Pada keempat sampel yang menghasilkan lapisan kabut/ putih pekat pada bagian atas larutan dan
bagian bawahnya bening adalah 2-propanol, tetapi lapisan kabut tersebut itu pun terbentuk setelah
dilakukan pemanasan jadi dapat disimpulkan bahwa 2-propanol merupakan alkohol sekunder.
Sedangkan metanol dan etanol yang bersifat fisik bening tidak terjadi perubahan atau tetap berwarna
bening setelah dicampur reagen. Dimana ketiga sampel tersebut dapat digolongkan sebagai alkohol
primer.

g. Kesimpulan

Gugus fungsi adalah atom atau sekelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan
struktur dan sifat-sifat suatu senyawa. Pada praktikum dapat diketahui bahwa :
- Uji fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan adanya
karbohidrat pereduksi
- Uji Tollens ini digunakan untuk membedakan antara aldehid danketon berdasarkan sifat
kemudahannya mengalami oksidasi.
- Uji kMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi.
- Uji lucas mengidentifikasi jenis alkohol, dimana akan terjadi reaksi subtitusi gugus OH
dengan Cl yang ada pada reagen sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut dan
mengendap.
- Uji kelarutan bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat
menentukan apakah suatu senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau
suatu zat netral.

DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. (1993). Farmasi Fisik Dasar-dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik Edisi Ketiga 1.
Jakarta: UI Press.

Prasojo. (2010). Kimia Organik I. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Sabirin, M. (1986). Kimia Organik II. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai