Anda di halaman 1dari 5

I.

Latar Belakang

Menurut Dr. Joel Schlessinger, seorang pakar dermatologi asal Nebraska, Amerika
Serikat,tone rmerupakan cairan yang berbahan dasar air dengan konsistensi seperti cuka
yang mengandung bahan aktif untuk membantu mengatasi masalah-masalah kulit
tertentu. Pada Praktikum ini kelompok kami menggunakan bahan aktif daun teh hijau
yang memiliki fungsi sebagai antibakteri, Green tea atau teh hijau adalah jenis teh yang
berasal dari Camellia sinensis, sama seperti teh hitam dan teh oolong. Bedanya, untuk
menghasilkan teh hijau, tanaman tersebut melalui sejumlah proses seperti pengukusan
dan penggorengan, lalu dikeringkan. dimana kami akan menggunakan ekstrak daun teh
hijau untuk memanfaatkan zat yang terkandung yaitu asam fenolat dengan teknik atau
metode maserasi.

1
II. Tujuan Praktikum

Tujuan dari dilakukan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui rancangan


formula, memproduksi dan mengevaluasi sediaan toner ekstrak greentea yang aman
serta memiliki efektivitas yang sesuai digunakan sebagai kosmetik wajah.

III. Preformulasi

3.1 Monografi Bahan Aktif

A. Daun Teh Hijau

Nama Lain : Daun Teh

Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis ( L ) O.K.

Keluarga : Theaceae

Zat Berkhasiat Utama / Isi : Coffein, tanin dan sedikit minyak

atsiri (Flavonoid, Catechin, Asam Fenolat)

Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida & logam-logam berat,


Analeptika, stimulansia

Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, lama kelamaan kelat

Bagian Yang Digunakan : Daun

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3.2 Monografi Bahan Tambahan

A. Aqua Destillata

 Nama Resmi            :   AQUA DESTILLATA (FI Edisi III Hal  96)

Nama Lain               :   Aquadest, air suling

Rumus Molekul      :   H2O

Berat Molekul          :   18,02

 Pemerian                 :   Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan               :   Larut dengan semua jenis larutan

2
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup kedap

Kegunaan               :   Zat pelarut

Stabilitas : Air secara kimiawi stabil di semua

Alasan : Karena termasuk pelarut utama serta stabil di semua keadaan

fisik.

B. Gliserin

Nama resmi : GLYCEROLUM (FI Edisi III Hal:271)

Nama lain : Gliserol, gliserin

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis
diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 200

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%), praktis
tidak

larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak lemak

Khasiat : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

PH Larutan : 6.00 - 7.00

Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni, tidak rentan terhadap


oksidasi oleh atmosfer dibawah kondisi penyimpanan biasa.

Massa molar : 92,09382 g/mol

C. Ethanol

Nama resmi : Aethanolum ( FI IlI Hal:65 )

Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol

Rumus molekul : C2H6O

Berat molekul : 46,07

3
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas rasa panas,mudah terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak
berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat


sejuk jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuhkuman

D. Tween 20

Nama Lain : Anotan PML 20, Capmul POE-L, Campul POE-L Low PV,
Callet 1.Drewmulse, E432, Durfax 20, E432, Eumulgin SML, Glycosperse L -20,
Hodag

PSML-20. Lamesorb SML-20, Liposorb L-20; Liposorb L-20K, Montanox 20, Nissan
Nonion LT-221, Norfox Sorbo T-20, POESML, polysorbatum 20, Ritabate 20, Sorbax
PML-20. sorbitan monododecanoate, Sorgen TW-20, T-Maz 20, T-Maz 20K. poly(oxy-
1.2-ethanediyl) lenvatives. polyoxyethylene 20 laurate, Protasorb 1-20. Tego SML 20,
Tween 20.

Nama Kimia : Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurate

Pemerian : Caran, Kuning muda hingga coklat muda, bau khas lemah Larut
dalam air, dalam etanol, dalam etil asetat, dalam metanol dan dalam dioksan, tidak larut
dalam minyak mineral.

Kegunaan : Pendispersi, agen pengemulsi, surfaktan non-ionk, pelarut,


pensuspens. Pembasah.

Rumus Kimia : C58H114O26

Berat Molekul : 1227.72 g/mol

E. Butylated Hydroxytoluene

Pemerian : Kuning putih atau pucat kristal padat atau bubuk dengan bau
fenolik karakteristik samar.

Khasiat : Antioksidanpada makanan, kosmetik dan obat-obatan

Kelarutan : Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin,propilena glikol,


larutan hidroksida alkali, dan asam mineral encer

4
berair. Mudah larut dalam aseton, benzena, etanol 95, eter,metanol, toluen, minyak
tetap, dan minyak mineral

Titik beku : 69-70 o C

Titik lebur :70 o C

Kadar air :40,05

Stabilitas : Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan


perubahan warna

Inkompatibilitas : Fenolik dan mengalami reaksi karakteristik fenol. Hal ini


inkompatibel dengan agen oksidasi kuat seperti peroksida dan permanganat. Kontak
dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan. Garam besi menyebabkan
perubahan warna dengan hilangnya aktivitas.

3.3 Komponen Penyusun Formula

A. Daun Teh Hijau : Zat Aktif (Antibakteri)


B. Gliserin : Pelembab
C. BHT :Antioksida Surfaktan
D. Polisorbat 20 :Penstabil
E. Fenoksietanol :Pengawet
F. Oleum Rosae :Pengaroma
G. Etanol : Pelarut
H. Aquadest : Pelarut
I. Larutan Buffer pH 5,5 : Penyangga / Pendapar

IV. Formulasi

Anda mungkin juga menyukai