Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


UJIAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN LIKUID DAN
SEMI SOLID
SEMESTER V
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Zat aktif: piroxicam
Bentuk Sediaan: gel
Jumlah sediaan yang akan dibuat: 10 pot
Dosis: 0,5 %

I. Preformulasi
1.1 Nama zat aktif: piroxicam
BM : 331,35 g/mol
Dosis :0,5-1%.
Pemerian :Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang;
tidak berbau. Bentuk monohidrat berwarna kuning.
Kelarutan :Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan
sebagian besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan
dalam larutan alkali mengandung air.
Penggunaan :Analgetik-antipiretik, antiinflamasi.
Stabilitas : Kurang dari 300 C.
Indikasi :Rasa nyeri, inflamasi dan kekakuan pada rematoit arthritis,
osteoarthritis.
Efek Samping :Gangguan kulit, sindrom nefrotik dan nefritis interstisial.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
(Farmakope Indonesia edisi IV halaman 683, Martindale edisi 35 halaman
102) λ : 230 nm (British Pharmacope hal 1645)
1.2 Zat tambahan
1.2.1 TEA
BM : 101,19
Struktur : C6H15NO3 149.19
Titik didih : 3350 C.
Titik lebur : 208 0 C.
Fungsi : alkalizing agent
Konsentrasi : 2-4%

Pemerian : Serbuk halus, putih, sedikit berbau khas,higroskopis

Kelarutan : sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol dengan air
dingin

Kegunaan : antimikroba, emolient, humektan, plastizer, solvent, pemanis,


tonisitas

Inkompatibilitas : trietanol amina akan bereaksi dengan asam mineral untuk


membentuk kristal garam dan ester.Deangan asam lemak lebih
tinggi,trietanolamina membentuk garam yang larut dalam air
dan memiliki karakteristik sabun. Trietanolamina juga akan
bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks.
Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil
klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen.
Produk dari reaksi – reaksi ini dangat beracun, menyerupai
mustard nitrogen lainnya.

Alasan : TEA merupakan alkalizing agent ,dapat membantu kelarutan dari


bahan aktif (piroksikam) dan meningkatkan pH dari gelling
agent (carbopol). Tiidak dapat digunakan untuk bahan- bahan
yang mudah mengalami hidrolisis dan oksidasi (piroksikam
mudah mengalami oksidasi)

(HOPE,754) (FI IV,1203)


1.2.2 Propilen Glikol
Struktur : C3H8O2 76.09
Pemerian : Cairan kental jernih tidak berwarna, rasa khas, praktis
tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan
kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak
esensial, tetapi tidak bercampur dengan minyak lemak.
Inkompabilitas: dengan reagen oksidasi (contoh : potassium permanganat)
Titik didih : 188 0 C.
Titik lebur : 99 0 C.
Fungsi : pelarut nipagin dan nipasol
Konsentrasi : 5-20 %
Alasan : propilen glikol merupakan pelarut yang digunakan untuk
melarutkan nipagin dan nipasol. Karena nipagin dan nipasol
mudah larut dalam propilen glikol yaitu propilen glikol :
nipagin (5:1), propilen glikol : nipasol (3,9 : 1 )
(HOPE, 592)

1.2.3 Karbopol
Pemerian : serbuk halus, putih,sedikit berbau khas, higriskopis
Kelarutan : setelah netralisasi denga alkali hidroksida, atau amina
larut dalam air, dalam etanol, dan dalam gliserol
Fungsi : gelling base
Konsentrasi : 0,5 -2 %
pH : 2,5-4,0 untuk 0,2 % system disperse
(HOPE, 111)
1.2.4 Alkohol
Struktur : C2H6O 46.07
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dan kloroform P dan dalam
eter P.
Titik didih : 78,15 0 C.
Titik lebur : 14 0 C.
Fungsi : pelarut, skin penetran, antimikroba
Konsentrasi : 10-90%.
(FI IV, hal 65)
1.2.5 Nipagin
BM : 152,15
Struktur : C8H8O3 152.15
Pemerian :Kristal tak berwarna atau bubuk Kristal putih, tidak berbabu,
rasa sedikit terbakar
Kelarutan: etanol 1 dalam 2, eter dalam 10, gliserin 1 dalam 60, pencahar
praktis tidak larut, air 1 dalam 400
Konsentrasi : 0,02% - 0,3% untuk topikal
Fungsi : pengawet
pKa : 8,4 at 22 0 C.
Alasan : untuk mencegah tumbuhnya kapang dan khamir, dan karena
kelarutannya lebih baik dibanding nipasol.
(HOPE,443)
1.2.6 Aquadest
BM                         : 18,02.
Rumus molekul               : H2O.
Pemerian                          : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau,  
tidak berasa
Penyimpanan                  : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas                          : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil
dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah
yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi
dari kontaminasi partikel – pertikel ion dan bahan organik yang dapat
menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus
terlindungi dari partikel – partikel lain dan mikroorganisme yang dapat
tumbuh dan merusak fungsi air.
(FI III hal 96)
II. Formulasi/ Teknik Pembuatan
a. Formula yang akan dibuat
Piroxicam 0,5%
TEA 2%
Propilen glikol 10%
Karbopol 0,5 %
alcohol (95%) 30 %
Nipagin 0,02 %
Aquadest q.s

b. Prosedur Pembuatan
Timbang semua bahan, Siapkan mortir, masukan air ,tambahkan
alcohol 95% ,timbang karbopol ,kemudian timbang piroksikam,larutkan
dalam TEA dan air. Larutkan keduanya dalam 1 ml propilenglikol, aduk
ad larut, campurkan pada larutan TEA dan air . timbang nipagin dan
nipasol kemudian campurkan semuanya sampai terbentuk massa gel yang
sempurna . masukan gel dalam tube dan beri etiket dan label.

III. Perhitungan
Untuk 1 botol
Piroxicam 0,5% : 0,5/100 x 10 gr = 0,05 gram
TEA 2% : 2/100 x 10 gr = 0,2 gram
Propilen glikol 10% : 10/100 x 10 gr = 1gram
Karbopol 0,5% :0,5 /100 x 10 gr = 0,05gram
Alcohol (95%) 30% : 30/100 x 10 gr = 3 ml
Nipagin 0,02% :0,02/100 x 10 gr = 0,002 gram
Aquadest :10 – (4,122) = 5,88 ml

Untuk 10 botol
Piroxicam 0,5% = 0,05 gram x 5 = 0,25 gram
TEA2 % = 0,2 gram x 5 = 1 gram
Propilen glikol 10% = 1gram x 5 = 5 gram
Karbopol 0,5 % = 0,05 gram x 5 = 1,5 gram
Alcohol (95%) 30 % = 3 x 5 = 15 ml
Nipagin 0,02% = = 0,002 gram x 5 = 0,01 gram
Aquadest q.s = 5,88 ml x 5 = 29,4 ml
IV. Evaluasi Sediaan
4.1 Organoleptis
Evaluasi organoleptis tujuannya untuk mengetahui bentuk, warna
dan bau dari sediaan gel .( Farahdina Ulfah, dkk, 2019). Pengujian
organoleptis dilakukan dengan mengamati warna,bau dan bentuk
sediaan. Persyaratan : Syarat: Bau, warna dan bentuk sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan (FI IV)

4.2 pH
Evaluasi pH tujuannya untuk mengukur derajat keasaman sediaan
dan untuk menguji apakah sediaan sudah memenuhi persyaratan pH
yang sesuai dengan kondisi pH kulit. Langkah –langkahnya yaitu
timbang 1 gram sediaan, larutkan dalam 10 ml aquadest,celupkan kertas
indicator pH kedalam larutan. Keluarkan kertas , cocokan perubahan
warna ketas dengan standar ukuran beberapa pH pada kemasan
indicator Ph. (maharani 2008) Syarat: pH normal kulit manusia
berkisar antara 4,5 – 6,5 (Naibaho, 2013).

4.4 Viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya besarnya
tahanan suatu cairan untuk mengalir. Jika semakin tinggi
viskositas,maka semakin besar tahanannya. Langkah –langkahnya yaitu
sejumlah sediaan ditempatkan dalam wadah tertentu, alat dirangkai
dengan memasang rotor pada sediaan hingga baguan bawah rotor
tertutup rata oleh sediaan ,alat dinyalakan,biarkan rotor berputar.Amati
angka yang tertera pada jarum penunjuk angka hingga penunjuk
konstan. Angka tersebut menunjukan nilai viskositas sediaan
(maharani,2008) Syarat: 2000 - 4000 cps(Ardana dkk., 2015)
4.5 Uji Daya Sebar
Uji ini dilakukan untuk mengetahui luas permukaan daya sebar
sediaan pada kulit. Langkah –langkahnya yaitu timbang 1 gram sediaan,
letakan pada pusat diameter lempeng kaca, tutup dengan lempeng
kacaselanjutnya, diamkan selama 1 menit ,ukur diameter persebaran
sediaan,tambahkan beban 5 gram diatas permukaan kaca, diamkan
selama 1 menit, ukur diameter persebaran sediaan, Ulangi perlakuan 4-
5 dengan penambahan beban 5 gram tiap menit, Diamkan selama 5
menit & Ukur diameter persebaran sediaan gel. (muharani 2008) Syarat:
5-7 cm (Yusuf dkk., 2017).

4.6 Uji Daya Lekat


Uji ini bertujuan untuk mengetahui lama perlekatan sediaan pada
kulit. Langkah- langkahnya yaitu timbang 0,25 gram sediaan, letakan pada
kaca objek, tutup degan kaca objek lain, beri beban 1 kg selama 5 menit,
pasang gelas objek pada alat uji. Tambahkan beban 80 gram pada alat uji,
kemudian catat waktu pelepasan sediaan dari gelas objek. (maharani, 2008)
Syarat: 2-300 detik (Betageri & Prabhu, 2002).
KEMASAN
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, M., Aeyni, V., dan Ibrahim, A., 2015, Formulasi dan Optimasi Basis
Gel HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) dengan Berbagai Variasi
Konsentrasi, J. Trop. Pharm. Chem., 3 (2):101-108.
Betageri, G., & Prabhu, S. (2002). Semisolid preparations. Encyclopedia of
Pharmaceutical Technology, 2, 2436–57.
Naibaho, Olivia H. Paulina V.Y. Yamlean, Weny Wiyono., 2013., Pengaruh
Basis Salep Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi
Ocimun Sanctum L.) Pada Kulit Punggung Kelinci Yang Dibuat Infeksi
Staphyloccocus Aureus., Jurnal Ilmiah Farmasi., UNSRAT., Vol 2 No
02., ISSN 2302-2493.
Shanti, Wathoni N. dan Mita S.R.M., 2011, Formulasi Sediaan Masker gel
Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Belinjo, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjajaran, Bandung.
Zularnain, K., 2013., Stabilias Fisik Sediaan Lotion O/W Dan W/O Ekstrak
Buah Mahkota Dewa Sebagai Tabir Surya Dan Uji Iritasi Primer Pada
Kelinci.,Gadjah Mada University Press., Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai