Anda di halaman 1dari 11

SOAL

Buatlah preformulasi (berdasarkan literature/monografi) sirup paracetamol yang mengandung bahan sebagai berikut berdasarkan
karakter organoleptik, kandungan, kelarutan, struktur, stabilitas dan inkompatibilitas :

 Paracetamol
 Propilenglikol
 Gliserin
 Sukrosa
 Sacarin
 Propylparaben
 Methylparaben
Berdasarkan karakteristik bahan baku obat dan zat tambahan yang anda ketahui, buatlah analisa preformulasinya (apakah bahan baku
tersebut kompaltibel untuk dibuat suatu sediaan sirup ? atau apakah perlu tambahan eksipien dan berikan alasannya)
Tuliskan literature / monografi yang dipakai (gunakan FI atau Farmakope lain misalnya USP, BP, JP, Handbook of eksipien / merck
index, martindle dll)
JAWABAN
Definisi Preformulasi
 Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yang artinya perumusan atau penyusunan.
 Preformulasi dapat diartikan sebagai langkah awal yang dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat.
 Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang akan
diformulasi.

Tabel kategori kelarutan dalam farmakope


Sediaan yang akan dibuat yatu sediaan syrup, dengan bahan dan bahan eksipien sebgai berikut :

 Paracetamol

Pemerian : Hablur atau serbuk putih ; tidak berbau rasa pahit. (FI III Hal.37)
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) p, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol p ; larut dalam larutan alkali hidroksida.(FI III Hal.37)

Bentuk Partikel : hablur atau serbuk hablur

KAREKTERISTIK FISIK / FISIKOMEKANIK


Titik lebur : 169 oC (336 oF), (Merck Index 12th ed. page 48).

Bobot jenis : 1,263 g/cm3, (Merck Index 12th ed. page 48).
Ukuran /distribusi partikel : 2 – 6 µm (USP, Hal 38)

Sifat alir : jelek, karena paracetamol memiliki kelarutan


yang jelek dan permeabilitas rendah

Kompaktibilitas : jelek(Lachman, Pharmaceutical Dosage Form).

Higroskopis : Paracetamol menyerap uap air dalam jumlah


yang tidak signifikan pada suhu 26ºc, pada pelembapan relative meningkat sekitar 90% (codex,638).

Polimorfisme : Tiga bentuk meta stabil dari asetaminofen yaitu:Orthorombik acetamol untuk pembuatan
tablet dan monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol
(FI IV hal 649).

Pka : 9,5 (Codex 12th ed. page 988).

Profil kelarutan terhadap Ph : Waktu paruh dalam larutan terdapat pada PH 6 diperkirakan selama 21,8 tahun,
penurunannya dikatalisis oleh asam dan basah dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada PH 2,28 tahun pada PH 9,( Codex
12th ed. page 988).

Laju disolusi : Dalam 30 menit harus terlarut tidak kurang dari 80% C8H9NO2 dari jumlah zat yang
tertera di etiket. Media disolusi 900 ml buffer fosfat pH 5,8 Apparatus 2 pada 50 rpm. (FI IV Hal 650)

Koefesien partisi : Perhitungan metode menggunakan fragmentasi berdasarkan konstribusi atom untuk
lipofilisitas dan menggunakan program penyumbat Pemberikan nilai 0,31:, 49: 0,89.
Stabilitas larutan ( FI IV Hal 649).

Pelarut :Sangat stabil dalam air.

pH :Hidrolisis minimum terjadi pada ph 5-7 pada suhu 26ºc, t1/2 paracetamol pada ph 2,5 ;
6,9 adalah 0,73 ; 19,8 ; 21,8 ; 22,8 tahun

Cahaya : Tidak stabil (FI IV, 650)

Oksigen : Relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi p-aminofeol sebagai
kontaminan,dan bila terpapar kondisi lembab p-aminofenol terdegradasi menjadiquinonimine dan akan berwarna merah
muda, coklat, hitam.

 Propilenglikol
Struktur kimia :

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol 90% dan kloroform, larut dalam 6 bagian eter,
tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak.
Fungsi : zat tambahan, sebagai pelarut.
Stabilitas : pada temperatur rendah, propilenglikol stabil bila disimpan dalam wadah tertutup baik,
di tempat yang sejuk dan kering. Tetapi pada temperatur yang tinggi, di tempat terbuka, cenderung mengoksidasi,
sehingga menimbulkan produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, asam asetat. Propilenglikol secara
kimiawi stabil ketika dicampur dengan etanol 95%, gliserin atau air.
Inkompatibilitas : propilenglikol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi, seperti potassium
permanganat.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Sumber : Farmakope Indonesia, 1995, Halaman 712 ; Handbook Of Pharmaceutical Exipients
Halaman 521 – 522.

 Gliserin (Dirjen POM, 1979; Rowe, 2009)

Struktur kimia :

Rumus empiris : CH2OH.CHOH.CH2OH


BM : 92,09
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak). Netral terhadap lakmus.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol. Tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak menguap
Bobot jenis : Tidak kurang dai 1,24 gram
pH/pka : 5,5 – 7,5
Titik leleh : 17,8oC
Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak bila dicampurkan dengan oksidator kuat seperti kromium
trioksida, potasium klorat, atau potasium permanganat. Dalam pelarut encer, proses reaksi pada tingkat yang lebih lambat
dengan beberapa produk oksidasi yang terbentuk. Warna hitam gliserin terjadi karena paparan cahaya, atau kontak dengan
seng oksida atau dasar bismut nitrat.
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni, tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer
dibawah kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun, campuran dari
gliserin dengan air, etanol 95% dan propilen glikol stabil secara kimiawi
Kegunaan : Pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

 Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi 5 hal 744-747)


Struktur kimia :

Warna : tidak berwarna


Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Pemeriaan : kristal, tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau dan rasa manis.
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : air (1:0,5), air 100C (1:0,2), etanol 95% (1:170)
Titik lebur : 0 dan 1790
pKa / pKb :-
Bobot jenis :-
pH larutan :-
Stabilitas : stabil pada suhu ruang dengan kelembaban relatif sedang, dapat mengabsorpsi hingga 1%
lembab yang dilepaskan pada pemanasan 900C. Larutan sukrosa dapat menjadi tempa tpertumbuhan bagi
mikroorganisme namun pada konsentrasi di atas 60%b/b dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat
terbentuk gula invert pada suhu 110-1450C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat dingin dan kering.
Inkompatibilitas : serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh
sesepora logam berat yang cenderung tidak tercampurkan dengan bahan aktif, misal asam askorbat. Sukrosa tidak
tercampurkan dengan aluminium. Dapatmembentuk gula invert bila dicampurkan dengan asam pekat/encer.
Kegunaan : Pemanis

 Sakarin (FI ed. IV hal. 748)


Rumus Empiris : C7H5NO3S
Berat Molekul : 183,18
Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat manis.
Larutan asam bereaksi terhadap lakmus
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter, larut dalam air mendidih, sukar
dalam etanol
Konsentrasi : 0,02 – 0,5%
Kegunaan : Pemanis
Stabilitas : Terjadi dekomposisi hanya pada suhu 1250 C dan dalam pH yang rendah ( pH 2 )
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan simpan ditempat yang sejuk dan kering
 Propil Paraben (Farmakope Indonesia IV hal 527 , Handbook of Pharmaceutical Excipients hal

526 )
Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Pemeriaan : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter, sukar larut dalam air mendidih.
Titik lebur : antara 950 dan 980
pKa / pKb : pKa 8,4 pada 22C
Bobot jenis : 180,21 g/mol
pH larutan : 4-8
Stabilitas : Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan dengan autoclaving tanpa mengalami
penguraian, pada pH 3-6 kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari 10%)
Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium silikat.
Kegunaan : sebagai pengawet

 Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378)


Warna : Putih
Rasa : Tidak mempunyai rasa
Bau : Hampir tidak berbau
Pemerian : Serbuk hablur halus
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %) P, dan
dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P, dan dalam alkali hidroksida.
Titik Lebur : 1250C sampai 1280C
Pka/pkb : 8,4
Bobot Jenis : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml
pH larutan : 3-6
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Khasiat : Bahan Pengawet

ANALISIS
Analisis Permasalahan
1. Paracetamol memiliki kelarutan yaitu larut dalam 70 bagian air dan berdasarkan stabilitasnya paracetamol stabil
dalam larutan air, untuk itu dapat dibuat dalam sediaan sirup ( Dirjen POM, 1979 ; Connors et all, 1986).
2. Paracetamol memiliki rasa sedikit pahit untuk itu diformulasikan menjadi sediaan sirup dimana rasanya dapat
divariasikan atau ditambahkan perasa agar disukai oleh anak-anak. (Dirjen POM, 1979).
3. Paracetamol memiliki range pH yang dapat diakatakan sempit yaitu 4-7. Penambahan komponen lain dapat
mempengaruhi stabilitas pH zat aktif untuk menjaganya diperlukan penambahan zat pendapar (AHFS, 2010)
4. Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet.
5. Stabilitas paracetamol harus terlindungi dari cahaya sehingga sediaan ditempatkan dalam botol berwarna cokelat.

Berdasarkan analisis dari kelompok kami (kel.V), dari bahan-bahan yang diatas yang cocok untuk pembuatan
paracetamol syrup yaitu :
 Pelarut :
Gliserol dan propilenglikol keduanya merupakan pelarut namun untuk Paracetamol lebih cocok menggunakan
pelarut propilenglikol ( paracetamol larut dalam 9 bagian propilenglikol) sedangkan dalam gliserol (paracetamol
larut dalam 70 bagian gliserol) paracetamol mudah larut dalam propilenglikol, jika dalam gliserol paracetamol
agak sukar larut. Dan ditambahkan etanol 95% (sangat mudah larut dalam air, kloroform p dan eter p(FI 3 1979))
, supaya paracetamol tambah melarut dan menjadi jernih karena propileng likol haanya menghomogenkan
paracetamol saja.
 Pengawet :
Dari bahan yang diatas methyl paraben dan propil paraben merupakan bahan pengawet, dilihat dari kelarutan
methyl paraben (methyl paraben larut dalam 500 bagian air) dikategorikan methyl paraben sukar larut dalam air,
sedangkan untuk pembuatan paracetamol syrup pembawa nya yaitu aquadest, methyl paraben tidak cocok
digunakan untuk pengawet sediaan paracetamol syrup. Dan untuk propil paraben pun tidak cocok karrna tidak
laur dalam air.
Pengawet yang digunakan lebih cocok memakai asam benzoat karena asam benzoat karena asam benzoat larut
dalam air, etanol 95%, klorofirm p dan eter p (FI 3 1979)

 Pemanis :
Sucrosa dan sakarin tidak cocok digunakan sebagai pemanis dalam sediaan syrup, syrupus simplex lebih cocok
untuk sediaan paracetamol syrup karena syrupus simplex kelarutannya mudah larut dalam air, dan syrupus
simplex sudah memenuhi syarat penetapan sukrosa yang tertera pada sirupi (FI 3 1979)

SARAN
 Sebaiknya di tambahkan larutan pendapar yaitu Dapar fosfat (dinatrium fosfat+natrium fosfat) = 4,1-9,1
Dapar fosfat ini bertujuan untuk mempertagankan pH dari syrup paracetamol.

 Sebaiknya ditambahkan juga essense dan pewarna bertujuan untuk menutupi rasa dari paracetamol
Sebagai contohnya yaitu malic acid, digunakan untuk essense / pengaroma, yang memberikan khas apel
Dan pewarna yang diberikan yaitu FDC Green digunakan sebagai pewarna karena disesuaikan dengan pengaroma
yang dipilih yaitu malic acid sehingga dapat meningkatkan nilai estetika sediaan agar lebih menarik
Alasan digunakan malic acid karena malic acid mudah larut dalam air dan dalam alkohol (martindale,2007), dan
alasan FDC Green kelarutanya dlaam air 1:17, Gliserin dan propileng likol 1: 15 ,etanol 95% 1 : 0,2 ( ROWE,
2009)

Anda mungkin juga menyukai