Anda di halaman 1dari 14

BAB II

FORMULA

2.1 Preformulasi

2.1.1 Monografi Bahan Aktif

 Daun Teh Hijau


Nama Lain : Daun Teh
Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis ( L )
O.K. Keluarga : Theaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Coffein, tanin dan sedikit minyak atsiri
(Flavonoid, Catechin, Asam Fenolat)
Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida & logam-logam
berat, Analeptika, stimulansia
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, lama kelamaan
kelat Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.1.2 Monografi Bahan Tambahan

a) Aqua Destillata
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap

Kegunaan : Zat pelarut


Stabilitas : Air secara kimiawi stabil di semua

3
Alasan : Karena termasuk pelarut utama serta stabil di
semua keadaan fisik.

b) Gliserin
Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain : Gliserol, gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 200
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%),
praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p
dan dalam minyak lemak
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
PH Larutan : 6.00 - 7.00
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni, tidak
rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dibawah
kondisi penyimpanan biasa.
Massa molar : 92,09382 g/mol

c) Ethanol
Nama resmi : Aethanolum ( FI IlI Hal:65 )
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak; bau khas rasa panas,mudah
terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak
berasap.

4
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman

d) Tween 20
Nama Lain : Anotan PML 20, Capmul POE-L, Campul POE-
L Low PV, Callet 1.Drewmulse, E432, Durfax 20,
E432, Eumulgin SML, Glycosperse L -20, Hodag
PSML-20. Lamesorb SML-20, Liposorb L-20;
Liposorb L-20K, Montanox 20, Nissan Nonion LT-
221, Norfox Sorbo T-20, POESML, polysorbatum
20, Ritabate 20, Sorbax PML-20. sorbitan
monododecanoate, Sorgen TW-20, T-Maz 20, T-
Maz 20K. poly(oxy-1.2-ethanediyl) lenvatives.
polyoxyethylene 20 laurate, Protasorb 1-20. Tego
SML 20, Tween 20.
Nama Kimia : Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurate
Pemerian : Caran, Kuning muda hingga coklat muda, bau khas
lemah Larut dalam air, dalam etanol, dalam etil
asetat, dala metanol dan dalam dioksan, tidak larut
dalam minyak mineral.
Kegunaan : Pendispersi, agen pengemulsi, surfaktan non-ionk,
pelarut,pensuspens. Pembasah.

Rumus Kimia : C58H114O26


Berat Molekul : 1227.72 g/mol.

e) Butylated Hydroxytoluene

Pemerian : Kuning putih atau pucat kristal padat atau bubuk


dengan bau fenolik karakteristik samar.

5
Khasiat : Antioksidanpada makanan, kosmetik dan obat-
obatan
Kelarutan :Kelarutan Praktis tidak larut dalam air,
gliserin,propilena glikol, larutan hidroksida alkali,
dan asam mineral encer berair. Mudah larut dalam
aseton, benzena, etanol 95, eter,metanol, toluen,
minyak tetap, dan minyak mineral
Titik beku : 69-70 o C
Titik lebur :70 o C
Kadar air :40,05
Stabilitas :Paparan cahaya, kelembaban, dan panas
menyebabkan perubahan warna
Inkompatibilitas :Fenolik dan mengalami reaksi karakteristik fenol.
Hal ini inkompatibel dengan agen oksidasi kuat
seperti peroksida dan permanganat. Kontak dengan
oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan.
Garam besi menyebabkan perubahan warna dengan
hilangnya aktivitas.

2.1.3 Komponen Penyusun Formula

Nama Bahan Alasan Pemilihan Bahan

Daun Teh Hijau Zat Aktif (Antibakteri)


Gliserin Pelembab
BHT Antioksida Surfaktan
Polisorbat 20 Penstabil
Fenoksietanol Pengawet
Oleum Rosae Pengaroma
Etanol Pelarut
Aquadest Pelarut
Buffer pH 5,5 Pendapar

6
2.1.4 Formulasi
Formulasi dibagi menjadi dua fase (suhu 80 dan 100)

R/

Ekstrak Daun The Hijau 5g

BHT 2g

Gliserin 5g

Polisorbat 20 0,01 g

Fenoksietanol 0,5 g

Oleum Rosae 2 tetes

Etanol qs

Larutan Buffer pH 5,5 100 ml

2.1.5 Perhitungan Bahan

Perhitungan Bahan dibagi menjadi dua fase (suhu 80)

Nama Bahan Perhitungan Bahan

Daun Teh Hijau 2,5 / 100 X 100 = 2,5 g


Gliserin 1 / 100 x 100 = 1 g
BHT 0,005 / 100 x 100 = 0,005 g
Polisorbat 20 2,5 / 100 x 100 = 2,5 g
Fenoksietanol 0,25 / 100 x 100 = 0,25 g
Oleum Rosae 2 tetes
Etanol 20 tetes
Aquadest qs
Larutan Buffer pH 5,5 100 ml - (2,5 g + 1 g +0,005 g + 2,5 g + 0,25 g ) = 93,745

7
ml : 2 = 46,9 ml

8
Perhitungan Bahan dibagi menjadi dua fase (suhu 100)

Nama Bahan Perhitungan Bahan

Daun Teh Hijau 2,5 / 100 X 100 = 2,5 g


Gliserin 1 / 100 x 100 = 1 g
BHT 0,005 / 100 x 100 = 0,005 g
Polisorbat 20 2,5 / 100 x 100 = 2,5 g
Fenoksietanol 0,25 / 100 x 100 = 0,25 g
Oleum Rosae 2 tetes
Etanol 20 tetes
Aquadest qs
Larutan Buffer pH 5,5 100 ml - (2,5 g + 1 g +0,005 g + 2,5 g + 0,25 g ) = 93,745
ml : 2 = 46,9 ml

2.1.6 Alat dan Bahan


Bahan Alat

Ekstrak Daun Teh Timbangan


Hijau
BHT Gelas ukur 10 ml
Gliserin Gelas ukur 100 ml
Polisorbat 20 Beaker glass 100 ml
Fenoksietanol Beaker glass 250 ml
Oleum Rosae Pipet tetes
Etanol Batang pengaduk
Larutan Buffer pH 5,5 Cawan porselen
Aquadest Waterbath listrik
Asam Asetat
Sodium Asetat

2.1.7 Cara Kerja


9
a) Cara pembuatan Ekstraksi Teh Hijau

N Langkah
o Kerja
1. Sampel 5 g yang telah di bagi menjadi 2 bagian, Ekstrak daun teh dimasukkan
kedalam cawan perselen dan ditambahkan pelarut air (aquadest) sebanyak 150 mL.
2. Campuran selanjutnya dipanaskan pada variasi suhu 80℃ dengan Ekstrak sebanyak
2,5 g dan 100 ℃ sebanyak 2,5 g sambil diaduk dengan batang pengaduk
3. Dalam proses ekstraksi juga dilakukan variasi waktu pengadukan selama 5 menit
dan 10 menit.
4. Setelah pengadukan sesuai, campuran disaring dengan kertas saring
5. Filtrat yang diperoleh kemudian disimpan untuk penentuan kandungan fenolat total.

b) Cara pembuatan Larutan Buffer pH 5,5


Larutan asam asetat 0,2 M sebanyak 6,8 ml + 43,2 ml larutan sodium asetat 0,2
M. Kemudian pH diukur menggunakan pH meter, pH larutan tepat 5,5. Larutan
ditambahkan HCI 1 N bila terlewat basa, tambahkan NaOH 1 N bila terlewat asam.
Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquades hingga garis
batas, kocok sampai larutan homogen. Konsentrasi bufer asetat ini dalam 100 ml.

c) Cara kerja pembuatan Toner


 Cara kerja dibagi menjadi dua fase (suhu 80)
No Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang semua bahan Ekstrak Daun Teh Hijau = 2,5 g, BHT = 0,005 g,
Polisorbat 20 = 2,5 g,Gliserin = 1 g, Fenoksietanol = 0,25 g
3. Diekstrak daun teh hijau sebanyak 2,5 g menggunakan Waterbath listrik dengan
suhu 80 ℃ dilarutkan dengan aquadest kemudian saring,
4. Bht sebanyak 0,005 g dilarutkan dengan Etanol
5. No 4 ditambahkan Polisorbat 20 sebanyak 2,5 g
6. No 5 ditambahkan Gliserin sebanyak 1 g dan Fenoksietanol sebanyak 0,25 g

10
7. No 6 aduk ad Homogen
8. No 7 kemudian ditambahkan ekstrak daun teh hijau yang sudah dilarutkan
ke dalamcampuran
9. No 8 ditambahkan larutan Buffer pH 5,5 ad 100 ml sambil di aduk ad homogen
10. Sediaan di saring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam botol 100
ml

 Cara kerja dibagi menjadi dua fase (suhu 100)


No Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang semua bahan Ekstrak Daun Teh Hijau = 2,5 g, BHT = 0,005 g,
Polisorbat 20 = 2,5 g,Gliserin = 1 g, Fenoksietanol = 0,25 g
3. Diekstrak daun teh hijau sebanyak 2,5 g menggunakan Waterbath listrik dengan
suhu 100 ℃ dilarutkan dengan aquadest kemudian saring,
4. Bht sebanyak 0,005 g dilarutkan dengan Etanol
5. No 4 ditambahkan Polisorbat 20 sebanyak 2,5 g
6. No 5 ditambahkan Gliserin sebanyak 1 g dan Fenoksietanol sebanyak 0,25 g
7. No 6 aduk ad Homogen
8. No 7 kemudian ditambahkan ekstrak daun teh hijau yang sudah dilarutkan
ke dalamcampuran
9. No 8 ditambahkan larutan Buffer pH 5,5 ad 100 ml sambil di aduk ad homogen
10. Sediaan di saring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam botol 100
ml

11
BAB III
EVALUASI

3.1 EVALUASI
Uji evaluasi meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji berat jenis larutan, uji
viskositas, pemeriksaan pH, uji volume terpindahkan.

3.1.1 Uji Organoleptis

Prosedur kerja
No Langkah Kerja
1. Siapkan sediaan yang akan di uji
2. Ambil rasa, bau, warna dan bentuk
3. Catat hasil

Hasil uji
Rasa Bau Warna Bentuk
Dingin, lembab, Khas bunga Kuning Cair
segar mawar kecoklatan

3.1.2 Uji Homogenitas

Prosedur kerja
No Langkah Kerja
1. Siapkan sediaan yang akan di uji
2. Amati ada atau tidaknya endapan
3. Catat hasil

Hasil uji
Homogen Homogen
 pada suhu 80 ℃ ditemukan sediaan homogen.
Tidak homogen Tidak homogen
 pada suhu 100 ℃ ditemukan sediaan tidak homogen yang

12
menimbulkan sediaan pecah minya dalam air (O/W)
terindikasi terdapat zat yang rusak pada suhu tersebut.

3.1.3 Uji Viskositas

Prosedur kerja
No Langkah Kerja
1. Siapkan sediaan yang akan di uji
2. Masukkan sediaan ke dalam gelas piala
3. Turunkan spindle higga tercelup ke sediaan
4. Nyalakan tombol on
5. Baca skala pada jarum
6. Catat hasil

Hasil uji
dibawah < 30 cp
( karena sediaan
terlalu cair )

3.1.4 Uji PH

Prosedur kerja
No Langkah Kerja
1. Siapkan sediaan yang akan di uji
2. Masukkan sediaan ke dalam beaker glas
3. Masukkan elektroda pH meter
4. Amati pH
5. Catat hasil

Hasil uji
pH suhu 80 5,5 pH sesuai dengan

13
pH suhu 100 5,5 pH dapar

3.1.5 Uji Volume terpindahkan

Prosedur kerja
No Langkah Kerja
1. Siapkan sediaan yang akan di uji
2. Masukkan sediaan ke dalam gelas ukur
3. Amati volume sediaan
4. Catat hasil

Hasil uji
Pada suhu 80 < 100 ml Uji terpindahkan pada suhu 80
mempunyai volume 90 ml,
dikarenakan sudah dilakukan tester
pada beberapa mahasiswa.
Pada suhu 100 100 ml -

3.2 Pembahasan
Uji iritasi dilakukan pada kuliat tangan, selama uji hasil yang didapatkan
toner terasa lembab, segar, dingin. Tidak terasa atau muncul tanda tanda iritasi,
kemerahan, gatal ataupun panas. Test dilakukan oleh 5 orang dan hasil sama.
 Uji stabil selama satu minggu sediaan dengan suhu 80 ℃ lebih stabil dan
tidak terjadi kerusakan ataupun pecah.
 Uji stabil selama satu minggu sediaan dengan suhu 100 ℃ terjadi
kerusakan sediaan pecah, antara fase minyak dan fase air. Munculnya
endapan minyak (berwarna coklat).

14
 Penjelasan

Pada praktikum sediaan toner ini, kami menggunakan 2 suhu yang


berbeda yaitu 80'C dan 100'C. Diketahui sediaan memiliki hasil yang berbeda
meskipun dengan cara yang sama.

Setelah kami lakukan riset kembali berdasarkan jurnal-jurnal yang kami baca,
hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada 2 suhu tersebut kadar zat yang
terlarut berbeda konsentrasi. Berikut kami cantumkan tabel presentase kadar
zat yang terlarut selama pemanasan :

 Kadar presentase zat


(Lantanida Journal, Vol. 6 No. 1 (2018) Nurul Mutmainnah, Sitti
Chadijah dan Muh. Qaddafi Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN

Alauddin Makassar)

Dapat dilihat, hasil dari pemanasan dengan suhu 80'C dan 100'C. Pada
suhu 100'C lebih banyak zat yang terlarut seperti Kafein. Tanin, dan Catechin;
menyebabkan perbedaan hasil antara sediaan dengan suhu 80'C dan sediaan
dengan suhu 100'C.
Dapat dilihat, hasil dari pemanasan dengan suhu 80'C dan 100'C. Pada
suhu 100'C lebih banyak zat yang terlarut seperti Kafein. Tanin, dan Catechin;
menyebabkan perbedaan hasil antara sediaan dengan suhu 80'C dan sediaan
dengan suhu 100'C

15
Berikut foto sediaan

SED
IAAN 1
SEDIAAN 2
 S
u
hu 80'C cenderung lebih jernih dan setelah pembuatan tidak terbentuk
endapan/pemisahan antara minyak dan air.
 Suhu100'C cenderung lebih keruh dan setelah pembuatan terbentuk
endapan/pemisahan antara minyak dan air.

16

Anda mungkin juga menyukai