Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR

FORMULASI SABUN CAIR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Anggota :

Fajar Margawan Saputro ( 2104019 ) Helmi Mustofa ( 2104023 )


Farhan Dany Ramadhan ( 2104020 ) Husna Afra A ( 2104024 )
Fauziyyah Kunti H ( 2104021 ) Istiqomah Nur Rahma L ( 2104026 )
Frastika Nur M ( 2104022 ) Alifia Ammar F ( 2004003 )

Dosen Pembimbing : apt. Nurul Hidayati, S. Farm., M. Farm.

Kelas : 2A

PROGRAM STUDI D III FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

2023
DAFTAR ISI
TUJUAN
BAB I

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sabun
Sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati atau lemak hawani yang diperoleh dengan proses hidrolisis minyak
yang kemudian dilanjutkan dengan proses saponifikasi dalam kondisi basa.
Pembuatan kondisi basa yang biasa digunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH)
dan Kalium Hidroksida (KOH). Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka
produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan basa yang digunakan berupa
KOH maka produk reaksi berupa sabun cair (Ketaren,1986).
Dua komponen utama sabun adalah asam lemak dan alkali. Pemilihan jenis
asam lemak menentukan karakteristik sabun yang dihasilkan, karena setiap jenis asam
lemak akan meberikan sifat yang berbeda pada sabun (Corrdoira dan Pandofilfi, 1996
dalam Widiyanti, 2009).
Pada praktikum kali ini menggunakan bahan baku minyak kelapa, Minyak
kelapa merupakan minyak yang mengandung asam palmitate yang cukup tinggi yaitu
sebesar 44,3% (Depprin, 2007)
Asam palmatat ini berfungsi sebagai pengeras/pengental sabun dan
menghasilkan busa yang stabil. Konsumen beranggapan bahwa sabun dengan busa
yang melimpah mempunyai kemampuan membersihkan kotoran dengan baik.
(Izhar,2009)
B. Macam-macam Sabun menurut cara penggunaanya
1. Sabun Anti Bakteri
Sediaan ini memiliki agen anti-bakeri tambahan seperti triclosan. Sabun ini
berfungsi membentuk garis pertahanan pertama melawan mikroorganisme dan
agen berbahaya.
2. Sabun anti jerawat
Sediaan ini digunakan terutama diwajah, dada dan punggung dimana jerawat lebih
sering muncul.
3. Sabun herbal
Sediaan ini mengandung bahan herbal lembut dan ekstark alami tanaman seperti
chamomile, lavender, peppermint, oatmeal, dan alpukat.
4. Sabun Pelembap
Sediaan ini mengandung minyak zaitun, shea butter, dan gliserin. Sabun ini
memiliki efek anti penuaan pada kulit dan sebagai pelembap yang baik.
5. Sabun Aromaterapi
Sediaan ini mengandung minyak essensial yang memiliki aromaterapi bagus
untuk meningkatkan rasa kesejahteraan dan relaksasi.

C. Syarat Sabun
Syarat-syarat sabun adalah sebagai berikut : Menurut FI dan SNI adalah :
Syarat mutu sabun cair menunjukkan nilai pH tertinggi 6,8 (F3) dan terendah
6,23 (F2) memenuhi SNI (pH 6-8). Bobot jenis tertinggi 1,05 (F2, F3) dan terendah
1,01 (F1) memenuhi SNI (1,01-1,10). Nilai viskositas tertinggi 2567 cPs (F1) dan
terendah 2233 cPs (F4) memenuhi SNI (400-4000 cPs).
D. Faktor Stabilitas Sabun
BAB II

PREFORMULASI

A. Monografi
1. Minyak atsiri melati

Nama resmi :
Nama lain :
Rumus molekul :
Berat molekul :
Pemerian :
Kelarutan :
Penyimpanan :
Kegunaan :
Stabilitas :

2. Minyak VCO

Nama resmi : Virgin Coconut Oil


Nama lain : Refired coconut oil, Copra oil
Rumus molekul :-
Struktur kimia :-
Pemerian :Kuning pucat, tidak berbau atau berbau lemah, rasa khas,
memadat pada suhu 0°C dan mempunyai kekentalan rendah
walaupun pada suhu mendekati suhu beku.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%), Dalam kloroform, dan dalam eter P
Titik didih : >450°C
Khasiat : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan terhindar dari
cahaya.
3. KOH

Sinonim : Kalium Hidroksida


BM : 56,1056
Pemerian : Batang, pelat atau bongkahan, putih sangat mudah meleleh
basah.
Kelarutan : Larut kurang lebih dalam 630 bagian air dan dalam 1300
bagian air mendidih, Praktis tidak larut dalam bagian etanol
(95%)P, Larut dalam gliserol dan sirop, Sangat mudah larut
dalam etanol mutlak P mendidih.
Titik didih : 1.327°C
Titik lebur : 360°C
pH larutan : 7-9
Stabilitas :-
Inkompatibilitas :-
Konsentrasi :-
Khasiat :-
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Propilenglikol (FI III, hal : 534)

Nama resmi : Propylenglycolum


Sinonim : Propilen glikol
Rumus Molekul : CHO
Berat Molekul : 76,09
Pemerian :Cairan kental, jernih tidak berwarna rasa khas praktis tidak
berbau menyerap air pada udara lembab
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dengan aseton dan dengan
kloroform bercampur dengan minyak lemak larut dalam eter
dan beberapa minyak esensial tetapi tidak dapat larut dalam
eter dan beberapa minyak esensial tetapi tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut

5. Gliserin

s
Sinonim : Glycerol, glycerin
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Higroskopik; larutan netral terhadap lakmus.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam
minyak menguap.
pH :
Stabilitas : Karena bersifat higroskopis maka terdekomposisi dengan
panas dan akan terjadi akrolein yang menyebabkan racun.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya, dan sejuk.
Khasiat : Sebagai Pengawet, emolien, humektan

6. Coco-DEA
Nama lain : Coconut fatty acid monoethanolamide
RM : AL 4 CL 4 H 12 O 12 Zr
BM : 545,034 g/mol
Pemerian : lemak kental, berwarna putih, bau khas dari asam lemak.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut; larut sebagian
dalam etanol (95%) P.
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan surfaktan kationik.
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Kegunaan : Sebagai surfaktan sekunder.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

7. Aqua Destilata (FI III, hal : 96)

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau tidak berasa


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Отт : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainya yang mudah terhidrolisis.
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk
fisik (es, air dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang
sesuai pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel pertikel ion dan bahan
organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon
organik Serta harus terlindungi dari partikel partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
BAB III

FORMULASI

A. Alat

1. Batang Pengaduk
2. Gelas Ukur
3. Beaker glass
4. Botol
5. Hot plate
6. Magnetic sterir
7. Timbangan

B. Bahan
NO KOMPONEN KONSENTRASI (g/ml)
1 Minyak Atsiri Melati 2
2 Minyak VCO 25
3 KOH 30% 17,5
4 Propilen Glikol 7,5
5 Gliserin 3,42
6 Coco-DEA 1,82
7 Aquadestilata Ad 100

C. Perhitungan Bahan
Penimbangan bahan dilebihkan 10%
D. Cara Kerja
BAB IV

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membuat sediaan sabun cair yang menggunakan bahan seperti
: Minyak atsiri melati, Minyak VCO, KOH 30%, Gliserin, Propilen Glikol, Coco DEA,
Aquadest. Pada pembuatan sabun ini menggunakan reaksi saponifikasi, reaksi saponifikasi
adalah reaksi hidrolisis asam atau minyak oleh adanya basa kuat yaitu NaOH atau KOH yang
dikenal dengan larutan alkali sehingga menghasilkan sabun berupa garam natrium dari asam
lemak atau minyak.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai