KELOMPOK 3
FARMASI VI-A
BAYYINAH 108102000026
IKHSAN BUDIARTO 108102000014
INTAN FAUZIAH 108102000007
NURMASARI 108102000028
UMMU HIKAMAH 108102000010
II. PRAFORMULASI
Minyak Kelapa (HOE 6th edition p.184 ; FI edisi III h.456)
Minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan
endosperm kering Cocos nucifera L.
Sifat Kimia
Nama Kimia : Coconut oil
Nama Lain : Aceite de cocos; Cocois oleum raffinatum; Coconut
butter; Copra oil; Oleum cocois; Pureco 76; Refined
coconut oil
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Cairan jernih
Warna : Tidak berwarna atau kuning pucat
Bau : Khas, tidak tengik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat larut dalam
dikloromethane dan dalam petroleum; larut dalam eter,
karbon disulfide dan kloroform, larut pada suhu 600C
dalam 2 bagian etanol (95%) tapi kurang larut pada
suhu lebih rendah.
Titik lebur : 23-26 oC
Aplikasi : Sebagai emolien dan dasar salep
Penggunaan Konsentrasi (100%)
Sifat Kimia
Nama Kimia : Octadecanoic acid
Rumus empiris : C18H36O2
Berat molekul : 248,47
Nama Lain : Cetylacetic acid; Crodacid; E570; Edenor; Emersol;
Hystrene; Industrene; Kortacid 1895; Pearl Steric;
Pristerene; stereophonic acid; Tegostearic.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Kristal padat, bubuk, zat padat mengkilat
Warna : Putih atau kuning pucat
Bau : Sedikit berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 3 bagian eter,
dalam 2 bagian kloroform, larut dalam 20 bagian etanol
(95%), larut dalam heksana dan propilen glikol; mudah
larut dalam benzene dan karbon tetra klorida.
Titik lebur : 69-70 oC
Sifat Kimia
Nama Kimia : Hexadecan-1-ol
Rumus empiris : C16H34O
Berat molekul : 242,44
Nama Lain : Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol
C95; ethal; ethol; 1-hexadecanol; n-hexadecyl alcohol;
Hyfatol 16- 95; Hyfatol 16-98; Kessco CA; Lanette 16;
Lipocol C; palmityl alcohol; Rita CA; Tego Alkanol 16.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Seperti lilin, serpihan, butiran, kubus
Warna : Putih
Bau : Samar
Rasa : Hambar
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter; kelarutan
meningkat dengan meningkatnya temperature; Praktis
tidak larut dalam air, dapat bercampur ketika melebur
dengan lemak, paraffin padat, paraffin cair dan isopropyl
miristate.
Titik lebur : 45-52 oC
Emolien 2-5
Agen pengemulsi 2-5
Agen pengeras (stiffening agent) 2-10
Absorpsi air 5
Stabilitas dan penyimpanan: Setil alcohol stabil dalam asam, alkali, cahaya
dan udara; tidak menjadi tengik; simpan dalam
wadah tertutup baik, kering dan sejuk.
Ketidakcocokan : dengan agen oksidasi.
Sifat Kimia
Nama Kimia : 2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol
Rumus empiris : C15H24O
Berat molekul : 220.35
Nama Lain : Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-
methylphenol; butylhydroxytoluene; Dalpac; dibutylated
hydroxytoluene;2,6-di-tert-butyl-p-cresol;3,5-di-tert-butyl-
4-hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol
CP; Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT;
Topanol; Vianol.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Kristal padat atau bubuk
Warna : Putih atau kuning pucat
Bau : Samar
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen gikol,
larutan hidroksi alkali, larutan encer asam mineral;
mudah larut dalam etanol (95%), aseton, benzene,
methanol, toluene, minyak mineral dan eter.
Titik lebur : 70 oC
Aplikasi : antioksidan
Penggunaan Konsentrasi (100%)
Β-karoten 0,01
Minyak dan lemak 0,02
Minyak esensial dan agen perasa 0,02-0,5
Formula topical 0,0075-0,1
Minyak ikan 0,01-0,1
Minyak sayur 0,01
Sifat Kimia
Nama Kimia : Propane-1,2,3-triol
Rumus empiris : C3H8O3
Berat molekul : 92.09
Nama Lain : Croderol; E422; glycerine; Glycon G-100; Kemstrene;
Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol; trihydroxypropane
glycerol.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Cairan seperti sirop, jernih, higroskopis
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
Kelarutan
Pelarut Kelarutan pada suhu 200C
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering,
keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh
basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap CO2
Warna : Putih
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Sifat Kimia
Nama Kimia : 2,20,200-Nitrilotriethanol
Rumus empiris : C6H15NO3
Berat molekul : 149.19
Nama Lain : TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine;
tris (hydroxyethyl)amine.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : berupa cairan kental, jernih
Warna : Tidak berwarna sampai berwarna kuning pucat
Bau : Sedikit berbau amoniak
Kelarutan
Pelarut Kelarutan pada suhu 200C
Nipagin
Sifat Kimia
Nama Kimia : Methyl-4-hydroxybenzoate
Rumus empiris : C8H8O3
Berat molekul : 152,15
Nama Lain : E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl
p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Kristal atau bubuk kristal
Warna : Tidak berwarna atau putih
Bau : Berbau atau hampir tidak berbau
Rasa : Terbakar sedikit
pH : 4-8
Kelarutan
Pelarut Kelarutan pada suhu 250C
Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C
III. FORMULA
Minyak kelapa 10%
Asam stearat 20%
Cetyl alkohol 0,5%
BHT 0,001%
TEA 1,2%
NaOH 0,01%
Gliserin 8%
Nipagin 0,01%
Parfum qs
Aquadest ad 100%
V. PENIMBANGAN
Penimbangan
Minyak kelapa = 10% x 30 gram = 3 gram
Asam stearat = 20% x 30 gram = 6 gram
Cetyl alkohol = 0,5% x 30 gram = 0,15 gram
BHT = 0,001% x 30 gram= 0,0003 gram
TEA = 1,2% x 30 gram = 0,36 gram
NaOH = 0,01% x 30 gram = 0,003 gram
Gliserin = 8% x 30 gram = 2,4 gram
Nipagin = 0,01% x 30 gram = 0,003 gram
Aquadest = 30 gram – (3 g + 6 g + 0,15 g + 0,0003 g + 0,003 g + 0,003 g + 2,4 g + 0,36 g)
= 18,0837 gram
VI. PROSEDUR PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI
Prosedur Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang semua bahan-bahan.
3. Panaskan air di atas penangas air.
4. Fase minyak (minyak kelapa, asam stearat, cetyl alcohol, BHT) dilebur di
atas penangas pada suhu 700C (massa 1)
5. Fase air (NaOH, gliserin, Nipagin, TEA) dipanaskan di atas penangas
pada suhu 700C (massa 2)
6. Campurkan massa 1 dan massa 2 ke dalam lumpang hangat, geus
sampai menjadi massa krim. Kemudian tambahkan aquadest sedikit demi
sedikit, gerus ad homogen.
7. Masukkan krim yang sudah jadi ke dalam wadah yang sudah disiapkan,
beri etiket pada wadah.
8. Lakukan evaluasi krim (homogenitas, penampilan, stabilitas, dan uji
pengolesan pada kulit)
Cara Evaluasi
Homogenitas
Krim dioleskan di atas kaca objek kemudian dikatupkan dengan
kaca objek lain, lalu amati apakah krim tersebut homogeny, apakah
permukaannya halus merata atau ada granul yang masih keras.
Penampilan krim
Penampilan krim yang diamati adalah warna dan bau. Krim yang
dihasilkan diamati secara visual dan dilakukan penyimpanan.
Stabilitas
Simpan krim selama 7 hari. Dilihat stabilitasnya dari hari 1 sampai hari
ke-7, amati terjadi pemisahan pada krim.
Pemeriksaan tipe krim (tidak dilakukan)
Pengujian menggunakan metode warna dengan mencampur basis
krim dengan beberapa tetes larutan metilen blue atau sudan III di atas
kaca objek, kemudian amati dengan mikroskop.
Viskositas (tidak dilakukan)
Ukur viskositas krim dengan menggunakan viscometer Brookfield.
Kelompok 1 yaitu dengan formulasi minyak kelapa 15%, asam stearat 14%,
polisorbat 60 2,24%, sorbitan monostearat 2,76%, metil paraben 0,15%, propil
paraben 0,05%, propilen glikol 15%, BHT 0,0075%, aquadest ad 100%. Setelah krim
jadi dihasilkan krim yang homogen, tapi netto yang dihasilkan hanya 16,5 gram
karena aquadest untuk menggenapkan bobot dicampurkan pada fase air sehingga
banyak air yang hilang pada saat pemanasan. Pada hari berikutnya terjadi
pemisahan antara fase minyak dan fase air, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
hal yaitu adanya inkompatibilitas bahan dalam sediaan yaitu adanya ketidakcocokan
nipagin dengan surfaktan nonionik seperti polisorbat (tween) tetapi bisa diatasi
dengan propilen glikol 10%. Pemisahan juga dapat terjadi fluktuasi suhu yaitu
karena suhu pemanasan yang terlalu tinggi diantara 2 fase dengan suhu pada
lumpang atau karena penggerusan di lumpang yang terlalu keras.
Pada krim kelompok 2 formulasi hamper sama dengan kelompok 1 hanya
saja konsentrasi minyak kelapa yang digunakan 20%. Pada hari ke 1-5 krim terasa
terkesan menghilang setelah dioleskan. Viskositas krim pada kelompok 2 terjadi
perubahan pada hari ke 1 dan ke 2 krim masih dalam keadaan encer, kemudian
pada hari ke 3 mulai agak kental, hari keempat dan ke 5 makin kental. Kandungan
minyak kelapa pada kelompok 2 paling besar diantara formula yang lain, sehingga
viskositas krim yang dihasilkan semakin kental.
Berdasarkan data hasil pengamatan, formula kelompok 5 menghasilkan krim
yang baik yaitu tidak terlalu encer, keras dan tidak terlalu kental yaitu mengandung
10 % minyak kelapa, 14% asam stearat, 10% gliserin, 0,25% borax, 1% TEA, 0,01%
nipagin, aquadest ad 100%. Viskositas formula kelompok 5 menghasilkan krim yang
tidak terlalu keras dan tidak terlalu kental (sedang), dan homogen. Hal tersebut
disebabkan karena pada kelompok 5 menggunakan konsentrasi minyak kelapa 10%
dan tidak ada inkompatibilitas komponen dalam sediaan sehingga tidak ada
permasalahan-permasalahan pada hasil sediaan. Semakin besar konsentrasi
minyak kelapa yang digunakan, maka krim tersebut akan baik sebagai kosmetik
pelembab karena minyak akan menutup permukaan kulit dan mencegah penguapan
air dari sel kulit. Setelah dilakukan pengamatan pada kelompok 5 ternyata hasilnya
dari hari pertama sampai hari ke lima yaitu didapatkan hasil krim kelompok 5 terlihat
lebih stabil secara fisik, tidak terlihat adanya pemisahan, tidak bau, konsistensi
stabil, warnanya pun stabil .
Apabila dibandingkan dengan formula kelompok 6 yang mengandung zat
tambahan sedikit berbeda dengan kelompok 5, krim yang dihasilkan dari formula
tersebut berwarna putih, kurang homogen karena masih adanya granul yang masih
kasar dan pengolesan pada kulit cepat menghilang pada saat dioleskan. Kurang
homogennya krim pada kelompok tersebut kemungkinan dikarenakan pada saat
pemanasan bahan, kristal boraks dan nipagin yang digunakan sebagai bahan
pengawet belum terlarut sempurna sehingga masih terdapat granul-granul kasar
pada krim. Akan tetapi krim yang dihasilkan cukup baik karena krim cepat meresap
dan menghilang pada saat dioleskan pada kulit, kemungkinan itu dikarenakan
konsentrasi minyak kelapa yang lebih tinggi dan konsentrasi asam stearat yang lebih
rendah, dan adanya gliserin sebagai humektan dengan konsentrasi yang lebih
tinggi/sesuai (10%) sehingga krim yang diperoleh mempunyai kekentalan yang
sesuai, tidak terlalu kental ataupun encer. Pada formula kelompok 6, krim yang
dihasilkan tetap stabil juga dan tidak terjadi perubahan apa pun, baik itu dari
penampilan ataupun pengolesan pada kulit.
X. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,
edisi III . Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. America : The Pharmaceutical Press.
Dr. Retno Iswari Tranggono, SpKK , Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku
Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama