Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN

SOLID

GRANULASI KERING

(Ranitidine 150 mg)

Dosen : Adeltrudis Adelsa D., M.Farm.Klin., Apt

Oleh kelompok 3B :

Made Prissila Prindani (NIM.155070501111006)


Noer Hanani (NIM.155070501111008)
Kohita Rahma Perdana (NIM.155070501111010)
Nabila Aulia Yasmin Kuswandi (NIM.155070501111012)
Dyas Retno Ariany (NIM.155070501111014)
Dewi Wuragil Rahayuningdyah (NIM.155070501111016)
Anisa Hanifatin Rahayu (NIM.155070501111018)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TA 2017/2018
SEDIAAN TABLET GRANULASI KERING

(RANITIDINE 150 mg)

I. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum granulasi kering ini adalah mahasiswa mampu mencari


sumber pustaka yang tepat dan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
proses preformulasi ,mampu membandingkan dan memilih eksipien yang sesuai,
mampu menyusun formula untuk metode pembuatan yang dipilih, mampu
melakukan perhitungan komponen formula, mampu mengidentifikasi dan
menetapkan parameter untuk pengaturan alat pengempa tablet, mampu melakukan
pengujian dan menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet (penampilan tablet,
keseragaman bobot, diameter/ketebalan tablet, kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur, disolusi).

II. Pendahuluan

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III, 1979). Krim
adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, 1995). Krim terdiri dari emulsi minyak di
dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu : (Anief, 1994)
1. Tipe M/A atau O/W
Krim m/a (vanishing cream) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa
bekas. Pembuatan krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari
surfaktan (jenis lemak yang ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang
alcohol walaupun untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih
popular.Contoh : vanishing cream. Vanishing cream adalah kosmetika yang
digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak.
Vanishing creamsebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan
berminyak/film pada kulit.
2. Tipe A/M atau W/O,
Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps
lane, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak
dengan logam bervalensi 2, misal Ca.
Pembuatan krim digunaan zat pengemulsi, umumnya berupasurfaktan, anionik,
kationik, dan monoanionik. Keuntungan penggunaan krim adalah dapat menyebar
merata dengan mudah di permukaan kulit, serta lebih mudah dicuci dengan air
(Ansel, 2005).
Metil salisilat biasa ditemukan dalam tanaman wintergreen, namun untuk
saat ini keberadaan dari metil salisilat telah banyak ditemukan karena sudah dapat
dibuat sintesis dari asam salisilat (Astuti, 2006).
Dalam dunia pengobatan, metil salisilat digunakan sebagai analgesik
topikal yang biasa digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri arthritis dan biasa
digunakan pada produk produk farmasetik maupun kosmetik. Biasanya pada
produk-produk farmasetik ini, penggunaan metil salisilat ditambahkan dengan
mentol untuk memberikan daya analgesik yang lebih kuat. Produk akhirnya bisa
berupa balsam, krim, minyak atau salep (Rhodia, 2011).
Stabilitas krim dapat terganggu atau rusak oleh sistem campurannya.
Kerusakan dapat disebabkan oleh perubahan suhu, perubahan komposisi dan
disebabkan oleh penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran
dua fase yang tidak tercampur. Zat pengawet yang umum digunakan adalah metil
paraben 0,12%-0,18% atau propil paraben 0,02%-0,05% (Depkes RI, 1979).

III. Preformulasi
3.1 Ranitidine HCL (Rowe,2006)
Pemerian : Struktur kristalin bewarna puttih sampai kuning pucat,praktis
tidak berbau,peka terhadap cahaya dan kelembapan
Nama Lain : Ranitidine Hidroklorida
Nama Kimia : N- [2 - [[[- 5 - [(Dimethylamino) metil] -2-furanil] metil]
tio] etil] -N'-metil-2-nitro-1,1-ethenediamine hidroklorida
Struktur Kimia :
Rumus Molekul : C13H22N4O3SHCL
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air,cukup mudah larut dalam etanol
dan sukar larut dalam kloroform
PH larutan/ PH stabilitas : 6,7-7,3/-
Titik Didih/Titik Leleh : -/140
Inkomtabilitas : -
Sifat Khusus : -
Wadah dan penyimpanan : wadah tertutup rapat,ditempat sejuk dan kering
,terhindar dari cahaya matahari
Koefisin partisi : -
3.2 Avicel (Rowe,2006)hal 129
Pemerian : murni,berwarna putih,tidak berbau,tidak berasa.
Nama Lain : cellulosa mycrocrystaline,cellets,celex,cellulosa
gel,benelosum,mycrocrytalimum,cophere,tabulose.
Nama Kimia : cellulose
Struktur Kimia :

Rumus Molekul : C6H10O5


Kelarutan : sedikit larut dalam 5% W/V larutan Na Hidroksida,tidak larut
air,larutan asam dan larutan anorganik.
PH larutan/ PH stabilitas : -/-
Titik Didih/Titik Leleh : -/260-270
Stabilitas : stabil walaupun dalam bahan hgroskopis.
Inkomtabilitas : agen pengoksidasi kuat.
Sifat Khusus : -
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dikeadaan kering
dan sejuk.
Koefisien Partisi : -
3.3 PVP (Rowe,2006)hal 585
Pemerian : serbuk higroskopis,sangat halus,bewarna keputihan hingga
putih dan tidak berbau.
Nama Lain : poridone,kollidone,plasdo.
Nama Kimia : 6-ethenyl-2-pyrolidone homopolymer
Struktur Kimia :

Rumus Molekul :C6H9NO


Kelarutan : mudah larut dalam asam,kloroform,ethanol 95%,kilon,metanol
dan air.tidak larut dalam ether,hydrocarbon dan minyak mineral.
PH larutan/ PH stabilitas : 3-7/-
Titik Didih/Titik Leleh :-/150
Stabilitas : higroskopis,berubah menjadi gelap pada pemanasan
150,stabil pada paparan siklus pemanasan sekitar 110-130
Inkomtabilitas : inkomtabilitas dengan larutan garam inorganik pada
rentang luas.
Sifat Khusus : -
Wadah dan Penyimpanan : disimpan pada kondisi biasa tanpa mengalami
dekomposisi/degradasi.disimpan dalam wadah tertutup rapat,kering dan
sejuk.
Koefisien Partisi : -
3.4 Starch (Rowe,2006) hal 685
Pemerian : serbuk putih sampai tidak bewarna tersusun dari ephotic yang
sangat kecil/granul bulat telur,tidak berbau dan tidak berasa.
Nama Lain : amilum,amida,amidon,anylen,pialidis,amylum,pearl.
Nama Kimia : starch
Struktur Kimia :

Rumus Molekul : C6H10O5


Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin(96%) dan diair
dingin.starch mengembang cepat dalam air sekitar 5-10% pada 37 starch
menjadi larut dalam air panas pada suhu dibawah gelatinisasi.sebagaian
larut dalam dymetyl sulfate dan dymetyl fartamite.
PH larutan/ PH stabilitas : 4-8/-
Titik Didih/Titik Leleh : -/-
Stabilitas : amilum kering stabil jika dilindungi dari kelembapan
tinggi.amilum inert dibawah penyimpanaan normal larutan amilum secara
fisik tidak stabil dan mudah di metabolisme microorganisme,sehingga
harus dibuat baru untuk granulasi basah.
Inkomtabilitas : pengoksidasi kuat,membentuk senyawa bewarna dengan
iodin.
Sifat Khusus : dapat digunakan untuk pengikatdan disintegrant,bersifat
inert.
Wadah dan Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat,kering
dan terhindar dari cahaya.
Koefisien Partisi : -
3.5 Talk (Rowe,2006)hal 728
Pemerian : sangat putih,,putih hingga putih ke abu-abuan,tidak berbau.
Nama Lain : talcumhydrous magnesium calsium silicate.
Nama Kimia : talc
Rumus Molekul : Mg6(S17O5)4(OH)4
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali,larutan
organik dan air.
PH larutan/ PH stabilitas : 1-10/-
Titik Didih/Titik Leleh : -/800
Stabilitas : stabil,dapat distrerilisasai dengan pemanasan pada 160
selama tidak lebih dari 150 menit
Inkomtabilitas : -
Sifat Khusus :-
Wadah dan Penyimpanan : wadah tertutup rapat,kering.
Koefisien Partisi : -
Sifat Alir : baik dan mampu menaikkan fluiditas bahan yang akan
dikempa.
Higroskopitas : menyerap sejumlah air pada suhu 25 dan kelembapan
hingga 80.
3.6 Aerocil (Rowe,2006)hal 185
Pemerian : Silika koloid hydrofobik bercahaya,serbuk halus putih amorf.
Nama Lain : tydrophobic,colbidarsilica,silican dioxide.
Nama Kimia :dicloro-dimethyl
Struktur Kimia :
Rumus Molekul : SiO2
Kelarutan : larut dalam 1:6,7 bagian air.praktis tidak lebih larut dalam
pelarut organik dan asam,kecuali asam hidroflousil,larut (10-30) dalam
larutan alkali hidroksida panas.
PH larutan/ PH stabilitas : -/-
Titik Didih/Titik Leleh : -/-
Stabilitas : hharus disimpan dalam wadah tertutup baik silika koloid
hidrofobik tidak akan menyerap kelembapan tapi masih mungkin
menyerap zat volatilkarna luas permukaan yang tinggi.
Inkomtabilitas : penggunaan silika koloid hidrofobik aerosol Rg72
mengurangi kekuatan tablet berbasis pati
Sifat Khusus : -
Wadah dan Penyimpanan : wadah tertutup rapat,kering dan terhindar dari
cahaya.
Koefisien Partisi :-
IV. Usulan Formula, Formula Utama, Formula Alternatif, dan Rasionalisasi
4.1 Usulan Formula

Bahan Jumlah Fungsi


Fase dalam (92%)
Ranitidine 150 mg Bahan Aktif
Avicel 42 % (20-90%) Pengikat & pengisi
Fase Luar (8%)
Starch 5 % (5-10%) disintegran
Talk 2 % (1-10%) Lubrikan
Aerocil 1 % (0,1-1%) Glidant

4.2 Formula Utama


Bahan Jumlah Fungsi
Fase dalam (92%)
Ranitidine 150 mg Bahan Aktif
Avicel 42 % Pengisi & Pengikat
Fase Luar (8%)
Aerocil 1% Anti Adherant
Talk 1% Lubrikan
Amilum Kering 6% Disintegran
4.3 Formula Alternatif
Bahan Jumlah Fungsi
Fasa Dalam (92 %)
Ranitidine 50 % Bahan Aktif
Avicel 5 % (20-90%) Pengisi
PVP 37 % (0.5-5%) Pengikat
Fasa Luar (8%)
Starch 6 % (5-10%) Disintegran
Talk 1.5 %(1-10%) Anti Adherant
Aerocil 0.5 % (0,1-1%) Glidan

4.4 Rasionalisasi
Praktikum pembuatan tablet Ranitidine menggunakan metode
granulasi kering karena ranitidin tidak tahan terhadap kelebapan dan
pemanasan serta kandunan zat aktif yang digunakan lebih dari 50 %.
Formula yang digunakan dibagi menjadi fase luar dan fase dalam
dimana fase dalam terdiri dari ranitidine dan avicel sebanyak 92 % dan
fase luar sebanyak 8 % terdiri dari starch, talk dan aerocil.
Ranitidin Hcl merupakan bahan aktif yang digunakan dalam
formulasi tablet dengan metode granulasi kering, digunakan dengan
kekuatan 150mg/tablet. Ranitidine Hcl sebagai bahan aktif memiliki
indikasi sebagai obat maag (golongan antihistamin H2 ) dengan
mekanisme meningkatkan resistensi mukosa terhadap serangan asam
pepsin (Lacy, 2006).
PVP digunakan sebagai pengikat dengan presentase 5% (Rowe
et all, 2009) untuk metode granulasi kering. Amilum kering digunakan
segabai disintegran baik fase dalam maupun fase luar dengan presentase
fase dalam 10% dan fase luar 5% (Rowe et all, 2009).
Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat dengan
presentase 20,57 % untuk metode granulasi kering . Avicel memiliki
kemampuan yang baik sebagai pengikat maupun disintegran, zat ini
menghasilkan pembasahan yang cepat dan merata karena adanya
wicking acting sehingga cairan penggranulasi terdistribusi di seluruh
onggokan serbuk. Avicel juga bertindak sebagai pengikat basah untuk
membantu meningkatkan kekerasan granul dengan fines. Avicel
mengurang penymbatan kasa penapis dan meningkatkan pengeringan
yang cepat dan seragam avicel meningaktkan distribusi pewarna dan zat
aktif, sehingga meningkatkan dispersi warna yang seragam dan tanpa
bercak. Selain sebagai pengisi, avicel juga berlaku sebagai disintegran ,
lubrikan dan glidan (Rowe et all,2009).
Amilum (starch) sebagai disintegran. Amilum juga bertindak
sebagai pengikat serbaguna untuk menghasilkan tablet yang
terdisintegrasi capat, granulasi yang dibuat dari starch sebagai pengikat
internal dan digranulasi dengan air, dapat mengabsorbsi minyak dengan
baik. Selain itu dapa digunakan sebagai disintegran yang membantu
hancurnya tablet. Amilum juga sifatnya higroskopis (menyerap air)
yang baik, sehingga pada saat tablet masuk dan kontak langsung dengan
cairan GIT, maka akan diserap dan granul dilepas lebih cepat (Owen et
all, 2006).
Talk digunakan sebagai lubrikan. Talk digunakan secara luas
dan memiliki sifat menguntungkan yaitu lebih unggul daripada pati
dalam meminimalkan setiap kecenderungan zat yang melekat pada
permukaan spons, yaitu sifat anti adherens (Rowe et all, 2009).
Aerocil digunakan sebagai glidan karena menurut Lachman
(1994) silika halus memiliki efektivitas sebagai glidan yang paling
tinggi dibandingkan Mg Stearat. Hal ini disebabkan karena ukuran
partikelnya yang kecil. Pada formulasi ini dipilih aerocil sebaga glidan
dengan kadar 1% yang termasuk dalam rentang HOPE (0,1-1%). Jika
kadarnya terlalu tinggi dikhawatirkan konsentrasi obat (tablet) menjadi
keras dan waktu disolusinya menjadi sangat lama karena tablet sulit
pecah, sedangkan jika digunakan kadar terlalu rendah maka akan
mempengaruhi sifat alir granul pada saat proses pencetakan tablet
karena dapat menyebabkan variasi obat apabila sifat alirnya jelek
(Lachman ,1994).

V. Bahan Pengemas
Bahan pengemas yang digunakan dalam praktikum pembuatan
tablet asetosal 500 mg dengan metode granulasi kering ini adalah strip.
Bahan paling umum yang digunakan sebagai penyusun strip adalah PLM
(polycellonium) dan aluminium. PLM adalah sejenis bahan dari serat
selulosa yang berbentuk tipis transparan, fungsinya dalam kemasan adalah
untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa berwarna. Aluminium
sendiri berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembapan. Semakin
tebal aluminium yang digunakan akan semakin membuat tingkat proteksi
menjadi lebih baik. Bahan aktif asetosal yang digunakan memiliki sifat
kelembapan yang tinggi sehingga cocok apabila digunakan pengemas strips.

Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas/bawah yang


kemudian di seal dan di cut. Produk akan jatuh ke dalam mold yang panas,
kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Size dan
kedalaman mold harus cukup untuk menampung produk dan membentuk
kantong, dan jangan sampai produk tertekan (Departemen Perindustrian,
2007).

VI. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Mesin pencetak tablet


Asetosal (Fase Dalam) = 15 g

Disintegration tester Avicel (Fase Dalam) = 12,6 g

Friability tester Starch (Fase Luar) = 18 g

Hardness tester Talk (Fase Luar) = 0,3 g

Dissolution tester Aerosil (Fase Luar) = 0,3 g

Timbangan analitik

Spektrofotometer

Mortar + stamper

Alat-alat gelas
VII. Perhitungan
Fase Bahan Rentang Jumlah Bobot Bobot 100
@1tab tab
Dalam Asetosal - 50% 150 mg 15 g
Avicel 20-90% 5% 15mg 1,5 g
PVP 0,5-5% 37% 111 mg 11,1 g
Luar Starch 5-10 % 6% 18 mg 18 g
Talk 1-10% 1,5% 3 mg 0,3 g
Aerosil 0,1-1% 0,5 % 3 mg 0,3 g

VIII. Penimbangan
Fase Dalam 92%
92/100 x 300 mg = 276 mg
1. Ranitidine
1 batch = 150 mg x 100 = 15g
2. Avicel 5%
5/100 x 300 mg = 15 mg
1 batch = 15 x 100 = 1,5 g
3. PVP 37%
37/100 x300 = 111 mg
1 batch = 111 x 100 = 11,1 g

Fase Luar 8%
1. Starch 6%
6/100 x 300 = 18 mg
1 batch = 18 mg x 100 = 1,8 g
2. Talk 1,5 %
1,5 / 100 x 300 = 4,5 mg
1 batch = 4,5 x 100 = 0.45 g
3. Aerosil 0,5 %
0,5 % x 300 = 1,5 mg
1 batch = 1,5 x 100 = 0,15 g
IX. Prosedur
X. EVALUASI DAN HASIL

Anda mungkin juga menyukai