I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan formulasi yang tepat, membuat dan mengevaluasi sediaan emulsi
dengan bahan aktif Oleum Olivarum
Struktur -
Kimia
Pemerian Minyak kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan
rasa khas lemah dengan rasa agak pedas
2
Inkompabilitas Olive oil dapat disabunkan oleh hidroksi alkali karena
mengandung proporsi yang tinggi dari asam lemak tak jenuh,
olive oil cenderung terjadi oksidasi dan tidak kompatibel
dengan oksidator.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah baik dengan suhu tidak lebih dari
250C, terlindung dari cahaya
Kadar 5%
penggunaan
(Exclusive N.A, Distribusi CENTER CHEM, INC. Norwalk,
CT Volume 01-12/05)
2. CMC Na
3
(Martindale 36 hal 2412)
Struktur
Rumus CMC Na
molekul
(HOPE 6th Edition page 118)
4
viskositas dan beberapa sifat penurunan larutan yang dibuat
dari bahan yang disterilkan
Injeksi= 0.05%–0.75%
5
3. Gliserin
Zat Gliserin
6
glikol yang stabil secara kimiawi.
7
4. Tween 80
Zat Polysorbate 80
Titik lebur -
Pemerian Memiliki bau yang khas dan hangat, rasanya agak pahit,
warna dan bentuk fisik pada 250C adalah cairan minyak
berwarna kuning.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol, tidak larut
dalam minyak mineral.
8
Stabilitas Stabil pada elektrolit, asam lemah dan basa lemah.
Kadar Pengemulsi:
penggunaan Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik di
minyak dalam air emulsi = 1-10%
Digunakan untuk meningkatkan sifat air-holding
Salep = 1-10%
agen pelarut
Untuk sukar larut, konstituen aktif dalam lipofilik
Basa = 1-10%
Pembasah:
Untuk larut, konstituen aktif dalam basis lipofilik = 0,1-3%
(HOPE 6th ed hlm 550)
9
5. Span 80
Struktur
Titik lebur -
Pemerian Krim cair atau padat dengan warna kekuningan dengan bau
khas dari rasa.
10
Tidak larut di air.
Inkompabilitas -
Kadar Pengemulsi:
penggunaan Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kom Pengemulsi:
Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik di
minyak dalam air emulsi = 1-10%
Digunakan untuk meningkatkan sifat air-holding
Salep = 1-10%
agen pelarut
Untuk sukar larut, konstituen aktif dalam lipofilik
Basa = 1-10%
Pembasah:
Untuk larut, konstituen aktif dalam basis lipofilik = 0,1-3%
(HOPE 6th ed hlm 676)
11
6. Methyl Paraben
Struktur
Pemerian Kristal berwarna atau kristal putih. Tidak berbau atau hampir
tidak berbau dan memiliki sedikit rasa
12
Air 1 di 400, 1 dari 50 di 500C, 1 di 30 di 800C.
13
Formulasi cair untuk hidung = 0.033%
7. Propyl Paraben
Struktur
14
Titik lebur 96.00–99.080C
Kelarutan Mudah larut di aseton dan eter, larut di Ethanol (95%) 1:1,1,
Ethanol (50%) 1:5,6, Glycerin 1:250, minyak air 1:3330,
minyak kacang 1:70, Propylene glycol 1:3,9, Propylene glycol
(50%) 1:110, Air 1:4350, pada suhu 1580C 1:2500 dan 1:225
pada suhu 800C
15
Kadar IM, IV, SC injeksi= 0.005%–0.2%
penggunaan
Larutan inhalasi = 0.025%–0.07%
8. Propilen Glikol
Struktur
16
Titik lebur -590C
( HOPE 6th Edition Page 592 )
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, rasa sedikit pedas menyerupai glycerin.
17
(HOPE 6thed halaman 592)
Parenteral= 10-60%
Topikal= 5-80%
9. BHT
18
Struktur
19
dengan bahan oksidasi dapat menyebabkan pembakaran
spontan. Garam besi menyababkan perubahan warna dengan
hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan jumlah katalik asam
menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis dari
isobutena gas yang mudah terbakar.
10. Aquadest
20
Struktur
Rumus H2O
molekul
(HOPE 6th Edition page 766 )
Pemerian Air adalah cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa.
Stabilitas Secara kimia air stabil di semua bentuk fisikanya yaitu (uap,
air, cairan)
Keterangan Air sebagai bahan mentah, bahan dan pelarut pada suatu
lain proses, formula dan pembuatan dari produk kefarmasian,
21
bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.
Kadar Nilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam
penggunaan konsentrasi hingga 100%
22
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam
emulsi, terdiri atas:
a. Fase disperse/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam,
yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair
lain.
b. Fase eksternal/ fase diskontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair
dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung)
emulsi tersebut.
c. Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
2. Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen
saporis, odoris, colouris, pengawet (preservative), dan anti oksidan
(Syamsuni, 2006).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase terdispersi ataupun
eksternal, emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam air), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (Water in Oil) atau A/M (air dalam minyak), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak.
Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal (Syamsuni, 2006).
Emulsi dibuat unuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata
atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan
pemakaian emulsi adalah:
1. Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya emulsi tipe
o/w.
2. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o, tergantung
pada banyak faktor, misalnya sifat zatnya atau efek terapi yang dikehendaki
(Syamsuni, 2006).
23
V. PENDEKATAN FORMULA
Spesifiikasi
1. Bentuk sediaan: Emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum
2. Warna : Ungu dengan bau lavender
3. pH : 4,0-6,0
4. Kadar : 5 % (Exclusive N.A, Distribusi CENTER CHEM, INC.
Norwalk, CT Volume 01-12/05)
5. Volume : 100 ml/ botol
6. Viskositas : 400-600 mPas (400-600 cPs) pada suhu 25oC
24
VI. PENIMBANGAN
Dibuat sediaan 4 botol (@100 ml) = 400 ml
Tiap botol dilebihkan 3% = 100 ml + (3% x 100 ml)
= 103 ml
Total 4 botol = 4 x 103 ml = 412ml
Total 4 botol dilebihkan 10% = 412 ml + ( 10% x 412 ml )
= 453,2ml ≈ 500 ml
Perhitungan HLB
HLB Oleum Olivarum= 7
Tween dan span yang digunakan= 5%
HLB Tween= 15.0 (HOPE 6thEdition page 551)
HLB Span= 4.3 (HOPE 6thEdition page 678)
2,7
Tween 80 = 15 2,7 = 10,7 x 5%= 1,26%
7
8
Span = 4,3 8 + = 10,7 x 5%= 3,73%
10,7
25
(25+6,3+18,65+1+0,1+50+75+0,375+5)g=
3`8,575ml= 319ml
Penimbangan Bahan
1. Ditimbang Oleum olivarum sebanyak 25g menggunakan beaker glass
100ml di atas timbangan analitik.
2. Ditimbang Tween 80 sebanyak 6,3g menggunakan cawan penguap di atas
timbangan analitik.
3. Ditimbang Span 80 sebanyak 18,65 menggunakan cawan penguap di atas
timbangan analitik.
4. Ditimbang Methyl paraben sebanyak 1g menggunakan kertas perkamen di
atas timbangan analitik.
5. Ditimbang Propyl paraben sebanyak 0,1g menggunakan kertas perkamen
di atas timbangan analitik.
6. Ditimbang Propilen glikol sebanyak 50g menggunakan beaker glass 100ml
di atas timbangan analitik.
7. Ditimbang Gliserin sebanyak 75g menggunakan beaker glass 100ml di atas
timbangan analitik.
26
8. Ditimbang BHT sebanyak 0,375g menggunakan kertas perkamen di atas
timbangan analitik.
9. Diukur aquadest sebanyak 319ml menggunakan beaker glass 500ml dengan
gelas ukur 500ml.
METODE FUSI
Pembuatan Fase luar
1. Larutkan Methyl paraben yang telah ditimbang dengan propilen glikol yang
telah ditimbang secukupnya sampai larut, masukkan ke dalam beaker glass
aquadest (500ml), aduk homogen.
2. Larutkan Propyl paraben yang telah ditimbang dengan propilen glikol yang
telah ditimbang secukupnya sampai larut, masukkan ke dalam beaker glass
aquadest (500ml), aduk homogen.
3. Masukkan Tween 80 yang telah ditimbang ke dalam beaker glass aquadest
(500ml), aduk homogen.
4. Masukkan gliserin yang telah ditimbang ke dalam beaker glass aquadest
(500ml), aduk homogen.
5. Masukkan propilen glikol ke dalam beaker glass aquadest (500ml), aduk
homogen.
6. Panaskan fase luar (air) di atas hot plate dengan suhu 60-700C.
27
Pembuatan Fase Dalam
1. Siapkan beaker glass 250ml
2. Larutkan BHT yang telah ditimbang dengan sedikit oleum olivarum yang
telah ditimbang di dalam cawan penguap. Aduk dengan menggunakan
batang pengaduk ad larut, sisihkan.
3. Masukkan Oleum olivarum ke dalam beaker glass 250ml.
4. Masukkan span 80 yang telah ditimbang ke dalam beaker glass 250ml,
aduk homogen.
5. Panaskan fase dalam (minyak) di atas hot plate dengan suhu 60-700C.
28
VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
No Prinsip Jumlah
Jenis evaluasi Hasil pengamatan Syarat
evaluasi sampel
1.
FISIKA
Evaluasi
Warna pink, bau Warna ungu, bau
Organoleptik meliputi uji bau 3 botol
1.1 lavender levender
dan warna
Teteskan sedikit Zat warna terlarut
emulsi pada dan berdifusi
kaca arloji, homogen pada
tambahkan Tipe m/a (minyak fase eksternal
1.2 Tipe emulsi 1 botol
metilen blue. dalam air) berupa air
Amati (Martin, Farmasi
perubahan yang Fisika hlm 1144-
terjadi. 1145)
Pengukuran Pengukuran pH
pH dilakukan
1.3 1 botol 6,0 4,0-6,0
menggunakan
indikator.
Tuang isi
perlahan-lahan Tidak ada satu
dari dalam wadah pun
wadah ke dalam volumenya
Volume gelas ukur kurang dari 95%
1 botol 98ml
1.4 terpindahkan kering dan telah dari volume yang
dikalibrasi tertera pada etiket
secara hati-hati ( FI V halaman
(FI V halaman 1615)
1614)
Bobot jenis Gunakan g Bobot jenis suatu
1.5 3 botol 1,004 ⁄ml
(FI V hal piknometer zat adalah hasil
29
1553) yang bersih dan yang diperoleh
kering, timbang dengan membagi
piknometer bobot zat dengan
kosong (W1) bobot air dalam
lalu isi dengan piknometer.
air suling dan (FI V hal 1553)
timbang (W2).
Buang air
suling tersebut,
keringkan
piknometer lalu
isi dengan
cairan yang
akan diukur BJ
nya dan
timbang (W3).
Hitung dengan
rumus :
𝑤 −𝑤
dt = 𝑤3 −𝑤1
2 1
Pengujian
dilakukan
menggunakan
viscometer
400-600 mPas
Viskositas stormer
1.6 1 botol 600 Cps (400-600 cPs)
(Modul
pada suhu 25oC
Praktikum
Farmasi Fisika,
2002 hlm 17-
18)
Homogenitas Mengamati Partikel
(Goeswin keseragaman berukuran
1.7 1 botol Homogen
Agus, distribusi dan seragam dan
teknologi ukuran partikel terdistribusi
30
farmasi dan di kaca arloji. secara merata
liquida hlm dinyatakan
127) sebagai homogen.
Tuangkan
sediaan 1 botol
ke dalam gelas
ukur, tutup
dengan kertas
perkamen,
amati creaming
yang terjadi tiap
0’, 1 hari, 6
Volume hari, dan 7 hari.
creaming Setiap selang 0’= ƒ= 1
(Teori dan waktu sesuai 1 hari= ƒ= 1
Praktek dengan yang Nilai ƒ tidak lebih
1.8 1 botol 6 hari= ƒ= 1
Farmasi telah dari 1
7 hari= ƒ= 1
Industri ditentukan,
Lachman, 3 ed lakukan 8 hari= ƒ= 1
hlm 492-493) pengamatan,
Ukur volume
sediaan (Ho)
dan volume
sediaan yang
jernih (Hv),
hitung dengan
rumus:
𝐇𝐯
ƒ= 𝐇𝐨
Penentuan
Ukuran globul
ukuran globul
1.9 Ukuran globul 1 botol Merata terdistribusi
rata-rata dan
merata
distribusinya
31
dalam selang
waktu tertentu
dengan
menggunakan
mikroskop
2. KIMIA
Identifikasi
2.1 3 botol
sediaan
Penetapan
2.2 kadar zat aktif 3 botol
sediaan
3. BIOLOGI
a. Jumlah bakteri
viabel pada hari
ke 14 berkurang
hingga tidak lcbih
dari 0,1% dari
jumlah awal.
b. jumlah kapang
dan -khamir
viable selama 14
Uji efektivitas
Menggunakan hari pertama
pengawet
3.1 mikroba uji 3 botol adalah tetap atau
(FI IV hlm
dalam agar kurang dari
854)
jumlah awal
c. Jumlah tiap
mikroba uji
selama hari
tersisa dari 28
hari pengujian
adalah tetap atau
kurang
danbilangan yang
32
disebut pada a
dan b.
= 23,25 gram
BJ = W3-W1
W2-W1
23,25g−13,564g
= 23,147g−13,564g
9,686g
= 9,583g
g
= 1,004 ⁄ml
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan emulsi dengan bahan aktif Oleum
olivarum. Formula yang digunakan yaitu Oleum Olivarum sebanyak 5%, Tween
80 sebanyak 1,26%, Span 80 sebanyak 3,73%, Methyl Paraben sebanyak 0,2%,
Propyl Paraben sebanyak 0,02%, Propilen glikol sebanyak 10%, Gliserin
sebanyak 15%, BHT sebanyak 0,075%, NaCMC sebanyak 1%, Pasta anggur
33
sebanyak 4 tetes, Oleum lavandulae sebanyak 6 tetes, dan Aquadest sebanyak
319ml.
Sediaan yang akan dibuat berupa emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum
dengan dosis oleskan dua kali sehari pada kulit yang kering (Kiech-Kohlendorfer,
Ursula, dkk. 2008). Khasiat dari oleum olivarum untuk penggunaan topikal yaitu
sebagai emolien, untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk
melunakkan kotoran telinga (Rowe, 2009).
Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang sangat kaya akan minyak. Minyak
ini mengandung sejumlah difenol, seperti hydroxytyrosol (HT) dan oleuropein
(OE), dalam jumlah sampai 800mg per liter. Antioksidansia kuat ini berperan bagi
stabilitas dan shelf-life panjang dari minyak zaitun, artinya tidak mudah
teroksidasi dan menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya bila disimpan lama.
Minyak zaitun dapat dipanaskan sampai 2200C sebelum diubah menjadi bentuk-
transnya, sedangkan minyak lain sudah dirombak pada suhu 180-1900C. Zat-zat
fenol tersebut juga menghindari oksidasi dari LDL-kolesterol dan terjadinya
aerosklerose (Tjay Tan, dkk. 2007).
Bahan aktif yang digunakan yaitu minyak zaitun, minyak tidak larut dalam air
(Depkes RI, 2014), maka dibuat sediaan emulsi. Untuk mencegah penggabungan
kembali globul-globul yang dapat membentuk satu fase tunggal yang memisah
sehingga proses penggabungan menjadi terhalang, ditambahkan emulgator yaitu
tween 80 dan span 80 (Rowe, 2009) untuk mencegah penggabungan kembali
globul-globul yang dapat membentuk satu fase tunggal yang memisah sehingga
proses penggabungan menjadi terhalang. Sediaan disimpan dalam jangka waktu
lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung air sebagai nutrisi dan
medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi
mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, yaitu Methyl paraben dan propyl
paraben (Rowe, 2009). Methyl paraben dan propyl paraben inkompatibel dengan
surfaktan, maka methyl paraben dan propyl paraben dilarutkan dalam propilen
glikol (Rowe, 2009), karena propilen glikol telah terbukti dapat mempotensiasi
aktivitas antimikroba dan mencegah terjadinya interkasi antara paraben dengan
polisorbat.
Bahan aktif mudah teroksidasi (Rowe, 2009), maka bahan aktif ditambahkan
antioksidan yaitu BHT (Butylated Hydroxytoluene). Bahan aktif stabil terhadap
34
panas sampai suhu 2200C (Tjay Tan, dkk. 2007), maka bahan aktif disertakan
dalam pemanasan dengan fase minyak lainnya. Bahan aktif tidak ditemukan pH
stabilitas di pustaka The Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope
Indonesia edisi IV dan V, dan journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan
sendiri menyesuaikan dengan pengawet yang digunakan yaitu 4,0-6,0 dengan pH
aktivitas antimikroba 4-8. Untuk mencapai pH sediaan yang di inginkan,
ditambahkan adjust pH HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N (jika perlu). Untuk
meningkatkan viskositas dari sediaan, ditambahkan NaCMC (Rowe, 2009)
sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas sediaan yang dibuat.
Bahan aktif harus terlindung dari cahaya (Sweetman, S.C. 2009), maka
digunakan botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan. Agar warna dan bau
sediaan lebih menarik, ditambahkan pewarna Pasta Anggur flavouring agent
Oleum Lavandulae agar warna dan bau sediaan lebih menarik dan meningkatkan
akseptabilitas terhadap pasien. CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat
terlarut ke dalam air dan membentuk ion H+ sehingga dapat mengubah pH
sediaan, maka digunakanlah pelarut air bebas CO2. Pada pembuatan sediaan tiap
botol dilebihkan 3% yaitu menjadi 103ml, ini dilakukan untuk menjamin
kehilangan volume pada setiap botol sesuai yang tertera pada label dan etiket dan
memenuhi syarat volume terpindahkan. Untuk volume total juga dilebihkan
sebanyak 10% untuk menjamin agar tidak terjadi kehilangan volume total sediaan.
Sediaan dibuat secara berurutan mulai dari kalibrasi yang terdiri dari kalibrasi
botol coklat 100ml, penimbangan bahan, pembuatan gel NaCMC, pembuatan
metode fusi yaitu pembuatan fase luar, fase dalam, dan pembuatan emulsi oleum
olivarum. Selama praktikum saya melakukan penimbangan bahan, pembuatan
sediaan untuk optimasi, pembuatan fase luar dan fase dalam.
35
evaluasi bau dan warna. Sediaan yang telah jadi memiliki bau lavender dan warna
pink.
Evaluasi tipe emulsi. Teteskan sedikit emulsi pada kaca arloji, tambahkan
metilen blue, amati perubahan yang terjadi. Syaratnya yaitu zat warna terlarut dan
berdifusi homogen pada fase eksternal berupa air. Hasil yang diperoleh yaitu
sediaan termasuk ke dalam tipe m/a (minyak dalam air).
36
(Hv). Syaratnya yaitu nilai ƒ tidak lebih dari 1. Hasil yang diperoleh yaitu pada
0’ nilai ƒ= 1, pada 1 hari nilai ƒ= 1, pada 6 hari nilai ƒ= 1, pada 7 hari nilai ƒ= 1,
dan pada 8 hari nilai ƒ= 1. Berdasarkan hasil evaluasi volume creaming sediaan
dapat dinyatakan baik dari 1 hari sampai dengan hari 8 dengan nilai ƒ sama
dengan 1. Pengukuran bagian volume yang jernih di lihat dari bagian yang tidak
terdapat partikel melayangnya atau dengan kata lain sama dengan jernih, bagian
tersebut yang dapat dikatakan sebagai Hv sehingga dapat diukur bagian yang
jernihnya. Semakin lama sediaan dibiarkan, creaming yang terbentuk semakin
sedikit dan volume yang jernihnyapun semakin bertambah sehingga nilai ƒ
semakin mendekati 1 dan sediaan dapat dinyatakan baik.
37
X. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
38
g
Bobot jenis sediaan= 1,004 ⁄ml
BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and
the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
zThe Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The
Pharmaceutical Codex, 12th ed, Principles and Practice of Pharmaceutik.
London: Pharmaceutical Press.
39
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
6th ed.,London : Pharmaceutical Press.
The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan:
Ministry of Health.
Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara,
Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya) Edisi keenam. Jakarta: PT. ELEX
MEDIA KOMPUTINDO.
40
XII. LAMPIRAN
KEMASAN
41
ETIKET
42
BROSUR
Olive Lotion®
Olive Oil Emulsion
KOMPOSISI:
Tiap 5 ml mengandung:
Oleum Olivarum…………………..0,25g
FARMAKOLOGI
INDIKASI
Untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk melunakkan kotoran
telinga.
ATURAN PAKAI
Oleskan dua kali sehari pada kulit kering
KONTRAINDIKASI
-
EFEK SAMPING
-
OBAT LUAR
43