Anda di halaman 1dari 43

SEDIAAN EMULSI OLEUM OLIVARUM 5%

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan formulasi yang tepat, membuat dan mengevaluasi sediaan emulsi
dengan bahan aktif Oleum Olivarum

II. LATAR BELAKANG


Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini
dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga
farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid),
dan cair (liquid).
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase
terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi
minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa,
sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. (Depkes RI, 1995). Sedangkan
penggunaan sediaan yang dibuat yaitu untuk penggunaan topikal. Emulsi
penggunaan topikal dapat berupa lotion.
Sediaan yang akan dibuat berupa emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum
dengan dosis oleskan dua kali sehari pada kulit yang kering (Kiech-Kohlendorfer,
Ursula, dkk. 2008). Khasiat dari oleum olivarum untuk penggunaan topikal yaitu
sebagai emolien, untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk
melunakkan kotoran telinga (Rowe, 2009).
Bahan aktif yang digunakan yaitu minyak zaitun, minyak tidak larut dalam air
(Depkes RI, 2014), maka dibuat sediaan emulsi. Bahan aktif mudah teroksidasi
(Rowe, 2009), maka bahan aktif ditambahkan antioksidan yaitu BHT (Butylated
Hydroxytoluene). Bahan aktif stabil terhadap panas sampai suhu 2200C (Tjay
Tan, dkk. 2007), maka bahan aktif disertakan dalam pemanasan dengan fase
minyak lainnya. Bahan aktif tidak ditemukan pH stabilitas di pustaka The
Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope Indonesia edisi IV dan V, dan
journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan sendiri menyesuaikan dengan
pengawet yang digunakan yaitu 4,0-6,0 dengan pH aktivitas antimikroba 4-8.
Bahan aktif harus terlindung dari cahaya (Sweetman, S.C. 2009), maka digunakan
botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan.

III. TINJAUAN PUSTAKA


1. Bahan aktif

Zat Aktif Olive Oil

(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

Struktur -
Kimia

Pemerian Minyak kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan
rasa khas lemah dengan rasa agak pedas

(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

Kelarutan Sukar larut dalam etanol, tercampur dengan eter, dengan


kloroform, dan dengan karbon disulfida.

(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

Stabilitas Panas : Stabil terhadap panas sampai suhu 2200C

(Obat-Obat Penting edisi 6 hlm 894)

Cahaya : Minyak zaitun harus terlindung dari cahaya

(Martindale 36 hlm 2356)

Air dan pH : tidak ditemukan didaftar The pharmaceutical


codex, martindale, USP, european pharmacopoeia, Britis
pharmacopoeia, Japanese Pharmacopoeia, FI IV, FI V dan
jurnal-jurnal penelitian.

2
Inkompabilitas Olive oil dapat disabunkan oleh hidroksi alkali karena
mengandung proporsi yang tinggi dari asam lemak tak jenuh,
olive oil cenderung terjadi oksidasi dan tidak kompatibel
dengan oksidator.

(HOPE 6th Edition page 471)

Keterangan Cefuroxime axetil adalah campuran diastereoisomer dari


lain Cefuroxime axetil C20H22N4O10S, mengandung setara dengan
tidak kurang dari 745 µg dan tidak lebih dari 875 πg per mg
Cefuroxime, C16H16N4O8S dihitung terhadap zat anhidrat.

( Farmakope Indonesia V hlm 1167)

Penyimpanan Disimpan dalam wadah baik dengan suhu tidak lebih dari
250C, terlindung dari cahaya

(Martindale 36 hlm 2356)

Kadar 5%
penggunaan
(Exclusive N.A, Distribusi CENTER CHEM, INC. Norwalk,
CT Volume 01-12/05)

2. CMC Na

Zat Karboksimetilselulosa Natrium


(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

Sinonim Carboxymethylcellulose Sodium; Carboxymethylcellulosum


Na- tricum; Carmellose sodique; Carmellosum natricum;
Carmelosa sódica; Cellulose Gum; E466; Karmelioze ˙s
natrio druska; Karmel- loosinatrium; Karmellosnatrium;
Karmellóz-nátrium; Karmelosa sodná sůl; Karmeloza
sodowa; Natrii Carmellosum; SCMC; Sodi- um
Carboxymethylcellulose; Sodium Cellulose Glycollate..

3
(Martindale 36 hal 2412)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 118)

Rumus CMC Na
molekul
(HOPE 6th Edition page 118)

Titik lebur 2270C

(HOPE 6th Edition page 119)

Pemerian Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik.

(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

Kelarutan Mudah terdispersi dalam air dan membentuk larutan koloidal;


tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain.

(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

Stabilitas Carboxymethylcellulose Sodium stabil meskipun higroskopis.


Pada kelembapan yang tinggi, Carboxymethylcellulose
Sodium dapat mengabsorpsi air dalam jumlah besar (>50%).
Kelarutan air stabil pada pH 2-10. Pengendapan dapat terjadi
pada pH di bawah 2. Dan viskositas larutan dapat menurun
dengan cepat pada pH di atas 10. Umumnya, larutan
menunjukkan viskositas maksimal dan stabil pada pH 7-9.
Carboxymethylcellulose Sodium dapat disterilisasi dalam
keadaan kering pada suhu 1600C selama 1 jam. Namun,
proses ini menghasilkan penurunan yang signifikan terhadap

4
viskositas dan beberapa sifat penurunan larutan yang dibuat
dari bahan yang disterilkan

(HOPE 6th Edition page 120)

Inkompabilitas Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel dengan


larutan asam kuat, dengan larutan garam besi, dan dengan
beberapa logam lainnya, seperti alumunium, merkuri, dan
zink. Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel juga
dengan xanthan gum.

(HOPE 6th Edition page 120)

Keterangan Coating agent; bahan penstabil; suspending agent; tablet and


lain capsule disintegrant; pengikat tablet; bahan peningkat
kekentalan; bahan penyerap air.

(HOPE 6th Edition page 120)

Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering

(HOPE 6th Edition page 120)

Kadar Emulsifying agent= 0.25%–1.0%


penggunaan
Gel-forming agent= 3.0%–6.0%

Injeksi= 0.05%–0.75%

Larutan oral= 0.1%–1.0%

Pengikat tablet= 1.0%–6.0%

(HOPE 6th Edition page 120)

5
3. Gliserin

Zat Gliserin

(HOPE 6th ed Hlm 283)

Sinonim Croderol; E422; glicerol; glycerine; glycerolum; Glycon G-


100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol;
trihydroxypropane glycerol.
(HOPE 6th ed Hlm 283)
Struktur

(HOPE 6th ed Hlm 283)

Rumus C3H8O3 (BM=92.09)


molekul (HOPE 6th ed Hlm 283)

Titik lebur 17,8oC

(HOPE 6th ed Hlm 283)

Pemerian Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan


higroskopis, memiliki rasa manis, kira-kira 0,6kali lebih
manis seperti sukrosa.

(HOPE 6th ed Hlm 283)

Kelarutan Larut di aseton dan di etanol (95%), praktis tidak larut di


benzen dam kloroform, larut 1:500 di eter, 1:11 di etil asetat.

(HOPE 6th ed Hlm 284)

Stabilitas Gliserin higroskopis, gliserin murni tidak rentan terhadap


oksidasi oleh udara di bawah kondisi penyimpanan biasa,
terurai pada pemanasan dengan perubahan akrolein beracun.
Campuran gliserin dengan air, etanol (95%) dan propilen

6
glikol yang stabil secara kimiawi.

(HOPE 6th ed Hlm 284)

Inkompabilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat


seperti kromilum trioksida, potasium klorat, atau kalium
permanganat. Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih
lambat dengan beberapa oksidasi yang terbentuk. Perubahan
warna hitam pada gliserin terjadi dengan adanya cahaya atau
kontak dengan seng oksida atau dasar bismut sitrat.

(HOPE 6th ed Hlm 285)

Keterangan Pengawet antimikroba, kosolven, emollient, humektan,


lain pelarut, bahan pemanis, bahan tonisitas, pelunak.

(HOPE 6th ed Hlm 284)

Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering

(HOPE 6th ed Hlm 285)

Kadar Pengawet antimikroba = <20%


penggunaan Emolien= <=30%
Gel kendaraan, berair= 5.0–15.0%
Gel kendaraan, tidak berair= 50.0–80.0%
Humektan= <=30%
Formulasi untuk mata= 0.5–3.0%
Patch aditif= Tetap
Plastlizer di lapisan film tablet= Tetap
Pelarut di formulasi parenteral= <=50%
Pemanis di elixir alkohol= <=20%

(HOPE 6th ed Hlm 283)

7
4. Tween 80

Zat Polysorbate 80

(HOPE 6th ed Hlm 549)

Sinonim Atlas E; Armotan PMO 20; Capmul POE-O; Cremophor PS


80; Crillet 4; Crillet 50; Drewmulse POE-SMO; Drewpone
80K; Durfax 80;Durfax 80K; E433; Emrite 6120; Eumulgin
SMO; Glycosperse O-20; Hodag PSMO-20; Liposorb O-20;
Liposorb O-20K; Montanox80; polyoxyethylene 20 oleate;
polysorbatum 80; Protasorb O-20; Ritabate 80; (Z)-sorbitan
mono-9-octadecenoate poly(oxy1,2-ethanediyl) derivatives;
Tego SMO 80; Tego SMO 80V; Tween 80
(HOPE 6th ed Hlm 550)
Struktur

(HOPE 6th ed Hlm 549)

Rumus C64H124O26 (BM= 1310)


molekul (HOPE 6th ed Hlm 550)

Titik lebur -

Pemerian Memiliki bau yang khas dan hangat, rasanya agak pahit,
warna dan bentuk fisik pada 250C adalah cairan minyak
berwarna kuning.

(HOPE 6th ed Hlm 550)

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol, tidak larut
dalam minyak mineral.

(HOPE 6th ed Hlm 551)

8
Stabilitas Stabil pada elektrolit, asam lemah dan basa lemah.

(HOPE 6th ed Hlm 551)

Inkompabilitas Perubahan warna da atau pengendapan terjadi dengan


berbagai zat, khusus fenol, tanin, dan bahan tarlike. Aktivitas
antimikroba pengawet paraben berkurang dengan adanya
polisorbat.

(HOPE 6th ed Hlm 551)

Keterangan Emulgator, pendispersi, pengemulsi, surfaktan nonionik.


lain
(HOPE 6th ed Hlm 550)

Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering

(HOPE 6th ed Hlm 551)

Kadar Pengemulsi:
penggunaan Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik di
minyak dalam air emulsi = 1-10%
Digunakan untuk meningkatkan sifat air-holding
Salep = 1-10%
agen pelarut
Untuk sukar larut, konstituen aktif dalam lipofilik
Basa = 1-10%
Pembasah:
Untuk larut, konstituen aktif dalam basis lipofilik = 0,1-3%
(HOPE 6th ed hlm 550)

9
5. Span 80

Zat Sorbitan Monooleate

(HOPE 6th Edition page 675)

Sinonim Ablunol S-80; Arlacel 80; Armotan MO; Capmul O; Crill 4;


Crill 50; Dehymuls SMO; Drewmulse SMO; Drewsorb 80K;
E494; GlycomulO; Hodag SMO; Lamesorb SMO; LiposorbO;
Montane 80; Nikkol SO-10; Nissan Nonion OP-80R; Norfox
Sorbo S-80; Polycon S80 K; Proto-sorb SMO; Protachem
SMO; S-Maz 80K; Sorbester P17; Sorbirol O; sorbitan oleate;
sorbitani oleas; Sorgen 40; Sorgon S-40-H; Span 80; Tego
SMO.
(HOPE 6th Edition page 676)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 675)

Rumus C24H44O6 (BM=429)


molekul
(HOPE 6th Edition page 675)

Titik lebur -

Pemerian Krim cair atau padat dengan warna kekuningan dengan bau
khas dari rasa.

(HOPE 6th Edition page 676)

Kelarutan Pada umumnya larut di minyak, dalam pelarut organik lain.

10
Tidak larut di air.

(HOPE 6th Edition page 676)

Stabilitas Stabil dalam asam lemah atau basa.

(HOPE 6th ed hlm 677)

Inkompabilitas -

Keterangan Pendispersi, bahan pengemulsi, surfaktan nonionik, bahan


lain pelarut, pensuspensi, bahan pembasah.

(HOPE 6th Edition page 675)

Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering

(HOPE 6th Edition page 677)

Kadar Pengemulsi:
penggunaan Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kom Pengemulsi:
Digunakan sendiri di air-dalam-minyak emulsi =% 1-15
Digunakan dalam kombinasi dengan pengemulsi hidrofilik di
minyak dalam air emulsi = 1-10%
Digunakan untuk meningkatkan sifat air-holding
Salep = 1-10%
agen pelarut
Untuk sukar larut, konstituen aktif dalam lipofilik
Basa = 1-10%
Pembasah:
Untuk larut, konstituen aktif dalam basis lipofilik = 0,1-3%
(HOPE 6th ed hlm 676)

11
6. Methyl Paraben

Zat Methyl Paraben

(HOPE 6th Edition page 441)

Sinonim Aseptoform M; CoSept M; E218; Metil asam 4-


hidroksibenzoatester; metagin; Methyl Chemosept;
parahydroxybenzoas methylis;methyl p-hydroxybenzoate;
Methyl Parasept; Nipagin M; SolbrolM; Tegosept M; Uniphen
P-23.

(HOPE 6th Edition page 441)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 441)

Rumus C8H8O3 (BM = 152,15)


molekul
( HOPE 6th Edition page 441 )

Titik lebur 125-1280C

(HOPE 6th Edition page 442)

Pemerian Kristal berwarna atau kristal putih. Tidak berbau atau hampir
tidak berbau dan memiliki sedikit rasa

(HOPE 6th Edition page 442)

Kelarutan Etanol 1 di 2, Etanol (95%) 1 dari 3, Etanol (50%) 1 dari 6,


Eter 1 dari 10, Gliserin 1 di 60, Minyak mineral praktis tidak
larut, Minyak kacang tanah 1 dari 200, Propilen glikol 1 dari 5,

12
Air 1 di 400, 1 dari 50 di 500C, 1 di 30 di 800C.

(HOPE 6th Edition page 443)

Stabilitas Larutan Methylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan


autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi.
Larutan pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi)
sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan
pada pH 8 atau di atas 8 terjadi hidrolisis cepat. pH aktivitas
antimikroba: 4-8

(HOPE 6th Edition page 443)

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba Methyl paraben dan paraben lain sangat


kurang dengan adanya surfaktan nonionic. Namun
propilenglikol (10%) telah terbukti mempotensiasi aktivitas
antimikroba dari paraben dan mencegah interaksi pada Methyl
paraben dan polisorbat. Inkompatibel dengan magnesium
trisilikat, tragakan, natrium alginate, sorbitol, minyak esensial,
dan atropine.

(HOPE 6thEdition page 443)

Keterangan Digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,


lain produk makanan, dan formulasi farmasi.

(HOPE 6thedition page 441)

Penyimpanan Methyl paraben harus disimpan dalam wadah yang tertutup


dalamsejuk dan kering.

(HOPE 6th edition page 443)

Kadar IM, IV, SC injeksi= 0.065%–0.25%


penggunaan
Larutan inhalasi = 0.025%–0.07%

Injeksi intradermal= 0.10%

13
Formulasi cair untuk hidung = 0.033%

Sediaan opthalmik= 0.015%–0.2%

Larutan oral dan suspensi= 0.015%–0.2%

Sediaan rektal= 0.1%–0.18%

Sediaan topikal= 0.02%–0.3%

Sediaan vaginal= 0.1%–0.18%

(HOPE 6th Edition page 442)

7. Propyl Paraben

Zat Propyl Paraben

(HOPE 6th Edition page 596)

Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; Propil asam 4-


hidroksibenzoatester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl
Aseptoform; propilbutex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propil phydroxybenzoate;Propyl
Parasept; Solbrol P; Tegosept P; UniphenP-23.

(HOPE 6th Edition page 596)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 596)

Rumus C10H12O3 (BM= 180,20)


molekul
(HOPE 6th Edition page 596)

14
Titik lebur 96.00–99.080C

(HOPE 6th Edition page 596)

Pemerian Kristal putih, tidak berbau, tidak berasa

(HOPE 6th Edition page 596)

Kelarutan Mudah larut di aseton dan eter, larut di Ethanol (95%) 1:1,1,
Ethanol (50%) 1:5,6, Glycerin 1:250, minyak air 1:3330,
minyak kacang 1:70, Propylene glycol 1:3,9, Propylene glycol
(50%) 1:110, Air 1:4350, pada suhu 1580C 1:2500 dan 1:225
pada suhu 800C

(HOPE 6th Edition page 597)

Stabilitas Larutan Propyl paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan


autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi.
pH aktivitas antimikroba= 4-8

(HOPE 6thEdition page 597)

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan alumunium silikat, magnesium


trisilikat, oksida besi kuning dan biru akan mengurangi
pengawet. Propyl paraben dapat berubah warna dengan
adanya besi dan terjadi hidrolisis oleh alkali lemah dan asam
kuat.

(HOPE 6thEdition page 597)

Keterangan Digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,


lain produk makanan, dan formulasi farmasi.

(HOPE 6thedition page 596)

Penyimpanan Propyl paraben harus disimpan dalam wadah yang tertutup


dalamsejuk dan kering.

(HOPE 6th edition page 597)

15
Kadar IM, IV, SC injeksi= 0.005%–0.2%
penggunaan
Larutan inhalasi = 0.025%–0.07%

Injeksi intradermal= 0.10%

Formulasi cair untuk hidung = 0.033%

Sediaan opthalmik= 0.015%–0.2%

Larutan oral dan suspensi= 0.015%–0.2%

Sediaan rektal= 0.1%–0.18%

Sediaan topikal= 0.02%–0.3%

Sediaan vaginal= 0.1%–0.18%

(HOPE 6th Edition page 596)

8. Propilen Glikol

Zat Propylene Glycol

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Sinonim 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl


ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-
diol;propylenglycolum.
(HOPE 6th Edition page 592)

Struktur

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Rumus C3H8O2 (BM= 76.09)


molekul (HOPE 6th Edition page 592)

16
Titik lebur -590C
( HOPE 6th Edition Page 592 )
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, rasa sedikit pedas menyerupai glycerin.

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Kelarutan Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),


gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter; tidak
larutdengan minyak minyak atau mineral tetap ringan, tetapi
akan larut beberapaminyak esensial.

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Stabilitas Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam tertutup


kontainer, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, ia
cenderung untuk mengoksidasi,sehingga menimbulkan produk
seperti propionaldehida, asam laktat, piruvatasam, dan asam
asetat. Propylene glycol stabil secara kimiawi saatdicampur
dengan etanol (95%), gliserin, atau air; larutan airdapat
disterilkan dengan autoklaf.

(HOPE 6thed halaman 593)

Inkompabilitas Propylene glycol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi


sepertikalium permanganat.

(HOPE 6thed halaman 593)

Keterangan Propylene glycol telah banyak digunakan sebagai pelarut,


lain ekstraktan,dan pengawet. Propylene glycol umumnya
digunakan sebagai plasticizer dalam air. Propylene glycol juga
digunakan dalam kosmetik dan makananindustri sebagai
pembawa untuk emulsifier, sebagai kendaraan untuk rasa
dipreferensi untuk etanol, pengawet antimikroba; desinfektan;
humektan; plasticizer;pelarut; penstabil agen; air-larut
cosolvent.

17
(HOPE 6thed halaman 592)

Penyimpanan Propylene glycol bersifat higroskopis dan harus disimpan di


wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, dalam keadaan
dingin, dan tempat kering.

(HOPE 6thed halaman 593)

Kadar Humektan topika= l15%


penggunaan
Solusi pengawet, semisolids= 15-30%

Solvent atau cosolvent solusi Aerosol= 10-30%

Larutan oral= 10-25%

Parenteral= 10-60%

Topikal= 5-80%

(HOPE 6thed halaman 592)

9. BHT

Zat Butylated Hydroxytoluene

(HOPE 6th Edition page 75)

Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol;


butylhydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac;
dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-
tert-butyl-4-hydroxytoluene; E321; Embanox BHT;
Impruvol; Ionol CP; Nipanox BHT; OHS28890; Sustane;
Tenox BHT; Topanol; Vianol.

(HOPE 6th Edition page 75)

18
Struktur

(HOPE 6th Edition page 75)

Rumus C15H24O (BM= 220.35)


molekul
(HOPE 6th Edition page 75)

Titik lebur 700 C

(HOPE 6th Edition page 75)

Pemerian Butylated Hydroxytuluena merupakan kristal padat berwarna


kuning, kuning putih atau pucat dengan bau fenolik yang
samar.

(HOPE 6th Edition page 75)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol, larutan


hidroksida, alkali dan asam mineral berair. Bebas larut dalam
aseton, benzena, etanol (95%), eter, toluena, minyak tetap,
dan minyak mineral. Lebih larut dari butylated hydroxynisde
dalam minyak dan lemak makanan.

(HOPE 6th Edition page 75)

Stabilitas Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan


perubahan warna dan hilangnya aktivitas.

(HOPE 6th Edition page 76)

Inkompabilitas Butylated Hydroxytoluena adalah fenolik dan mengalami


reaksi karakteristik fenol. Hal ini tidak kompatibel dengan
oksidator kuat seperti peroksida dan permanganat. Kontak

19
dengan bahan oksidasi dapat menyebabkan pembakaran
spontan. Garam besi menyababkan perubahan warna dengan
hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan jumlah katalik asam
menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis dari
isobutena gas yang mudah terbakar.

(HOPE 6th Edition page 76)

Keterangan Alkohol digunakan sebagai antioksidan, di kosmetik,


lain makanan, dan farmasetika.

(HOPE 6th Edition page 75)

Penyimpanan Dalam wadah kedap udara dan di tempat sejuk.

(HOPE 6th Edition page 76)

Kadar b-Carotene= 0.01%


penggunaan Edible vegetable oils= 0.01%
Minyak esensial dan bahan perasa= 0.02–0.5%
Minyak dan lemak= 0.02%
Minyak ikan= 0.01–0.1%
Inhalasi= 0.01%
Injeksi IM = 0.03%
Injeksi IV= 0.0009–0.002%
Formulasi topikal= 0.0075–0.1%
Vitamin A= 10mg per million units

(HOPE 6th Edition page 75)

10. Aquadest

Zat Water (HOPE 6th Edition page 766 )

Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.

(HOPE 6th Edition page 766 )

20
Struktur

(HOPE 6th Edition page 766 )

Rumus H2O
molekul
(HOPE 6th Edition page 766 )

Titik lebur 0oC

(HOPE 6th Edition page 766 )

Pemerian Air adalah cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa.

(HOPE 6th Edition page 766 )

Kelarutan Larut dengan sebagian besar pelarut polar

(HOPE 6th Edition page 766 )

Stabilitas Secara kimia air stabil di semua bentuk fisikanya yaitu (uap,
air, cairan)

(HOPE 6th Edition page 766 )

Inkompabilitas Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat –


obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis pada
saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat dengan logam
alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah dengan
oksidasinya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air
juga bereaksi dengan garam tidak hidrat menjadi garam hidrat
dengan berbagai komposisi dan bahan organic dan kalsium
karbida.

(HOPE 6th halaman 768)

Keterangan Air sebagai bahan mentah, bahan dan pelarut pada suatu
lain proses, formula dan pembuatan dari produk kefarmasian,

21
bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.

(HOPE 6th Edition page 766 )

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

(HOPE 6th Edition page 768 )

Kadar Nilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam
penggunaan konsentrasi hingga 100%

(HOPE 6th Edition page 766 )

IV. TINJAUAN PUSTAKA EMULSI


Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase
terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi
minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa,
sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. (Depkes RI, 1995). Sedangkan
penggunaan sediaan yang dibuat yaitu untuk penggunaan topikal. Emulsi
penggunaan topikal dapat berupa lotion.
Sediaan topikal adalah sediaan yang ditujukan untuk peggunaan pada kulit
dengan tujuan untuk menghasilkan efek lokal, seperti lotio, salep, dan krim.
Sediaan topikal mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa dan zat
aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik,
sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk
cair atau padat yang membawa bahan aktif kontak dengan kulit (Sharma, 2008).
Lotion merupakan emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang
distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif didalamnya.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsisten
yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada
permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah
pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et
al., 1994).

22
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam
emulsi, terdiri atas:
a. Fase disperse/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam,
yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair
lain.
b. Fase eksternal/ fase diskontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair
dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung)
emulsi tersebut.
c. Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
2. Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen
saporis, odoris, colouris, pengawet (preservative), dan anti oksidan
(Syamsuni, 2006).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase terdispersi ataupun
eksternal, emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam air), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (Water in Oil) atau A/M (air dalam minyak), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak.
Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal (Syamsuni, 2006).
Emulsi dibuat unuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata
atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan
pemakaian emulsi adalah:
1. Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya emulsi tipe
o/w.
2. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o, tergantung
pada banyak faktor, misalnya sifat zatnya atau efek terapi yang dikehendaki
(Syamsuni, 2006).

23
V. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan


1 Oleum Olivarum 5% b/v Zat aktif
Emulgator
2 Tween 80 1,26%b/v
(HOPE 6th Edition page 550)
Emulgator
3 Span 80 3,73% b/v
(HOPE 6th Edition page 675)
Pengawet
4 S Methyl Paraben 0,2% b/v
(HOPE 6th Edition page 441)
p
Pengawet
5 e Propyl Paraben 0,02% b/v
(HOPE 6th Edition page 596)
s
Pelarut pengawet dan pengental
6 Propilen glikol 10%b/v
(HOPE 6th Edition page 592)

Emolien
7 Gliserin 15%b/v
(HOPE 6th Edition page 284)

Antioksidan
8 BHT 0,075%b/v
(HOPE 6th Edition page 75)
 Pengental
9 NaCMC 1% b/v
 (HOPE 6th Edition page 120)

10 Pasta anggur 4 tetes Pewangi

11 Oleum lavandulae 6 tetes Pewarna

Pelarut

12 Aquadest 319ml
(HOPE 6th Edition page 766)

Spesifiikasi
1. Bentuk sediaan: Emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum
2. Warna : Ungu dengan bau lavender
3. pH : 4,0-6,0
4. Kadar : 5 % (Exclusive N.A, Distribusi CENTER CHEM, INC.
Norwalk, CT Volume 01-12/05)
5. Volume : 100 ml/ botol
6. Viskositas : 400-600 mPas (400-600 cPs) pada suhu 25oC

24
VI. PENIMBANGAN
Dibuat sediaan 4 botol (@100 ml) = 400 ml
Tiap botol dilebihkan 3% = 100 ml + (3% x 100 ml)
= 103 ml
Total 4 botol = 4 x 103 ml = 412ml
Total 4 botol dilebihkan 10% = 412 ml + ( 10% x 412 ml )
= 453,2ml ≈ 500 ml
 Perhitungan HLB
HLB Oleum Olivarum= 7
Tween dan span yang digunakan= 5%
HLB Tween= 15.0 (HOPE 6thEdition page 551)
HLB Span= 4.3 (HOPE 6thEdition page 678)
2,7
Tween 80 = 15 2,7 = 10,7 x 5%= 1,26%

7
8
Span = 4,3 8 + = 10,7 x 5%= 3,73%

10,7

No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang


5g
1 Oleum olivarum x 500 ml= 25 g
100 ml
1,26 g
2 Tween 80 x 500 ml= 6,3 g
100 ml
3,73 g
3 Span 80 x 500 ml= 18,65 g
100 ml
0,2 g
4 Methyl Paraben x 500 ml= 1 g
100 ml
0,02 g
5 Propyl paraben x 500 ml= 0,1 g
100 ml
10 g
6 Propilen glikol x 500 ml= 50 g
100 ml
15 g
7 Gliserin x 500 ml= 75 g
100 ml
0,075 g
8 BHT x 500 ml= 0,375 g
100 ml
1g
9 NaCMC x 500 ml= 5 g
100 ml

10 Pasta anggur Tetes


11 Oleum lavandulae Tetes
12 Aquadest 500ml-

25
(25+6,3+18,65+1+0,1+50+75+0,375+5)g=
3`8,575ml= 319ml

VII. PROSEDUR PEMBUATAN


 Pembuatan Air Bebas CO2
1. Diambil ± 1L air ke dalam beaker glass 1L
2. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1L, lalu panaskan di tas hotplate
3. Setelah air mendidih, kemudian ditunggu sampai 30 menit atau lebih
4. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, erlenmeyer 1L ditutup
menggunakan gumpalan kapas
5. Jika sudah tertutup rapat, matikan api, dinginkan.

 Kalibrasi Botol Coklat 100mL


1. Dimasukkan air keran sebanyak 103mL ke dalam gelas ukur 500mL
2. Dituangkan air dalam gelas ukur ke dalam botol coklat 100mL
3. Ditandai batas kalibrasi dan buang airnya, keringkan
4. Diulangi prosedur 1 sampai 3 pada ketiga botol lainnya.

 Penimbangan Bahan
1. Ditimbang Oleum olivarum sebanyak 25g menggunakan beaker glass
100ml di atas timbangan analitik.
2. Ditimbang Tween 80 sebanyak 6,3g menggunakan cawan penguap di atas
timbangan analitik.
3. Ditimbang Span 80 sebanyak 18,65 menggunakan cawan penguap di atas
timbangan analitik.
4. Ditimbang Methyl paraben sebanyak 1g menggunakan kertas perkamen di
atas timbangan analitik.
5. Ditimbang Propyl paraben sebanyak 0,1g menggunakan kertas perkamen
di atas timbangan analitik.
6. Ditimbang Propilen glikol sebanyak 50g menggunakan beaker glass 100ml
di atas timbangan analitik.
7. Ditimbang Gliserin sebanyak 75g menggunakan beaker glass 100ml di atas
timbangan analitik.

26
8. Ditimbang BHT sebanyak 0,375g menggunakan kertas perkamen di atas
timbangan analitik.
9. Diukur aquadest sebanyak 319ml menggunakan beaker glass 500ml dengan
gelas ukur 500ml.

 Pembuatan gel CMC Na


1. Siapkan mortir. Isi dengan aquadest yang telah diukur secukupnya.
2. Taburkan CMC Na yang telah ditimbang secara perlahan-lahan sedikit
demi sedikit ke dalam mortir.
3. Biarkan hingga CMC Na terbasahi air. Jika ada yang belum terbasahi,
teteskan dengan aquadest menggunakan pipet tetes sampai seluruh CMC
Na terbasahi
4. Aduk dengan cepat dengan menggunakan stamper, tambahkan aquadest
sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes sambil diaduk hingga
homogen dan terbentuk massa gel CMC Na.

METODE FUSI
 Pembuatan Fase luar
1. Larutkan Methyl paraben yang telah ditimbang dengan propilen glikol yang
telah ditimbang secukupnya sampai larut, masukkan ke dalam beaker glass
aquadest (500ml), aduk homogen.
2. Larutkan Propyl paraben yang telah ditimbang dengan propilen glikol yang
telah ditimbang secukupnya sampai larut, masukkan ke dalam beaker glass
aquadest (500ml), aduk homogen.
3. Masukkan Tween 80 yang telah ditimbang ke dalam beaker glass aquadest
(500ml), aduk homogen.
4. Masukkan gliserin yang telah ditimbang ke dalam beaker glass aquadest
(500ml), aduk homogen.
5. Masukkan propilen glikol ke dalam beaker glass aquadest (500ml), aduk
homogen.
6. Panaskan fase luar (air) di atas hot plate dengan suhu 60-700C.

27
 Pembuatan Fase Dalam
1. Siapkan beaker glass 250ml
2. Larutkan BHT yang telah ditimbang dengan sedikit oleum olivarum yang
telah ditimbang di dalam cawan penguap. Aduk dengan menggunakan
batang pengaduk ad larut, sisihkan.
3. Masukkan Oleum olivarum ke dalam beaker glass 250ml.
4. Masukkan span 80 yang telah ditimbang ke dalam beaker glass 250ml,
aduk homogen.
5. Panaskan fase dalam (minyak) di atas hot plate dengan suhu 60-700C.

 Pembuatan Emulsi Oleum Olivarum


1. Siapkan beaker glass 500ml.
2. Masukkan fase luar yang telah dipanaskan dengan suhu 60-700C ke dalam
beaker glass 500ml.
3. Masukkan fase dalam yang telah dipanaskan dengan suhu 60-700C ke
dalam beaker glass 500ml.
4. Aduk dengan menggunakan alat mixing sampai terbentuk massa emulsi.
5. Masukkan emulsi sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi gel
NaCMC, aduk dengan menggunakan stamper ad homogen. Masukkan
campuran tersebut ke dalam beaker glass 500ml. Aduk dengan
menggunakan alat mixing ad homogen.
6. Masukkan BHT yang telah dilarutkan sebelumnya ke dalam beaker glass
500ml. Aduk ad homogen.
7. Masukkan pasta anggur sebanyak 4 tetes ke dalam beaker glass 500ml.
Aduk dengan menggunakan batang pengaduk ad homogen.
8. Masukkan oleum lavandulae sebanyak 6 tetes ke dalam beaker glass 500ml.
Aduk dengan menggunakan batang pengaduk ad homogen.
9. Lakukan pengujian pH apakah sudah mencapai pH yang diinginkan atau
belum. Jika belum tambahkan HCl 0,1N atau NaOH 0,1N secukupnya
sampai mencapai pH yang diinginkan.
10. Masukkan ke dalam botol-botol yang telah dikalibrasi sebelumnya, tutup
botol, beri etiket dan brosur, masukkan ke dalam wadah sekunder.

28
VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

No Prinsip Jumlah
Jenis evaluasi Hasil pengamatan Syarat
evaluasi sampel
1.
FISIKA

Evaluasi
Warna pink, bau Warna ungu, bau
Organoleptik meliputi uji bau 3 botol
1.1 lavender levender
dan warna
Teteskan sedikit Zat warna terlarut
emulsi pada dan berdifusi
kaca arloji, homogen pada
tambahkan Tipe m/a (minyak fase eksternal
1.2 Tipe emulsi 1 botol
metilen blue. dalam air) berupa air
Amati (Martin, Farmasi
perubahan yang Fisika hlm 1144-
terjadi. 1145)
Pengukuran Pengukuran pH
pH dilakukan
1.3 1 botol 6,0 4,0-6,0
menggunakan
indikator.
Tuang isi
perlahan-lahan Tidak ada satu
dari dalam wadah pun
wadah ke dalam volumenya
Volume gelas ukur kurang dari 95%
1 botol 98ml
1.4 terpindahkan kering dan telah dari volume yang
dikalibrasi tertera pada etiket
secara hati-hati ( FI V halaman
(FI V halaman 1615)
1614)
Bobot jenis Gunakan g Bobot jenis suatu
1.5 3 botol 1,004 ⁄ml
(FI V hal piknometer zat adalah hasil

29
1553) yang bersih dan yang diperoleh
kering, timbang dengan membagi
piknometer bobot zat dengan
kosong (W1) bobot air dalam
lalu isi dengan piknometer.
air suling dan (FI V hal 1553)
timbang (W2).
Buang air
suling tersebut,
keringkan
piknometer lalu
isi dengan
cairan yang
akan diukur BJ
nya dan
timbang (W3).
Hitung dengan
rumus :
𝑤 −𝑤
dt = 𝑤3 −𝑤1
2 1

Pengujian
dilakukan
menggunakan
viscometer
400-600 mPas
Viskositas stormer
1.6 1 botol 600 Cps (400-600 cPs)
(Modul
pada suhu 25oC
Praktikum
Farmasi Fisika,
2002 hlm 17-
18)
Homogenitas Mengamati Partikel
(Goeswin keseragaman berukuran
1.7 1 botol Homogen
Agus, distribusi dan seragam dan
teknologi ukuran partikel terdistribusi

30
farmasi dan di kaca arloji. secara merata
liquida hlm dinyatakan
127) sebagai homogen.
Tuangkan
sediaan 1 botol
ke dalam gelas
ukur, tutup
dengan kertas
perkamen,
amati creaming
yang terjadi tiap
0’, 1 hari, 6
Volume hari, dan 7 hari.
creaming Setiap selang 0’= ƒ= 1
(Teori dan waktu sesuai 1 hari= ƒ= 1
Praktek dengan yang Nilai ƒ tidak lebih
1.8 1 botol 6 hari= ƒ= 1
Farmasi telah dari 1
7 hari= ƒ= 1
Industri ditentukan,
Lachman, 3 ed lakukan 8 hari= ƒ= 1
hlm 492-493) pengamatan,
Ukur volume
sediaan (Ho)
dan volume
sediaan yang
jernih (Hv),
hitung dengan
rumus:

𝐇𝐯
ƒ= 𝐇𝐨

Penentuan
Ukuran globul
ukuran globul
1.9 Ukuran globul 1 botol Merata terdistribusi
rata-rata dan
merata
distribusinya

31
dalam selang
waktu tertentu
dengan
menggunakan
mikroskop
2. KIMIA
Identifikasi
2.1 3 botol
sediaan
Penetapan
2.2 kadar zat aktif 3 botol
sediaan
3. BIOLOGI
a. Jumlah bakteri
viabel pada hari
ke 14 berkurang
hingga tidak lcbih
dari 0,1% dari
jumlah awal.
b. jumlah kapang
dan -khamir
viable selama 14
Uji efektivitas
Menggunakan hari pertama
pengawet
3.1 mikroba uji 3 botol adalah tetap atau
(FI IV hlm
dalam agar kurang dari
854)
jumlah awal
c. Jumlah tiap
mikroba uji
selama hari
tersisa dari 28
hari pengujian
adalah tetap atau
kurang
danbilangan yang

32
disebut pada a
dan b.

 Perhitungan bobot jenis


W1= 13,564 gram
W2= 23,147 gram
W3= 23,178 gram
= 23,043 gram
= 23,524 gram
69,745 gram
Rata- rata W3 = 3

= 23,25 gram
BJ = W3-W1
W2-W1
23,25g−13,564g
= 23,147g−13,564g
9,686g
= 9,583g
g
= 1,004 ⁄ml

 Perhitungan volume creaming


Hv 98ml
0’ = Ho = 98ml = 1
Hv 98ml
1 hari = Ho = 98ml = 1
Hv 98ml
6 hari = Ho = 98ml =1
Hv 98ml
7 hari = Ho = 98ml =1
Hv 98ml
8 hari = Ho = 98ml =1

IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan emulsi dengan bahan aktif Oleum
olivarum. Formula yang digunakan yaitu Oleum Olivarum sebanyak 5%, Tween
80 sebanyak 1,26%, Span 80 sebanyak 3,73%, Methyl Paraben sebanyak 0,2%,
Propyl Paraben sebanyak 0,02%, Propilen glikol sebanyak 10%, Gliserin
sebanyak 15%, BHT sebanyak 0,075%, NaCMC sebanyak 1%, Pasta anggur

33
sebanyak 4 tetes, Oleum lavandulae sebanyak 6 tetes, dan Aquadest sebanyak
319ml.
Sediaan yang akan dibuat berupa emulsi dengan bahan aktif Oleum Olivarum
dengan dosis oleskan dua kali sehari pada kulit yang kering (Kiech-Kohlendorfer,
Ursula, dkk. 2008). Khasiat dari oleum olivarum untuk penggunaan topikal yaitu
sebagai emolien, untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk
melunakkan kotoran telinga (Rowe, 2009).
Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang sangat kaya akan minyak. Minyak
ini mengandung sejumlah difenol, seperti hydroxytyrosol (HT) dan oleuropein
(OE), dalam jumlah sampai 800mg per liter. Antioksidansia kuat ini berperan bagi
stabilitas dan shelf-life panjang dari minyak zaitun, artinya tidak mudah
teroksidasi dan menjadi tengik seperti minyak nabati lainnya bila disimpan lama.
Minyak zaitun dapat dipanaskan sampai 2200C sebelum diubah menjadi bentuk-
transnya, sedangkan minyak lain sudah dirombak pada suhu 180-1900C. Zat-zat
fenol tersebut juga menghindari oksidasi dari LDL-kolesterol dan terjadinya
aerosklerose (Tjay Tan, dkk. 2007).

Bahan aktif yang digunakan yaitu minyak zaitun, minyak tidak larut dalam air
(Depkes RI, 2014), maka dibuat sediaan emulsi. Untuk mencegah penggabungan
kembali globul-globul yang dapat membentuk satu fase tunggal yang memisah
sehingga proses penggabungan menjadi terhalang, ditambahkan emulgator yaitu
tween 80 dan span 80 (Rowe, 2009) untuk mencegah penggabungan kembali
globul-globul yang dapat membentuk satu fase tunggal yang memisah sehingga
proses penggabungan menjadi terhalang. Sediaan disimpan dalam jangka waktu
lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung air sebagai nutrisi dan
medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi
mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, yaitu Methyl paraben dan propyl
paraben (Rowe, 2009). Methyl paraben dan propyl paraben inkompatibel dengan
surfaktan, maka methyl paraben dan propyl paraben dilarutkan dalam propilen
glikol (Rowe, 2009), karena propilen glikol telah terbukti dapat mempotensiasi
aktivitas antimikroba dan mencegah terjadinya interkasi antara paraben dengan
polisorbat.

Bahan aktif mudah teroksidasi (Rowe, 2009), maka bahan aktif ditambahkan
antioksidan yaitu BHT (Butylated Hydroxytoluene). Bahan aktif stabil terhadap

34
panas sampai suhu 2200C (Tjay Tan, dkk. 2007), maka bahan aktif disertakan
dalam pemanasan dengan fase minyak lainnya. Bahan aktif tidak ditemukan pH
stabilitas di pustaka The Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope
Indonesia edisi IV dan V, dan journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan
sendiri menyesuaikan dengan pengawet yang digunakan yaitu 4,0-6,0 dengan pH
aktivitas antimikroba 4-8. Untuk mencapai pH sediaan yang di inginkan,
ditambahkan adjust pH HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N (jika perlu). Untuk
meningkatkan viskositas dari sediaan, ditambahkan NaCMC (Rowe, 2009)
sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas sediaan yang dibuat.

Bahan aktif harus terlindung dari cahaya (Sweetman, S.C. 2009), maka
digunakan botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan. Agar warna dan bau
sediaan lebih menarik, ditambahkan pewarna Pasta Anggur flavouring agent
Oleum Lavandulae agar warna dan bau sediaan lebih menarik dan meningkatkan
akseptabilitas terhadap pasien. CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat
terlarut ke dalam air dan membentuk ion H+ sehingga dapat mengubah pH
sediaan, maka digunakanlah pelarut air bebas CO2. Pada pembuatan sediaan tiap
botol dilebihkan 3% yaitu menjadi 103ml, ini dilakukan untuk menjamin
kehilangan volume pada setiap botol sesuai yang tertera pada label dan etiket dan
memenuhi syarat volume terpindahkan. Untuk volume total juga dilebihkan
sebanyak 10% untuk menjamin agar tidak terjadi kehilangan volume total sediaan.

Eksipien yang digunakan diantaranya: Tween 80 sebanyak 1,26%, Span 80


sebanyak 3,73%, Methyl Paraben sebanyak 0,2%, Propyl Paraben sebanyak
0,02%, Propilen glikol sebanyak 10%, Gliserin sebanyak 15%, BHT sebanyak
0,075%, NaCMC sebanyak 1%, Pasta anggur sebanyak tetes, Oleum lavandulae
sebanyak tetes, dan Aquadest sebanyak 319ml.

Sediaan dibuat secara berurutan mulai dari kalibrasi yang terdiri dari kalibrasi
botol coklat 100ml, penimbangan bahan, pembuatan gel NaCMC, pembuatan
metode fusi yaitu pembuatan fase luar, fase dalam, dan pembuatan emulsi oleum
olivarum. Selama praktikum saya melakukan penimbangan bahan, pembuatan
sediaan untuk optimasi, pembuatan fase luar dan fase dalam.

Setelah sediaan dibuat dan dimasukkan ke masing-masing botol yang telah


dikalibrasi sebelumnya, lalu dilakukan evaluasi organoleptik, yaitu meliputi

35
evaluasi bau dan warna. Sediaan yang telah jadi memiliki bau lavender dan warna
pink.
Evaluasi tipe emulsi. Teteskan sedikit emulsi pada kaca arloji, tambahkan
metilen blue, amati perubahan yang terjadi. Syaratnya yaitu zat warna terlarut dan
berdifusi homogen pada fase eksternal berupa air. Hasil yang diperoleh yaitu
sediaan termasuk ke dalam tipe m/a (minyak dalam air).

Evaluasi pengujian pH sediaan. Sediaan diukur pHnya menggunakan pH


indikator dengan cara mencelupkan indikator ke dalam sediaan dan disamakan
warnanya dengan pH yang tersedia, pH yang diperoleh yaitu 6,0.

Evaluasi volume terpindahkan (Depkes RI, 2014). 1 botol dituangkan ke


dalam gelas ukur 500 ml, ditutup dengan kertas perkamen, dan diukur volume
dalam gelas ukur. Diperoleh volume yaitu 98ml. Pada evaluasi volume
terpindahkan, syaratnya yaitu tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari
95% dari volume yang tertera pada etiket (Depkes RI, 2014). Hasil volume
sediaan yang diperoleh yaitu 98ml (tidak kurang dari 95%). Sediaan dapat
dinyatakan memenuhi syarat evaluasi.
Evaluasi bobot jenis (Depkes RI, 2014). Piknometer yang bersih dan kering
ditimbang di atas timbangan analitik saat kosong sebagai W1, saat diisi aquadest
sebagai W2, dan saat diisi sediaan sebagai W3. Lalu dihitung menggunakan rumus
bobot jenis, diperoleh bobot jenis sediaan yaitu 1,004 g/ml.
Evaluasi viskositas. Pengujian dilakukan menggunakan viscometer stormer.
Viskositas sediaan yang diperoleh yaitu 600cP.
Evaluasi homogenitas. Teteskan menggunakan pipet tetes sediaan dari dalam
botol ke kaca arloji, ratakan dengan sudip, amati ukuran partikelnya. Syaratnya
yaitu jika ukuran partikel yang sama semua disebut homogen dan jika ukuran
partikel ada yang berbeda disebut tidak homogen. Hasil pengamatan yang
diperoleh yaitu sediaan termasuk homogen karena ukuran partikelnya sama
semua.
Evaluasi volume creaming. Tuangkan sediaan 1 botol ke dalam gelas ukur,
tutup dengan kertas perkamen, amati creaming yang terjadi tiap 0’, 1 hari, 6 hari,
dan 7 hari. Setiap selang waktu sesuai dengan yang telah ditentukan, lakukan
pengamatan, ukur volume sediaan (Ho) dan volume sediaan yang jernih (Hv),
hitung dengan membagi volume sediaan (Ho) dan volume sediaan yang jernih

36
(Hv). Syaratnya yaitu nilai ƒ tidak lebih dari 1. Hasil yang diperoleh yaitu pada
0’ nilai ƒ= 1, pada 1 hari nilai ƒ= 1, pada 6 hari nilai ƒ= 1, pada 7 hari nilai ƒ= 1,
dan pada 8 hari nilai ƒ= 1. Berdasarkan hasil evaluasi volume creaming sediaan
dapat dinyatakan baik dari 1 hari sampai dengan hari 8 dengan nilai ƒ sama
dengan 1. Pengukuran bagian volume yang jernih di lihat dari bagian yang tidak
terdapat partikel melayangnya atau dengan kata lain sama dengan jernih, bagian
tersebut yang dapat dikatakan sebagai Hv sehingga dapat diukur bagian yang
jernihnya. Semakin lama sediaan dibiarkan, creaming yang terbentuk semakin
sedikit dan volume yang jernihnyapun semakin bertambah sehingga nilai ƒ
semakin mendekati 1 dan sediaan dapat dinyatakan baik.

Evaluasi penentuan ukuran globul. Penentuan ukuran globul rata-rata dan


distribusinya dalam selang waktu tertentu dengan menggunakan mikroskop.
Syaratnya yaitu ukuran globul terdistribusi merata. Hasil yang diperoleh yaitu
ukuran globul merata.

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi


syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi
persyaratan namun merupakan parameter kritis. Parameter kritis dari sediaan
yang dibuat yaitu pada saat pengadukan yang konstan dan suhu saat pemanasan
fase internal dan eksternal (60-700C).

Dalam pembuatan, pada formula tidak digunakan NaCMC sebagai pengental


namun dikhawatirkan sediaan yang telah jadi tidak akan menjadi kental karena
sediaan yang dibuat untuk penggunaan topikal dan berupa lotion. Maka dari itu
ditambahkan NaCMC 1% untuk meningkatkan viskositas sediaan.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu membuat emulsi olive oil


metode fusi dengan memperkirakan HLB yang cocok untuk sediaan, diperoleh
HLB yang cocok yaitu 7. Artinya HLB Olive oil sama dengan 7. Cara
mengetahui HLB yang tidak cocok dapat dilihat pada sediaan yang telah jadi
dan dibiarkan selama kurang lebih 1 jam dan diamati, jika terbentuk creaming
maka HLB yang digunakan baik dan cocok. Jika terbentuk creaming artinya
HLB dari zat aktifnya tidak cocok, dengan demikian HLB harus dirubah, bisa
diturunkan atau dinaikkan nilai HLBnya.

37
X. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan


1 Oleum Olivarum 5% b/v Zat aktif
Emulgator
2 Tween 80 1,26%b/v
(HOPE 6th Edition page 550)
Emulgator
3 Span 80 3,73% b/v
(HOPE 6th Edition page 675)
Pengawet
4 Methyl Paraben 0,2% b/v
(HOPE 6th Edition page 441)
Pengawet
5 Propyl Paraben 0,02% b/v
(HOPE 6th Edition page 596)
Pelarut pengawet dan pengental
6 Propilen glikol 10%b/v
(HOPE 6th Edition page 592)
Emolien
7 Gliserin 15%b/v
(HOPE 6th Edition page 284)
Antioksidan
8 BHT 0,075%b/v
(HOPE 6th Edition page 75)
Pengental
9 NaCMC 1% b/v
(HOPE 6th Edition page 120)
10 Pasta anggur 4 tetes Pewangi

11 Oleum lavandulae 6 tetes Pewarna


Pelarut
12 Aquadest 319ml
(HOPE 6th Edition page 766)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
 Sediaan memiliki khasiat sebagai emolien, untuk melembutkan kulit, sebagai
lotion untuk pijat, dan untuk melunakkan kotoran telinga
 Sediaan memiliki bau lavender dan warna merah muda.
 Sediaan homogen dan memiliki ukuran globul yang merata
 Tipe emulsi sediaan yang dibuat yaitu tipe m/a (minyak dalam air)
 pH sediaan= 6,0
 Viskositas sediaan= 600 Cps

38
g
 Bobot jenis sediaan= 1,004 ⁄ml

 Evaluasi volume terpindahkan= 98 ml (< dari 95%)


 Nilai ƒ pada evaluasi volume creaming= 1

XI. DAFTAR PUSTAKA


Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung: Penerbit
ITB

BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and
the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.

Council of Europe. 2001. European Pharmacopoeia, Fifth Edition. Europe:


Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe (EDQM)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,edisi


IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia,edisi


V, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Lawrence. 2007. United States Pharmacopeia 30 - National Formulary 25.


United States:

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

zThe Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The
Pharmaceutical Codex, 12th ed, Principles and Practice of Pharmaceutik.
London: Pharmaceutical Press.

39
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
6th ed.,London : Pharmaceutical Press.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London:


Pharmaceutical Press.
The Departemen of Health, Social Service and Public Safety. 2009. British
Pharmacopoeia. London: Pharmaceutical Press.

The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan:
Ministry of Health.

Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara,
Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya) Edisi keenam. Jakarta: PT. ELEX
MEDIA KOMPUTINDO.

40
XII. LAMPIRAN

KEMASAN

41
ETIKET

42
BROSUR

Olive Lotion®
Olive Oil Emulsion

KOMPOSISI:
Tiap 5 ml mengandung:
Oleum Olivarum…………………..0,25g

FARMAKOLOGI

Olive® Lotion mengandung Oleum Olivarum yang digunakan untuk


melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk melunakkan kotoran telinga..
Minyak zaitun dibuat dari buah zaitun yang sangat kaya akan minyak. Minyak ini
mengandung sejumlah difenol, seperti hydroxytyrosol (HT) dan oleuropein (OE), dalam
jumlah sampai 800mg per liter. Antioksidansia kuat ini berperan bagi stabilitas dan shelf-
life panjang dari minyak zaitun, artinya tidak mudah teroksidasi dan menjadi tengik seperti
minyak nabati lainnya bila disimpan lama. Minyak zaitun dapat dipanaskan sampai 220 0C
sebelum diubah menjadi bentuk-transnya, sedangkan minyak lain sudah dirombak pada
suhu 180-1900C. Zat-zat fenol tersebut juga menghindari oksidasi dari LDL-kolesterol dan
terjadinya aeroskleros.

INDIKASI
Untuk melembutkan kulit, sebagai lotion untuk pijat, dan untuk melunakkan kotoran
telinga.

ATURAN PAKAI
Oleskan dua kali sehari pada kulit kering

KONTRAINDIKASI
-

EFEK SAMPING
-

SIMPAN DI BAWAH SUHU 250C DALAM BOTOL TERTUTUP RAPAT.


LINDUNGI DARI CAHAYA.

JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK

OBAT LUAR

No. Reg. DBL 1500600632A1

PT. PHARAFAM FARMA


BANDUNG – INDONESIA

43

Anda mungkin juga menyukai